Kereta api eksekutif: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
Apri DAV (bicara | kontrib)
k Sedikit menambahkan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(37 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
[[Berkas:Eksekutif_campuran_--Kereta_api_Sawunggalih_Utama---_2014-01-28_22-01.jpeg|jmpl|Eksekutif campuran [[Kereta api Sawunggalih Utama]] tahun 2015, sebelum mendapat Eksekutif Stainless Steel.|256x256px]]
[[Berkas:CC2061329 KA 44 Biru Malam.jpg|jmpl|261x261px|Kereta api eksekutif [[Kereta api Bima|Bima]] melintas Stasiun Manggarai]]
'''Kereta api eksekutif''' adalah [[kereta api penumpang|kereta penumpang]] yang dilengkapi dengan [[penyejuk udara]] ({{lang-en|''Airair Conditioner''conditioner}}). Kereta api eksekutif juga menyediakan sarana [[hiburan]] selama dalam [[perjalanan]] berupa tayangan audio/video dari operator ''Show On Rail'' yang kemudian dinasionalkan melalui siaran KATV ( Kereta Api Televisi) yang mengudara di atas KA Eksekutifeksekutif mulai tahun 2000''. Selain sarana [[hiburan]], penumpang juga dapat memesan [[makanan]] dan [[minuman]] sesuai dengan menu pilihan yang disediakan dan bisa dinikmati baik di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi ([[kereta makan)]] yang didesain sebagai mini bar. Namun kelas eksekutif terbagi menjadi tiga, yaitu kelas kompartemen, ''luxury'', dan campuran.
 
KeretaKelas api Eksekutifeksekutif mengawali sejarahnya pada saat peluncuran [[Keretakereta api Argo Parahyangan|Keretakereta Apiapi Argo Parahyangan]], serta kemajuannya dimulai pada saat diluncurkannya [[Keretakereta api Bima]] dengan rangkaian Kereta[[kereta Tidurtidur]] Kelaskelas 1 dan 2. Dahulu, ada 2 pelayanan kelas Eksekutifeksekutif (+ 3 khusus kereta api Bima), yakni Keretakereta tidur Kelaskelas 1 (SAGW), Keretakereta tidur Kelas 2 (SBGW), Keretakereta Kuset (Couchette)kuset, Eksekutifeksekutif A, dan Eksekutifeksekutif B. Namun sekarang, Kereta eksekutif dibagi menjadi tiga, yaitu kereta kelas argo, kelas satwa, dan kelas campuran.
 
Kereta api ini pada umumnya ditarik lokomotif besar seperti [[CC201]], [[CC203]], dan [[CC204]]. Namun kini, [[CC206]] ditugaskan untuk menggantikan lokomotif-lokomotif tersebut semenjak CC 204 Dan BB 203 mulai berdinas di [[Sumatera Selatan]].
Baris 11:
== Kelas Argo ==
[[Berkas:Ka argo.svg|jmpl|Peta jalur kereta api kelas eksekutif Argo|kiri|316x316px]]
Kelas Argo, merupakan kelas layanan tertinggi [[PT Kereta Api (Persero)Indonesia|PT Kereta Api Indonesia (Persero)]], yaitu kereta penumpang berkapasitas 50 orang per kereta. PenamaanKata ''Argo'' sendiri diambil dari [[bahasa Jawa Kuno]] yang artinya gunung. Oleh karena itulah, penamaan kereta argo sebagian besar menggunakan nama [[gunung]] yang berada dekat dengan kota tujuan atau kota yang dilalui kereta tersebut. Misalnya, kereta api {{KA|Argo Bromo Anggrek}} dan {{KA|Argo Semeru}} dengan relasi {{sta|Surabaya Pasarturi}}–{{sta|Gambir}} di jalur utara Jawa dan {{sta|Surabaya Gubeng}}–Gambir di jalur tengah Jawa diambil dari nama dari dua [[gunung berapi]] aktif di Jawa Timur, yaitu [[Gunung Bromo]] dan [[Gunung Semeru|Semeru]] yang terletak di [[Taman Nasional Bromo Tengger Semeru]], sedangkan {{KA|Argo Wilis}} dengan relasi {{sta|Bandung}}–Surabaya Gubeng di jalur selatan Jawa diambil dari gunung berapi non-aktif bernama, [[Gunung Wilis]] yang terletak di barat daya [[Jawa Timur]]. Di [[Jawa Tengah]], mereka adalah kereta api {{KA|Argo Muria}}, {{KA|Argo Sindoro}}, dan {{KA|Argo Merbabu}} yang merupakan kereta api antarkota jalur utara Jawa dengan relasi {{sta|Semarang Tawang}}–Gambir diambil dari tiga gunung berapi, yaitu [[Gunung Muria]] di [[Kabupaten Jepara]]; namun ada dua gunung berapi tergolong aktif seperti [[Gunung Sindoro]] di [[Kabupaten Temanggung]] dan [[Kabupaten Wonosobo|Wonosobo]] serta [[Gunung Merbabu]] di [[Kabupaten Boyolali]] dan [[Kabupaten Magelang|Magelang]], sedangkan kereta api {{KA|Argo Lawu}} dengan relasi {{sta|Solo Balapan}}–Gambir di jalur tengah Jawa diambil dari gunung berapi aktif di [[Kabupaten Karanganyar]], yaitu [[Gunung Lawu]].<ref>{{Cite news|last=Akung|title=Menarik!, Sejarah penamaan Kereta Api di Indonesia.|url=https://sumut.antaranews.com/berita/172418/menarik-sejarah-penamaan-kereta-api-di-indonesia|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2022-07-16|date=2017-12-30}}</ref>
 
Pengecualian berlaku untuk kereta api [[kereta api Argo Cheribon]], [[kereta api Argo Parahyangan|Argo Parahyangan]], dan [[kereta api Argo Dwipangga|Argo Dwipangga]], karena tidak menggunakan nama gunung. Argo Jati menggunakan nama yang berasal dari sosok [[Walisongo]], [[Sunan Gunung Jati]] sebelum di ganti [[Argo Cheribon]], sedangkan Argo Parahyangan sebenarnya merupakan gabungan dari nama '''Argo''' Gede dan '''Parahyangan'''. Sedangkan nama ''Dwipangga'' pada kereta api Argo Dwipangga berasal dari gajah tunggangan milik [[Sultan Agung]] dalam legenda [[Sungai Gajahwong]] di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] yang dikirim dari [[Kerajaan Siam]] ([[Thailand]]) bernama "Kyai Dwipangga". <ref>{{Cite news|last=Setianingrum|first=Puspitasari|date=2022-12-04|title=8 Nama Kereta Api di Indonesia yang Terinspirasi dari Hewan Mitologi Halaman all|url=https://regional.kompas.com/read/2022/12/04/080700378/8-nama-kereta-api-di-indonesia-yang-terinspirasi-dari-hewan-mitologi|work=[[Kompas.com]]|location=[[Jakarta]]|publisher=[[KG Media]]|language=id|access-date=2023-07-06}}</ref>
 
Kereta api Argo Lawu bersama kereta api kelas Argo lainnya diangkat menjadi lagu [[campur sari]] karya [[Cak Diqin]], "''Sepur Argo Lawu''".<ref>[http://www.chordtela.com/2014/10/sepur-argo-lawu-cak-diqin-feat-wiwid.html Lirik dan Kunci Gitar untuk lagu "Sepur Argo Lawu"]</ref> Pada lagu tersebut disebutkan nama Argo Lawu, Argo Dwipangga, Argo Wilis, Argo Muria, Argo Bromo Anggrek, dan [[kereta api Sri Tanjung|Sri Tanjung]].
Baris 39:
 
== Kelas satwa dan campuran ==
Sedangkan kelas satwa adalah kereta dengan rangkaian eksekutif secara keseluruhan yang pelayanannya berada di bawah kelas argo, termasuk nomor kereta yang lebih besar dibandingkan dengan kelas Argo sehingga sering kali harus mengalah apabila bersilang atau disusul oleh kereta kelas Argo. Rangkaian KA Eksekutif Satwa pada awalnya bermacam-macam jenisnya, dari mulai kereta buatan dibawah tahun 90-an yang telah diperbaiki dan ditingkatkan fasilitasnya, tetapi beberapa kereta seperti Turangga dan Gajayana mendapatkan rangkaian baru dari PT INKA, tentunya dengan standar yang berbeda dari kelas Argo. Dulu, beberapa KA kelas satwa terkadang ada yang menggunakan livery kelas argo, seperti kereta api Bima dan Taksaka sekitar tahun 2000-an.
 
Kereta kelas satwa berkapasitas 52 orang setiap kereta, meskipun sekarang kapasitasnya telah diubah menjadi 50 orang per kereta. Penamaan kereta ini menggunakan nama-nama satwa ataupun nama tokoh-tokoh dalam [[legenda]] [[Indonesia]]. Seperti [[Kereta api Gajayana|Gajayana]], [[Kereta api Sembrani|Sembrani]], [[Kereta api Turangga|Turangga]], [[Kereta api Bima|Bima]], dan [[Kereta api Taksaka|Taksaka]] dan [[Kereta api Bangunkarta|Bangunkarta]].{{fact}}
 
Sedangkan kelas eksekutif campuran berada di bawah kelas argo dan satwa. Selain itu, KA eksekutif campuran dicampur dengan KA bisnis/ekonomi/keduanya. Awalnya berkapasitas 52 penumpang per kereta dan sekarang berubah menjadi 50/48 penumpang per kereta. Contohnya adalah KA [[Kereta api Lodaya|Lodaya]], [[Kereta api Gumarang|Gumarang]], Cirebon[[Kereta api EkspresSancaka|Sancaka]], dan sebagainya.{{fact}}
 
== Pengoperasian dan fasilitas ==
Baris 55:
 
Fasilitas kereta kelas eksekutif, dilihat dari kelengkapannya, adalah:
* Pintu Otomatis (mulai dimanualkan, masih ada tersisa 1 trainset buatan 2010 (6 kereta penumpang). milikKini keretaterdapat apijuga argodi jatirangkaian masihkereta adaeksekutif pintu otomatis diproduksi bordes2023/2024)
* Pijakan Kaki (''Footrest'')
* Sandaran Kaki (''Legrest'') (Hanya ada di Kereta Wisata "Imperial" dan rangkaian Anggrek pra-Go Green (sudah dihilangkan)
Baris 63:
* Kursi bahan Beludru (sekarang mulai diganti menjadi kulit)
* ''Reclining seat''
* Layanan ''audio-video on demand (AVOD)'' (hanya pada kereta kelas Luxury di kereta api Argo Bromo Anggrek, Argo Lawu, Argo Dwipangga, Taksaka, Gajayana, dan SembraniSembrani—juga terdapat pada kereta kelas ''compartment suites'' di kereta api Bima dan [[Kereta api Argo Semeru|Argo Semeru]])
* Meja Lipat
* Meja Lipat (di beberapa kereta tidak ada / memiliki model seperti pesawat)
* Layanan Wi-Fi (hanya KA Argo Bromo Anggrek, Argo Parahyangan, Argo Lawu, Argo Dwipangga, Taksaka, dan Argo Wilis (K1 tahun 2018/19 dan 2023/2024)).
* Lubang Audio Jack 3.5mm (hanya di Rangkaian Eksekutif produksi 2018 dan 2019 serta 2023 dan 2024)
 
Sedangkan fasilitas yang diberikan gratis saat perjalanan (tuslah) adalah selimut (khusus perjalanan malam). Perlu diperhatikan bahwa fasilitas diatas bergantung kepada permintaan, peraturan, maupun kebijakan lainnya. Banyak kereta eksekutif yang mengalami standardisasi karena pemeliharaan (menekan biaya) maupun kebijakan dari Depo Kereta / Balai Yasa yang mengurus kereta pada saat Pemeriksaan 48 bulan (Pemeriksaan Akhir) (meskipun bisa saja dilakukan standardisasi sebelum pemeriksaan akhir).<gallery mode="packed-hover" caption="Interior Kelas Eksekutif">
Berkas:Argo Bromo Anggrek Siang.JPG|Interior kelas Eksekutif pada KA Argo Bromo Anggrek
Baris 79 ⟶ 80:
Ada pula kereta [[retrofit]], tetapi kereta retrofit ini benar-benar seperti baru dan merupakan hasil mengubah kereta kelas bisnis menjadi kelas eksekutif, seperti mengganti kaca jendelanya, memasang AC-nya, memperindah interiornya, memperbaiki sistem toiletnya, atau mengganti tempat duduknya, misalnya seperti yang ada di [[kereta api Cirebon Ekspres]] pada awal tahun 2014.<ref>Majalah KA Edisi Maret 2015</ref>
 
[[Balai Yasa Manggarai]] dan Balai Yasa Surabaya Gubeng adalah balai yasa yang mendapat tugas untuk mengubah atau dimodifikasi kereta bisnis menjadi kereta eksekutif, misalnya kereta penumpang K1 0 15 01 Sampai dengan K1 0 15 19. Selain itu, beberapa kereta bisnis juga diretrofit menjadi kereta pembangkit dan kereta makan baru. Selain itu, ada kereta eksekutif lama yang diretrofit di PT INKA, seperti Argo Bromo Anggrek.
 
Pada tahun 2016, PT INKA Madiun memproduksi 7 set kereta eksekutif baru, yang menggunakan bogie terbaru tipe K10 (desain gabungan dari bogie K5 dan K8). Interior kereta baru juga merupakan penyempurnaan dari interior kereta Argo Bromo Anggrek baru yang diluncurkan setahun sebelumnya, tetapi pada kereta baru ini.
Baris 87 ⟶ 88:
Peremajaan kereta api eksekutif oleh PT KAI dimulai dengan beroperasinya KA Cirebon Ekspres baru, dengan kereta eksekutif retrofit tahun 2014-2015, Terdapat 5 kereta eksekutif buatan tahun 2014 dan 5 lagi yang dibuat tahun 2015. Kereta ini beroperasi dengan disambung dengan kereta bisnis dengan formasi 5 kereta eksekutif dan dua kereta bisnis pada awalnya, meskipun akhirnya menjadi 4 kereta eksekutif dan 3 kereta bisnis dalam satu rangkaian.
 
Kemudian menyusul Argo Bromo Anggrek dengan dua set kereta kelas Anggrek yang sudah diretrofit di PT INKA dan menggunakan livery kesepakatan, dengan satu rangkaiannya yang terdiri dari sembilan kereta eksekutif (K1), satu kereta makan (M1), dan satu kereta pembangkit pintu tengah (P). Ada juga satu kereta makan baru tambahan. Kereta pembangkit pintu tengah yang dimaksud adalah P 0 97 02 dan P 0 01 03, melengkapi kereta pembangkit pintu pinggir yang tidak diretrofit (P 0 97 01 dan P 0 97 03). Namun, kini antara kereta yang diretrofit dan yang tidak sering kali bercampur.{{fact}}
 
Argo Jati pun kedapatan satu rangkaian dengan formasi enam K1 retrofit Balai Yasa Gubeng tahun 2015, semenjak K1 tahun 2010 dimutasi ke Purwojaya sejak tahun 2016. Sebelumnya, depo Cirebon juga sudah kedapatan satu kereta makan dan kereta pembangkit baru. Saat ini, Argo Jati sudah mendapat rangkaian aslinya karena Purwojaya mendapat hibah rangkaian Gajayana K1 angkatan 2009.{{fact}}
 
Untuk kereta eksekutif keluaran tahun 2016 yang berjumlah empat set digunakan oleh Argo Dwipangga, Argo Lawu, dan Bima. Sementara keluaran tahun 2017 (Kereta Eksekutif Masih tetap pembuatan tahun 2016 dan sering agak terlambat karena Kereta Ekonomi 2016 yang dikebut) digunakan oleh [[Kereta api Sembrani|Sembrani]], [[Kereta api Argo Muria|Argo Muria]], [[Kereta api Argo Sindoro|Argo Sindoro]], [[Kereta api Gajayana|Gajayana]], [[Kereta api Brawijaya|Brawijaya]], dan [[Kereta api Purwojaya|Purwojaya]]. Per tahun 2023, kereta eksekutif keluaran tahun 2016 hanya digunakan di sebagian besar kereta api eksekutif dan campuran di Pulau Jawa dan Sumatra. {{fact}}
 
=== Bodi ''stainless steel'' ===
[[Berkas:New stainless steel executive class coach of Indonesia.jpg|jmpl|Kereta ''stainless steel'' pada [[kereta api Argo Wilis]]]]
Pada tanggal 9 Februari 2018, PT KAI dan PT INKA Madiun mengujicoba satu set kereta api eksekutif terbaru produksi 2018. Kereta api eksekutif tersebut memiliki eksterior berbahan dasar stainless steel (yang disebut juga ''tahan karat'') dengan ''livery''nya hampir sama seperti bentuk [[spektrum elektromagnetik]] gelombang berupa tiga guratan lengkung pada bagian kiri dan kanan. Baris paling atas berwarna oranye, sedangkan dua baris guratan di bawahnya berwarna abu-abu. Set pertama ini diujicoba dengan rute Madiun-Yogyakarta-Kroya-Bandung-Cikampek, lalu kembali ke Madiun keesokan harinya melalui rute Cirebon-Semarang Tawang-Solo Jebres-Madiun. Kereta api ini (bersama dengan kereta kelas Premium 2018 yang telah diujicoba Januari 2018) akan digunakan untuk persiapan jelang arus mudik-lebaran 2018 dan selanjutnya digunakan sebagai pengganti beberapa rangkaian kereta api yang sudah ada yang masih menggunakan rangkaian produksi lama. Saat ini, posisinya di trainset Kedua K1 2018 yang telah digunakan untuk kereta api [[kereta api Argo Parahyangan|Argo Parahyangan Tambahan (JAKK)]] Setelah [[Kereta api Tawang Jaya|KA Tawang Jaya Premium]] K3 2018 Trainset Pertama (Nomor kereta penumpang tidak Teratur pada trainset eksekutif, premium maupun dikobinasi eksekutif dan premium).<ref>{{cite news|url=http://www.re-digest.web.id/2018/02/rangkaian-kereta-eksekutif-2018.html?m=1|title=Rangkaian Kereta Eksekutif 2018|work=Railway Enthusiast Digest|publisher=Gerakan Pemuda Kereta Api|access-date=2018-02-11|archive-date=2018-02-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20180212083309/http://www.re-digest.web.id/2018/02/rangkaian-kereta-eksekutif-2018.html?m=1|dead-url=yes}}</ref> Saat ini kereta api eksekutif berbodi stainless steel hanya beroperasi beberapa kereta api eksekutif dan campuran di Pulau Jawa seperti kereta api {{KA|Argo Parahyangan}} di lintas barat Jawa, {{KA|Papandayan}}, {{KA|Pangandaran}}, {{KA|Argo Wilis}}, {{KA|Turangga}}, {{KA|Mutiara Selatan}}, {{KA|Sancaka}}, {{KA|Malabar}} (khusus jadwal pagi), {{KA|Lodaya}} di lintas selatan Jawa, {{KA|Argo Semeru}}, {{KA|Bima}}, {{KA|Gajayana}}, {{KA|Argo Lawu}}, {{KA|Argo Dwipangga}}, {{KA|Fajar dan Senja Utama Solo}}, {{KA|Mataram}}, {{KA|Bogowonto}}, {{KA|Fajar dan Senja Utama Yogya}}karta, {{KA|Taksaka}}, serta {{KA|Sawunggalih}} di lintas tengah Jawa, sedangkan di jalur utara Pulau Jawa meliputi KA {{KA|Argo Bromo Anggrek}}, {{KA|Sembrani}} (khusus kelas ''Luxury''), dan {{KA|Harina}}.

[[Berkas:New generation stainless steel executive class coach with different liveries in Indonesia.jpg|jmpl|Perbedaan Livery Kereta ''stainless steel'' generasi terbaru pada [[kereta api Argo Lawu]], [[Kereta api Taksaka]], [[Kereta api Argo Bromo Anggrek]]]]
Rangkaian kereta api kelas eksekutif baja nirkarat generasi kedua akan diluncurkan dalam waktu dekat setelah melakukan uji coba operasional dengan relasi {{sta|Madiun}}–{{sta|Kertosono}}. Perbedaan antara generasi pertama dan kedua adalah pintu otomatis pada rangkaian, panjang rangkaian lebih panjang dimana terdapat 9 kelas eksekutif, 3 kelas luxury, 1 kereta makan, dan 1 kereta pembangkit, serta rangkaian [[akordeon]] seperti dimiliki oleh kereta api Argo Bromo Anggrek dan Taksaka. Tahap pertama yang telah diluncurkan adalah kereta api Argo Lawu dan Argo Dwipangga dengan relasi {{sta|Gambir}}–{{sta|Solo Balapan}} pada tanggal 13 dan 19 Desember 2023, diikuti dengan kereta api {{KA|Taksaka}} relasi Gambir–{{sta|Yogyakarta}} pada tanggal 18 Januari 2024; namun kereta api {{KA|Argo Bromo Anggrek}} relasi Gambir–{{sta|Surabaya Pasarturi}} akan diluncurkan kemudian.
<gallery mode="packed-hover" caption="Eksterior Kelas Eksekutif">
Berkas:New executive class coach in Indonesia.jpg|Eksterior kereta penumpang K1 2016/2017
Baris 105 ⟶ 109:
Format penomoran untuk kereta kelas eksekutif yaitu K1-''xxyzz''. Artinya, K1 adalah kereta penumpang eksekutif, ''xx'' adalah tahun mulai operasi, ''y'' adalah jenis [[bogie]], dan ''zz'' (nomor urut). Misalnya: '''K1-97901''' artinya kereta kelas 1 (eksekutif) yang mulai dinas tahun [[1997]] dengan jenis bogie '9' urutan ke 01 ditambah dua atau tiga [[alfabet]] yang artinya kereta itu milik depo tertentu (awalnya dibawah nomor, lalu dipindah ke samping nomor).
 
Dengan berlakunya [[s:Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 Tahun 2010|Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 45 Tahun 2010]], penomoran diubah. Semua kereta menggunakan format penomoran K1 ''x yy zz''. Artinya, K1 adalah kereta penumpang eksekutif, ''x'' adalah jenis penarik: 0 untuk lokomotif, 1 untuk Kereta Rel Listrik, 2 untuk Kereta Rel Diesel Elektrik, serta 3 untuk Kereta Rel Diesel Hidraulis; ''yy'' adalah tahun operasi, dan ''zz'' adalah nomor urut operasi. Misalnya, '''K1 0 1824 0111 JAKK''', artinya kereta eksekutif ini ditarik lokomotif (0), mulai operasi tahun 20182024 (1824), dan nomor urut dinasnya adalah 0111, serta diikuti oleh dua, tiga sampai empat huruf alfabet yang menandakan kepemilikan depo, dalam hal ini, Jakarta Kota (JAKK).<ref>Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 Tahun 2010</ref>
 
Mulai pertengahan Desember 2016, penomoran seluruh kereta eksekutif retrofit diubah mengikuti nomor pada saat menjadi kereta api kelas Bisnis. Contohnya pada '''K1 0 15 04 CN''' yang merupakan rehab dari '''K2 0 86 xx''', sekarang penomorannya menjadi '''K1 0 86 17 CN'''.<ref>Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 54 Tahun 2016</ref>
Baris 122 ⟶ 126:
! Depo kereta
|-
| rowspan="98" |'''Lintas utara Jawa'''
| {{KA|Argo Cheribon}}
| rowspan="20" |{{sta|Gambir}}
| {{sta|Cirebon}}
|Baja nirkarat
|Malang
|Solo Balapan
|-
| {{KA|Argo Sindoro}}
Baris 139 ⟶ 143:
|-
| {{KA|Argo Bromo Anggrek}}
| rowspan=3"2" | {{sta|Surabaya Pasarturi}}
| rowspan="2" | Baja nirkarat
| rowspan=3"2" | Surabaya Pasarturi
|-
| rowspan=2 | {{KA|Sembrani}}
| Baja ringan (Eksekutif)
|-
| Baja nirkarat (''Luxury'')
|-
|{{KA|Brawijaya}}
|{{sta|Malang}} (via Semarang Tawang)
| rowspan="3" |Baja ringan
| rowspan="2" |Malang
|-
|{{KA|Pandalungan}}
|{{sta|Jember}} (via Surabaya Pasarturi)
| Jakarta Kota
|-
| rowspan="11" | '''Lintas tengah Jawa'''
| {{KA|Purwojaya}}
| {{sta|Cilacap}} (via {{sta|Purwokerto}})
Baris 193 ⟶ 195:
| Malang
| rowspan="4" | Baja nirkarat
| rowspan="2" |Gambir Malang
| Solo Balapan
|-
| rowspan="23" |'''Lintas selatan Jawa'''
|{{KA|Argo Parahyangan}}
| rowspan="3" |{{sta|Bandung}}
|-
| rowspan="2" |'''Lintas selatan Jawa'''
| {{KA|Argo Wilis}}
| rowspan="2" |{{sta|Bandung}}
| rowspan="2" | Surabaya Gubeng
| rowspan="2" | Bandung
Baris 203 ⟶ 208:
| {{KA|Turangga}}
|-
! colspan="6" | Kelas campuran (eksekutif-bisnis/ekonomi premium/ekonomi/bisnis)
|'''Lintas barat Jawa'''
|{{KA|Argo Parahyangan}}
|Gambir
|Bandung
|Solo Balapan
|-
! colspan="6" | Kelas campuran (eksekutif-ekonomi premium/ekonomi/bisnis)
|-
! Jalur
Baris 217 ⟶ 216:
! Depo kereta
|-
| rowspan="911" |'''Lintas utara Jawa'''
|{{KA|Argo Cheribon}}
|{{sta|Gambir}}
|{{sta|Cirebon}}
| rowspan="98" |Baja ringan
|Cirebon
|-
Baris 236 ⟶ 235:
|Pasar Senen
| {{sta|Semarang Tawang}}
| rowspan="2" | Semarang Poncol
|-
|{{KA|PapandayanCiremai}}
|{{sta|Bandung}}
|Semarang Tawang (via Cirebon)
|-
|{{KA|Blambangan Ekspres}}
Baris 244 ⟶ 247:
|-
| {{KA|Gumarang}}
| rowspan="82" | Pasar Senen
| rowspan="2" | {{sta|Surabaya Pasarturi}}
| Surabaya Pasarturi
|-
| {{KA|Dharmawangsa}}
| rowspan=2 | Blitar
|-
|{{KA|Harina}}
|Bandung
|Surabaya Pasarturi (via Cirebon)
| Baja nirkarat (''Luxury'')
|Bandung
|-
| {{KA|Brantas}}
| rowspan="36" |BajaPasar ringanSenen
| {{sta|Blitar}} (via {{sta|Semarang Tawang}})
| rowspan="32" |Baja nirkaratringan
|Blitar
|-
|{{KA|Jayabaya}}
Baris 258 ⟶ 270:
|Jakarta Kota
|-
| rowspan="12" | '''Lintas tengah Jawa'''
| {{KA|Sawunggalih}}
| {{sta|Kutoarjo}}
| rowspan="3" | Baja nirkarat
| Kutoarjo
|-
| {{KA|Fajar dan Senja Utama Yogya}}karta
| {{sta|Yogyakarta}}
| rowspan="3" | Yogyakarta
|-
| {{KA|Bogowonto}}
| rowspan="2" | {{sta|Lempuyangan}}
|-
| {{KA|Gajahwong}}
Baris 276 ⟶ 288:
| {{KA|Malioboro Ekspres}}
| rowspan=2 | {{sta|Purwokerto}}
| rowspan=2 | {{Sta|Malang}}
| rowspan=2 | Malang
|-
Baris 291 ⟶ 303:
| {{KA|Bangunkarta}}
| {{sta|Jombang}}
| rowspan="4" | Baja ringan
| Blitar
|-
|{{KA|Ranggajati}}
|{{sta|Cirebon}}
|Jember (via {{sta|Surabaya Gubeng}})
|Baja nirkarat
|Cirebon
|-
Baris 303 ⟶ 314:
| rowspan="2" |Pasar Senen
| {{sta|Surabaya Gubeng}}
| rowspan="3" |Baja ringan
| Sidotopo
|-
Baris 310 ⟶ 320:
| Blitar
|-
| rowspan="1012" |'''Lintas selatan Jawa'''
| rowspan="32" |{{KA|Argo Parahyangan}}
| rowspan="3" |Gambir
| rowspan="2" |Jakarta KotaBandung
| rowspan="3" |Baja nirkarat
|Bandung
|-
|Sidotopo
|-
|{{KA|Papandayan}}
|{{sta|Garut}} (via {{sta|Bandung}})
|Bandung
|-
| {{KA|Baturraden Ekspres}}
| {{sta|Bandung}}
| {{sta|Purwokerto}} (via {{sta|Kroya}})
| Baja ringan (Eksekutif)
| Purwokerto
|-
Baris 319 ⟶ 342:
| rowspan="2" |Yogyakarta
| rowspan="2" |Surabaya Gubeng
| rowspan="65" |Baja nirkarat
|Yogyakarta
|-
|Sidotopo
|-
|{{KA|Papandayan}}
| rowspan="2" |Gambir
|{{sta|Garut}} (via {{sta|Bandung}})
| rowspan="2" |Jakarta Kota
|-
|{{KA|Pangandaran}}
|Gambir
|{{sta|Banjar}} (via Bandung)
|Bandung
|-
|{{KA|Lodaya}}
Baris 353 ⟶ 373:
|Baja ringan
|Purwokerto
|-
| rowspan="3" |'''Lintas barat Jawa'''
| rowspan="3" |{{KA|Argo Parahyangan}}
| rowspan="3" |Gambir
| rowspan="3" |{{sta|Bandung}}
| rowspan="3" |Baja nirkarat
|Bandung
|-
|Jakarta Kota
|-
|Sidotopo
|}