Ratu Kalinyamat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(63 revisi perantara oleh 42 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Person
| name =
| image = Ratu Kalinyamat karya Jatmiko.jpg
| residence = [[Jepara]] Jawa Tengah
| other_names =
| caption = Lukisan Ratu Kalinyamat karya Jatmiko
| birth_name = Ratna Kencana
| birth_date = l.k. 1520
| birth_place = {{negara|Indonesia}} [[Demak]] ([[
| death_date = 1579
| death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jepara]] ([[
| death_cause =
| known = Ratu [[Kerajaan Kalinyamat]]
| occupation =
| title =
| salary =
| term =
| predecessor =
| successor =
| party =
| boards =
|
|
| parents = [[Sultan Trenggono]] (Ayah)
|
|
|
|
|
|
}}
[[
'''Ratu Kalinyamat''' (meninggal tahun [[1579]]) adalah puteri
Pemerintah Indonesia menyematkan gelar pahlawan nasional kepada Ratu Kalinyamat pada peringatan Hari Pahlawan, 10 November 2023
== Asal-Usul Pangeran dan Ratu Kalinyamat ==▼
<ref>https://setkab.go.id/presiden-jokowi-anugerahkan-gelar-pahlawan-nasional-kepada-enam-tokoh/</ref>.
<ref>https://osf.io/ptkyd/</ref>.
Nama asli Ratu Kalinyamat adalah '''Retna Kencana''', puteri [[Sultan Trenggono]], raja Demak (1521-1546). Pada usia remaja ia dinikahkan dengan '''[[Sultan Hadlirin|Pangeran Kalinyamat]]'''.
Pangeran Kalinyamat berasal dari luar [[Jawa]]. Terdapat berbagai versi tentang asal-usulnya. Masyarakat Jepara menyebut nama aslinya adalah Win-tang, seorang [[saudagar]] [[Tiongkok]] yang mengalami kecelakaan di laut. Ia terdampar di pantai Jepara, dan kemudian berguru pada [[Sunan Kudus]].
Versi lain mengatakan, Win-tang berasal dari [[Aceh]]. Nama aslinya adalah Pangeran Toyib, putera [[Sultan Mughayat Syah]] raja [[Aceh]] (1514-1528). Toyib berkelana ke Tiongkok dan menjadi anak angkat seorang menteri bernama Tjie Hwio Gwan. Nama Win-tang adalah ejaan [[Jawa]] untuk Tjie Bin Thang, yaitu nama baru Toyib.
Win-tang dan ayah angkatnya kemudian pindah ke Jawa. Di sana Win-tang mendirikan desa Kalinyamat yang saat ini berada di wilayah Kecamatan [[Kalinyamatan, Jepara|Kalinyamatan]], sehingga ia pun dikenal dengan nama Pangeran Kalinyamat. Ia berhasil menikahi Retna Kencana putri
Pangeran dan Ratu Kalinyamat memerintah bersama di Jepara. Tjie Hwio Gwan, sang ayah angkat, dijadikan patih bergelar Sungging Badar Duwung, yang juga mengajarkan seni ukir pada penduduk Jepara.
== Kematian Pangeran Kalinyamat ==
Pada tahun 1549 [[Sunan Prawata]] raja keempat Demak mati dibunuh utusan [[Arya Penangsang]], sepupunya yang menjadi
[[Sunan Kudus]] adalah pendukung Arya Penangsang dalam konflik perebutan takhta sepeninggal raja Trenggana (1546). Ratu Kalinyamat datang menuntut keadilan atas kematian kakaknya. Sunan Kudus menjelaskan semasa muda [[Sunan Prawata]] pernah membunuh Pangeran Surowiyoto alias Sekar Seda Lepen ayah [[Arya Penangsang]], jadi wajar kalau ia sekarang mendapat balasan setimpal.
Ratu Kalinyamat kecewa atas sikap Sunan Kudus. Ia dan suaminya memilih pulang ke Jepara. Di tengah jalan, mereka dikeroyok anak buah Arya Penangsang. Pangeran Kalinyamat tewas. Konon, ia sempat merambat di tanah dengan sisa-sisa tenaga, sehingga oleh penduduk sekitar, daerah tempat meninggalnya Pangeran Kalinyamat disebut desa Prambatan.
Menurut cerita. Selanjutnya dengan membawa jenazah Pangeran Kalinyamat, Ratu Kalinyamat meneruskan perjalanan sampai pada sebuah sungai dan darah yang berasal dari jenazah Pangeran Kalinyamat menjadikan air sungai berwarna ungu, dan kemudian dikenal daerah tersebut dengan nama Kaliwungu. Semakin ke barat, dan dalam kondisi lelah, kemudia melewati [[Pringtulis, Nalumsari, Jepara|Pringtulis]]. Dan karena
== Ratu Kalinyamat Bertapa ==
Ratu Kalinyamat berhasil meloloskan diri dari peristiwa pembunuhan itu. Ia kemudian bertapa telanjang di Gunung Danaraja, dengan sumpah tidak akan berpakaian sebelum berkeset kepala [[Arya Penangsang]].
== Serangan Pertama Ratu Kalinyamat pada Portugis ==
Ratu Kalinyamat kembali menjadi bupati Jepara. Setelah kematian Arya Penangsang tahun 1549, wilayah Demak, Jepara, dan Jipang menjadi bawahan [[Pajang]] yang dipimpin raja [[Hadiwijaya]]. Meskipun demikian, Hadiwijaya tetap memperlakukan Ratu Kalinyamat sebagai tokoh senior yang dihormati.
Ratu Kalinyamat sebagaimana bupati Jepara sebelumnya ([[Pati Unus]]), bersikap anti terhadap Portugis. Pada tahun 1550 ia mengirim 4.000 tentara [[Jepara]] dalam 40 buah kapal memenuhi permintaan sultan [[Johor]] untuk membebaskan [[Malaka]] dari kekuasaan bangsa Eropa itu.
Pasukan Jepara itu kemudian bergabung dengan pasukan Persekutuan Melayu hingga mencapai 200 kapal perang. Pasukan gabungan tersebut menyerang dari utara dan berhasil merebut sebagian Malaka. Namun Portugis berhasil membalasnya. Pasukan Persekutuan Melayu dapat dipukul mundur, sementara pasukan Jepara masih bertahan.
Baris 72 ⟶ 73:
== Serangan Kedua Ratu Kalinyamat pada Portugis ==
Pada tahun [[1564]], [[Alauddin al-Qahhar dari Aceh|Sultan
Pada tahun [[1573]], sultan Aceh meminta bantuan Ratu Kalinyamat untuk menyerang Malaka kembali. Ratu mengirimkan 300 kapal berisi 15.000 prajurit Jepara. Pasukan yang dipimpin oleh Ki Demang Laksamana itu baru tiba di Malaka bulan [[Oktober]] [[1574]]. Padahal saat itu pasukan Aceh sudah dipukul mundur oleh Portugis.
Pasukan Jepara yang terlambat datang itu langsung menembaki Malaka dari [[Selat Malaka]]. Esoknya, mereka mendarat dan membangun pertahanan. Tapi akhirnya, pertahanan itu dapat ditembus pihak Portugis. Sebanyak 30 buah kapal Jepara terbakar. Pihak Jepara mulai terdesak,
Meskipun dua kali mengalami kekalahan,
== Anak Angkat ==
Ratu Kalinyamat tidak memiliki anak kandung, tetapi Ratu kalinyamat di beri kepercayaan untuk merawat keponakannya sebagai anak angkat, yaitu:
* Pangeran Timur Rangga Jumena
Merupakan putra bungsu Sultan Trenggana yang kemudian menjadi bupati Madiun.
* Arya Pangiri
Merupakan putra dari [[Sunan Prawata]] yang kemudian menjadi penguasa Demak,<ref>{{Cite web |url=http://superkoran.info/?p=3674 |title=Salinan arsip |access-date=2013-11-27 |archive-date=2013-12-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131203020830/http://superkoran.info/?p=3674 |dead-url=yes }}</ref> Namun sebelum itu ia sempat menjadi Raja Pajang dengan gelar Sultan Ngawantipura. Saat itu dengan bantuan Panembahan Kudus pada tahun 1583 ia berhasil naik takhta atas kerajaan Pajang menggantikan Sultan Hadiwijaya yang meninggal dunia akibat sakit sepulang dari perang dengan Mataram melawan anak angkatnya sendiri, Sutawijaya. Sepeninggal Hadiwijaya, terjadi perebutan takhta antara Pangeran Benawa yang merupakan putra dari Sultan Hadiwijaya sendiri dengan Arya Pangiri, menantunya yang dimenangkan oleh Arya Pangiri. Namun pemerintahan Arya Pangiri hanya disibukkan dengan usaha balas dendam terhadap Mataram sehingga kehidupan rakyat Pajang terabaikan. Hal ini kemudian membuat Pangeran Benawa yang tersingkir ke Jipang prihatin. Pada 1586 ia lalu bersekutu dengan Sutawijaya menyerbu Pajang. Arya Pangiri kalah. Ia lalu dikembalikan ke negeri asalnya yaitu Demak.
* [[Pangeran Arya Jepara]]
Adalah sepupu ratu kalinyamat yang merupakan putra Ratu Ayu Kirana (adik Sultan Trenggana). Ayah Pangeran Arya Jepara adalah Maulana Hasanuddin, raja pertama Banten. Ketika Maulana Yusuf, raja ke-2 Banten meninggal pada tahun 1580, putra mahkotanya yaitu [[Maulana Muhammad dari Banten|Maulana Muhammad]]<nowiki/> masih kecil. Pangeran Arya Jepara berniat merebut takhta Banten, sehingga Pertempuran pun terjadi di Banten. Namun ia terpaksa mundur setelah Ki Demang Laksamana, panglimanya gugur di tangan Patih Mangkubumi Kesultanan Banten bernama Jayanegara. Kemudian Pangeran Arya Jepara pulang ke Kerajaan Kalinyamat, namun ternyata Keraton Kalinyamat mendapat serangan oleh [[Senapati dari Mataram|Panembahan Senopati]] dari Mataram. Pasukan Panembahan Senopati datang menyerbu [[Jepara]] hingga kota ini berhasil diduduki serta kota [[Kalinyamatan, Jepara|Kalinyamat]] ikut dihancurkan.
== Pengganti Ratu Kalinyamat ==
Ratu Kalinyamat meninggal dunia sekitar tahun 1579. Ia dimakamkan di dekat makam Pangeran Kalinyamat di desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara.
Semasa hidupnya, Ratu Kalinyamat membesarkan tiga orang pemuda. Yang pertama adalah adiknya, yaitu Pangeran Timur Rangga Jumena putera bungsu Trenggana yang kemudian menjadi bupati [[Kabupaten Madiun|Madiun]]. Yang kedua adalah keponakannya, yaitu Arya Pangiri, putra Sunan Prawata yang kemudian menjadi bupati [[Kabupaten Demak|Demak]]. Sedangkan yang ketiga adalah sepupunya, yaitu Pangeran Arya Jepara putra Ratu Ayu Kirana (adik Trenggana).
Ayah Pangeran Arya Jepara adalah [[Maulana Hasanuddin]] raja pertama [[Banten]]. Ketika [[Maulana Yusuf]] raja kedua [[Banten]] meninggal dunia tahun 1580, putra mahkotanya masih kecil. Pangeran Arya Jepara berniat merebut takhta. Pertempuran terjadi di [[Banten]]. Pangeran Jepara terpaksa mundur setelah ki Demang Laksamana, panglimanya, gugur di tangan patih Mangkubumi [[Kesultanan Banten]].
== Penghargaan ==
Pada tanggal 10 November 2023, [[Joko Widodo]] memberikan gelar pahlawan nasional kepada Ratu Kalinyamat.<ref>{{cite web |last1=Safitri |first1=Eva |title=Jokowi Resmi Beri Gelar Pahlawan Nasional ke 6 Tokoh |url=https://news.detik.com/berita/d-7028956/jokowi-resmi-beri-gelar-pahlawan-nasional-ke-6-tokoh |website=detik.com |publisher=Detik |access-date=10 November 2023}}</ref>
== Kepustakaan ==
* ''[[Babad Tanah Jawi]]''. 2007. (terj.). Yogyakarta: Narasi
* De Graaf HJ, [[Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|Pigeaud ThGT]]. [[2001]]. ''Kerajaan Islam Pertama di Jawa''. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
* Hayati dkk. 2000. ''Peranan Ratu Kalinyamat di jepara pada Abad XVI''. Jakarta: Proyek Peningkatan Kesadaran Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional.
== Referensi ==
[[Kategori:Tokoh dari Jepara]]▼
{{reflist}}{{Pahlawan Nasional Indonesia}}
[[Kategori:Kerajaan Kalinyamat]]▼
[[Kategori:Kematian 1579|Kalinyamat]]
[[Kategori:Tokoh
▲[[Kategori:Kerajaan Kalinyamat]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh
▲[[Kategori:Tokoh dari Jepara]]
|