Prosa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 114.124.169.124 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Mimihitam
Tag: Pengembalian
MegamanMania (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(35 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{noref}}
'''Prosa''' adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan [[puisi]] karena variasi ritme yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari [[bahasa Latin]] "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu prosa lama dan prosa baru, prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat, dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
{{Sastra}}
'''Prosa''' atau '''gancaran''' adalah [[karya sastra]] yang berbentuk cerita yang disampaikan menggunakan [[narasi]]. Penulisan prosa menggabungkan bentuk [[monolog]] dan [[dialog]]. Pengarang cerita memasukkan pemikiran-pemikirannya ke dalam pikiran tokoh. Penyampaian gagasan dilakukan selama para tokoh melakukan dialog.{{Sfn|Kosasih|2008|p=51}} Secara umum, prosa terbagi menjadi prosa nonsastra dan prosa [[sastra]]. Prosa nonsastra berbentuk karya tulis ilmiah yang meliputi laporan penelitian, makalah, atau artikel. Prosa sastra terbagi lagi menjadi prosa fiksi dan prosa nonfiksi. Prosa fiksi meliputi [[dongeng]], [[cerita pendek]], dan [[novel]], sedangkan prosa nonfiksi meliputi [[biografi]], [[autobiografi]], dan [[esai]].<ref>{{Cite book|last=Ahyar|first=Juni|date=2019|url=https://repository.unimal.ac.id/5007/2/Isi%20Buku%20Apa%20Itu%20Sastra_v.3.0_Unesco.pdf|title=Apa Itu Sastra: Jenis-Jenis Karya Sastra dan Bagaimanakah Cara Menulis dan Mengapresiasi Sastra|location=Sleman|publisher=Deepublish|isbn=978-623-02-0145-5|pages=235|url-status=live}}</ref>
 
== Ciri khas ==
Ciri utama dari prosa yaitu penggunaan kata-kata yang tidak memperhatikan pola irama maupun sajak. Prosa memiliki sifat memaparkan sesuatu dan hanya mengandung sedikit nilai [[sastra]]. Pemaparan prosa dapat dikatakan sebagai karya sastra apabila di dalamnya terdapat berbagai peristiwa, pengenalan tokoh dan penggunaan fiksi. Tindakan di dalam satu kesatuan ruang dan waktu menjadi penanda terjadinya sebuah peristiwa. Keberadaan ruang dan waktu tidak dapat disebut sebagai peristiwa jika tidak terdapat tindakan di dalamnya. Tiap perisitiwa selalu melibatkan tokoh di dalamnya. Peristiwa-peristiwa yang terjadi secara berurutan dan berkelanjutan merupakan hasil tindakan tokoh. Tokoh-tokoh dan peristiwa yang diceritakan di dalam prosa bersifat fiktif. Penyampaian prosa tidak mengutamakan penggunaan unsur-unsur keindahan [[puisi]].<ref>{{Cite book|last=Nuryatin, A., dan Irawati, R. P.|first=|date=2016|url=http://lib.unnes.ac.id/39135/1/Buku%20Pembelajaran%20Menulis%20Cerpen.pdf|title=Pembelajaran Menulis Cerpen|location=Semarang|publisher=Penerbit Cipta Prima Nusantara|isbn=978-602-8054-88-1|pages=38|url-status=live}}</ref>
 
== Jenis-jenis prosa ==
Prosa biasanya dibagi menjadi empatlima jenis:
* Prosa naratif
* Prosa deskriptif
* Prosa eksposisi
* Prosa argumentatif
* Prosa persuasi
 
== Prosa lama ==
Prosa lama merupakan karya sastra yang tidak memperoleh pengaruh dari sastra atau [[Budaya Barat|kebudayaan Barat]]. Sebelum masyarakat mengenal tulisan, penyampaian prosa lama dilakukan dengan menggunakan lisan. Penggunaan tulisan kemudian diperkenalkan selama penyebaran agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia. Masyarakat kemudian mulai menyampaikan prosa dengan media tulisan. Prosa lama ini yang mengawali sastra Indonesia dan mengembangkan karya sastra lainnya. Sifat dari prosa lama yaitu mengandung imajinasi dan ceritanya berpusat pada istana. Penulisan prosa umumnya anonim, bentuk isinya tidak berubah serta ditujukan untuk memberikan pengajaran. Prosa lama dapat disajikan dalam bentuk dongeng, hikayat, atau tambo.<ref>{{Cite book|last=Sumaryanto|first=|date=2010|url=http://ebook.pustaka.sumbarprov.go.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=402&bid=379|title=Mengenal Pantun dan Syair|location=Semarang|publisher=PT. SIndur Press|isbn=978-979-067-054-9|pages=2|url-status=live}}</ref>
Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke indonesia, masyarakat menjadi akrab dengan tulisan, bentuk tulisan pun mulai banyak dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sastra indonesia mulai ada.
Adapun bentuk-bentuk sastra prosa lama adalah:
 
=== Hikayat ===
Baris 19 ⟶ 24:
 
=== Kisah ===
Kisah, adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh: Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke [[Jeddah|Jedah]].
 
=== Dongeng ===
[[Dongeng,]] adalah suatu cerita yang bersifat khayal. DongengPerkembangan sendiridongeng banyakterjadi ragamnya,di yaitudalam sebagaimasyarakat berikut:lama. Kisah-kisah di dalam dongeng masih dapat diterapkan pada masyarakat modern.{{Sfn|Kosasih|2008|p=52}}
 
* Fabel, adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang). Contoh: Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dan lain-lain.
Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut:
* Mite (mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Contoh: Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.
* ''Fabel'', adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang). Contoh: Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dan lain-lain.
* ''Mite'' (mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Contoh: Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.
* Legenda, adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh: Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-lain.
* Sage, adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Contoh: Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
Baris 31 ⟶ 38:
 
=== Cerita berbingkai ===
Cerita berbingkai, adalah cerita yang didalamnyadi dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam.
 
== Bentuk-bentuk prosa baru ==
Baris 47 ⟶ 54:
 
=== Novel ===
Novel berasal dari Italia., yaitu ''novella'' ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perubahan nasib pelaku. likaJika roman condong pada idealisme, maka novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
 
=== Cerpen ===
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A. A. Navis.
 
=== Riwayat ===
Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografiautobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B. J. Habibie, Ki Hajar Dewantara.
 
=== Kritik ===
Baris 59 ⟶ 66:
 
=== Resensi ===
Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dlldan lain-lain, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
 
=== Esai ===
Esai adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll.
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
== Daftar pustaka ==
 
# {{cite book|last=Kosasih, E.|first=|date=|year=2008|url=https://tabloidsastra.files.wordpress.com/2015/11/apresiasi-sastra-indonesia-_-e-kosasih.pdf|title=Apresiasi Sastra Indonesia|location=Jakarta|publisher=Nobel Edumedia|isbn=978-602-8219-57-0|pages=|ref={{sfnref|Kosasih|2008}}|url-status=live}}
{{sastra-stub}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Sastra]]