Ratu Kalinyamat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(88 revisi perantara oleh 55 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Person
'''Ratu Kalinyamat''' adalah putri [[Sultan Trenggana]] yang menjadi bupati di [[Jepara]]. Ia terkenal di kalangan [[Portugis]] sebagai sosok wanita pemberani.▼
| name = Ratu Kalinyamat
| image = Ratu Kalinyamat karya Jatmiko.jpg
| residence = [[Jepara]] Jawa Tengah
| other_names =
| caption = Lukisan Ratu Kalinyamat karya Jatmiko
| birth_name = Ratna Kencana
| birth_date = l.k. 1520
| birth_place = {{negara|Indonesia}} [[Demak]] ([[Kerajaan Demak|Demak Bintoro]])
| death_date = 1579
| death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jepara]] ([[Kerajaan Kalinyamat|Kalinyamat]])
| death_cause =
| known = Ratu [[Kerajaan Kalinyamat]]
| occupation = Ratu ([[Kerajaan Kalinyamat]])
| title = Kanjeng Ratu Kalinyamat
| salary =
| term =
| predecessor =
| successor =
| party =
| boards =
| spouse = [[Sultan Hadlirin]]
| partner =
| parents = [[Sultan Trenggono]] (Ayah)
| children =
| relations =
| website =
| footnotes =
| employer =
| height =
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Foto van een reliëf bij het graf van Kali Nyamat te Mantingan TMnr 6316-38a.jpg|jmpl|300px|[[Relief]] pada makam Ratu Kalinyamat di [[Masjid Mantingan]]]]
== Asal-Usul Pangeran dan Ratu Kalinyamat ==▼
▲'''Ratu Kalinyamat''' (meninggal tahun [[1579]]) adalah
Nama asli Ratu Kalinyamat adalah '''Retna Kencana''', putri [[Sultan Trenggana]] raja [[Demak]] (1521-1546). Pada usia remaja ia dinikahkan dengan '''Pangeran Kalinyamat'''.▼
Pemerintah Indonesia menyematkan gelar pahlawan nasional kepada Ratu Kalinyamat pada peringatan Hari Pahlawan, 10 November 2023
Pangeran Kalinyamat berasal dari luar [[Jawa]]. Terdapat berbagai versi tentang asal-usulnya. Masyarakat [[Jepara]] menyebut nama aslinya adalah Win-tang, seorang saudagar [[Cina]] yang mengalami kecelakaan di laut. Ia terdampar di pantai [[Jepara]], dan kemudian berguru pada [[Sunan Kudus]].▼
<ref>https://setkab.go.id/presiden-jokowi-anugerahkan-gelar-pahlawan-nasional-kepada-enam-tokoh/</ref>.
<ref>https://osf.io/ptkyd/</ref>.
Versi lain mengatakan, Win-tang berasal dari [[Aceh]]. Nama aslinya adalah Pangeran Toyib, putra [[Sultan Mughayat Syah]] raja [[Aceh]] (1514-1528). Toyib berkelana ke [[Cina]] dan menjadi anak angkat seorang menteri bernama Tjie Hwio Gwan. Nama Win-tang adalah ejaan [[Jawa]] untuk Tjie Bin Thang, yaitu nama baru Toyib. ▼
▲Nama asli Ratu Kalinyamat adalah '''Retna Kencana''',
▲Pangeran Kalinyamat berasal dari luar [[Jawa]]. Terdapat berbagai versi tentang asal-usulnya. Masyarakat
Win-tang dan ayah angkatnya kemudian pindah ke [[Jawa]]. Di sana Win-tang mendirikan desa Kalinyamat, sehingga ia pun dikenal dengan nama Pangeran Kalinyamat. Ia berhasil menikahi Retna Kencana putri bupati [[Jepara]], sehingga istrinya itu kemudian dijuluki Ratu Kalinyamat. Sejak itu, Pangeran Kalinyamat menjadi anggota keluarga [[Kesultanan Demak]] dan memperoleh gelar Pangeran Hadiri. ▼
▲Versi lain mengatakan, Win-tang berasal dari [[Aceh]]. Nama aslinya adalah Pangeran Toyib,
Pangeran dan Ratu Kalinyamat memerintah bersama di [[Jepara]]. Tjie Hwio Gwan, sang ayah angkat, dijadikan patih bergelar Sungging Badar Duwung, yang juga mengajarkan seni ukir pada penduduk [[Jepara]].▼
▲Win-tang dan ayah angkatnya kemudian pindah ke
▲Pangeran dan Ratu Kalinyamat memerintah bersama di
== Kematian Pangeran Kalinyamat ==
Pada tahun 1549 [[Sunan Prawata]] raja keempat
[[Sunan Kudus]] adalah pendukung
Ratu Kalinyamat kecewa atas sikap
Menurut cerita. Selanjutnya dengan membawa jenazah Pangeran Kalinyamat, Ratu Kalinyamat meneruskan perjalanan sampai pada sebuah sungai dan darah yang berasal dari jenazah Pangeran Kalinyamat menjadikan air sungai berwarna ungu, dan kemudian dikenal daerah tersebut dengan nama Kaliwungu. Semakin ke barat, dan dalam kondisi lelah, kemudia melewati [[Pringtulis, Nalumsari, Jepara|Pringtulis]]. Dan karena lelahnya dengan berjalan sempoyongan (moyang-moyong) di tempat yang sekarang dikenal dengan nama [[Mayong, Jepara|Mayong]]. Sesampainya di [[Purwogondo, Kalinyamatan, Jepara|Purwogondo]], disebut demikian karena di tempat inilah awal keluarnya bau dari jenazah yang dibawa Ratu Kalinyamat, dan kemudia melewati [[Pecangaan, Jepara|Pecangaan]] dan sampai di [[Mantingan, Tahunan, Jepara|Mantingan]].
== Ratu Kalinyamat Bertapa ==
Ratu Kalinyamat berhasil meloloskan diri dari peristiwa pembunuhan itu. Ia kemudian bertapa telanjang di Gunung Danaraja, dengan sumpah tidak akan berpakaian sebelum berkeset kepala [[Arya Penangsang]].
== Serangan Pertama Ratu Kalinyamat pada Portugis ==
Ratu Kalinyamat kembali menjadi bupati
Ratu Kalinyamat sebagaimana bupati
Pasukan
Baru setelah pemimpinnya gugur, pasukan
Ratu Kalinyamat tidak pernah jera. Pada tahun [[1565]] ia memenuhi permintaan orang-orang [[Hitu]] di [[Ambon]] untuk menghadapi gangguan bangsa
== Serangan Kedua Ratu Kalinyamat pada Portugis ==
Pada tahun [[1564]], [[Alauddin al-Qahhar dari Aceh|Sultan
Pada tahun [[1573]], sultan
Pasukan
Meskipun dua kali mengalami kekalahan,
== Anak Angkat ==
Ratu Kalinyamat tidak memiliki anak kandung, tetapi Ratu kalinyamat di beri kepercayaan untuk merawat keponakannya sebagai anak angkat, yaitu:
* Pangeran Timur Rangga Jumena
Merupakan putra bungsu Sultan Trenggana yang kemudian menjadi bupati Madiun.
* Arya Pangiri
Merupakan putra dari [[Sunan Prawata]] yang kemudian menjadi penguasa Demak,<ref>{{Cite web |url=http://superkoran.info/?p=3674 |title=Salinan arsip |access-date=2013-11-27 |archive-date=2013-12-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131203020830/http://superkoran.info/?p=3674 |dead-url=yes }}</ref> Namun sebelum itu ia sempat menjadi Raja Pajang dengan gelar Sultan Ngawantipura. Saat itu dengan bantuan Panembahan Kudus pada tahun 1583 ia berhasil naik takhta atas kerajaan Pajang menggantikan Sultan Hadiwijaya yang meninggal dunia akibat sakit sepulang dari perang dengan Mataram melawan anak angkatnya sendiri, Sutawijaya. Sepeninggal Hadiwijaya, terjadi perebutan takhta antara Pangeran Benawa yang merupakan putra dari Sultan Hadiwijaya sendiri dengan Arya Pangiri, menantunya yang dimenangkan oleh Arya Pangiri. Namun pemerintahan Arya Pangiri hanya disibukkan dengan usaha balas dendam terhadap Mataram sehingga kehidupan rakyat Pajang terabaikan. Hal ini kemudian membuat Pangeran Benawa yang tersingkir ke Jipang prihatin. Pada 1586 ia lalu bersekutu dengan Sutawijaya menyerbu Pajang. Arya Pangiri kalah. Ia lalu dikembalikan ke negeri asalnya yaitu Demak.
* [[Pangeran Arya Jepara]]
Adalah sepupu ratu kalinyamat yang merupakan putra Ratu Ayu Kirana (adik Sultan Trenggana). Ayah Pangeran Arya Jepara adalah Maulana Hasanuddin, raja pertama Banten. Ketika Maulana Yusuf, raja ke-2 Banten meninggal pada tahun 1580, putra mahkotanya yaitu [[Maulana Muhammad dari Banten|Maulana Muhammad]]<nowiki/> masih kecil. Pangeran Arya Jepara berniat merebut takhta Banten, sehingga Pertempuran pun terjadi di Banten. Namun ia terpaksa mundur setelah Ki Demang Laksamana, panglimanya gugur di tangan Patih Mangkubumi Kesultanan Banten bernama Jayanegara. Kemudian Pangeran Arya Jepara pulang ke Kerajaan Kalinyamat, namun ternyata Keraton Kalinyamat mendapat serangan oleh [[Senapati dari Mataram|Panembahan Senopati]] dari Mataram. Pasukan Panembahan Senopati datang menyerbu [[Jepara]] hingga kota ini berhasil diduduki serta kota [[Kalinyamatan, Jepara|Kalinyamat]] ikut dihancurkan.
== Pengganti Ratu Kalinyamat ==
Ratu Kalinyamat meninggal dunia sekitar tahun 1579. Ia dimakamkan di dekat makam Pangeran Kalinyamat di desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara.
Semasa hidupnya, Ratu Kalinyamat membesarkan tiga orang pemuda. Yang pertama adalah adiknya, yaitu Pangeran Timur Rangga
Ayah Pangeran Arya Jepara adalah [[Maulana Hasanuddin]] raja pertama [[Banten]]. Ketika [[Maulana Yusuf]] raja kedua [[Banten]] meninggal dunia tahun 1580, putra mahkotanya masih kecil. Pangeran Arya Jepara berniat merebut takhta. Pertempuran terjadi di [[Banten]]. Pangeran Jepara terpaksa mundur setelah ki Demang Laksamana, panglimanya, gugur di tangan patih
== Penghargaan ==
Pada tanggal 10 November 2023, [[Joko Widodo]] memberikan gelar pahlawan nasional kepada Ratu Kalinyamat.<ref>{{cite web |last1=Safitri |first1=Eva |title=Jokowi Resmi Beri Gelar Pahlawan Nasional ke 6 Tokoh |url=https://news.detik.com/berita/d-7028956/jokowi-resmi-beri-gelar-pahlawan-nasional-ke-6-tokoh |website=detik.com |publisher=Detik |access-date=10 November 2023}}</ref>
== Kepustakaan ==
* ''[[Babad Tanah Jawi]]''. 2007. (terj.). Yogyakarta: Narasi
*
* Hayati dkk. 2000. ''Peranan Ratu Kalinyamat di jepara pada Abad XVI''. Jakarta: Proyek Peningkatan Kesadaran Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional.
== Referensi ==
[[Kategori:Kesultanan Demak]]▼
{{reflist}}{{Pahlawan Nasional Indonesia}}
[[Kategori:Kematian 1579|Kalinyamat]]
[[Kategori:Tokoh wanita]]
[[Kategori:Kerajaan Kalinyamat]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Jepara]]
|