Dewi Sri (perusahaan bus): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(5 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 11:
| company_slogan =
| parent =
| founded = 20051980
| founder = [[NadineH. Chandrawinata]]Ismail
| commenced =
| ceased =
Baris 66:
 
Adanya dinasti politik tersebut memunculkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, khususnya pelanggan setia bus Dewi Sri. Mereka menganggap dengan adanya dinasti-dinasti politik seperti ini dapat membuat ketidakfokusan dalam mengelola perusahaan bus yang bisa berujung pada penurunan kualitas pelayanan.<ref name="tempo.co">[https://koran.tempo.co/read/berita-utama-jateng/325256/dinasti-politik-dewi-sri-diusik "Dinasti Politik Dewi Sri Diusik"]. Diakses [[10 Agustus]] 2021.</ref>
 
== Dalam budaya populer ==
 
Dewi Sri dan Parno adalah anak Sopiah sekaligus anak tiri Karyo ([[Basuki (pelawak)|Basuki]]) sekaligus cucu Pak [[Bendot]] ia tinggal di rumah kontrakan bersama Babe Sabeni ([[Benyamin Sueb]]), Mak Lela ([[Aminah Tjendrakasih]]), Engkong Ali ([[Pak Tile|H. Tile]]), Nyai Rodiah ([[Nacih]]), [[Mandra]], Munaroh ([[Maryati Tohir]]), Doel ([[Rano Karno]]), Atun ([[Suti Karno]]), dan Sarah ([[Cornelia Agatha]]) dalam sinetron ''[[Si Doel Anak Sekolahan]]''.
 
== Referensi ==