|caption = Lokomotif B1304
|powertype = [[Uap]]
|serialnumber=[[B13]] / SS99 / SS74
|fueltype=Kayu /atau batu bara
|gauge=1.067 mm
|builder=Hanomag [[Jerman]]
|totalproduction=11
|whytetype=2-4-0T
|aarwheels=1-B
|uicclass=B1B
|length=
|width=
|topspeed = 60 km/h
|railroad=Staatsspoorwegen (SS),
Djawatan Kereta Api (DKA).}}
'''Lokomotif [[B13|B 13]] dengan susunan roda 2-4-0T''' merupakan lokomotif yang memiliki silinder berdimensi 380 mm X 500 mm dengan roda penggerak berdiameter 800 mm. Berat keseluruhan 27 ton. Lokomotif ini dapat melaju hingga kecepatan maksimum 60 km/jam. Lokomotif [[B13|B 13]] menggunakan bahan bakar kayu jati atau batubara.<ref>{{cite book |last1=Bagus Prayogo |first1=Yoga |author-link1= |last2=Yohanes Sapto |first2=Prabowo |author-link2= |last3=Radityo |first3=Diaz|date=2017 |title=Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. |url= |location=Yogyakarta |publisher=Jogja Bangkit Publisher |page=34|isbn=978-602-0818-55-9 |author-link=}}</ref>
== Sejarah ==
Jalan rel rute [[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]]–[[Stasiun Maos|Maos]]–[[Stasiun Cilacap|Cilacap]] (176 km) dibangun oleh perusahaan kereta api Staats SpoorwegenStaatsspoorwegen (SS) dan diresmikan pada tahun 1887. Pembangunan jalan rel tersebut dilatarbelakangi oleh adanya dua kepentingan, yaitu kepentingan ekonomi dan pertahanan [[militer]]. Kepentingan ekonomi berkaitan dengan kebutuhan pengangkutan hasil-hasil perkebunan dari kota Purworejo atau kota [[Yogyakarta]] ke pelabuhan Cilacap sebagai salah satu pintu gerbang ekspor ke [[Eropa]]. Selain itu, kereta api juga digunakan untuk kepentingan angkutan militer pemerintah [[Hindia Belanda]] yang berada di kota Cilacap. Jalan rel ini juga digunakan untuk angkutan militer (terdapat benteng pertahanan militer di kota Cilacap yang didirikan pada tahun 1879). Dengan demikian, kedudukan benteng militer ini bernilai strategis bagi pemerintah [[Hindia Belanda]] dalam mengamankan ekspor hasil perkebunan. Untuk melayani rute rute [[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]]–[[Stasiun Maos|Maos]]–[[Stasiun Cilacap|Cilacap]] (176 km), SS mendatangkan 11 lokomotif uap bernomor seri SS99 / SS74 atau [[B13|B 13]] dari pabrik [[Hanomag]] ([[Jerman]]) pada tahun 1886. Kereta api berperan besar dalam perdagangan hasil pertanian dan perkebunan sehingga menjadikan pelabuhan Cilacap sebagai pelabuhan yang ramai di pulau [[Jawa]] pada tahun 1909–1930. Selain digunakan untuk menarik gerbong barang, lokomotif ini juga digunakan untuk menarik rangkaian kereta penumpang. Pada tahun 1929, SS melakukan konservasi pada lokomotif ini yaitu melakukan penggantian [[boiler]] lama dengan boiler baru. Pada tahun 1941, sebagian lokomotif ini dipindahkan operasionalnya ke jalan rel milik SS yang lain yaitu pada rute [[Tanah Abang]]–Duri–[[Tangerang]] (21 km).
Setelah [[Perang Dunia]] II berakhir, lokomotif ini tersebar di [[depo lokomotif]] [[Tanah Abang]], [[Purwakarta]], [[Cirebon]] dan [[Mojokerto]]. Dari 11 lokomotif [[B13|B 13]], saat ini masih tersisa 1 lokomotif [[B13|B 13]], yaitu [[B13|B 13]] 04. [[B13|B 13]] 04 dipajang di depan jalan masuk ke stasiun [[Stasiun Cirebon]] ([[Jawa Barat]]).
== Lihat pula ==
* [[Depo lokomotif]]
* [[Diesel elektrik]]
* [[Industri Kereta Api]] [[Madiun]]
* [[Daftar kecelakaan kereta api di Indonesia]]
* [[Kereta Api Indonesia]]
{{commonscat|PT Kereta Api}}
[[Kategori:Lokomotiflokomotif uap di Indonesia]]
[[Kategori:Transportasi rel di Indonesia]]
{{lokomotif-stub}}
|