Ba 'Alwi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaikan frasa
Kabul madras (bicara | kontrib)
k →‎Kontroversi Nasab: menambahkan titik saja
 
(7 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox family|name=Ba 'Alawi|native_name=با علوى|native_name_lang=AR|image=Habib-ali-bungur.jpg|crest=|footnotes=|imagecaption=Keluarga Ba 'Alwi di Indonesia|early_forms=|members='''Klan''': al-Mushayyakh, Al-Aydarus , al-Muhdar, al-Attas, al-Basakut, al-Saqqaf, al-Shahab, al-Haddad, al-Jamalullail, al-Habshi, al-Hamid, al-Khirid, al-Shaykh Abu Bakr, Ba Faqih, Banahsan, al-Qadri, al-Haddar, al-Jufri dll|otherfamilies=al-Rayyan, Thangal, Nuwaythi, Ba Mashkoor, Ba Rumaidaan, Ba Hamaam, al-Amoodi, Ba Naeemi, Ba Hammudi|traditions=[[Tarekat Ba'alawiyah|Tarekat Ba'Alwi]]|ethnicity=|origin=[[Hadhramaut]]|region=[[Yemen]], [[Saudi Arabia]], [[Indonesia]], [[Malaysia]], [[Brunei]], [[United Arab Emirates]], [[India]], [[Bangladesh]],[[Singapore]], [[Maldives]], [[Comoros]], [[South Africa]], [[Somalia]], [[Ethiopia]], [[Kenya]], [[Uganda]], [[Tanzania]], [[Democratic Republic of the Congo]]|birth_place=}}
 
'''Ba 'Alwi''' atau '''Ba 'Alawi''' ({{lang-ar-at|آل باعلوي|al-bā'alawiy}}) adalah sekelompok keluarga [[:en:Hadharem|Hadhrami]] dan kelompok sosial yang berasal dari [[Hadramaut|Hadhramaut]] di sudut barat daya [[Semenanjung Arab]]. Mereka menelusuri garis keturunan mereka kepada seorang tokoh yang bernama Ubaidillah.
 
Klan Ba 'Alwi yang berasal dari Tarim, Hadramaut, Yaman, mengaku sebagai keturunan Nabi MuhammadIslam SAW[[Muhammad]]. melalui jalur Ahmad bin Isa bin Muhammad al-Naqib bin Ali al-Uraidi bin Ja'far al-Sadiq bin Muhmmad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Fatimah binti Muhammad SAW. Namun demikian kaim Ba 'Alwi sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW mendapat banyak kritik dan menjadi kontroversi .<ref>Tabaqat al-Khawass Ahl al-Sudur wa al-Albab oleh Ahmad bin Sulaiman Abu Bakrah al-Turbani</ref><ref>Nashab al-Qurasy wa al-Hashimi oleh Murad Syukri Suwaidan</ref><ref>Asbab al-Nuzul oleh Sheikh Muqbil al-Wada'i</ref>.{{primary source inline}}
 
Ba 'Alwi mengklaim [[:en:Ahmad_al-Muhajir|Ahmad al-Muhajir]] bin Isa al-Rumi yang lahir pada tahun 873 (260H), diduga bermigrasi dari Basra ke Hadhramaut pada tahun 931 (320H) untuk menghindari kekerasan sektarian, termasuk invasi pasukan Qaramite ke dalam Kekhalifahan Abbasiyah. Hal ini juga mendapat kritik karena tidak adanya kitab sezaman yang mencatat perindahannya.<ref>{{Cite web|last=Imaduddin Utsman al-Bantani|date=2024-04-03|title=Menjawab Ludfi Rochman Tentang Terputusnya Nasab Habib|url=https://rminubanten.or.id/menjawab-ludfi-rochman-tentang-terputusnya-nasab-habib/|website=RMI-NU Banten}}</ref>.
 
== Penyebaran di Indonesia ==
Abad ke-19 adalah masa gelombang migrasi besar-besaran keluarga Ba’alwi dan imigran Yaman lainnya ke Nusantara. Migrasi ini menyusul perubahan kebijakan Kolonial Belanda yang secara perlahan menjadikan wilayah Jawa dan kepulauan lain di Nusantara terbuka bagi pasar internasional .{{sfn|Burhanuddin|1999}}. Perpindahan mereka ke Nusantara didorong factor kemiskinan .{{sfn|Tubagus & Tim Peduli Sejarah Islam Indonesia|p=29}}. Negeri Hadramaut pada akhir abad ke-19 itu mengalami perang saudara antara Al-Quwaiti dan Al-Khatiri, mereka memperebutkan kekuasaan di Hadramaut. Bahkan kekayaan Hadramaut tahun 1930 hanya dapat memenuhi kebutuhan seperempat penduduknya. Padahal, penting dicatat, pada tahun itu 20 sampai 30% penduduk Hadramaut tinggal diberbagai Negara Lautan India {{sfn|Tubagus & Tim Peduli Sejarah Islam Indonesia|p=189}}
 
Di Nusantara, mereka bekerja di bidang perkebunan, karyawan pabrik, tukang kebun, kurir dan lain-lain. Selain itu, ada juga yang bekerja pada pemerintahan kolonial Belanda seperti [[Usman bin Yahya|Utsman bin Yahya]] yang diangkat menjadi mufti (yang bertugas berfatwa) Belanda di Batavia. Utsman pulalah yang kemudian mengalami benturan dengan ulama-ulama Banten yang merupakan murid-murid Syekh Nawawi dan Syekh Abdul Karim. Hal itu, dikarenakan fatwa keagamaan Utsman tentang haramnya memberontak kepada Belanda, dan mereka yang melakukannya dianggap terkena delusi agama. Fatwa itu terkait pemeberontakan rakyat Banten pada tahun 1888 M .{{Sfn|Utsman bin Yahya|1890|p=22}}.
 
Seperti di Pulau Jawa, di Aceh juga tidak jauh berbeda, terjadi penghianatan dari oknum Ba’alwi terhadap perjuangan rakyat Aceh dalam melawan Belanda, bahkan lebih mengenaskan. [[L.W.C van den Berg|L.W.C. Van den Berg]] menyebutkan, seorang Ba’alwi, [[Abdurrahman az-Zahir|Abdurrahman al-Zahir]], yang diberikan kedudukan tinggi dalam Kerajaan Aceh, malah kemudian menggembosi perjuangan rakyat Aceh dari dalam. Ia yang didiberikan amanah sebagai salah seorang panglima perang, kemudian malah bekerjasama dengan Belanda dengan bersedia meninggalkan pasukannya dalam gerilya asalkan mendapat gajih seumur hidup sebanyak 30.000 Gulden.{{Sfn|Van den Berg|1989|p=130-133}}.
 
Setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1945, keluarga Ba’alwi banyak yang aktif dalam perpolitikan Indonesia, diantaranya D.N. Aidit yang menjadi Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI). Pengakuan bahwa Aidit adalah marga Ba’alwi diungkapkan oleh anak Aidit, Ilham Aidit.<ref>{{Cite web|last=Karta Raharja Ucu|title=Simpang Siur Kabar DN Aidit Keturunan Rasulullah|url=https://republika.co.id/berita/selarung/breaking-history/pi8mbw282/simpang-siur-kabardn-aidit-keturunan-rasulullah-part1)}}</ref>. Aidit kemudian dihukum mati di Boyolali pada 23 November 1965 karena pengkhiantan kepada Negara Indonesia.<ref>{{Cite web|last=Petrik Matanasi|date=2018|title=Jasir Hadibroto dan Eksekusi Mati D.N. Aidit|url=https://tirto.id/cPvz|website=Tirto.id}}</ref>. Selain Aidit, marga Ba’alwi yang menjadi anggota PKI juga adalah Ahmad Sofyan Baroqbah. Ia dieksekusi mati pada 19 Januari 1974, setelah diburu [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] selama bertahun-tahun di rimba Kalimantan Barat.<ref name=":1">{{Cite web|last=Petrik Matanasi|date=2017|title=Sayid Komunis yang Diburu Tentara Baret Merah|url=https://tirto.id/chz3|website=Tirto.id}}</ref>. Seorang marga Ba’alwi di Kalimantan Timur, Fahrul Baraqbah, juga anggota PKI yang ditangkap pasca meletusnya peristiwa 1965<ref name=":1" />.
 
== Kontroversi Nasab ==
Marga Ba’alwi mengaku sebagai keturunan Nabi BesarIslam Muhammad SAW. dengan urutan nasab sebagai berikut: Alwi (w.400H) bin Ubaidillah (w.383H) bin Ahmad (w.345H) bin Isa al-Naqib (w.300H) bin Muhammad al-Naqib (w.250H) bin Ali al-Uraidi (w.210H) bin Ja’far al-Sadiq (w.148H) bin Muhammad al-Baqir (w.114H) bin Ali Zaenal Abidin (w.97H) bin Sayidina Husain (w.64H) bin Siti Fatimah al-Zahra (w.11H) binti Nabi Muhammad Saw. (w.11H) <ref name=":0">{{Cite web|last=Alya Zulfikar|date=15 September 2023|title=Inilah Silsilah Habib Rizieq Shihab. Keturunan Ke-38 Nabi Muhammad|url=https://artikel.rumah123.com/inilah-silsilah-habib-rizieq-shihab-keturunan-ke-38-nabi-muhammad-124800|access-date=}}</ref>.
 
Sayangnya, nasab seperti di atas tersebut, tidak terkonfirmasi dalam kitab-kitab nasab primer yang mu’tabar (yang diakui oleh ahli). Kesimpulan seperti itu bisa dijelaskan, karena kitab-kitab nasab yang ditulis berdekatan dengan masa hidupnya Ubaidillah tidak mencatat namanya sebagai anak dari Ahmad bin Isa, sebagaimana akan penulis jelaskan di depan.{{cn}}
 
Ba’alwi mencatat, bahwa tahun hijrah Ahmad bin Isa ke Hadramaut adalah tahun 317H,{{sfn|Ali bin Abu Bakar al-Saqran|895}}, dan tahun wafatnya adalah tahun 345H.<ref name=":0" />. Jika Ahmad bin Isa, pada tahun 234H{{Sfn|Al-Khatib al-Bagadadi|1422H|p=520 j.13}} berumur 20 tahun, maka berarti ketika hijrah itu ia telah berumur 103 tahun, dan ketika wafat ia telah berumur 131 tahun. Sangat janggal, ada seseorang yang sudah tua renta yang berumur 103 tahun berpindah dari Basrah ke Hadramaut dengan jarak lebih dari 2000 km.{{Sfn|Al-Khatib al-Bagadadi|1422H|p=520 j.13}}
 
Klaim nasab Ba'alwi sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad SAW kini mengalami keraguan serius akibat hasil tes DNA yang menunjukkan ketidaksesuaian. Menurut berbagai hasil tes DNA, individu-individu dari klan Ba'alwi termasuk dalam haplogroup G,<ref>{{Cite web|last=FamilyTreeDNA|title=Ba'Alwi Sadah DNA Project Result|url=https://www.familytreedna.com/public/baalawi?iframe=ycolorized|website=|access-date=2024-06-22}}</ref>, sementara keturunan Nabi Muhammad yang seharusnya berada dalam haplogroup J1<ref>{{Cite web|last=FamilyTreeDNA|title=Quraysh & Banu-Hashem DNA Project Result|url=https://www.familytreedna.com/public/Qurayishj1c3d?iframe=ycolorized|access-date=}}</ref>. Haplogroup J1 diakui sebagai penanda genetik dari Nabi Ibrahim dan keturunannya, termasuk Nabi Muhammad. Sementara keturunan lurus laki-laki dari Husein bin Ali berupa haplogroup J1-FGC30416<ref>{{Cite web|last=FamilyTreeDNA|title=Hashem & Y-DNA cousins (FGC8712 & L862 Geography) - Background|url=https://www.familytreedna.com/groups/j-1el-147/about/background|access-date=}}</ref> dan Ali bin Abi-Thalib haplogroup J1-FGC10500<ref>{{Cite web|last=FamilyTreeDNA|title=Quraysh & Banu-Hashem - Background|url=https://www.familytreedna.com/groups/qurayishj-1c-3d/about/background|access-date=}}</ref> yang juga menginduk pada haplogroup cluster J1.Temuan ini mengindikasikan bahwa garis keturunan Ba'alwi tidak lurus dari Nabi Muhammad, melainkan memiliki jalur yang berbeda secara genetis.
 
Penelitian yang dilakukan oleh Dr Sugeng Sugiharto (peneliti dari [[Badan Riset dan Inovasi Nasional|BRIN]]) menunjukkan bahwa sekitar 180 orang dari klan Ba'alwi telah menjalani tes DNA, dan hasilnya mayoritas menunjukkan [[:en:Haplogroup_G-M201|haplogroup G-M201]].<ref name=":1" />. Ini termasuk individu-individu dari keluarga Al-Habsyi, Bin Syekh Abubakar, dan Assegaf yang semuanya menunjukkan hasil serupa. Haplogroup G lebih umum ditemukan di wilayah Kaukasus<ref>{{Cite web|last=ISOGG|title=Y-DNA Haplogroup G and its Subclades - 2009|url=https://isogg.org/tree/2009/ISOGG_HapgrpG09.html}}</ref> dan tidak terkait dengan garis keturunan langsung dari Nabi Muhammad yang seharusnya menunjukkan haplogroup J1​J1.​
 
== Daftar Marga ==
Baris 133:
| 50 || Al-Adani || العدنى
|-
| 51 || Ba AlawiAl-Mazimi || باعلويالمازيمي
|-
| 52 || Ba FarajAl-Tapiri || باعفاجالتابيري
|-
| 53 || Ba Alawi || باعلوي
|-
| 54 || Ba Faraj || باعفاج
|}
 
 
==ReferencesReferensi==
{{reflist}}
 
== BibliographyBibliografi ==
* {{cite book
|last=Jajat Burhanuddin