LRT Jabodebek: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mtlh01p (bicara | kontrib)
FarhanNF (bicara | kontrib)
Baris 67:
 
== Operasi ==
[[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia|Kementerian Perhubungan]] akan mengambil alih kepemilikan LRT Jabodebek setelah konstruksi oleh PT Adhi Karya selesai. Hal ini dilakukan agar harga tiket tetap terjangkau. Pengambilalihan ini dilakukan dengan cara skema beli dan akan selesai setelah pengauditan oleh [[Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan]] (BPKP) selesai.<ref>{{Cite news|last=Sukmana|first=Yoga|date=8 September 2015|title=Harga Tiket LRT Dipatok di Kisaran Rp 10.000-Rp 15.000 per Orang|url=https://money.kompas.com/read/2015/09/08/185802326/Harga.Tiket.LRT.Dipatok.di.Kisaran.Rp.10.000-Rp.15.000.per.Orang|work=[[Kompas.com]]|publisher=[[KG Media]]|access-date=2017-07-28|editor-last=Jatmiko|editor-first=Bambang Priyo}}</ref> Pada bulan Desember 2017, PT KAI resmi menandatangani perjanjian dengan Kementerian Perhubungan. Perjanjian tersebut menunjuk PT KAI sebagai [[operasi perkeretaapian|penyelenggara sarana]] dan operator[[penyelenggara prasarana perkeretaapian|prasarana]] LRT Jabodebek. Perjanjian tersebut meliputi konsesi prasarana selama 50 tahun kepada PT KAI. Nilai investasi untuk penyelenggaraan prasarana dan sarana tersebut oleh PT KAI berjumlah Rp29,9 triliun. Skema pendanaan yang tadinya berasal dari APBN juga diubah menjadi sebagian Penyertaan Modal Negara (PNMPMN) dan sebagian oleh pinjaman bank.<ref name=":0" />
 
== Rencana pengembangan ==