Ki Empu Djeno Harumbrodjo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k →Referensi: clean up, removed stub tag |
||
(28 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Orphan|date=Februari 2023}}
'''Ki Empu Djeno Harumbrodjo''' (1929-2006) adalah salah satu pembuat [[keris]] kramat ternama yang karyanya dijual di dalam dan luar Indonesia, salah satunya adalah Keris dapur Jangkung Mangkunegoro yang dimiliki oleh [[Sultan Hamengkubuwono IX]].<ref name="bu">Almanak Seni Rupa Indonesia. Halaman 513-514. IBOEKOE/Gelaran Almanak. 2012. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.</ref> Dalam proses pembuatan keris, Empu Djeno menciptakan keris yang memiliki kekuatan spiritual yang sesuai dengan karakteristik pemiliknya.<ref name="jp">[http://www.thejakartapost.com/news/2003/01/24/empu-djeno-last-sacred-kris-master-alive.html Empu Djeno, the last sacred kris master alive.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160309192116/http://www.thejakartapost.com/news/2003/01/24/empu-djeno-last-sacred-kris-master-alive.html |date=2016-03-09 }} The Jakarta Post. Bambang M. Diakses pada 4 Mei 2013.</ref> Sejak tahun 1953 hingga 2003, Empu Djeno telah menghasilkan 235 keris.<ref name="tb"/> Seoarang pembuat keris dapat disebut Empu bila mampu memberikan kekuatan spiritual pada suatu keris sehingga benda tersebut dapat memberikan peruntungan, panen melimpah, menyembuhkan penyakit, hingga mencegah kematian.<ref name="bo">{{en}} The Centhini Story: The Javanese Journey of Life (Based on Original Serat Centhini). Soewito Santoso. 2006. Marshall Cavendish International (Asia). Page 99.</ref> Menurut Empu Djeno, suatu keris kramat memiliki kekuatan supernatural yang disebut ''yoni'', di mana kekuatan tersebut tak terlihat dan hanya dapat dirasakan oleh jiwa seseorang.<ref name="jp"/>
== Masa Kecil ==▼
Dilahirkan pada 8 Juli 1929, Empu Djeno merupakan anak bungsu dari Ki Supowinangun, pembuat keris [[Keraton Yogyakarta|Kepatihan Keraton Yogyakarta]]. Empu Djeno merupakan keturunan ke-15 dari Empu Supa atau dikenal sebagai Empu Tumenggung Supodriyo, seorang pembuat keris
Pada tahin 1970, bersama dengan dua saudaranya, Yoso Pangarso dan Genyodiharjo, Empu Djeno mulai mencoba-coba teknik pembuatan keris di Dusun Jitar, [[Sumberagung, Moyudan, Sleman]]. Hal ini dikarenakan ayahnya belum pernah mengajarkan teknik pembuatan keris secara khusus.
▲==Masa Kecil==
▲Dilahirkan pada 8 Juli 1929, Empu Djeno merupakan Ki Supowinangun, pembuat keris Kepatihan Keraton Yogyakarta. Empu Djeno merupakan keturunan ke-15 dari Empu Supa atau dikenal sebagai Empu Tumenggung Supodriyo, seorang pembuat keris di abad ke-13 saat pemerintahan Kerajaan Majapahit.<ref name="jo">[http://www.joglosemar.co.id/whos/djeno.html Ki Empu Djeno Harumbrodjo: The only EMPU – The Maestro of classical KERIS making in Java.] Joglosemar.co.id | Suryo S. Negoro |Diakses pada 4 Mei 2013.</ref> Sejak usia 15 tahun, Empu Djeno telah membantu ayahnya membuat keris benda keramat lainnya. Pada tahun 1963, ayahnya meninggal dunia dan sejak saat itu Empu Djeno mendapatkan tiga mimpi yang sama, yaitu ayahnya menyuruh Empu Djeno menempa besi dan membuat keris. Sejak saat itu, dia berniat mewariskan pekerjaan keluarga, yaitu menjadi pembuat keris (Empu Keris).
== Proses Pembuatan Keris ==▼
▲Pada tahin 1970, bersama dengan dua saudaranya, Yoso Pangarso dan Genyodiharjo, Empu Djeno mulai mencoba-coba teknik pembuatan keris di Dusun Jitar, Sumberagung, Moyudan, Sleman. Hal ini dikarenakan ayahnya belum pernah mengajarkan teknik pembuatan keris secara khusus. Di tahun 1977, Empu Djeno pindah ke Dusun Gatak, Sleman, dan disinilah dia mulai membuat sendiri peralatan kerjanya.
Sebagai benda yang dipercaya memiliki kekuatan kesaktian, sebuah keris dapat memiliki kekuatan magis yang ditentukan oleh permintaan si pembuat keris dan pemiliknya. Dalam setahun, Empu Djeno hanya dapat membuat
Pada proses awal pembuatan keris, potongan besi akan dibakar hingga memanjang mencapai ukuran tertentu dan kemudian dilipat menjadi dua. Proses penempaan dan pelipatan ini diulang berkali-kali hingga mencapai jumlah lipatan yang diinginkan atau tergantung dari model (disebut juga ''tangguh'') keris itu sendiri. Untuk menciptakan model (''tangguh'') ''Blambangan'', Empu Djeno perlu membuat 16 lipatan, sedangkan untuk ''tangguh Mataram'' dibutuhkan 256 lipatan, dan untuk ''tangguh Sendang Sedayu'' harus terdiri dari 4.096 lipatan. Setelah mencapai jumlah lipatan yang diinginkan, sebilah baja disisipkan pada bagian tengah besi tempaan tersebut sebagai penguat. Umumnya keris memiliki bentuk lurus atau berkelok yang disebut keris Luk. Setelah lempengan dibentuk sesuai keinginan, Empu Djeno kemudian melakukan pengikiran untuk menciptakan guratan yang disebut pamor pada keris. Guratan tersebut akan terlihat jelas setelah dibasuh dengan campuran [[arsenikum]] dan [[jeruk nipis]].<ref name="l6"/> Beberapa keris buatan Empu Djeno adalah: Jangkung, Jalak, Pendowo, Luk Gangsal, Sempono Luk Pitu, Penimbal Luk Songo, Sabuk Inten Luk Sewelas, dan Palung Sari Teluk Lelulas.<ref name="bu"/>
▲==Proses Pembuatan Keris==
▲Sebagai benda yang dipercaya memiliki kekuatan kesaktian, sebuah keris dapat memiliki kekuatan magis yang ditentukan oleh permintaan si pembuat keris dan pemiliknya. Dalam setahun, Empu Djeno hanya dapat membuat 2 keris. Saat membuat keris, Empu Djeno memerlukan data pelanggan yang di antaranya meliputi hari dan tanggal lahir, pekerjaan, dan akan lebih baik bila dia dapat bertemu dengan pelanggan langsung sehingga dapat mengetahui karakter pelanggannya. Dua hal yang harus dipersiapkan dalam pembuatan keris adalah persiapan material dan spiritual. Persiapan material meliputi 12 kg besi, 0.5 kg nikel, 100 gram meteorit, dan 500 kantong batu bara. Secara spiritual, persiapan yang harus dilakukan adalah puasa, meditasi, tidak tidur selama beberapa hari, dan tindakan spiritual lainnya.
Beberapa pameran yang pernah diikuti oleh Empu Djeno adalah pameran di Keraton Yogyakarta (1984-1988), Sumberagung (1977), [[Sekaten|Universitas Gajah Mada]] (1980), [[Institut Seni Indonesia]] Yogyakarta dan [[Institut Teknologi Bandung]] (September 1999). Selain itu, dia juga pernah memamerkan karyanya di H. Ambarukmo, SMP Muh. Gedongan, [[Museum Sonobudoyo]], [[TMII]], dan secara rutim dalam [[Sekaten|perayaan Sekaten]] di Keraton Yogyakarta.<ref name="tb"/>
Empu Djeno sering mengajarkan keterampilan pembuatan keris kepada generasi muda di tempat tinggalnya dan pada tahun 2006, dia mewariskan ketrampilannya ke anaknya, yaitu [[Empu Sungkowo]]. Pelajaran praktik pembuatan keris juga diberikan Empu Djeno di Institut Seni Indonesia dan program Profil Budaya di [[TVRI]].<ref name="tb"/>
== Penghargaan ==
Beberapa penghargaan yang pernah diterima oleh Empu Djeno adalah penghargaan dari ''Kedaulatan Rakyat'' atas kontribusinya dalam melestarikan budaya leluhur (2004) dan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma (2003). Selain itu, Empu Djeno juga pernah memperoleh Piagam dan Plakat Seni Cabang Tosan Aji dari Pemda DI Yogyakarta pada tahun 1985 serta piagam dari Keraton Yogyakarta.<ref name="tb">[http://www.thewindowofyogyakarta.com/seniman.php?id=MjQx&orig= Taman Budaya Yogyakarta - Ki Empu Djeno Harumbrodjo
==Referensi==▼
▲== Referensi ==
{{reflist}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Empu Keris]]
|