Kalumpang, Mamuju: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Badak Jawa (bicara | kontrib) k Mamuju masih menjadi kabupaten dan sedang diurus peralihan statusnya menjadi kota Tag: Pengembalian |
||
(13 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 8:
|pendudukref=<ref name="KALUMPANG"/>
|kelurahan =13 [[desa]]
|nama camat =[[Abram|Abram, S.Ip]]
|kepadatan =6,79
|provinsi =Sulawesi Barat
}}
'''Kalumpang''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Mamuju]], [[Sulawesi Barat]], [[Indonesia]]. Kecamatan Kalumpang memiliki luas wilayah 1.792,55 km² dengan populasi
Di kecamatan ini terdapat salah satu peninggalan [[bangsa Austronesia]] tertua di Nusantara.<ref name=":0">{{Cite book|last=Pasolong|first=Mira|date=2023|url=https://press.perpusnas.go.id/files/flipbooks/855/mobile/index.html#p=27|title=Sekomandi: Mengikat Benang, Mengikat Kekeluargaan|location=Jakarta|publisher=Perpusnas Press|isbn=978-623-117-027-9|pages=12–13|ref=kalumpang1|url-status=live}}</ref>
== Sejarah ==
Peninggalan [[bangsa Austronesia]] yang bermigrasi dari [[Taiwan]] pada 5.000 SM diketahui sudah ada di Kalumpang, di [[Situs Bukit Kamasi]] dan [[Situs Minanga Sipakko]].<ref name=":0" /> Peninggalan [[tembikar]] yang ada di kedua situs yang biasa dikenal satu sebagai [[Situs Kalumpang]] tersebut diperkirakan berumur 3.800 tahun.<ref name=":2" /> Teknologi dan corak tembikar yang digunakan mirip dengan budaya hias Sa Huynh-Kalanay yang identik dengan bangsa Austronesia.<ref>{{Cite book|last=Simanjuntak|first=Ricky Meinson Binsar|date=2009|url=https://www.lontar.ui.ac.id/detail?id=127252&lokasi=lokal#|title=Skripsi: Ragam hias Sa Huynh-Kalanay pada tembikar situs Minanga Sipakko, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat|location=Jakarta|url-status=live}}</ref> Situs Austronesia ini adalah yang tertua dan terkaya di Nusantara.<ref name=":2">{{Cite news|last=Daeng|first=Mohamad Final|date=2014-04-14|title=Kalumpang, "Rumah" Tua Moyang Austronesia|url=https://batukarinfo.com/news/kalumpang-%E2%80%9Drumah%E2%80%9D-tua-moyang-austronesia|access-date=2024-05-27}}</ref>
== Budaya ==
=== Tari ===
Tari Sayo adalah tari khas kecamatan Kalumpang yang sering ditampilkan pada upacara adat dan keagamaan seperti thabisan (kedatangan penghuni rumah baru), upacara penyambutan, dan kematian. Secara tradisional, tari ini hanya dapat dibawakan oleh keturunan bangsawan (''Tomakaka'<nowiki/>'') atau pemangku adat (''Tobara'<nowiki/>''). Kata ''sayo'' sendiri berarti "tari". Penarinya disebut sebagai ''pa sayo'''.
Dibagi melalui fungsinya, tari Sayo terbagi menjadi tiga jenis:
# Sayo Mabua (membuat seluruh keluarga menari)
# Sayo Makkendek (tarian panen)
# Sayo Panggae (tarian pertarungan)
Dalam sekali pertunjukan, jumlah penarinya ada 4 hingga 12 orang yang semuanya perempuan berumur 15-39 tahun. Busananya khusus, antara lain baju ''bei'', ''kundai pamiring'' (semacam rok), ''seke' pandan'' (selendang), ''sokko''' (topi), gelang dan anting, dan kain Sekomandi. Musik pengiring tarian ini umumnya hanya digunakan satu set alat tabuh yang terdiri dari lima gong besar dan kecil.<ref>{{Cite journal|last=Mentari|first=Refi|first2=Ahmaddin|date=2023|title=Eksistensi Tari Sayo di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat|url=https://ojs.unm.ac.id/PJAHSS/article/view/42515/19982|journal=PINISI Journal of Art, Humanity & Social Studies|volume=3|issue=1|pages=164–172}}</ref>
=== Kain ===
Terdapat sebuah kain tenun khas Kalumpang, yaitu kain tenun Sekomandi. Kapas untuk kain ini secara khusus dibuat di [[Karataun, Kalumpang, Mamuju|desa Karataun]] dan ditenun di desa Bambu.<ref name=":1">{{Cite book|last=Pasolong|first=Mira|date=2023|url=https://press.perpusnas.go.id/files/flipbooks/855/mobile/index.html#p=27|title=Sekomandi: Mengikat Benang, Mengikat Kekeluargaan|location=Jakarta|publisher=Perpusnas Press|isbn=978-623-117-027-9|pages=32–33|ref=kalumpang2|url-status=live}}</ref>
=== Hukum adat ===
Secara tradisional, desa-desa yang terletak di kecamatan Kalumpang disebut dengan ''lembang'' dan pemimpin desa disebut ''Tobara'''. Tobara' memimpin penegakan hukum adat (''seda'') di berbagai lembang yang ada di Kalumpang, disertai dengan tetua desa yang terdiri dari pimpinan gereja dan tokoh masyarakat, serta pemerintah sebagai penjaga jalannya sidang adat. Orang Kalumpang percaya bahwa pelanggaran norma berarti mencemari ''tondok'' (lingkungan), dan dapat memengaruhi tanaman. Setelah sidang adat selesai dan sang Tobara' melakukan upacara ''masseroi tondok'' (pembersihan kampung) dengan cara penyembelihan ternak, beliau akan menyerahkan yang bersangkutan kepada polisi untuk diproses. Antara lain yang menjadi masalah adat adalah penyebaran fitnah, perkataan kotor, zinah, dan berkumpul dengan lawan jenis pada jam tengah malam.<ref>{{Cite journal|last=Sirangki|first=Henri|last2=Darius|date=2022-06-14|title=Sumbangsih Eksistensi Kepemimpinan Tobara’ Terhadap Pembangunan Jemaat Di Lembang Siraun, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawasi Barat|url=https://sophia.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatasophia/article/view/65|journal=SOPHIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen|language=en|volume=3|issue=1|pages=50–63|doi=10.34307/sophia.v3i1.65|issn=2722-886X}}</ref>
== Demografi ==
Jumlah penduduk kecamatan ini tahun [[2020]] berjumlah 12.175 jiwa
Berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]]
=== Pekerjaan ===
Data usia kerja penduduk memiliki beragam macam atau jenis [[pekerjaan]]. Data tahun [[2020]] mencatat bahwa pada umumnya penduduk bekerja sebagai [[petani]], dan
=== Pendidikan ===
Beberapa jumlah sekolah dari tingkat [[PAUD|Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)]] hingga tingkat Sekolah Menengah Atas.
{| class="wikitable sortable" style="text-align:center"
Baris 70 ⟶ 94:
{{Authority control}}
{{kecamatan-stub}}
|