Ba 'Alwi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
penambahan sumber & data |
k →Kontroversi Nasab: menambahkan titik saja |
||
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox family|name=Ba 'Alawi|native_name=با علوى|native_name_lang=AR|image=Habib-ali-bungur.jpg|crest=|footnotes=|imagecaption=Keluarga Ba 'Alwi di Indonesia|early_forms=|members='''Klan''': al-Mushayyakh, Al-Aydarus , al-Muhdar, al-Attas, al-Basakut, al-Saqqaf, al-Shahab, al-Haddad, al-Jamalullail, al-Habshi, al-Hamid, al-Khirid, al-Shaykh Abu Bakr, Ba Faqih, Banahsan, al-Qadri, al-Haddar, al-Jufri dll|otherfamilies=al-Rayyan, Thangal, Nuwaythi, Ba Mashkoor, Ba Rumaidaan, Ba Hamaam, al-Amoodi, Ba Naeemi, Ba Hammudi|traditions=[[Tarekat Ba'alawiyah|Tarekat Ba'Alwi]]|ethnicity=|origin=[[Hadhramaut]]|region=[[Yemen]], [[Saudi Arabia]], [[Indonesia]], [[Malaysia]], [[Brunei]], [[United Arab Emirates]], [[India]], [[Bangladesh]],[[Singapore]], [[Maldives]], [[Comoros]], [[South Africa]], [[Somalia]], [[Ethiopia]], [[Kenya]], [[Uganda]], [[Tanzania]], [[Democratic Republic of the Congo]]|birth_place=}}
'''Ba 'Alwi''' atau '''Ba 'Alawi''' ({{lang-ar-at|آل باعلوي|al-bā'alawiy}}) adalah sekelompok keluarga [[:en:Hadharem|Hadhrami]] dan kelompok sosial yang berasal dari [[Hadramaut|Hadhramaut]] di sudut barat daya [[Semenanjung Arab]]. Mereka menelusuri garis keturunan mereka
Klan Ba 'Alwi yang berasal dari Tarim, Hadramaut, Yaman, mengaku sebagai keturunan Nabi
Ba 'Alwi mengklaim [[:en:Ahmad_al-Muhajir|Ahmad al-Muhajir]] bin Isa al-Rumi yang lahir pada tahun 873 (260H), diduga bermigrasi dari Basra ke Hadhramaut pada tahun 931 (320H) untuk menghindari kekerasan sektarian, termasuk invasi pasukan Qaramite ke dalam Kekhalifahan Abbasiyah. Hal ini juga mendapat kritik karena tidak adanya kitab sezaman yang mencatat perindahannya.<ref>{{Cite web|last=Imaduddin Utsman al-Bantani|date=2024-04-03|title=Menjawab Ludfi Rochman Tentang Terputusnya Nasab Habib|url=https://rminubanten.or.id/menjawab-ludfi-rochman-tentang-terputusnya-nasab-habib/|website=RMI-NU Banten}}</ref>
== Penyebaran di Indonesia ==
Abad ke-19 adalah masa gelombang migrasi besar-besaran keluarga Ba’alwi dan imigran Yaman lainnya ke Nusantara. Migrasi ini menyusul perubahan kebijakan Kolonial Belanda yang secara perlahan menjadikan wilayah Jawa dan kepulauan lain di Nusantara terbuka bagi pasar internasional
Di Nusantara, mereka bekerja di bidang perkebunan, karyawan pabrik, tukang kebun, kurir dan lain-lain. Selain itu, ada juga yang bekerja pada pemerintahan kolonial Belanda seperti [[Usman bin Yahya|Utsman bin Yahya]] yang diangkat menjadi mufti (yang bertugas berfatwa) Belanda di Batavia. Utsman pulalah yang kemudian mengalami benturan dengan ulama-ulama Banten yang merupakan murid-murid Syekh Nawawi dan Syekh Abdul Karim. Hal itu, dikarenakan fatwa keagamaan Utsman tentang haramnya memberontak kepada Belanda, dan mereka yang melakukannya dianggap terkena delusi agama. Fatwa itu terkait pemeberontakan rakyat Banten pada tahun 1888 M
Seperti di Pulau Jawa, di Aceh juga tidak jauh berbeda, terjadi penghianatan dari oknum Ba’alwi terhadap perjuangan rakyat Aceh dalam melawan Belanda, bahkan lebih mengenaskan. [[L.W.C van den Berg|L.W.C. Van den Berg]] menyebutkan, seorang Ba’alwi, [[Abdurrahman az-Zahir|Abdurrahman al-Zahir]], yang diberikan kedudukan tinggi dalam Kerajaan Aceh, malah kemudian menggembosi perjuangan rakyat Aceh dari dalam. Ia yang didiberikan amanah sebagai salah seorang panglima perang, kemudian malah bekerjasama dengan Belanda dengan bersedia meninggalkan pasukannya dalam gerilya asalkan mendapat gajih seumur hidup sebanyak 30.000 Gulden.{{Sfn|Van den Berg|1989|p=130-133}}
Setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1945, keluarga Ba’alwi banyak yang aktif dalam perpolitikan Indonesia, diantaranya D.N. Aidit yang menjadi Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI). Pengakuan bahwa Aidit adalah marga Ba’alwi diungkapkan oleh anak Aidit, Ilham Aidit.<ref>{{Cite web|last=Karta Raharja Ucu|title=Simpang Siur Kabar DN Aidit Keturunan Rasulullah|url=https://republika.co.id/berita/selarung/breaking-history/pi8mbw282/simpang-siur-kabardn-aidit-keturunan-rasulullah-part1)}}</ref>
== Kontroversi Nasab ==
Marga Ba’alwi mengaku sebagai keturunan Nabi
Sayangnya, nasab seperti di atas tersebut, tidak terkonfirmasi dalam kitab-kitab nasab primer yang mu’tabar (yang diakui oleh ahli). Kesimpulan seperti itu bisa dijelaskan, karena kitab-kitab nasab yang ditulis berdekatan dengan masa hidupnya Ubaidillah tidak mencatat namanya sebagai anak dari Ahmad bin Isa, sebagaimana akan penulis jelaskan di depan.{{cn}}
Ba’alwi mencatat, bahwa tahun hijrah Ahmad bin Isa ke Hadramaut adalah tahun 317H,{{sfn|Ali bin Abu Bakar al-Saqran|895}}
Klaim nasab Ba'alwi sebagai keturunan langsung
Penelitian yang dilakukan oleh Dr Sugeng Sugiharto (peneliti dari [[Badan Riset dan Inovasi Nasional|BRIN]]) menunjukkan bahwa sekitar 180 orang dari klan Ba'alwi telah menjalani tes DNA, dan hasilnya mayoritas menunjukkan [[:en:Haplogroup_G-M201|haplogroup G-M201]].<ref name=":1" />
== Daftar Marga ==
Baris 133:
| 50 || Al-Adani || العدنى
|-
| 51 ||
|-
| 52 ||
|-
| 53 || Ba Alawi || باعلوي
|-
| 54 || Ba Faraj || باعفاج
|}
==
{{reflist}}
==
* {{cite book
|last=Jajat Burhanuddin
|