Tri Maharani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Mengganti kategori Wanita Indonesia dengan Perempuan Indonesia |
||
(19 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Orphan|date=Januari 2023}}
{{Infobox person
|name = Tri Maharani
Baris 7 ⟶ 9:
}}
'''Tri Maharani''' ({{lahirmati|[[Kota Kediri]], [[Jawa Timur]]|31|8|1971}}) adalah satu-satunya dokter spesialis
Maharani saat ini bekerja sebagai Ketua kajian gigitan hewan berbisa dan tanaman beracun di Kementerian kesehatan Indonesia setelah sebelumnya menjadi Kepala Departemen Instalasi Gawat Darurat di [[Rumah Sakit Umum Daha Husada]], Kota Kediri, Jawa Timur. Ia menamatkan pendidikan kedokteran di [[Universitas Brawijaya|Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya]] (1990-1998), lalu melanjutkan pendidikan magister imunologi di [[Universitas Airlangga]] (2001-2003),<ref name="unairnews" />
Sudah ratusan korban gigitan ular berbisa yang berhasil diselamatkan oleh Maharani dengan menggunakan [[serum anti bisa ular|serum anti bisa ular (SABU)]] baik yang sudah diproduksi di Indonesia maupun di impor. Indonesia sampai saat ini telah mampu memproduksi SABU polivalen yang bisa digunakan untuk kasus gigitan [[Ular kobra|ular kobra (Naja sputatrix),]] [[Welang|ular welang (Bungarus fasciatus)]], dan [[Ular tanah|ular tanah (''agkistrodon rhodostoma'').]]<ref>{{Cite news|url=https://drive.google.com/drive/folders/1WoIuQgXhPxAkrTlYY5E0Szsb67ly4b9y?usp=sharing|title=Koran Kompas|last=Bimantara|first=J Galuh|date=6 September 2018|work=|access-date=16 September 2018|via=}}</ref>
Saat ini Dr. dr. Tri maharani MSI, Spem ini telah mengetuai program penanganan gigitan dan sengatan hewan berbisa dan tanaman beracun di kementerian kesehatan Indonesia dan mengusulkan, membuat program serta menginisiasi semua training online tentang penanganan gigitan, sengatan hewan berbisa dan keracunan tanaman serta membuat pedoman nasional Indonesia untuk hal ini (9)
==
Pada tanggal 12 Juni 2020, Tri Maharani menderita penyakit [[Penyakit koronavirus 2019|COVID-19]],<ref>{{Cite web|url=https://bebas.kompas.id/baca/bebas-akses/2020/06/15/saya-positif-covid-19-pak-terawan/|title=Saya Positif Covid-19, Pak Terawan|date=2020-06-15|website=Bebas Akses|language=id|access-date=2020-06-17}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://indonesiainside.id/news/nasional/2020/06/15/dokter-sekaligus-pakar-bisa-ular-dikabarkan-terpapar-covid-19|title=Dokter Sekaligus Pakar Bisa Ular Dikabarkan Terpapar Covid-19|last=Dwi|first=Sofian|date=2020-06-15|website=Indonesiainside.id|language=id-ID|access-date=2020-06-17}}</ref> lalu sembuh pada tanggal 18 Juni 2020.<ref>{{Cite web|url=https://www.jawapos.com/features/19/06/2020/dokter-tri-maharani-dan-cerita-kesembuhan-covid-19/|title=Dokter Tri Maharani dan Cerita Kesembuhan Covid-19|last=JawaPos.com|date=2020-06-19|website=JawaPos.com|language=id|access-date=2020-06-20}}</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
9.
[[Kategori:Tokoh perempuan Indonesia]]▼
https://www.netralnews.com/harta-karun-indonesia-bisa-buat-obat-dan-energi-terbarukan-dari-bisa-ular/SnJOSUNkT252WFpaRjZKb2o1K2ZHUT09
[[Kategori:Dokter Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:Alumni Universitas Airlangga]]
[[Kategori:Alumni Universitas Brawijaya]]
[[Kategori:Alumni Universitas Katolik Leuven]]
|