Keris Kyai Condong Campur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k format, kategori |
k →Kenyataan sejarah: clean up |
||
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Condong Campur''' adalah salah satu [[keris]] pusaka milik [[Kerajaan Majapahit]] yang banyak disebut dalam [[legenda]] dan [[folklor]]. Keris ini dikenal dengan nama Kanjeng Kyai Condong Campur.
Keris ini merupakan salah satu [[dapur keris]] lurus. Panjang bilahnya sedang dengan ''kembang kacang'', satu ''lambe gajah'', satu ''sogokan'' di depan dan ukuran panjangnya sampai ujung bilah, ''sogokan'' belakang tidak ada. Selain itu, keris ini juga menggunakan ''gusen'' dan ''lis-lis''-an.
'''Condong Campur''' merupakan perlambang Keinginan untuk menyatukan perbedaan. Condong berarti miring yang mengarah ke suatu titik, yang berarti keberpihakan atau keinginan. Campur berarti menjadi satu atau perpaduan. Dengan demikian, Condong Campur adalah keinginan untuk menyatukan suatu keadaan tertentu.▼
▲
==Filosofi Sejarah==▼
▲== Filosofi Sejarah ==
Dalam dunia perkerisan, Golongan pertama ini diibaratkan dengan '''keris dapur Sabuk Inten'''. Sabuk berarti Ikat Pinggang. Sedangkan Inten berarti Intan atau Permata. Dengan demikian, Sabuk Inten memfisualisasikan Golongan pemilik modal yang dipenuhi dengan kelimang harta benda. ▼
Ketika [[Kerajaan Majapahit]] sudah menjapai masa kejayaannya, terjadi banyak sekali perbedaan ([[heterogenitas]] di negeri itu. Heteroginitas ini menyebabkan terjadinya perpecahan di masyarakat,baik dari aspek [[agama]], [[budaya]], [[kasta]], dsb. Paling tidak ada 2 golongan yang memiliki perbedaan pandangan sangat tajam pada masa itu, yaitu:
Sedangkan Golongan Kedua adalah masyarakat bawah yang kecewa, marah dsb. (Jawa = Sengkel Atine atau Jengkel Hatinya). Dalam dunia perkerisan, kondisi ini diidentikan dengan keris dapur Sengkelat. Diambil dari makna kata SENGKEL ATine.▼
* Golongan pertama, yaitu golongan pemilik modal, pedagang dan pejabat.
* Golongan kedua, yaitu golongan masyarakat bawah yang kecewa dengan kondisi yang mereka alami, seperti keterpurukan nasib, tekanan hidup dan penindasan.
▲Dalam dunia
Dengan adanya perbedaan tersebut, maka diupayakan adanya persatuan dan pembauran (CONDONG CAMPUR) antar golongan. Tetapi yang terjadi hanyalah pembauran 'semu' yang hanya muncul di permukaan saja. Tetapi sesungguhnya dalam kenyataan kehidupan masyarakat, tidak terjadi pembauran. Ketidakberhasilan upaya pembauran ini sesungguhnya juga karena ketidakinginan para pemilik modal untuk melakukan pembauran tersebut dan khawatir akan mengganggu kepentingan mereka. ▼
▲
==Legenda dan mitos==▼
Dalam dunia perkerisan muncul mitos dan legenda yang mengatakan adanya pertengkaran antara beberapa keris. SABUK INTEN yang merasa terancam dengan adanya CONDONG CAMPUR, akhirnya memerangi Condong Campur. Dalam pertikaian tersebut, Sabuk Inten Kalah. Sedangkan SENGKELAT yang juga merasa sangat tertekan oleh kondisi, juga akhirnya memerangi CONDONG CAMPUR hingga akhirnya Condong Campur kalah dan melesat ke angkasa menjadi LINTANG KEMUKUS (Komet atau Bintang Berekor), dan mengancam akan kembali ke bumi dalam kurun waktu 500 tahun untuk membuat huru hara (Jawa = Ontran-ontran).▼
▲Dengan adanya perbedaan tersebut,
==Kenyataan sejarah==▼
Dalam kenyataannya, perkembangan masyarakat Majapahit menunjukkan perpecahan, baik di masyarakat maupun dalam istana itu sendiri. Pada akhir, perpecahan tersebut menyebabkan Majapahait menjadi lemah dan akhirnya bisa ditundukkan oleh kerajaan Demak. Kerajaan Islam yang 'baru' berdiri dari Trah Majapahit itu sendiri.▼
▲== Legenda dan mitos ==
[[Kategori:Keris|Kyai Condong Campur]]▼
Konon keris pusaka ini dibuat beramai-ramai oleh seratus orang [[mpu]]. Bahan kerisnya diambil dari berbagai tempat. Dan akhirnya keris ini menjadi keris pusaka yang sangat ampuh tetapi memiliki watak yang jahat.
▲Dalam dunia
▲== Kenyataan sejarah ==
▲Dalam kenyataannya,
{{senjata-stub}}
|