Bacaan dalam salat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andriana08 (bicara | kontrib)
tag hapus
Penyalahgunaan templat:Saw
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(45 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{wikify}}
{{hapus|tidak cocok untuk artikel wikipedia}}
{{Primary sources}}
Berikut adalah '''bacaan-bacaan dalam salat''' sebagaimana diriwayatkan dalam Sunnah:
Ibadah [[salat]] yang dipraktekkan oleh umat [[Islam]] memiliki bacaan-bacaan tertentu yang dituntunkan oleh ajaran Islam. Bacaan-bacaan tersebut berupa [[Sembahyang|doa]] dan [[zikir]] yang lafal-lafalnya berasal dari [[Nabi Islam]] [[Muhammad]]. Bacaan-bacaan ini dipelajari dalam [[Fikih|ilmu fikih]].
==Takbiratul Ihram==
== Takbiratul ihram ==
{{sect-stub}}
Yang dimaksud takbiratul ihram adalah pengucapan "''Allahu akbar''" sambil mengangkat tangan ketika memulai salat.
==Iftitah==
'''Doa Iftitah''' atau Istiftah adalah doa yang dibaca ketika [[salat]], antara takbiratul ihram dan ta'awudz sebelum membaca surat [[Al fatihah|Al Fatihah]].
 
== Ta'awuz ==
=== Hukum membaca Doa Iftitah ===
Bacaan ta'awuz, disebutkan juga isti'azah, adalah doa yang dibaca setelah takbiratul ihram yang isinya adalah meminta perlindungan dari setan. Bacaannya ialah:
Hukum membacanya adalah sunnah. Diantaranya dalilnya adalah hadist dari Abu Hurairah: <blockquote>“<em>Biasanya Rasulullah {{saw}} setelah bertakbir
ketika shalat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun
bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan
ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang
engkau baca ketika itu adalah:... (beliau menyebutkan doa istiftah)</em>” (<em>Muttafaqun 'alaih</em>)</blockquote>Setelah menyebut beberapa doa istiftah dalam kitab <em>Al Adzkar</em>, Imam [[An Nawawi]] berkata: “Ketahuilah bahwa semua doa-doa ini hukumnya <em>mustahabbah</em> (sunnah) dalam shalat wajib maupun shalat sunnah” (<em>[[Al Adzkar]]</em>, 1/107).
 
اَعُوذُبِاللَّهِ مِنَ الشَيطَانِ الرَّجِيم
Demikianlah pendapat jumhur ulama, kecuali Imam Malik <em>rahimahullah</em>. Beliau berpendapat, yang dibaca setelah <em>takbiratul ihram</em>
<nowiki> </nowiki>adalah الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ yaitu surat Al Fatihah.
Tentu saja pendapat beliau ini tidak tepat karena bertentangan dengan
banyak dalil.
 
Artinya:
=== Macam-macam Doa Iftitah ===
Ada beberapa macam jenis doa istiftah yang dibaca oleh Rasulullah {{saw}} dan sahabatnya, berdasarkan riwayat-riwayat yang shahih.
 
''"Aku meminta perlindungan dari setan yang terkutuk".''
Berikut ini macam-macam doa istiftah yang shahih, berdasarkan penelitian Syaikh [[Muhammad Nashiruddin Al-Albani|Muhammad Nashiruddin Al Albani]] <em>rahimahullah</em> terhadap dalil-dalil doa istiftah, yang tercantum dalam kitab beliau <em>[[Sifatu Shalatin Nabi]] {{saw}}</em>:
 
== Iftitah ==
<strong>Pertama</strong>
Bacaan [[iftitah]], disebut juga istiftah, adalah doa yang dibaca ketika [[salat]], antara takbiratul ihram dan [[ta'awuz]], sebelum membaca surat [[Al fatihah|Al Fatihah]]. Secara bahasa, kata iftitah berasal dari Bahasa Arab, yaitu dari akar kata "fataha" yang artinya membuka atau memulai. <ref>Ahmad Warson al-Munawwir (2007) "Kamus Bahasa Arab-Indonesia al Munawwir (Cetakan Ketiga)" Jakarta : Pustaka Media. hal 206</ref> Ada beberapa variasi doa istiftah yang diajarkan oleh Muhammad dan para sahabatnya, berdasarkan riwayat-riwayat yang shahih. Berikut ini beberapa variasi doa iftitah.
 
=== Variasi pertama ===
اللَّهُمَّ
Membaca:
<nowiki> </nowiki>بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ
وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى
الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ
بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ
 
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ
“<em>Ya Allah, jauhkanlah antara
<nowiki> </nowiki>aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur
dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang
putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air,
salju, dan air dingin</em>”<ref>HR.Bukhari 2/182, Muslim 2/98</ref>
 
Artinya:
Doa ini biasa dibaca Rasulullah {{saw}}
<nowiki> </nowiki>dalam shalat fardhu. Doa ini adalah doa yang paling shahih diantara doa
<nowiki> </nowiki>istiftah lainnya, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar dalam <em>[[Fathul Baari]]</em> (2/183).
 
“<em>Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin</em>”.<ref>HR.Bukhari 2/182, Muslim 2/98</ref>
<strong>Kedua</strong>
 
Doa ini biasa dibaca oleh Muhammad dalam salat fardu. Doa ini adalah doa yang paling shahih di antara doa istiftah lainnya.<ref>{{Cite book|last=Al Asqalani|first=Ibnu Hajar|date=|url=|title=Fathul Bari|location=|publisher=|isbn=|pages=2/183|url-status=live}}</ref>
 
=== Variasi kedua ===
Membaca:
 
وَجَّهْتُ
<nowiki> </nowiki>وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا
أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ،
وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ
أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا
إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي،
وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا
يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ
لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا
<nowiki> </nowiki>يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ
وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ
<nowiki> </nowiki>وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ
إِلَيْكَ
 
Artinya:
“<em>Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta
langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang
yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku,
hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu
bagiNya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk
orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak
ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha
Terpuji. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi
diriku sendiri dan akui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku
semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa
melainkan Engkau. Tunjukilah aku akhlak yang paling terbaik. Tidak ada
yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Jauhkanlah akhlak yang
<nowiki> </nowiki>buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya
melainkan hanya Engkau. Aka aku patuhi segala perintah-Mu, dan akan aku
tolong agama-Mu. Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan
keburukan tidak datang dari Mu. Orang yang tidak tersesat hanyalah orang
<nowiki> </nowiki>yang Engkau beri petunjuk. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu.
<nowiki> </nowiki>Tidak ada keberhasilan dan jalan keluar kecuali dari Mu. Maha Suci
Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampunan dariMu dan aku bertobat kepadaMu</em>” <ref>HR. Muslim 2/185 – 186</ref>
 
“<em>Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya salatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi diriku sendiri dan akui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Tunjukilah aku akhlak yang paling terbaik. Tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau. Akan aku patuhi segala perintah-Mu, dan akan aku tolong agama-Mu. Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan keburukan tidak datang dari-Mu. Orang yang tidak tersesat hanyalah orang yang Engkau beri petunjuk. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu. Tidak ada keberhasilan dan jalan keluar kecuali dari-Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampunan dari-Mu dan aku bertobat kepada-Mu</em>”<ref>HR. Muslim 2/185 – 186</ref>
Doa ini biasa dibaca Rasulullah {{saw}} dalam shalat fardhu dan shalat sunnah.
 
=== Variasi ketiga ===
<strong>Ketiga</strong>
Membaca:
 
اللَّهِ
أَكْبَرُ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ
<nowiki> </nowiki>أَكْبَرُ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ
حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي
وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ
<nowiki> </nowiki>لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ، اللَّهُمَّ
أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ
 
Artinya:
“<em>Aku
<nowiki> </nowiki>hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai
<nowiki> </nowiki>muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik.
Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya
semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya.
Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang
yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada
Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha
Terpuji</em>”. <ref>HR. An Nasa-i, 1/143. Di shahihkan Al Albani dalam <em>Sifatu Shalatin Nabi </em>1/251</ref>
 
“<em>Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya salatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji</em>”.<ref>HR. An Nasa-i, 1/143. Di shahihkan Al Albani dalam ''Sifatu Salatin Nabi ''1/251</ref>
<strong>Keempat</strong>
 
=== Variasi keempat ===
Membaca:
 
إِنَّ
<nowiki> </nowiki>صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَعْمَالِ وَأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَقِنِي سَيِّئَ الْأَعْمَالِ وَسَيِّئَ الْأَخْلَاقِ لَا يَقِي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ
لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ.
اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَعْمَالِ وَأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا
يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَقِنِي سَيِّئَ الْأَعْمَالِ
وَسَيِّئَ الْأَخْلَاقِ لَا يَقِي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ
 
Artinya:
“<em>Sesungguhnya
<nowiki> </nowiki>shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk
Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu aku
patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri.
<nowiki> </nowiki>Ya Allah, tunjukilah aku amal dan akhlak yang terbaik. Tidak ada yang
dapat menujukkanku kepadanya kecuali Engkau. Jauhkanlah aku dari amal
dan akhlak yang buruk. Tidak ada yang dapat menjauhkanku darinya kecuali
<nowiki> </nowiki>Engkau”. </em><ref>HR. An Nasa-i 1/141, Ad Daruquthni 112</ref>
 
“<em>Sesungguhnya salatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, tunjukilah aku amal dan akhlak yang terbaik. Tidak ada yang dapat menujukkanku kepadanya kecuali Engkau. Jauhkanlah aku dari amal
<strong>Kelima</strong>
dan akhlak yang buruk. Tidak ada yang dapat menjauhkanku darinya kecuali Engkau”.</em><ref>HR. An Nasa-i 1/141, Ad Daruquthni 112</ref>
 
=== Variasi kelima ===
Membaca:
 
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ
 
Artinya:
“<em>Maha
<nowiki> </nowiki>suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu
penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang berhak disembah selain
<nowiki> </nowiki>Engkau</em>” <ref>HR.Abu Daud 1/124, An Nasa-i, 1/143, At Tirmidzi 2/9-10,
Ad Darimi 1/282, Ibnu Maajah 1/268. Dari sahabat Abu Sa'id Al Khudri,
dihasankan oleh Al Albani dalam <em>[[Sifatu Shalatin Nabi]]</em> 1/252</ref>
 
“<em>Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang berhak disembah selain Engkau</em>”<ref>HR.Abu Daud 1/124, An Nasa-i, 1/143, At Tirmidzi 2/9-10, Ad Darimi 1/282, Ibnu Maajah 1/268. Dari sahabat Abu Sa'id Al Khudri, dihasankan oleh Al Albani dalam ''[[Sifatu Salatin Nabi]]'' 1/252</ref>
Doa ini juga diriwayatkan dari sahabat lain secara <em>marfu'</em>, yaitu dari 'Aisyah, Anas bin Malik dan Jabir  <em>Radhiallahu'anhum</em>. Bahkan Imam Muslim membawakan riwayat :
 
Demikianlah, doa ini banyak diamalkan oleh para sahabat Nabi, sehingga para ulama pun banyak yang lebih menyukai untuk mengamalkan doa ini dalam salat. Selain itu doa ini cukup singkat dan sangat tepat bagi imam yang mengimami banyak orang yang kondisinya lemah, semisal anak-anak dan orang tua.
أن عمر بن الخطاب كان يجهر بهؤلاء الكلمات يقول : سبحانك اللهم وبحمدك . تبارك اسمك وتعالى جدك . ولا إله غيرك
 
Terdapat beberapa doa iftitah lain yang sahih berdasarkan penelitian Syaikh [[Muhammad Nashiruddin Al-Albani|Muhammad Nashiruddin Al Albani]] terhadap dalil-dalil doa istiftah, yang tercantum dalam kitab ''[[Sifatu Salatin Nabi]]'':
“<em>Umar bin Khattab pernah menjahrkan doa ini (ketika shalat) : (lalu menyebut doa di atas)</em>” (HR. Muslim no.399)
 
== Lihat pula ==
Demikianlah,
<nowiki> </nowiki>doa ini banyak diamalkan oleh para sahabat Nabi, sehingga para ulama
pun banyak yang lebih menyukai untuk mengamalkan doa ini dalam shalat.
Selain itu doa ini cukup singkat dan sangat tepat bagi imam yang
mengimami banyak orang yang kondisinya lemah, semisal anak-anak dan
orang tua.
 
* [[Salat]]
<strong>Keenam</strong>
* [[Takbir]]
 
* [[Rukuk]]
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرَكَ
* [[Surah Al-Fatihah]]
 
3x  لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
 
3x  اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا
 
“<em>Maha
<nowiki> </nowiki>suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu
penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang berhak disembah selain
<nowiki> </nowiki>Engkau, Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah (3x), Allah Maha
Besar (3x)</em>” <ref>HR.Abu Daud 1/124, dihasankan oleh Al Albani dalam <em>Sifatu Shalatin Nabi </em>1/252</ref>
 
<strong>Ketujuh</strong>
 
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
 
“<em>Allah
<nowiki> </nowiki>Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan
pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang</em>” <ref>HR. Muslim 2/99</ref>
 
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiallahu'anhu, ia berkata:
 
بينما
<nowiki> </nowiki>نحن نصلي مع رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ إذ قال رجل من
القوم: ... فذكره. فقال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "
عجبت لها! فتحت لها أبواب السماء ". قال ابن عمر: فما تركتهن منذ سمعت رسول
<nowiki> </nowiki>الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول ذلك
 
“Ketika kami shalat bersama Rasulullah {{saw}}, ada seorang lelaki yang berdoa istiftah: (lalu disebutkan doa di atas). Rasulullah {{saw}} lalu bersabda: '<em>Aku heran, dibukakan baginya pintu-pintu langit</em>'. Ibnu Umar pun berkata:'Aku tidak pernah meninggalkan doa ini sejak beliau berkata demikian'”.
 
<strong>Kedelapan</strong>
 
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ
 
“S<em>egala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, pujian yang terbaik dan pujian yang penuh keberkahan di dalamnya</em>” <ref>HR. Muslim 2/99</ref>
 
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Anas bin Malik <em>Radhiallahu'anhu</em>, ketika ada seorang lelaki yang membaca doa istiftah tersebut, Rasulullah {{saw}} bersabda:
 
لقد رأيت اثني عشر ملكاً يبتدرونها ؛ أيهم يرفعها
 
“<em>Aku melihat dua belas malaikat bersegera menuju kepadanya. Mereka saling berlomba untuk mengangkat doa itu (kepada Allah Ta’ala)</em>”
 
<strong>Kesembilan</strong>
 
اللَّهُمَّ
<nowiki> </nowiki>لَكَ الحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ،
وَلَكَ الحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ،
وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ،
وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، وَلَكَ الحَمْدُ
أَنْتَ الحَقُّ وَوَعْدُكَ الحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ،
وَالجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اللَّهُمَّ
لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ
أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا
قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ
المُقَدِّمُ، وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ، لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
 
“<em>Ya
<nowiki> </nowiki>Allah, segala puji bagi Engkau. Engkau pemelihara langit dan bumi serta
<nowiki> </nowiki>orang-orang yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkau
memiliki kerajaan langit, bumi dan siapa saja yang berada di dalamnya.
Segala puji bagi Engkau. Engkau adalah cahaya bagi langit, bumi dan
siapa saja yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkau Raja
<nowiki> </nowiki>langit dan bumi dan Raja bagi siapa saja yang berada di dalamnya.
Segala puji bagi Engkau. Engkaulah Al Haq. Janji-Mu pasti benar,
firman-Mu pasti benar, pertemuan dengan-Mu pasti benar, firman-Mu pasti
benar, surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, para nabi itu
membawa kebenaran, dan Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam itu membawa
kebenaran, hari kiamat itu benar adanya. Ya Allah, kepada-Mu lah aku
berserah diri.Kepada-Mu lah aku beriman. Kepada-Mu lah aku bertawakal.
Kepada-Mu lah aku bertaubat. Kepada-Mu lah aku mengadu. Dan kepada-Mu
aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosaku. Baik yang telah aku lakukan
maupun yang belum aku lakukan. Baik apa yang aku sembunyikan maupun yang
<nowiki> </nowiki>aku nyatakan. Engkaulah Al Muqaddim dan Al Muakhir. Tiada Tuhan yang
berhak disembah selain Engkau</em>” <ref>HR. Bukhari 2/3, 2/4, 11/99, 13/366 - 367, 13/399, Muslim 2/184</ref>
 
Doa istiftah ini sering dibaca Rasulullah {{saw}} ketika shalat malam. Namun tetap <em>masyru'</em> juga dibaca pada shalat wajib dan shalat yang lain.
 
<strong>Kesepuluh</strong>
 
اللهُمَّ
<nowiki> </nowiki>رَبَّ جَبْرَائِيلَ، وَمِيكَائِيلَ، وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ
تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي
لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ
تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
 
“<em>Ya Allah, Rabb-nya malaikat
<nowiki> </nowiki>Jibril, Mikail, dan Israfil. Pencipta langit dan bumi. Yang mengetahui
hal ghaib dan juga nyata. Engkaulah hakim di antara hamba-hamba-Mu dalam
<nowiki> </nowiki>hal-hal yang mereka perselisihkan. Tunjukkanlah aku kebenaran dalam apa
<nowiki> </nowiki>yang diperselisihkan, dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi
petunjuk menuju jalan yang lurus, kepada siapa saja yang Engkau
kehendaki</em>” <ref>HR. Muslim 2/185</ref>
 
Doa istiftah ini juga sering dibaca Rasulullah {{saw}} ketika shalat malam. Namun tetap <em>masyru'</em> juga dibaca pada shalat wajib dan shalat yang lain.
 
<strong>Kesebelas</strong>
 
10x الله اكبر
 
10x الحمد لله
 
10x لا اله الا الله
 
10x استغفر الله
 
10x اللهُمَّ اغْفِرْ لِي ،وَاهْدِنِي، وَارْزُقْنِي وَعَافِنِي
 
10x اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الضِّيقِ يَوْمَ الْحِسَابِ
 
“Allah Maha Besar” 10x
 
“Segala pujian bagi Allah” 10x
 
“Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah” 10x
 
“Aku memohon ampun kepada Allah” 10x
 
“Ya Allah, ampunilah aku, berilah aku petunjuk, berilah aku rizki, dan berilah aku kesehatan” 10x
 
“Ya Allah, aku berlindung dari kesempitan di hari kiamat” 10x
 
(HR. Ahmad 6/143, Ath Thabrani dalam Al Ausath 62/2. Dihasankan Al Albani dalam Sifatu Shalatin Nabi 1/267)
 
<strong>Kedua Belas</strong>
 
اللَّهُ أَكْبَرُ [ثلاثاً] ، ذُو الْمَلَكُوتِ، وَالْجَبَرُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
 
“<em>Allah Maha Besar</em>” 3x
 
“<em>Yang memiliki kerajaan besar, kekuasaan, kebesaran, dan keagungan</em>” <ref>HR. Ath Thayalisi 56, Al Baihaqi 2/121 – 122</ref>
 
=== Beberapa ketentuan dalam membaca doa Iftitah ===
Beberapa adab membaca doa istiftah dijelaskan oleh Imam An Nawawi dalam kitab <em>Al Adzkar </em><ref>1/107</ref> :
# Disunnahkan menggabung beberapa doa istiftah, dalam shalat yang sendirian. Atau juga bagi imam, bila diizinkan oleh makmum. Jika makmum tidak mengizinkan, maka jangan membaca doa yang terlalu panjang. Bahkan sebaiknya membaca yang singkat.
# Jika datang sebagai makmum masbuk, tetap membaca doa istiftah. Kecuali jika sudah akan segera ruku’, dan khawatir tidak sempat membaca Al Fatihah. Jika demikian keadaannya, sebaiknya tidak perlu membaca istiftah, namun berusaha menyelesaikan membaca Al Fatihah. Karena membaca Al Fatihah itu rukun shalat.
# Jika mendapati imam tidak sedang berdiri, misalnya sedang rukuk, atau duduk di antara dua sujud atau sedang sujud, maka makmum langsung mengikuti posisi imam dan membaca sebagaimana yang dibaca imam. Tidak perlu membaca doa istiftah ketika itu.
# Para ulama Syafi'iyyah berbeda pendapat mengenai anjuran membaca doa istiftah ketika shalat jenazah. Menurut An Nawawi, yang lebih tepat adalah tidak perlu membacanya, karena shalat jenazah itu sudah selayaknya ringan.
# Membaca doa istiftah itu hukumnya sunnah, tidak wajib. Jika seseorang meninggalkannya, tidak perlu sujud sahwi.
# Yang sesuai sunnah, doa istiftah dibaca dengan <em>sirr </em>(lirih). Jika dibaca dengan <em>jahr </em>(keras) hukumnya makruh, namun tidak membatalkan shalat.
 
== Referensi ==
Baris 288 ⟶ 85:
 
== Pranala luar ==
* {{id}} ''Macam-macam doa istiftah'', [http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/macam-%e2%80%93-macam-doa-istiftah.html Muslim.Or.Id] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150402033650/http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/macam-%E2%80%93-macam-doa-istiftah.html |date=2015-04-02 }}
{{salat}}
 
[[Kategori:Islam]]
[[Kategori:Ibadah Islam]]
[[Kategori:Salat]]
[[Kategori:Fikih]]
[[Kategori:Bacaan salat]]