Rakugo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
KamikazeBot (bicara | kontrib)
k r2.6.4) (bot Menambah: it:Rakugo
Wadaihangit (bicara | kontrib)
k Menambahkan foto ke halaman #WPWP
 
(22 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:第6回全日本学生落語選手権「策伝大賞」 (3309679401).jpg|jmpl|Kejuaraan Rakugo Pelajar Seluruh Jepang ke-6 "Sakuden Award" ]]
{{nihongo|'''Rakugo'''|落語||kata yang jatuh}} adalah seni bercerita tradisional [[Jepang]] yang mengisahkan cerita [[humor]] yang dibangun dari dialog dengan klimaks cerita yang tidak terduga. Cerita dikisahkan sedemikian rupa sehingga di akhir cerita ada klimaks berupa ''punch line'' (disebut ''ochi'' atau ''sage'') yang membuat penonton tertawa. Rakugo adalah seni yang mulai dikenal sejak [[zaman Edo]].
 
Baris 7 ⟶ 8:
Rakugo merupakan seni bercerita yang sederhana dengan [[musik latar]] dan [[efek suara]] yang sangat dibatasi. Musik latar hanya digunakan pada rakugo yang dipentaskan di daerah tertentu atau memang bila benar-benar dibutuhkan pada saat karakter tertentu tampil.
 
Cerita yang menggiringmembuat penonton untuk tertawa di akhir cerita karena klimaks yang lucu disebut ''Otoshibanashi'' (cerita yang mempunyai ''ochi'' atau ''punch line''). Ada juga jenis cerita dalam rakugo yang tidak mempunyai ''punch line'' di akhir cerita seperti ''Ninjōbanashi'' (cerita drama kehidupan) dan ''Shibaibanashi'' (cerita seperti [[sandiwara]]).
 
Pencerita (''rakugoka'') berpentas di gedung pentas (''yose'') dengan memungut bayaran dari penonton. Sebelum [[Perang Dunia II]], ''rakugoka'' umumnya hanya bertahan hidup dari uang honor yang dihitung berdasarkan [[persentase]] pemasukan gedung dari penjualan karcis. Pada zaman sekarang, ''rakugoka'' banyak yang hidup senang karena terikat kontrak dengan perusahaan yang bergerak dalam bisnis promotor pertunjukan.
 
Berdasarkan daerah pementasannya, rakugo terdiri dari dua versi, yakni [[Edo rakugo]] (rakugo versi [[Tokyo|Edo]]) dan [[Kamigata rakugo]] (rakugo versi [[Kyoto]]-[[Osaka]]) yang bisa langsung dikenali dari perbedaan tata cara dan perlengkapan panggung.
E
 
== Jenis cerita ==
Baris 18 ⟶ 20:
:''Koten rakugo'' adalah sebutan untuk cerita yang dikarang sekitar [[zaman Edo]] hingga era [[Meiji]] dan sering dipertunjukkan hingga sebelum [[Perang Dunia II]]. Cerita yang tidak tergolong ke dalam ''koten rakugo'' digolongkan ke dalam ''shinsaku rakugo'' yang sebagian besar ditulis oleh penulis naskah humor atau ''rakugoka'' yang mementaskan karya tersebut untuk pertama kali. Cerita ''shinsaku rakugo'' kebanyakan belum dijadikan aset milik bersama ''rakugoka'' berhubung sebagian besar naskah hanya biasa dibawakan oleh ''rakugoka'' yang menciptakan, tema cerita yang sangat kontemporer, atau cerita yang penuh dengan satirisme.
 
* Berdasarkan jalan cerita dan cara mementaskan:
** ''Otoshibanashi'': cerita dengan ''ochi'' atau klimaks yang lucu
** ''Ninjōbanashi'': cerita drama kehidupan seperti cinta anak kepada orangtuaorang tua atau kisah suami istri
** ''Shibaibanashi'': cerita yang meniru-niru sandiwara yang populer.
:''Kaidanbanashi'' (cerita [[hantu]]) dan ''Ongyokubanashi'' (cerita dengan lagu) merupakan dua jenis cerita yang sering dimasukkan ke dalam golongan ''Shibaibanashi''.
:''Ninjōbanashi'' dulunya merupakan cerita panjang diceritakan oleh pencerita paling senior (''tori'') yang bersambung selama 10 hari, tapitetapi sekarang sudah disingkat dengan hanya mengambil bagian-bagian cerita yang bagus saja. Pada ''Ninjōbanashi'', klimaks tidak selalu harus mempunyai ''punch line.'' Pencerita selalu duduk sewaktu membawakan cerita ''Otoshibanashi'' dan ''Ninjōbanashi,'' tapitetapi pencerita yang membawakan ''Shibaibanashi'' ada kalanyaadakalanya harus berdiri untuk melakonkan peran, memakai musik latar dan latar belakang panggung sebagai pelengkap cerita. Pada cerita jenis ''Kaidanbanashi'' (cerita hantu), bagian awal hingga bagian tengah cerita dikisahkan dengan gaya ''Ninjōbanashi,'' tapitetapi ketika hantu-hantu mulai keluar, cerita dikisahkan dengan memakai musik dan latar panggung (gaya ''Shibaibanashi''). Ada pula cerita hantu yang terus menggunakan musik latar sehingga dimasukkan ke dalam golongan ''Ongyokubanashi'' (cerita dengan lagu).
:''Shibaibanashi'' sering merupakan merupakan [[parodi]] dari cerita sandiwara yang populer, sehingga jalan cerita berubah menjadi gaya ''Otoshibanashi'' dengan di sana-sini mencampurkan percakapan seperti [[skenario]] [[Kabuki]], tapitetapi pencerita tidak perlu berdiri untuk berakting.
:''Ongyokubanashi'' (cerita dengan lagu) hanya dibawakan pada ''[[Edo rakugo]]'', sedangkan ''[[Kamigata rakugo]]'' walaupun menggunakan lagu tidak disebut ''Ongyokubanashi''..
 
* Berdasarkan tingkat kesulitan: ''Zenzabanashi'' (cerita pembuka) atau dikenal sebagai ''Tabi no neta'' dan ''Ōneta'' (cerita utama).
:Pencerita yang baru belajar biasanya hanya membawakan cerita pendek (''Zenzabanashi'') untuk pertunjukan pembuka. Cerita ''Zenzabanashi'' umumnya pendek-pendek dan tidak ada peran utama sehingga mudah diingat dan dipelajari, tapitetapi cukup mengandung semua unsur-unsur dasar untuk melatih teknik rakugo. Berbeda dengan ''Zenzabanashi'', cerita humor yang terkenal dan cerita jenis ''Ninjōbanashi'' yang dijadikan cerita utama (Ōneta) mempunyai tingkat kesulitan teknis yang tinggi.
:Pada ''Kamigata rakugo,'' cerita pembuka (''Zenzabanashi'') biasanya terdiri dari beberapa cerita pendek-pendek yang dikenal juga sebagai ''Tabi no neta'', dengan maksud agar pencerita junior yang sedang berada di panggung kapan saja bisa digantikan kalau pencerita yang lebih senior sudah sampai di tempat pertunjukan.
 
* Berdasarkan berbagai jenis klimaks (khusus untuk jenis cerita ''Otoshibanashi''):
:Pengelompokan cerita ''Otoshibanashi'' berdasarkan klimaks cerita (''punch line''): ''sakasa ochi'' (klimaks berupa dua hal yang artinya tertukar), ''kangaeru ochi'' (klimaks yang tidak langsung dimengerti, tapitetapi setelah dipikirkan baru tertawa), ''manuke ochi'' (klimaks berupa kejadian yang bodoh), ''totan ochi'' (klimaks dengan kata plesetan), ''buttsuke ochi'' (saling salah pengertian) dan ''shigusa ochi'' (klimaks dengan gerakan tubuh seperti jatuh terlentang).
 
:Menurut ''rakugoka'' legendaris [[Katsura Shijaku II]], klimaks cerita terdiri dari 4 jenis: ''donden'' (klimaks pertama membuat penonton lega sedangkan klimaks kedua mengejutkan penonton sampai tertawa), ''nazotoki'' (teka-teki disebar sepanjang cerita sedangkan klimaks berupa pemecahan teka-teki yang memancing tawa), ''hen'' (klimaks yang aneh), dan ''awase'' (klimaks berupa titik temu dari dua cerita yang kelihatannya tidak saling berhubungan).
Baris 43 ⟶ 45:
:Pencerita menggunakan gerak-gerik untuk memerankan karakter, pada dasarnya pencerita tidak perlu berdiri atau berjalan.
* '''Alat bantu gerak-gerik'''
:Kipas lipat (''sensu'') dan ''tenugui'' ([[saputangan]] yang tepinya tidak dijahit) merupakan alat bantu paling utama, tapitetapi ada juga pencerita yang membawa gelas teh kecil (''yunomi''). Kipas lipat dan tenugui merupakan benda abstrak yang bisa diumpamakan sebagai benda lain sesuai keperluan cerita. Dalam istilah rakugo, kipas lipat disebut "kaze" sedangkan saputangan disebut "mandara." Kipas lipat bisa dijadikan [[pedang]], [[tombak]], [[sumpit]] atau [[kuas]], sedangkan saputangan bisa dijadikan [[kertas]], [[dompet]], [[buku]], [[tali]], tambang, dan sebagainya. Pada ''Kamigata rakugo,'' perlengkapan pencerita masih ditambah dengan ''kendai'' (meja baca pendek berukuran mini), ''hiza kakushi'' (selembar papan yang diletakkan di depan menja ''kendai'' sebagai penutup [[lutut]]), ''hyōshigi'' (potongan kayu kecil untuk diketukkan agar membuat suara), dan ''harisen'' (kipas lipat yang bersuara keras bila dipukulkan).
* '''Elemen lain penyerta naskah cerita tertentu'''
:Cerita jenis ''Ongyokubanashi'' membutuhkan lagu (''hamemono'') dan cerita jenis ''Shibaibanashi''memerlukan ''kakiwari'' (bingkai dari kayu ditempel kertas atau kain untuk latar belakang panggung).
Baris 49 ⟶ 51:
:Pencerita menggunakan sepotong lagu pengiring yang disebut ''Debayashi'' ketika naik ke atas panggung. Debayashi dimainkan dengan alat musik [[shamisen]] dan [[taiko]]. Selain itu, pencerita juga memerlukan beberapa perlengkapan penyerta seperti [[kimono]], ''zabuton'' (bantal untuk duduk), ''mekuri'' (nama naskah cerita yang dibawakan), dan ''kōza'' (panggung pentas).
 
Elemen dasar terpenting dalam rakugo berupa "kata-kata" (cerita) yang terdapat di dalam buku naskah. Sebelum dapat menceritakan cerita di hadapan penonton, pencerita berlatih menghafal naskah baris demi baris secara berulang-ulang hingga hafal di luar kepala. Rakugo merupakan seni pertunjukan yang bersifat pengulangan, sama halnya seperti pertunjukan [[teater]] atau [[tari]]. Berbeda yang seni teater dan tari yang memanfaatkan kostum dan rias wajah sebagai alat bantu untuk mengungkapkan ekspresi, pencerita rakugo justru tampil seperti apa adanya.
 
Ciri khas rakugo adalah pada kata-kata dan gerak-gerik, serta perlengkapan yang serba minimal sebagai sarana utama dalam mengekspresikan cerita. Cerita diekspresikan bukan dengan kostum, alat bantu gerak-gerik, perlengkapan panggung, latar belakang panggung, lampu panggung dan efek suara, melainkan hanya kata-kata dan gerak-gerik si pencerita. Dua elemen penting dalam rakugo adalah (1). keterampilan pencerita dalam menggunakan kata-kata dan gerak-gerik untuk membuat cerita menjadi "hidup", dan (2). perlengkapan bersifat netral dan seminimal mungkin yang di tangan pencerita bisa berubah menjadi benda-benda lain sesuai dengan jalannya cerita.
 
Cerita rakugo klasik (''koten rakugo'') biasanya memiliki buku naskah walaupun tidak semua kata-kata yang diucapkan pencerita ada tertulis di dalam buku naskah. Sebagian kata-kata yang diucapkan pembaca cerita merupakan [[tradisi oral]] yang diwariskan secara temurun temurun dari guru kepada murid (''deshi''). Pencerita kemudian menghafal cerita di luar kepala untuk diulangi di atas panggung.
 
Berdasarkan naskah cerita, rakugo mempunyai ciri khas sebagai berikut: (1). naskah terdiri teks penjelasan (''jinobun'') dan teks dialog (''kaiwabun''). Ketika sampai di bagian-bagian penting dalam dialog, tempo bercerita menjadi meninggi. Naskah rakugo hanya memiliki sedikit teks di luar dialog yang membedakannya dengan seni bercerita tradisional Jepang lainnya yang disebut [[Kōdan]]. (2). Teks di luar dialog sangat singkat sehingga pencerita harus melengkapinya dengan gerak-gerik untuk mengekspresikan hal-hal yang mendetilmendetail yang tidak tertulis dalam teks, seperti perubahan emosi pada karakter dan adegan bercakap-cakap. (3). Semua karakter diperankan sendirian oleh pencerita tanpa ada peran pembantu. Pencerita memerankan berbagai karakter yang ada di dalam cerita melalui [[intonasi]], pemilihan kata-kata dan gaya bercerita. (4). Peralihan antara [[narasi]] dan percakapan dibuat agar semulus dan terdengar alami bagi orang yang mendengarkan.
 
Gerak-gerik dalam rakugo merupakan pelengkap kata-kata yang tidak bisa ketinggalan. Berbeda dengan [[teater]] yang seluruh bagian cerita disertai dengan gerak-gerik (''gesture''), gerak-gerik di dalam rakugo hanya ditambahkan sebagai pelengkap pada bagian-bagian yang tidak cukup diekpresikan dengan kata-kata seperti adegan yang memerlukan gerakan tubuh (makan, minum, mendayung perahu, dan sebagainya). Pencerita harus dapat membawa penonton ke dalam alam imajinasi hanya dengan lewat kata-kata dan gerak-gerik.
Baris 61 ⟶ 63:
Beberapa contoh gerak-gerik terdiri dalam rakugo:
* '''Ekspresi wajah'''
: Pencerita menampilkan berbagai ekspresi wajah dari karakter yang ada dalam cerita. Kalau perlu ekspresi wajah dibuat berlebih-lebihan dan ada kalanyaadakalanya ekspresi wajah dibuat lucu.
* '''Pandangan mata'''
:Ketika memerankan karakter, pencerita melihat ke arah panggung sebelah kanan yang disebut ''shimote'' (dari kursi penonton: panggung sebelah kiri) ketika karakter berkedudukan lebih tinggi berbicara dengan karakter berkedudukan lebih rendah. Begitu pula sebaliknya, pencerita melihat ke arah panggung sebelah kiri yang disebut ''kamite'' (dari kursi penonton: panggung sebelah kanan) ketika karakter berkedudukan lebih rendah berbicara dengan karakter berkedudukan lebih tinggi. Arah pandangan mata dan arah gerakan leher terus berganti-ganti bergantung pada bagian-bagian dialog, sehingga penonton bisa membedakan berbagai karakter yang tampil dalam cerita.
Baris 73 ⟶ 75:
:Adegan mendayung perahu melibatkan banyak gerakan anggota tubuh. Adegan yang memerlukan banyak gerakan anggota tubuh sebenarnya jarang ada pada rakugo. Pencerita berakting mendayung perahu dengan menggunakan kipas lipat yang digunakan sebagai [[dayung]]. Penonton harus mendapat kesan seolah-olah pencerita sedang bekerja berat mendayung perahu.
* '''Tidur'''
:Pencerita tidak boleh terlentang untuk memerankan adegan tidur. Adegan tidur dilakukan dengan menaruh kepala pada lengan yang dilipat.
* '''Menunjuk dengan jari dan gerakan mata'''
:Pencerita tidak boleh menggunakan benda sebenarnya untuk menjelaskan benda-benda yang tampil dalam cerita. Sebagai gantinya, pencerita menggunakan jari dan gerakan mata untuk menunjuk ke benda-benda imajiner yang seolah-olah ada di hadapannya. Pada adegan mencabut pedang misalnya, setelah kipas lipat yang diumpamakan sebagai pedang dicabut dari sarung, pencerita berakting memeriksa pedang dengan menggerakan pandangan mata, mulai dari pangkal hingga ke ujung pedang. Pencerita lalu mengatakan panjang pedang yang dimilikinya kepada penonton.
Baris 81 ⟶ 83:
Pencerita menggunakan [[kimono]] dengan motif sederhana atau tidak bermotif sama sekali. Tata cara menanggalkan ''haori'' (jaket yang dipakai di atas kimono) juga diatur dengan sangat mendetil, sehingga penonton perlu memasang mata dan telinga kalau tidak mau adegan menanggalkan ''haori'' terlewat begitu saja. Pencerita menanggalkan ''haori'' sebagai isyarat cerita akan segera dimulai setelah selesai membawakan ''makura'' (perkenalan judul cerita dan latar belakang cerita yang akan dibawakan). Pada cerita yang menampilkan karakter pedagang kaya atau pemilik toko, pencerita terus mengenakan ''haori'' sedangkan ''haori'' dilepas sewaktu memerankan orang biasa atau pengrajin. Cara pencerita menanggalkan ''haori'' juga merupakan atraksi yang mendapat perhatian khusus dari penonton karena ''haori'' jatuh dengan mulus dari pundak pencerita dalam sekejap.
 
Rakugo bukan merupakan satu-satunya seni bercerita tradisional yang ada di Jepang. ''Mandan'' adalah seni bercerita untuk membuat penonton tertawa yang terkenal sejak era [[Taisho]] dan berkembang menjadi seni [[melawak]] [[Manzai]] seperti dikenal sekarang ini. Secara secara garis besar, ''Mandan'' mirip dengan rakugo karena pencerita tampil secara tunggal membawakan cerita humor. Perbedaan besar terletak pada cara penyampaian cerita. Pada seni ''Mandan'', pencerita membawakan cerita seperti sedang bercakap-cakap dengan penonton. Pada rakugo, cerita disampaikan dalam bentuk dialog yang diucapkan masing-masing karakter yang muncul. Di luar bagian ''makura'' (pengantar), bagian utama cerita hanya mempunyai teks di luar dialog yang menjelaskan latar belakang cerita (''ji no bun'') dengan seminimal mungkin. Pada bagian cerita yang perlu sedikit pengenduran dari ketegangan, pencerita bisa saja sedikit menyela cerita dengan ''katarikake'' (bagian cerita yang bukan dialog).
 
Menurut pencerita legendaris [[Katsura Shijaku II]], rakugo adalah dunia yang dibangun lewat dialog, gerak-gerik dan penjelasan latar belakang cerita, sedangkan selebihnya diserahkan kepada kekuatan imajinasi penonton. [[Katsura Beichō]] juga pernah berkata bahwa ''rakugoka'' yang telah mencapai kesempurnaan dalam berkesenian bagaikan "hilang" dari hadapan penonton sewaktu sedang bercerita.
Baris 88 ⟶ 90:
Bagian ''makura'' adalah bagian awal pertunjukan rakugo berupa penyebutan judul, tema, dan latar belakang cerita. Pencerita membawakan bagian ''makura'' sebelum masuk ke bagian cerita utama. Bagian ''makura'' dimaksudkan sebagai " pemanasan" bagi penonton dan pencerita. Penonton dibuat tertawa dengan sedikit lawakan agar penonton bisa santai. Pencerita juga sekaligus mempersiapkan penonton untuk masuk ke alam imajinasi dengan bercerita ringan tentang hal-hal yang berkaitan dengan cerita utama. Dari sejak awal, pencerita mulai memberi tanda-tanda akan bakal adanya "jebakan" yang dipasang sebagai klimaks cerita.
 
Pencerita ada kalanyaadakalanya menyisipkan sedikit bagian lawakan (''kusuguri'') yang dikarang sendiri dan tidak ada di dalam naskah, tapitetapi biasanya penonton menyukai lawakan (''kusuguri'') yang tidak beranjak jauh dari cerita yang ada di naskah.
 
== Sejarah ==
Baris 100 ⟶ 102:
 
Pada tahun 1905, Sanyūtei Ensa I mendirikan perkumpulan peneliti rakugo dengan tujuan memajukan rakugo. Pada sekitar tahun 1945, perkumpulan penggemar rakugo di [[universitas]] dalam bentuk klub rakugo mahasiswa yang dikenal dengan sebutan Ochiken mulai terbentuk sekitar tahun 1945-an yang dimulai di [[Universitas Tokyo]] dan [[Universitas Waseda]]. Kontes rakugo antar [[mahasiswa]] disebut Kontes Rakugo Nasional antar Mahasiswa - Sakuden Award untuk memperingati [[Anrakuan Sakuden]] yang dianggap sebagai nenek moyang rakugo. Kontes ini diadakan setahun sekali di kota [[Gifu]] karena Anrakuan Sakuden ditahbiskan sebagai biksu di kuil Jōonji kota Gifu.
 
== Rakugoka ternama ==
===Edo (Tokyo)===
{{Col|2}}
* [[Hayashiya Kikuo|Hayashiya Kikuō]] (sebelumnya Hayashiya Kikuzō I)
* [[Hayashiya Konpei]]
* [[Hayashiya Sanpei I]]
* [[Hayashiya Shōzō IX]]
* [[Hayashiya Taihei]]
* [[Kairakutei Black I]] (Henry Black)
* [[Katsura Utamaru]]
* [[Katsura Yonesuke]]
* [[Kokontei Shinchō]]
* [[Kokontei Shinshō]]
* [[Reireisya Bafū]]
* [[Reireisya Suzumaru]] (Yamada Takao)
* [[Ryūtei Chiraku]]
* [[San'yūtei Enchō]]
* [[San'yūtei Enraku V]]
* [[San'yūtei Enraku VI]] (sebelumnya San'yūtei Rakutarō)
* [[San'yūtei Kōraku]]
* [[San'yūtei Koyūza]]
* [[Sanshōtei Yumenosuke]]
* [[Shunpūtei Koasa]]
* [[Shunpūtei Ryūshō]]
* [[Shunpūtei Shōta]]
* [[Tachibanaya Enzō]]
* [[Tachibanaya Takezō]]
* [[Tatekawa Danshi]]
* [[Tatekawa Shinosuke]]
* [[Yanagiya Kosan]]
* [[Yanagiya Kosanji]]
{{EndDiv}}
 
===Kamigata (Osaka)===
{{Col|2}}
* [[Hayashiya Somemaru IV]]
* [[Katsura Beichō]]
* [[Katsura Bunchin]]
* [[Katsura Bunshi V]]
* [[Katsura Bunshi VI]] (sebelumnya Katsura Sanshi)
* [[Katsura Harudanji]]
* [[Katsura Shijaku II]]
* [[Katsura Sunshine]]
* [[Shōfukutei Kakushow]]
* [[Shōfukutei Matsunosuke]]
* [[Shōfukutei Nikaku]]
* [[Shōfukutei Shōkaku]]
* [[Shōfukutei Tsurube]]
* [[Showko Showfukutei]]
* [[Tsukitei Happō]]
* [[Tsukitei Hōsei]] (sebelumnya Yamasaki Hōsei)
* [[Tsukitei Kachō]]
{{EndDiv}}
 
== Pranala luar ==
Baris 105 ⟶ 161:
* {{ja}} [http://www.e-warai.com/english.htm Beberapa video pertunjukan rakugo]
* {{en}} [http://www.english-rakugo.com/english_version/english_index.html Rakugo dalam bahasa Inggris]
* {{ja}} [http://www.rakugo.or.jp/mame1.htm Penjelasan berbagai istilah dalam rakugo] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060917195135/http://rakugo.or.jp/mame1.htm |date=2006-09-17 }}
* {{ja}} [http://www.rakugo-kyokai.or.jp/ Situs resmi asosiasi rakugo]
 
[[Kategori:Budaya Jepang]]
[[Kategori:Seni rakyat Jepang]]
 
[[ca:Rakugo]]
[[de:Rakugo]]
[[en:Rakugo]]
[[es:Rakugo]]
[[fa:راکوگو]]
[[fi:Rakugo]]
[[fr:Rakugo]]
[[it:Rakugo]]
[[ja:落語]]
[[ko:라쿠고]]
[[pl:Rakugo]]
[[pt:Rakugo]]
[[ro:Rakugo]]
[[ru:Ракуго]]
[[zh:落語]]