Burhanuddin Ulakan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
MarDumai (bicara | kontrib)
 
(37 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{bedakan|Burhanuddin Kuntu}}
'''Burhanuddin Ulakan Pariaman''' atau dikenal dengan sebutan '''Syeikh Burhanuddin Ulakan''' (lahir tahun [[1646]] di [[Sintuk, Sintuk Toboh Gadang, Padang Pariaman|Sintuk]], [[Sintuk Toboh Gadang, Padang Pariaman|Sintuk Toboh Gadang]], [[Kabupaten Padang Pariaman]] - meninggal [[20 Juni]] [[1704]] pada umur 58 tahun) adalah ulama yang berpengaruh di daerah [[Minangkabau]] sekaligus ulama yang menyebarkan [[Islam]] di [[Kerajaan Pagaruyung]].<ref name="Ensiklopedi">{{cite book|author=H.M. Bibit Suprapto|title=Ensiklopedi Ulama Nusantara|publisher=Gelegar Media Indonesia|year=2009|id=ISBN 979-980-6611-14-5}} Halaman 286-289.</ref><ref name="relasi">[http://www.relasidata.com/2845/94/43/burhanuddin-ulakan-kematian-1704.htm www.relasidata.com: Burhanuddin Ulakan, Kematian 1704]. Diakses 29 April 2014</ref> Selain itu ia terkenal sebagai pahlawan pergerakan [[Islam]] melawan penjajahan [[VOC]].<ref name="relasi"/> Ia juga dikenal sebagai ulama sufi pengamal (''Mursyid'') [[Tarekat Syattariyah|Tarekat Shatariyah]] di daerah Minangkabau, [[Sumatera Barat]].<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="karomah">{{cite book|author=Samsul Munir Amin|title=Karomah Para Kiai|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|year=2008|id=ISBN 978-979-8452-49-9}} Halaman 304-307.</ref>
{{Infobox Ulama Muslim
|notability = Syekh Burhanuddin Ulakan
|image =
|caption =
|jalur_ayah =
|jalur_ibu =
|nasab =
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m =
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m = 1646
|tempat_lahir = Padang Pariaman
|negara_dilahirkan = [[Sintuk, Sintuk Toboh Gadang, Padang Pariaman]] <!-- Hindari penggunaan ikon bendera -->
|nama_ayah =
|nama_ibu =
|nama_lahir = Pono
|hari_lahir =
<!-- ----------- -->
|glr_islam_dpn = [[Syekh]]
|gelar_aka_dpn =
|glr_tengah =
|gelar_aka_akhir =
|gelar_bangsawan =
|gelar_adat =
|gelar_lainnya1 =
|gelar_lainnya2 =
|gelar_lainnya3 =
<!-- ---------------- -->
|kunya =
|name = Burhanuddin
|nama_arabic =
|nisbah = [[Ulakan Pariaman]]
|nama_lainnya =
<!-- ---------------- -->
|etnis =
|nationality =
|marga =
|negara1 =
|negara2 =
|negara3 =
<!-- ---------------- -->
|guru1 = [[Syekh Madinah]]
|guru2 = [[Abdurrauf Singkil|Syekh Abdur Rauf as-Singkili]]
|guru3 =
 
|children = Syekh Abdullah Faqih
<!-- ---dakwah ketokohan- -->
|judul1 = Pimpinan
|sub1 = [[Pesantren]]
|mulai1 =
|selesai1 =
|pendahulu1 =
|pengganti1 = [[Syekh Abdullah Faqih]]
|judul2 = [[Guru Mursyid]]
|sub2 = [[Tarekat Syattariyah|Tarekat Shatariyah]]
|mulai2 =
|selesai2 =
|pendahulu2 =
|penggant2 =
|judul3 =
|sub3 =
|mulai3 =
|selesai3 =
|pendahulu3 =
|penggant3 =
|judul4 =
|sub4 =
|mulai4 =
|selesai4 =
|pendahulu4 =
|pengganti4 =
|thariqah_sunni_1 = [[Tarekat Syattariyah|Tarekat Shatariyah]]
<!-- ---kewafatan------ -->
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat = Padang Pariaman
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m = 20
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m = Juni
|thn_wafat_h =
|thn_wafat_m = 1704
|hari_dimakamkan =
|tempat_makam =
|negara_makam =
}}
'''Burhanuddin Ulakan Pariaman''' atau dikenal dengan sebutan '''Syekh Burhanuddin Ulakan''' (lahir tahun [[1646]] di [[Sintuk, Sintuk Toboh Gadang, Padang Pariaman|Sintuk]], [[Sintuk Toboh Gadang, Padang Pariaman|Sintuk Toboh Gadang]], [[Kabupaten Padang Pariaman]] - meninggal [[20 Juni]] [[1704]] pada umur 58 tahun) adalah ulama yang berpengaruh di daerah [[Minangkabau]].<ref name="Ensiklopedi">{{cite book|author=H.M. Bibit Suprapto|title=Ensiklopedi Ulama Nusantara|publisher=Gelegar Media Indonesia|year=2009|id=ISBN 979-980-6611-14-5}} Halaman 286-289.</ref><ref name="relasi">[http://www.relasidata.com/2845/94/43/burhanuddin-ulakan-kematian-1704.htm www.relasidata.com: Burhanuddin Ulakan, Kematian 1704] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160310130756/http://www.relasidata.com/2845/94/43/burhanuddin-ulakan-kematian-1704.htm |date=2016-03-10 }}. Diakses 29 April 2014</ref> Ia merupakan [[ulama sufi]] (''[[mursyid]]'') pengamal [[Tarekat Syattariyah|Tarekat Shatariyah]] di daerah Minangkabau.<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="karomah">{{cite book|author=Samsul Munir Amin|title=Karomah Para Kiai|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|year=2008|id=ISBN 978-979-8452-49-9}} Halaman 304-307.</ref>
 
Meski banyak indikasi yang menunjukan bahwa Syekh Burhanuddin bukan ulama yang pertama yang memperkenalkan Islam di [[Minangkabau]], tetapi ia nampaknya merupakan ulama penting pertama yang mendirikan [[surau]] sebagai pusat keagamaan.<ref>{{Cite book|last=Sefriyono|date=2018-08-29|url=https://books.google.co.id/books?id=2p5nEAAAQBAJ&pg=PA109&dq=surau+syekh+burhanuddin+%221680%22&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjIgJfB7p73AhUsRmwGHUdhCuQQ6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=surau%20syekh%20burhanuddin%20%221680%22&f=false|title=Kearifan Lokal Bagi Pencegahan Radikalisme di Luhak dan Rantau Minangkabau|publisher=Sakata Cendekia|isbn=978-602-5809-02-6|language=id}}</ref>
 
== Kehidupan awal dan pendidikan ==
Syeikh Burhanuddin lahir dengan nama Pono.<ref name="Ensiklopedi"/> Ia lahir di Ulakan (Pariaman), sebuah desakecamatan di dekatKabupaten [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]]Pariaman.<ref name="karomah"/> Masa kecilnya belum banyak mengenal ajaran Islam, dikarenakan orang tua serta lingkungan masyarakatnya belum banyak mengenal ajaran tersebut.<ref name="Ensiklopedi"/> Ketika kecil, ia dan ayahnya masih memeluk agama [[Budha]].<ref name="karomah"/> Namun kemudian, atas ajakan dan dakwah seorang pedagang [[Gujarat]] yang saat itu menyebarkan agama Islam di Pekan Batang Bengkawas (sekarang Pekan Tuo), Syeikh Burhanuddin dan ayahnya kemudian meninggalkan agama Budha dan masuk agama Islam.<ref name="karomah"/>
 
Menginjak usia dewasa, Syeikh Burhanuddin mulai merantau dan meninggalkan tempat orang tuanya.<ref name="Ensiklopedi"/> Syekh Burhanuddin pernah belajar di [[Aceh]] dan berguru kepada [[Abdurrauf Singkil|Syekh Abdur Rauf as-Singkili]], seorang Mufti [[Kesultanan Aceh|Kerajaan Aceh]] yang berpegaruh, yang pernah menjadi murid dan penganut setia ajaran Syekh [[Ahmad al-Qusyasyi]] dari [[Madinah]].<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="kompas">[http://www.kompas.com/gayahidup/news/0404/01/191728.htm "Chaerul Umam: Islam Dalam Karya Visual Masih Minim"], [[Kompas (surat kabar)|Kompas]], [[1 April]] [[2004]]</ref> Oleh Syekh Ahmad keduanya diberi wewenang untuk menyebarkan agama Islam di daerahnya masing-masing.<ref name="kompas"/>
Baris 8 ⟶ 103:
Selama sepuluh tahun, Syeikh Burhanuddin banyak belajar ilmu-ilmu keislaman maupun [[tarekat]] dari gurunya, [[Abdurrauf Singkil|Syekh Abdur Rauf as-Singkili]].<ref name="Ensiklopedi"/> Ia mempelajari ilmu-ilmu [[Bahasa Arab]], [[tafsir]], [[Hadits|hadis]], [[fikih]], [[tauhid]], [[akhlak]], [[tasawuf]], [[aqidah]], [[Syariat Islam|syari'ah]] dan masalah-masalah yang menyangkut tarekat, [[hakikat]] dan [[makrifat]].<ref name="Ensiklopedi"/>
 
== Mendirikan pesantren dan menegembangkanmengembangkan tarekat Shatariyah ==
[[Berkas:Surau Gadang Syekh Burhanuddin 2020 01.jpg|jmpl|Surau Gadang Syekh Burhanuddin]]
Setelah beberapa tahun menuntut ilmu di Aceh, Syeikh Burhanuddin kembali ke tempat asalnya, Minangkabau, untuk menyebarkan ajaran Islam di sana.<ref name="karomah"/> Pada tahun 1680, ia kembali ke Ulakan dan mendirikan surau di Tanjung Medan yang terletak di kompleks seluas sekitar lima hektare.<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="karomah"/> Di sana, ia menyebarkan ajaran Islam sekaligus mengembangkan Tarekat Sathariyah.<ref name="karomah"/> Di surau inilah beberapa aktivitas keagamaan dan sosial dilakukan, seperti [[Salat lima waktu|shalat lima waktu]], belajar ilmu agama, musyawarah, berdakwah, termasuk berkesenian dan mempelajari ilmu [[bela diri]].<ref name="puslitbang">[http://lektur.kemenag.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=59&Itemid=93 www.lektur.kemenag.go.id: Penelitian Rumah Ibadah Bersejarah: Surau Gadang Syekh Burhanuddin Ulakan Padang Pariaman Sumate]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Diakses 29 April 2014</ref> Surau ini kemudian berkembang pesat dan menjadi sebuah [[Pondok Pesantren]].<ref name="Ensiklopedi"/> Syeikh Burhanuddin memperoleh penghormatan yang luar biasa oleh masyarakat, sehingga ajaran yang ia bawa mudah diterima di sana.<ref name="karomah"/> Selain itu, mulai banyak murid dan [[santri]] yang berdatangan untuk berguru kepadanya, baik dari wilayah Minangkabau sendiri, [[Riau]], [[Jambi]], [[Malaka]], maupun dari daerah-daerah lain.<ref name="Ensiklopedi"/>
 
Melalui pesantren asuhannya, Syeikh Burhanuddin mengajarkan berbagai disiplin ilmu keislaman kepada para santrinya, seperti ilmu tafsir, hadis, fikih, akidah, dan lain-lain.<ref name="Ensiklopedi"/> Selain itu, ia juga mendakwahkan Islam melalui pengajian kepada warga masyarakat.<ref name="Ensiklopedi"/> Atas usaha Syeikh Burhanuddin tersebut, ajaran Islam cepat menyebar di wilayah Minangkabau.<ref name="Ensiklopedi"/>
[[Berkas:Jamaah Shatariyah.jpg|thumb|300px|Jama'ah Tarekat Shatariyah di Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat]]
 
{{Chart top|width=100%|collapsed=yes|Silsilah Syattariyah di Ulakan<ref>{{cite book|last=Fathurrahman|first=Oman|author-link=Oman Fathurrahman|date=2016|title=Shaṭṭārīyah silsilah in Aceh, Java, and the Lanao area of Mindanao|location=Tokyo|publisher=ILCAA [[Universitas Tokyo|Tokyo University]]|language=en|isbn=978-4-86337-225-2}}</ref>}}
Setelah tiga puluh tahun menuntut ilmu di Aceh, Syeikh Burhanuddin kembali ke tempat asalnya, Minangkabau, untuk menyebarkan ajaran Islam di sana.<ref name="karomah"/> Pada tahun 1680, ia kembali ke Ulakan dan mendirikan surau di Tanjung Medan yang terletak di kompleks seluas sekitar lima hektare.<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="karomah"/> Di sana, ia menyebarkan ajaran Islam sekaligus mengembangkan Tarekat Sathariyah.<ref name="karomah"/> Di surau inilah beberapa aktivitas keagamaan dan sosial dilakukan, seperti [[Salat lima waktu|shalat lima waktu]], belajar ilmu agama, musyawarah, berdakwah, termasuk berkesenian dan mempelajari ilmu [[bela diri]].<ref name="puslitbang">[http://lektur.kemenag.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=59&Itemid=93 www.lektur.kemenag.go.id: Penelitian Rumah Ibadah Bersejarah: Surau Gadang Syekh Burhanuddin Ulakan Padang Pariaman Sumate]. Diakses 29 April 2014</ref> Surau ini kemudian berkembang pesat dan menjadi sebuah [[Pondok Pesantren]].<ref name="Ensiklopedi"/> Syeikh Burhanuddin memperoleh penghormatan yang luar biasa oleh masyarakat, sehingga ajaran yang ia bawa mudah diterima di sana.<ref name="karomah"/> Selain itu, mulai banyak murid dan [[santri]] yang berdatangan untuk berguru kepadanya, baik dari wilayah Minangkabau sendiri, [[Riau]], [[Jambi]], [[Malaka]], maupun dari daerah-daerah lain.<ref name="Ensiklopedi"/>
{{Tree chart/start|align=center}}
 
{{Tree chart| |s01 |P|s02 |P|s03 |P|s04 |P|s05 |T|s01=<small>Rasulullah</small><br>'''[[Muhammad]]'''<br><small>(1)</small>|s02=<small>Sayyidina</small><br>[[Ali bin Abi Thalib|Ali<br>bin Abi Talib]]<br><small>(2)</small>|s03=<small>Sayyidina</small><br>[[Husain bin Ali|Husain<br>bin Ali]]<br><small>(3)</small>|s04=<small>Imam</small><br>[[Ali bin Husain|Ali<br>Zainal Abidin]]<br><small>(4)</small>|s05=<small>Imam</small><br>[[Muhammad al-Baqir|Muhammad<br>al-Baqir]]<br><small>(5)</small>}}
Melalui pesantren asuhannya, Syeikh Burhanuddin mengajarkan berbagai disiplin ilmu keislaman kepada para santrinya, seperti ilmu tafsir, hadis, fikih, akidah, dan lain-lain.<ref name="Ensiklopedi"/> Selain itu, ia juga memberikan dakwah islamiah melalui pengajian kepada warga masyarakat.<ref name="Ensiklopedi"/> Atas usaha Syeikh Burhanuddin tersebut, ajaran Islam cepat menyebar di wilayah Minangkabau.<ref name="Ensiklopedi"/>
{{Tree chart| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |Q}}
{{Tree chart|S|s10 |P|s09 |P|s08 |P|s07 |P|s06 |Z|s06=<small>Imam</small><br>[[Ja'far ash-Shadiq|Ja'far<br>as-Sadiq]]<br><small>(6)</small>|s07=<small>Syaikh</small><br>[[Abu Yazid al-Busthami|Abu Yazid<br>al-Bustami]]<br><small>(7)</small>|s08=<small>Syaikh</small><br>Muhammad<br>al-Maghribi<br><small>(8)</small>|s09=<small>Syaikh</small><br>Abu Yazid<br>al-Isyqi<br><small>(9)</small>|s10=<small>Syaikh</small><br>Abul Muzaffar<br>at-Tusi<br><small>(10)</small>}}
{{Tree chart|Q| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | }}
{{Tree chart|Y|s11 |P|s12 |P|s13 |P|s14 |P|s15 |T|s11=<small>Syaikh</small><br>[[Abu al-Hassan al-Kharaqani|Abul Hasan<br>al-Kharqani]]<br><small>(11)</small>|s12=<small>Syaikh</small><br>Khuda<br>Quli<br><small>(12)</small>|s13=<small>Syaikh</small><br>Muhammad<br>Asyiq<br><small>(13)</small>|s14=<small>Syaikh</small><br>Muhammad<br>Arif<br><small>(14)</small>|s15=<small>Syaikh</small><br>'''[[Abdullah Syattar|Abdullah<br>Syattar]]'''<br><small>(15)</small>}}
{{Tree chart| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |Q}}
{{Tree chart|S|s20 |P|s19 |P|s18 |P|s17 |P|s16 |Z|s16=<small>Imam</small><br>Qadi<br>as-Syattari<br><small>(16)</small>|s17=<small>Syaikh</small><br>Hidayatullah<br>Sarmast<br><small>(17)</small>|s18=<small>Syaikh</small><br>Haji<br>Huduri<br><small>(18)</small>|s19=<small>Syaikh</small><br>Muhammad<br>Ghaus<br><small>(19)</small>|s20=<small>Syaikh</small><br>Wajihuddin<br>al-Alawi<br><small>(20)</small>}}
{{Tree chart|Q| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | }}
{{Tree chart|Y|s21 |P|s22 |P|s23 |P|s24 |P|s25 | |s21=<small>Syaikh</small><br>Sibghatullah<br>al-Barwaji<br><small>(21)</small>|s22=<small>Syaikh</small><br>[[Ahmad asy-Syinnawi|Ahmad<br>as-Syinnawi]]<br><small>(22)</small>|s23=<small>Syaikh</small><br>[[Ahmad al-Qusyasyi|Ahmad<br>al-Qusyayi]]<br><small>(23)</small>|s24=<small>Syaikh</small><br>[[Abdurrauf al-Fansuri|Abdurrauf<br>as-Sinkili]]<br><small>(24)</small>|s25=<small>Syaikh</small><br>'''Burhanuddin<br>Ulakan'''<br><small>(25)</small>}}
{{Tree chart/end}}
{{Chart bottom}}
 
== Kematian ==
{{Lihat pula|Makam Syekh Burhanuddin|Basapa}}
Syeikh Burhanuddin memimpin pesantren tidak begitu lama, setelah sepuluh tahun memimpin ia meninggal.<ref name="Ensiklopedi"/> Kemudian, pesantren tersebut dilanjutkan di bawah kepemimpinan puteranya, Syeikh Abdullah Faqih.<ref name="Ensiklopedi"/>
Syeikh Burhanuddin memimpin pesantren tidak begitu lama, setelah sepuluh tahun memimpin ia meninggal.<ref name="Ensiklopedi"/> Kemudian, pesantren tersebut dilanjutkan di bawah kepemimpinan Syeikh Abdullah Faqih.<ref name="Ensiklopedi"/>
 
Atas jasa dan perjuangan Syeikh Burhanuddin menyebarkan Islam di Sumatera Barat, hingga saat ini makam Syeikh Burhanuddin mendapat perhatian besar dari para peziarah, terutama oleh para jama'ah Tarekat Shatariyah.<ref name="karomah"/><ref name="nu">[http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,11360-lang,id-c,warta-t,Gus+Dur+++8220+Basapa++8221++di+Makam+Syeikh+Burhanuddin+Ulakan-.phpx www.nu.or.id: Gus Dur “Basapa” di Makam Syeikh Burhanuddin Ulakan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140429203327/http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,11360-lang,id-c,warta-t,Gus+Dur+++8220+Basapa++8221++di+Makam+Syeikh+Burhanuddin+Ulakan-.phpx |date=2014-04-29 }}. Diakses 29 April 2014</ref> Menurut tradisi setempat, ziarah tersebut disebut Basapa atau "bersafar serempak bersama puluhan ribu orang", karena dilakukan setiap hari Rabu, tanggal 10 [[Safar|Shafar]].<ref name="karomah"/><ref name="nu"/>
 
== Keturunan ==
Atas jasa dan perjuangan menyebarkan Islam di Sumatera Barat, hingga saat ini makam Syeikh Burhanuddin mendapat perhatian besar dari para peziarah, terutama oleh para jama'ah Tarekat Shatariyah.<ref name="karomah"/><ref name="nu">[http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,11360-lang,id-c,warta-t,Gus+Dur+++8220+Basapa++8221++di+Makam+Syeikh+Burhanuddin+Ulakan-.phpx www.nu.or.id: Gus Dur “Basapa” di Makam Syeikh Burhanuddin Ulakan]. Diakses 29 April 2014</ref> Menurut tradisi setempat, ziarah tersebut disebut Basapa atau "bersafar serempak bersama puluhan ribu orang", karena dilakukan setiap hari Rabu, tanggal 10 [[Safar|Shafar]].<ref name="karomah"/><ref name="nu"/>
Berdasarkan catatan [[Burhanuddin Daya]], Syekh Burhanuddin sempat berkeluarga, tetapi seluk beluk keluarganya tidak diketahui, kecuali bahwa ia memiliki putra bernama Tuangku Bakarando. Cucu Burhanuddin dari Tuangku Bakarando adalah Muhammad Saleh yang ikut terlibat dalam [[Perang Padri]] dan tewas di Bonjol.<ref>{{Cite book|last=Daya|first=Burhanuddin|date=1990|url=https://books.google.com/books?id=CPQeAAAAMAAJ&newbks=0|title=Gerakan pembaharuan pemikiran Islam|publisher=Tiara Wacana Yogya|isbn=978-979-8120-13-8|pages=180|language=id|url-status=live}}</ref> Anak Muhammad Saleh bernama Tuangku Kali Nan Mudo, berdasarkan kesaksian PH.S. van Ronkel, masih hidup sebelum [[Perang Dunia I]] meletus dalam usia sangat lanjut.<ref>{{Cite book|last=Amran|first=Rusli|date=1981|url=https://books.google.com/books?id=Z_YdAAAAMAAJ&newbks=0|title=Sumatera Barat hingga Plakat Panjang|publisher=Penerbit Sinar Harapan|pages=242|language=id|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|date=1914|url=https://books.google.com/books?id=T1BJAAAAMAAJ&newbks=0|title=Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde|publisher=Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen|language=nl}}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Islam di Indonesia}}
 
{{URUTANBAKU:Ulakan, Burhanuddin}}
[[Kategori:Kelahiran 1646|Burhanuddin Ulakan]]
[[Kategori:Kematian 1704|Burhanuddin Ulakan]]
[[Kategori:Tokoh penyebar Islam di Indonesia|Burhanuddin Ulakan]]
[[Kategori:Ulama Indonesia]]
[[Kategori:Kerajaan Pagaruyung]]
[[Kategori:Ulama MinangkabauPadang Pariaman|Burhanuddin Ulakan]]
[[Kategori:TokohSuku MinangkabauGuci|Burhanuddin Ulakan]]
[[Kategori:TokohUlama dariMinangkabau|Burhanuddin Padang PariamanUlakan]]
[[Kategori:Suku GuciSyattariyah]]
[[Kategori:Pendakwah muslim Indonesia]]