Badik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: kemungkinan spam pranala VisualEditor-alih
k clean up, removed stub tag
 
(42 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Sari 3.jpg|jmpl|Badik.]]
Badik adalah senjata tradisional yang berasal dari masyarakat etnis [[Suku Makassar]] di Sulawesi Selatan, hampir menyerupai di masyarakat [[Bugis]] yang bernama Gecong, Kawali oleh orang Luwu ataupun Rencong oleh orang Aceh. Bersisi tajam tunggal atau ganda, dengan panjang mencapai sekitar setengah 20-30 Cm.
'''Badik''' adalah [[pisau]] panjang dengan bentuk khas yang dikembangkan oleh [[masyarakat]] dari Sulawesi. Badik bersisi tajam tunggal atau ganda, dengan panjang mencapai sekitar setengah [[meter]]. Seperti [[keris]] Rakian Naga Batu Handak, bentuknya asimetris dan ulunya kerap kali dihiasi dengan [[pamor (logam)|pamor]]. Namun, berbeda dari keris, badik tidak pernah memiliki penyangga [[bilah]]. Nama "badi'" merupakan penyebutan dalam [[bahasa Makassar]] sedang dalam [[bahasa Bugis]] disebut sebagai "kawali". Badik memiliki konsep [[mistisisme]] serta bernilai secara [[ekonomi]] dan [[seni]] dengan tingkat yang tinggi.<ref>https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/sekelumit-tentang-badik-lampung/</ref>
 
Pada masa Raja Gowa ke-10 Daeng Bonto Karaeng Tunipallangga (1546-1565) kegiatan Padeddeq Bassi (Pandai Besi) benar-benar di akomodir oleh pemerintahan Kerajaan Gowa, hal ini untuk keperluan Perang dalam ekspansi perluasan wilayah kerajaan Gowa. Dimana pada masa ini, bukan hanya Badik namun juga pistol, Keris, Meriam dan jenis kapal Perang di perairan semacam Perahu Palari.
 
 
 
<ref>https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/sekelumit-tentang-badik-lampung/</ref>
 
== Badik Pada Masyarakat Sulawesi Selatan ==
Badik sebagai salah satu jenis benda hasil dari suatu proses kegiatan teknologi menempa logam adalah perwujudan dari kebudayaan materil masyarakat Sulawesi Selatan. Badik sebagai benda budaya, dipahami dan dipercaya oleh masyarakat memiliki berbagai fungsi dan kegunaan yang tidak terbatas hanya sebagai senjata tajam, masyarakat percaya bahwa badik mempunyai nilai dan makna tertentu.
 
Badik memiliki 4 (empat)tiga fungsi dalam kehidupan masyarakat, yaitu:
* Fungsi badik dalam Perang masa kerajaan
* Fungsi badik dalam keluarga
* Fungsi badik dalam kegiatan ekonomi
* fungsi badik sebagai pembela diri<ref>Diambil dari informasi di Museum La Galigo Makssar</ref>
 
== BadikMasyarakat DeddeSuku TaengBugis ==
Menurut pandangan orang Suku Bugis, setiap jenis badik salah satunya Badik Gecong memiliki kekuatan sakti (gaib). Kekuatan ini dapat memengaruhi kondisi, keadaan, dan proses kehidupan pemiliknya. Sejalan dengan itu, terdapat kepercayaan bahwa badik Atau Kawali juga mampu menimbulkan ketenangan, kedamaian, kesejahteraan dan kemakmuran ataupun kemelaratan, kemiskinan dan penderitaan bagi yang menyimpannya.
[[Berkas:Badik Makassar.jpg|jmpl|<nowiki>Jenis Badik Makassar, koleksi ~~~~</nowiki>|258x258px]]
Badik Makassar memiliki kale (bilah) yang pipih, battang (perut) buncit dan tajam serta cappa’ (ujung) yang runcing. Badik yang berbentuk seperti ini disebut Badik Sari. Badik Sari terdiri atas bagian pangulu (gagang badik), sumpa’ kale (tubuh badik) dan banoang (sarung badik). Lain Makassar lain pula Bugis, di daerah ini senjata tradisionalnya disebut dengan Gecong (Bugis) dan Kawali oleh orang Luwu di Sulawesi Selatan.
 
Sejak ratusan tahun silam, badik dipergunakan bukan hanya sebagai senjata untuk membela diri dan berburu tetapi juga sebagai identitas diri dari suatu kelompok etnis atau kebudayaan. Badik ini tidak hanya terkenal di daerah Suku Bugis saja, tetapi juga Seluruh Indonesia
== Kawali Luwu ==
Kawali Luwu memiliki besi atau bilah yang pipih, ujung runcing dan bentuk agak melebar pada bagian ujung, sedangkan kawali Luwu memiliki bessi pipih dan berbentuk lurus. Kawali pun memiliki bagian-bagian, seperti pangulu (hulu), bessi (bilah) dan wanua (sarung). Seperti pada senjata tradisional lainnya, kawali juga dipercaya memiliki kekuatan sakti, baik itu yang dapat membawa keberuntungan ataupun kesialan.
 
Secara umum badik terdiri atas tiga bagian, yakni hulu (gagang) dan bilah (besi), serta sebagai pelengkap adalah wanua atau sarung badik. Disamping itu, terdapat pula pamor yang dipercaya dapat memengaruhi kehidupan pemiliknya.
Kawali adalah senjata tradisional jenis Pisau yang mempunyai motif kaitan pada bilahnya dan dipercaya sebagai senjata yang akan memberikan kekayaan bagi pemiliknya. Mempunyai motif berupa tiga noktah dalam posisi tungku dipercaya akan membawa keberuntungan bagi pemiliknya berupa tidak akan kekurangan makanan dan tidak akan mengalami duka nestapa. Itulah sebabnya, badik ini paling cocok digunakan bagi mereka yang berusaha di sektor pertanian.
 
== Badik Bugis ==
Badik MakassarBugis memiliki kale cappa’ (bilahujung) yang pipih, battang (perut) buncitcembung dan tajam serta cappa’ (ujung) yangagak runcing. Badik yang berbentuk seperti ini disebut Badik SariGecong. Badik Sarigecong terdiri atas bagian pangulu (gagang badik), sumpa’ kaleale (tubuh badik) dan banoangwanua (sarung badik). Laindi Makassarbeberapa laindaerah pulabadik Bugis,disebut didengan daerahkawali, iniseperti senjataKawali tradisionalnya disebut dengan GecongRaja (BugisBone) dan Kawali oleh orangRongkong (Luwu di Sulawesi Selatan).
 
Kawali merupakan nama senjata tradisional suku bugis, Sulawesi Selatan. Senjata badik memiliki makna mendalam dalam kebudayaan masyarakat Bugis
 
== Kul Buntet / Pusaran ==
Kawali Lade’ nateyai memiliki pamor berupa bulatan kecil pada bagian pangkal dan guratan berjajar pada bagian matanya. Badik ini dipercaya dapat mendatangkan rezeki yang melimpah bagi pemiliknya. Badik ini memiliki kemiripan fungsi dengan Kawali Lakadang yang memiliki motif berbentuk gala pada pangkalnya.
 
Salah satu badik yang dipercaya sangat ideal adalah Kawali Lagemme’ Silampa yang memiliki motif berupa urat yang membujur dari pangkal ke ujung. Dipercaya bahwa pemilik badik tersebut senantiasa akan mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan dalam kehidupannya bersama dengan segenap kaum kerabatnya. Sedangkan untuk mendapatkan kesabaran, maka dipercaya harus memiliki Kawali Lasabbara.
[[Berkas:Badik Bugis.jpg|kiri|jmpl|412x412px|Uladeddu, Jenis badik bugis yang khas [[Segeri, Pangkajene dan Kepulauan|segeri]]]]
Kawali Ilakkoajang adalah jenis badik yang dipercayai sebagai senjata yang mampu mendatangkan wibawa serta derajat yang tinggi.Badik ini memiliki motif guratan di seluruh tubuhnya. Sementara itu, bagi yang menginginkan kemenangan dalam setiap pertarungan hendaknya memiliki Kawali Latenriwale. Badik yang memiliki motif berupa bulatan oval pada bagian ujungnya ini dipercaya dapat membangkitkan sifat pantang mundur bagi pemiliknya dalam setiap pertempuran.
 
Bila dipercaya terdapat badik yang mengandung kebaikan, demikian pun sebaliknya terdapat badik yang mengandung kesialan. Kawali Lasukku Ja’na adalah badik yang dianggap amat buruk. Bagi siapapun, Kawali Latemmewa merupakan badik yang sangat tidak baik, karena dipercaya badik ini tidak dapat menjaga wibawa dan kehormatan pemiliknya. Menurut kepercayaan, pemilik badik ini tidak akan melakukan perlawanan kendati ditampar oleh orang lain.
 
Sejalan dengan kepercayaan tersebut, terdapat Kawali Lamalomo Malaweng Tappi’enngi yang memiliki motif berupa guratan tanda panah pada bagian pangkalnya. Dipercaya, pemilik badik ini sering kali terlibat dalam perbuatan zina. Badik ini memiliki kepercayaan yang berlawanan dengan Kawali Lamalomo Rialawengeng. Konon kabarnya pemilik badik seperti ini sering kali istrinya melakukan perzinahan dengan lelaki lain.
 
Apapun kekuatan sakti yang dipercaya dikandung oleh sebuah badik, badik tetaplah sebuah benda budaya yang akan meningkatkan identitas diri seseorang, terutama bagi kaum lelaki. Seperti kata orang Makassar mengenai badik “Teyai bura’ne punna tena ammallaki badik” (Bukan seorang lelaki jika tidak memiliki badik), begitupun dengan kata orang Bugis “Taniya ugi narekko de’na punnai kawali" (Bukan seorang Bugis jika tidak memiliki badik).
 
Menurut pandangan orang Bugis Makassar, setiap jenis badik memiliki kekuatan sakti (gaib). Kekuatan ini dapat memengaruhi kondisi, keadaan, dan proses kehidupan pemiliknya. Sejalan dengan itu, terdapat kepercayaan bahwa badik juga mampu menimbulkan ketenangan, kedamaian, kesejahteraan dan kemakmuran ataupun kemelaratan, kemiskinan dan penderitaan bagi yang menyimpannya.Sejak ratusan tahun silam, badik dipergunakan bukan hanya sebagai senjata untuk membela diri dan berburu tetapi juga sebagai identitas diri dari suatu kelompok etnis atau kebudayaan.
 
Badik ini tidak hanya terkenal di daerah Makassar saja, tetapi juga terdapat di daerah Bugis dan Mandar dengan nama dan bentuk berbeda.Secara umum badik terdiri atas tiga bagian, yakni hulu (gagang) dan bilah (besi), serta sebagai pelengkap adalah warangka atau sarung badik. Disamping itu, terdapat pula pamor yang dipercaya dapat memengaruhi kehidupan pemiliknya.Badik Makassar memiliki kale (bilah) yang pipih, battang (perut) buncit dan tajam serta cappa’ (ujung) yang runcing. Badik yang berbentuk seperti ini disebut Badik Sari. Badik Sari terdiri atas bagian pangulu (gagang badik), sumpa’ kale (tubuh badik) dan banoang (sarung badik). Lain Makassar lain pula Bugis, di daerah ini badik disebut dengan kawali, seperti Kawali Raja (Bone) dan Kawali Rangkong (Luwu).
 
Badik Taeng memiliki ciri khas memiliki perut yang lebar atau mirip dengan perut buncit, sementara Panjarungang memiliki perut yang tidak terlalu buncit.
 
"Kalau bicara badik Makassar maka cuma ada dua jenis yaitu Taeng dengan Panjarungang dan kedua jenis ini memiliki hubungan sejarah sehingga harus ditempa dari dua tempat yang berbeda.
 
== Cara Memegang Badik ==
Baris 30 ⟶ 48:
== Referensi ==
<references />{{senjata Indonesia}}
 
{{indo-stub}}
[https://beritapangkep.com/panre-beddu-sang-pembuat-badik-dari-segeri/338/ Panre Beddu, sang pembuat badik dari Segeri]
 
[[Kategori:Senjata]]
[[Kategori:Bugis]]
[[Kategori:Senjata tradisional Indonesia]]
[[Kategori:Mitologi Makassar]]
 
[https://beritapangkep.com/panre-beddu-sang-pembuat-badik-dari-segeri/338/ Panre Beddu, sang pembuat badik dari Segeri]