Max Moein: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menghapus Ketua_Komisi_IX_DPR_Max_Moein.png karena telah dihapus dari Commons oleh Yann; alasan: Copyright violation: https://www.datatempo.co/foto/detail/P2406200500095/max-moein
(12 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Max Moein''', MA, MBA (12 Mei 1942 - 19 Maret 2019) merupakanadalah seorang politikus Indonesia. Dia merupakan Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]] periode 1999-2004 dan 2004-2009 dari Fraksi [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] mewakili Daerah Pemilihan [[Daftar anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 1999–2004#Kalimantan Barat|Kalimantan Barat]].
 
{{Kotak info pemegang jabatan
Baris 23:
| vicepresident1 = [[Hamzah Haz]] (2001-2004)
| profession = Politikus
| image = Ketua Komisi IX DPR Max Moein.png
| alongside2 = {{Collapsible list|title=''Periode 2004–2009''|1=
{{plainlist|1=
Baris 32:
| successor1 = Gunawan Slamet
| predecessor1 = Tidak diketahui
| successor2 = {{Collapsible list|title=''Periode 2009–2014''|1=
{{plainlist|1=
*[[Melchias Marcus Mekeng]]
*Achsanul Qosasi
*[[Mohamad Sohibul Iman]]}}}}
| predecessor2 = Tidak ada, jabatan baru
}}
 
[[Berkas:Ketua Komisi IX Max Moein (kiri), Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan Anshari Ritonga (tengah) dan Menteri Keuangan Boediono.png|jmpl|Ketua Komisi IX Max Moein (kiri), Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan Anshari Ritonga (tengah) dan Menteri Keuangan [[Boediono]]]]
 
== Karier ==
Saat menjabat sebagai Anggota DPR RI, Max dipercayai sebagai Ketua Komisi IX (Keuangan dan Perbankan) DPR pada periode 1999-2004 dan Wakil Ketua Komisi XI (Keuangan dan Perbankan) DPR pada periode 2004-2009<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2004-10-29|title=Koalisi Kebangsaan Meraih Sepuluh Posisi Ketua Komisi|url=https://www.liputan6.com/news/read/88856/koalisi-kebangsaan-meraih-sepuluh-posisi-ketua-komisi|website=liputan6.com|language=id|access-date=2024-07-14}}</ref> (pada periode 2004-2009, alat kelengkapan DPR yang mempunyai ruang lingkup tugas di bidang keuangan dan perbankan itu berubah dari Komisi IX ke Komisi XI<ref>{{Cite web|title=Semua Anggota Komisi IX DPR Disebut Nikmati Aliran Dana BI|url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-979120/semua-anggota-komisi-ix-dpr-disebut-nikmati-aliran-dana-bi|website=detikfinance|language=id-ID|access-date=2024-07-14}}</ref>). Bahkan, Max sering dipercayai menduduki beberapa kursi pimpinan Panitia Khusus (Pansus) dan Panitia Kerja (Panja) seperti Ketua Panitia Khusus [[Bantuan Likuiditas Bank Indonesia]] dan Ketua Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang (RUU) Pajak Penghasilan (PPh)<ref>{{Cite web|last=antaranews.com|date=2007-09-21|title=DPR: Kelambatan RUU PPh Tidak Ganggu Setoran Pajak 2008|url=https://www.antaranews.com/berita/78112/dpr-kelambatan-ruu-pph-tidak-ganggu-setoran-pajak-2008|website=Antara News|language=id|access-date=2024-07-14}}</ref>.
 
=== Panitia Khusus BLBI ===
Ketika menjabat sebagai Ketua Pansus BLBI, Max curiga dengan hasil audit BPK mengenai pengucuran dan penyaluran dana BLBI kepada 48 bank penerima BLBI<ref>{{Cite web|last=Ari/APr|title=Pansus BLBI: BPPN Sarankan DPR Pakai Hasil Audit BPK|url=https://www.hukumonline.com/berita/a/pansus-blbi-bppn-sarankan-dpr-pakai-hasil-audit-bpk-hol5152/|website=hukumonline.com|language=Indonesia|access-date=2024-07-14}}</ref>. Anggota Komisi IX DPR itu mengungkapkan bahwa beban BLBI yang menjadi tanggungan [[Bank Indonesia]] adalah sebesar Rp. 60 triliun, angka yang diketahui dari hasil audit BPK. Sementara itu, BI hanya aset memiliki aset sebesar Rp30 triliun. Jika DPR tetap bergantung pada hasil audit tersebut, Max mengatakan bahwa setiap saat BI bisa [[Pailit|dipailitkan]], walau hanya satu menit, yang bisa mengakibatkan penggantian seluruh [[Daftar Gubernur Bank Indonesia|Dewan Gubernurnya]].
 
=== Pembobolan Bank BNI dan BRI ===
Setelah Bank BNI dan BRI dibobol pada 2003 melalui kasus [[Surat kredit|letter of credit]] fiktif dan [[deposito]] fiktif, anggota Komisi IX mengusulkan agar DPR segera membentuk Panitia Khusus untuk mengusut tuntas kasus-kasus tersebut dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Direktur Utama [[Bank Negara Indonesia]] Saifuddien Hasan dan Direktur Utama [[Bank Rakyat Indonesia]] [[Rudjito]]<ref>{{Cite web|last=Tri|title=Pembobolan Bank Terulang, Komisi IX Akan Bentuk Pansus|url=https://www.hukumonline.com/berita/a/pembobolan-bank-terulang-komisi--ix-akan-bentuk-pansus-hol9272/|website=hukumonline.com|language=Indonesia|access-date=2024-07-14}}</ref>. Namun, Max yang menjabat sebagai Ketua Komisi IX mengatakan bahwa pembentukan Panitia Kerja lebih baik karena pembentukan Panja akan menjadi urusan internal komisi.
 
=== Pembebasan PPN untuk Rehabilitasi Aceh ===
Pada Maret 2006, lebih dari satu tahun setelah [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|kejadian Tsunami Aceh]], Max yang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi XI meminta penundaan pembebesan [[Pajak pertambahan nilai|pajak pertambahan nilai (PPN)]] untuk barang primer dan hasil pertanian di Aceh<ref>{{Cite web|date=2006-03-06|title=DPR Belum Setuju Bebas PPN untuk Aceh|url=https://bisnis.tempo.co/read/74790/dpr-belum-setuju-bebas-ppn-untuk-aceh|website=Tempo|language=en|access-date=2024-07-14}}</ref>. Dalam rapat konsultasi yang dihadiri oleh [[Kementerian Keuangan Republik Indonesia|KementerianMenteri Keuangan]] [[Sri Mulyani]], Max menyatakan bahwa DPR tidak bisa menerima pembebasan PPN sebelum internal komisi mengadakan rapat yang membahas rincian barang-barang yang akan dikecualikan dari penerimaan [[pajak]] dan kemungkinan pengurangan [[Pendapatan Negara|pendapatan negara]].
 
=== Standarisasi Data Perekonomian ===
Ketika rapat bersama [[Badan Pusat Statistik]] yang membahas data perekonomian negara, Max mengusulkan agar kriteria mengenai [[kemiskinan]] dan [[pengangguran]] distandarisasi<ref>{{Cite web|last=antaranews.com|date=2007-05-28|title=Komisi XI Minta BPS Ajak Akademisi Analisa Data|url=https://www.antaranews.com/berita/64347/komisi-xi-minta-bps-ajak-akademisi-analisa-data|website=Antara News|language=id|access-date=2024-07-14}}</ref>.
 
"Harus ada kriteria baku tentang angka kemiskinan. Jangan BPS kriterianya beda, [[Dana Moneter Internasional|IMF]] beda, DPR beda. Ini bikin kita semua pusing," kata Anggota DPR Fraksi PDIP itu.
 
Selain itu, Max juga mengusulkan, agar angka-angka tersebut dapat dimasukkan dalam asumsi makro [[Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia|APBN]].
 
Baris 60 ⟶ 69:
 
== Kematian ==
Max meninggal dunia pada tanggal 19 Maret 2019 setelah menderita penyakit tumor dan diabeters selama dua tahun<ref>{{Citation|title=Mantan Politisi PDIP Max Moein Meninggal Dunia|url=https://www.youtube.com/watch?v=TkKv-AIvxMg|date=2019-03-19|accessdate=2024-07-14|last=METRO TV}}</ref>. Kabar duka tersebut dikonfirmasi oleh Politikus PDIP [[Hendrawan Supratikno]]<ref>{{Cite web|last=Khalisotussurur|first=Daurina Lestari, Lilis|date=2019-03-19|title=Mantan Politisi PDIP Max Moein Meninggal Dunia Pagi Ini|url=https://www.viva.co.id/berita/nasional/1131563-mantan-politisi-pdip-max-moein-meninggal-dunia-pagi-ini|website=www.viva.co.id|language=id|access-date=2024-07-14}}</ref>.
 
== Referensi ==
{{reflist}}{{kotak mulai}}
{{S-off}}
{{succession box|jabatan=[[Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Wakil Ketua Komisi XI DPR RI]]
 
Menjabat bersama
{{plainlist|1=
*[[Ali Masykur Musa]]
*Norman Siahaan}}|pendahulu=Tidak ada, jabatan baru|pengganti={{plainlist|1=
*[[Melchias Marcus Mekeng]]
*Achsanul Qosasi
*[[Mohamad Sohibul Iman]]}}|tahun=2004-2009}}
{{kotak selesai}}
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]]
[[Kategori:Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1999–2004]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 2004–2009]]
[[Kategori:Tokoh Kalimantan Barat]]