Pati Unus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Raden Salman (bicara | kontrib)
k Perbaikan Data
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Nusantara1945 (bicara | kontrib)
k Perbaikan Pengetikan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(13 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox royalty
| name = Pati Unus<br>逸新
| (title = Pangeran Sabrang Lor )
| title =
| image = Pati Unus.jpg
| caption = Ilustrasi Potret Pati Unus
| succession = [[Sultan]] [[Kesultanan Demak|Demak]] ke-2
| reign = 1518–1521
| predecessor = [[Raden Patah]]
| successor = [[Trenggana]]
| birth_name = Raden Abdul Qadir<br>Yat Sun
| birth_date = 1488
| birth_place = [[Jepara]], [[Majapahit]]
| death_date = 1521
| death_place = [[Melaka]], [[Kesultanan Melaka]]
| spouses = Ratu Wulungayu
| spouse-type =
| issue = {{plainlist|
* Pangeran Panggung
* Raden Aryawangsa
* R. Ay. Pager Gunung}}
* Raden Suryadiwangsa}}
| full name = Pangeran Sabrang Lor
| regnal name =
| father =
| mother =
| religion = [[Islam]]
}}
'''Pati Unus''' alias '''Yat Sun''' ([[Aksara Jawa|Jawa]]: {{lang|jav|ꦥꦠꦶꦪꦸꦤꦸꦱ꧀}}, [[Hanzi Tradisional|Hanzi]]: {{lang|zh-hans|逸新}}{{cn}}, [[Pinyin]]: ''Yat Sun''){{cn}} dikenal sebagai '''Pangeran Sabrang Lor''' ([[1488]]–[[1521]]) adalah Sultan [[Kerajaan Demak|Demak]] kedua yang memerintah dari tahun [[1518]]–[[1521]]. Pati Unus bernama asli Raden Abdul Qadir. Ia adalah putra mahkota [[Raden Patah]], pendiri Demak.
 
Menurut Tome Pires pada tahun 1513, Pati Unus berusia 25 tahun dan telah selesai menyerbu Malaka pada serangan pertama. Pada tahun 1521, Pati Unus memimpin penyerbuan kedua ke Malaka melawan pendudukan [[Portugis]]. Namun, ia gugur dalam pertempuran itu dan digantikan oleh adik iparnya, [[Trenggana]] sebagai raja Demak selanjutnya.<ref name="Slamet Muljana">{{id}} {{cite book|last=Muljana|first=Slamet|year=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=LHFaDwAAQBAJ&pg=PA109&dq=tung+ka+lo+yat+sun&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwir0b6v_Z_hAhVdk3AKHbjHDm8QuwUIKzAA#v=onepage&q=tung%20ka%20lo%20yat%20sun&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|isbn=9798451163|pages=70|authorlink=Slamet Muljana}} ISBN 978-979-8451-16-4</ref><ref name="Tuanku Rao">{{id}} {{cite book|last=Parlindungan|first=Mangaraja Onggang|date=1 Januari 2007|url=https://books.google.co.id/books?id=yt5iDwAAQBAJ&pg=PA662&dq=tung+ka+lo&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi14aCP6J_hAhWJPY8KHS8bBEUQuwUIMTAB#v=onepage&q=tung%20ka%20lo&f=false|title=Tuanku Rao|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|isbn=9789799785336|pages=662|authorlink=Mangaraja Onggang Parlindungan}} ISBN 9799785332</ref><ref name="Chinese Muslims in Java">{{en}} {{cite book|last=Ricklefs|first=Merle Calvin|year=1984|url=https://books.google.co.id/books?id=kGNxAAAAMAAJ&q=tung+ka+lo&dq=tung+ka+lo&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi14aCP6J_hAhWJPY8KHS8bBEUQ6AEIPjAE|title=Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th Centuries: The Malay Annals of Sĕmarang and Cĕrbon|publisher=Monash University|isbn=9780867464191|pages=32|contribution=Theodore Gauthier Th. Pigeaud|authorlink=Merle Calvin Ricklefs}} ISBN 0867464194</ref>
 
== Asal usul ==
 
 
Dalam ''[[Suma Oriental]]'', [[Tomé Pires]] menyebutkan seorang bernama "Pate Onus" atau "Pate Unus". Ia adalah ipar dari [[Pate Rodim]], penguasa Demak. Pate Rodim adalah tokoh yang identik dengan Raden Patah, pendiri sekaligus raja pertama Demak.
 
Dalam Hikayat Banjar, raja Demak bergelar Sultan Surya Alam (Raden Surya) telah membantu Pangeran Samudera, penguasa Banjarmasin untuk mengalahkan pamannya penguasa Kerajaan Negara Daha yang berada di pedalaman Kalimantan Selatan.
 
Seorang putra Raden Patah bernama Raden Surya dikenal juga dengan julukan '''Pangeran Sabrang Lor''' (''sabrang'' berarti menyeberang dan ''lor'' berarti ''utara''), karena ia pernah menyeberangi Laut Jawa menuju Malaka untuk melawan Portugis ,menurut Kronik Cin sam po Kong dan Serat Catur kanda cirebon, Adipati Unus merupakan putra dari raden patah<ref>{{Cite web|title=Biografi Pati Unus, Penguasa Kesultanan Demak Berjuluk Pangeran Sabrang Lor|url=https://daerah.sindonews.com/read/1001283/707/biografi-pati-unus-penguasa-kesultanan-demak-berjuluk-pangeran-sabrang-lor-1674205295|website=SINDOnews Daerah|language=id-ID|access-date=2024-07-24}}</ref>
 
Kenyataan tokoh Pati Unus berbenturan dengan tokoh [[Trenggana]], raja Demak ketiga, yang memerintah tahun 1505-1518, kemudian tahun 1521-1546.
Baris 50:
Saat ini Pate Unus berusia sekitar 25 tahun. Ia jauh lebih hebat dari dugaaan orang Jawa. Ia menikah dengan saudara perempuan Pate Rodim, serta mengajukan lamaran pula kepada mantan Raja Malaka untuk menikahi salah satu putrinya.
 
Jepara merupakan kunci bagi seluruh Jawa, mengingat letaknya yang di tengah dan di puncak. Jarak menuju Cirebon sama jauhnya dengan jarak menuju Gresik.<ref name="Suma Oriental"/>{{en}} {{cite book
 
TEDUNAN (TIDANA)
 
[[Tedunan, Kedung, Jepara|Tedunan]] dipimpin oleh '''Pate Orob''', yang merupakan paman dari Pate Unus. Ia merupakan orang yang bijak dan tidak tunduk kepada siapa pun. Negeri Tedunan menghasilkan beras dalam jumlah yang besar dengan penduduk sekitar 2.000 sampai 3.000 jiwa.
 
Pate Orob sering berperang dengan orang-orang pedalaman. Ia juga membantu Pate Rodim karena Guste Pate sering menyerang Demak, Tedunan, dan Jepara. Serangan Guste Pate ini banyak menghilangkan nyawa di ketiga negeri tersebut.
 
Pate Orob banyak memberikan nasihat kepada Pate Rodim dan Pate Unus. Keduanya pun mematuhi Pate Orob meskipun kekuasaan mereka lebih besar daripada dia.<ref name="Suma Oriental">{{en}} {{cite book
|url=https://www.academia.edu/26639223/The_Suma_Oriental_of_Tome_Pires.pdf
|title= Suma Oriental
Baris 63 ⟶ 71:
 
== Menantu ==
{{Unreferenced section|date=Maret 2022}}Menurut sebuah riwayat, ia adalah anakmenantu dari Raden Patah. Nama aslinya adalah '''Raden Abdul Qadir putrabin Raden Muhammad Yunus''' dari [[Jepara]]. Raden Muhammad Yunus adalah putra seorang Muballigh pendatang dari [[Parsi]] yang dikenal dengan sebutan [[Syekh Khaliqul Idrus]]. [[Muballigh]] dan [[Musafir]] besar ini datang dari Parsi ke tanah Jawa mendarat dan menetap di Jepara di awal 1400-an masehi. Silsilah Syekh ini yang bernama lengkap Abdul Khaliq Al Idrus bin Syekh Muhammad Al Alsiy (wafat di Parsi) bin Syekh Abdul Muhyi Al Khayri (wafat di Palestina) bin Syekh Muhammad Akbar Al-Ansari (wafat di Madina) bin Syekh Abdul Wahhab (wafat di Mekkah) bin Syekh Yusuf Al Mukhrowi (wafat di Parsi) merupakan keturunan cucu [[Nabi Muhammad]] generasi ke 19, ia memiliki ibu Syarifah Ummu Banin Al-Hasani (keturunan Imam Hasan bin Fathimah binti Nabi Muhammad) dari Parsi (dari Catatan Sayyid Bahruddin Ba'alawi tentang Asyraf di tanah Persia, ditulis pada tanggal 9 September 1979), Sayyidus Syuhada [[Imam Husayn]] (Qaddasallohu Sirruhu) putra Imam Besar Sayyidina [[Ali bin Abi Talib]] Karromallohu Wajhahu dengan Sayyidah [[Fatimah Al Zahra]].
 
Setelah menetap di Jepara, Syekh Khaliqul Idrus menikah dengan putri seorang Muballigh asal [[Gujarat]] yang lebih dulu datang ke tanah Jawa yaitu dari keturunan [[Syekh Mawlana Akbar]], seorang [[Ulama]], Muballigh dan Musafir besar asal Gujarat, India yang mempelopori dakwah di[[Asia Tenggara]]. Seorang putranya adalah [[Syekh Ibrahim Akbar]] yang menjadi Pelopor dakwah di tanah [[Campa]] (di delta [[Sungai Mekong]], [[Kamboja]]) yang sekarang masih ada perkampungan [[Muslim]]. Seorang putranya dikirim ke tanah Jawa untuk berdakwah yang dipanggil dengan Raden Rahmat atau terkenal sebagai [[Sunan Ampel]]. Seorang adik perempuannya dari lain Ibu (asal Campa) ikut dibawa ke Pulau Jawa untuk ditawarkan kepada Raja [[Kertabhumi|Bhre Kertabhumi]] sebagai istri untuk langkah awal menyebarkan [[Islam]] di tanah Jawa.
Baris 78 ⟶ 86:
Sehubungan dengan intensitas persaingan dakwah dan niaga di Asia Tenggara meningkat sangat cepat dengan jatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada tahun [[1511]], maka Demak mempererat hubungan dengan kesultanan [[Banten]]-[[Cirebon]] yang juga masih keturunan Syekh Mawlana Akbar Gujarat. Karena [[Sunan Gunung Jati]] atau Syekh Syarif Hidayatullah adalah putra Abdullah putra Nurul Alam putra Syekh Mawlana Akbar, sedangkan Raden Patah seperti yang disebut dimuka adalah ibunya cucu Syekh Mawlana Akbar yang lahir di Campa. Sedangkan Pati Unus neneknya dari pihak ayah adalah juga keturunan Syekh Mawlana Akbar.
 
Hubungan yang semakin erat adalah ditandai dengan pernikahan ke 2kedua Pati Unus, yaitu dengan [[Ratu Ayu]] putri [[Sunan Gunung Jati]] tahun 1511. Tak hanya itu, Pati Unus kemudian diangkat sebagai Panglima Gabungan Armada Islam membawahi armada Banten, Demak dan Cirebon, diberkati oleh mertuanya sendiri yang merupakan Pembina umat Islam di tanah Jawa, Syekh Syarif Hidayatullah bergelar Sunan Gunung Jati. Gelarnya yang baru adalah ''Senapati Sarjawala'' dengan tugas utama merebut kembali tanah Malaka yang telah jatuh ke tangan Portugis. Gentingnya situasi ini dikisahkan lebih rinci oleh Sejarawan Sunda [[Saleh Danasasmita]] di dalam [[Pajajaran]] bab [[Sri Baduga Maharaja]] sub bab Pustaka Negara Kretabhumi.
 
== Ekspedisi Malaka I ==