Pabrik Gula Kemanglen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lidewij C J. (bicara | kontrib)
Menambahkan {{pp-protected}}()
 
(14 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp-protected|reason=Penambahan isi halaman tanpa sumber|small=yes}}
'''Pabrik Gula Kemanglen''' atau '''Suikerfabriek Kemanglen''' merupakan salah satu perusahaan pengolahan tebu menjadi gula yang pernah berdiri pada masa pemerintahan [[Hindia Belanda]]. Pabrik Gula Kemanglen terletak di Dukuh Kemanglen, [[Pakembaran, Slawi, Tegal]] yang lokasinya dekat dengan [[Stasiun Slawi]].
Baris 7 ⟶ 8:
=== Berdirinya Pabrik Gula Kemanglen ===
[[Berkas:Th. Lucassen, KITLV 47A24.tiff|jmpl|Colonel Theodore Lucassen (1792-1854) pendiri dan pemilik pertama PG Kemanglen dan PG Dukuhwringin.]]
SF Kemanglen didirikan oleh Lucassen dan Hoevenaar dengan sistem kontrak gula yang dibangun pada tahun 1841 dan selesai pada tahun 1842.<ref>{{Cite web|title=The Kemanglen Sugar Factory near Tegal (or Tagal), Java - Ab Salm|url=https://useum.org/artwork/The-Kemanglen-Sugar-Factory-near-Tegal-or-Tagal-Java-Ab-Salm-1870|website=USEUM|language=en|access-date=2021-10-09}}</ref>
 
Pada awal Maret 1839, Lucassen dan Holmberg yang saat itu berada di [[Belanda]] mengajukan petisi kepada [[Willem I dari Belanda|Raja Willem I]] atas dasar studi mandiri teoretisnya tentang pembuatan gula yang lebih modern, keduanya meminta agar diberikan kontrak gula untuk membangun sebuah pabrik gula seluas 600 hektar di [[Pulau Jawa|Jawa]]. Namun niat kerjasama Lucassen dan Holmberg untuk bersama-sama membangun perusahaan pabrik gula akhirnya gagal karena masalahnya tidak satu pun dari mereka memiliki pengetahuan teknis yang diperlukan tentang pengelolaan tebu menjadi gula, mereka berdua memutuskan untuk membangun pabrik gula sendiri-sendiri. Lucassen memilih mengasosiasikan dirinya dengan Hoevenaar. Terkait kapasitas pengolahan yang optimal, mereka mengubah permintaan dari satu pabrik menjadi dua pabrik dengan masing-masing mendapatkan tanah 400 hektar.<ref>{{Cite web|title=heddema-000622-p (GensDataPro Site)|url=https://www.nazatendevries.nl/Genealogie/Genealogie%20e.d.%20van%20derden/Heddema/Heddema%20GDP/heddema-000622-pframeset.htm?heddema-000622-p.htm|website=www.nazatendevries.nl|access-date=2021-03-07}}</ref>
 
Pada tahun 1840 Menteri Koloni JC Baud mengeluarkan sistem kontrak gula. Lucassen yang dibantu Hoevenaar mendapatkan dana sebesar 120.000 gulden untuk pembelian mesin dan 130.000 gulden untuk pembangun pabrik. Sedangkan Holmberg hanya diberikan dana sebesar 80.000 gulden.
Baris 21 ⟶ 22:
Roger Knight mencatat bahwa pada tahun 1841-1842 di Kemanglen dan Dukuhwringin telah dibangun sebuah pabrik yang dilengkapi dengan teknologi paling canggih pada waktu itu. Kedua pabrik dilengkapi dengan mesin-mesin uap yang diimpor dari pengusaha baja Prancis Belgia Derosne et Cail. Pengusaha inilah yang sebelumnya membuat mesin-mesin pabrikasi di [[Karibia]] dan [[Amerika Serikat|Amerika.]] Pemilik kedua pabrik gula ini merupakan seorang pensiunan tentara kerajaan [[Belanda]] yang kaya raya yaitu Colonel Theodore Lucassen. Lucassen inilah yang mengerahkan insinyur-insiyur muda asal [[Skotlandia]] untuk merancang pabrik gula yang menggunakan teknologi maju pada saat itu.
Hoevenaar mengelola Pabrik Gula Kemanglen dan Nicholas Lucassen (putra Lucassen) mengelola [[Pabrik Gula Dukuhwringin]]. Pada tahun 1843 kedua pabrik gula milik Lucassen ini menghasilkan gula untuk pertama kalinya. Pada tahun berikutnya Lucassen mendirikan rumah-rumah untuk para pegawai dan karyawan yang dibangun dekat dengan kedua pabrik gula ini. Rumah Lucassen sendiri sangatlah megah, orang-orang Jawa dan Belanda menggambarkan rumahnya sebagai ''"istana Indo-Eropa salah satu yang terindah dan termegah ada di Jawa"'' pada saat itu.
 
Tidak jauh dari lokasi SF Kemanglen atau sebelah timur pabrik ini terdapat ''Pasar Ketapan'' (''Pasar Lawas'') yang sekarang ini menjadi komplek Ruko Slawi, terdapat juga [[Stasiun Slawi]] yang dibuka pada tanggal 25 Agustus 1885 bersamaan peresmian jalur kereta api lintas [[Stasiun Tegal|Tegal]]-[[Stasiun Balapulang|Balapulang]] yang awalnya difokuskan sebagai pengangkutan barang, terutama gula yang termasuk distribusikan oleh PG Kemanglen. Stasiun Slawi dioperasikan oleh perusahaan kereta api swasta [[Javasche Spoorweg Maatschappij]] atau JSM, namun JSM mengalami kerugian, pada tahun 1895 lintas Tegal-Balapulang resmi dijual kepada perusahaan kereta api swasta [[Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij]] atau SCS. Stasiun Slawi masih beroperasi hingga saat ini , dahulu disebelah selatan stasiun terdapat percabangan rel ke pabrik gula dan juga persilangan rel kereta api dengan rel kereta lori tebu, rel kereta lori tebu ini kemudian melewati Pasar Ketapan (sekarang Kompleks Ruko Slawi), melewati [[Kali Gung]] dan terus mengarah ke timur sampai di [[Pabrik Gula Pangkah]].
Baris 30 ⟶ 31:
Namun, sayangnya Pabrik Gula Kemanglen sudah tidak beroperasi lagi sejak kedatangan [[Sejarah Nusantara (1942-1945)|Jepang]] ditahun 1942. Bangunan utama pabrik telah dihancurkan dan mesin-mesin serta lokomotif uapnya sendiri dijarah, seluruh bangunan utama pabrik dibumihanghuskan oleh Jepang tanpa sisa, rumah-rumah pegawai pabrik kemudian dijadikan kamp tentara [[Kekaisaran Jepang|Jepang]]. Para pegawai dan karyawan pabrik gula yang kebanyakan berkebangsaan Belanda kemudian ditawan oleh Pasukan Nippon Jepang di kamp penahanan perang sampai [[Menyerahnya Jepang]] kepada sekutu ditahun 1945.
Setelah kemerdekaan Indonesia beberapa rumah petinggi pabrik digunakan sebagai kantor TNI, pada saat [[Agresi Militer Belanda I]] tahun 1947, Belanda berhasil menduduki kantor TNI di Kemanglen Slawi.<ref>{{Cite web|title=2155_800064, P.A.G. Peloton Inf I in Slawi.|url=https://nimh-beeldbank.defensie.nl/foto-s/detail/f8bb691b-7505-bbc4-c905-4c47bbd050a5/media/04f6d7cb-3ffa-3f87-f643-fe2daa20a6c5?mode=detail&view=horizontal&q=Slawi&rows=1&page=1|website=nimh-beeldbank.defensie.nl|language=nl|access-date=2021-10-09}}</ref> Pada Juli 1947 kontrol perusahaan Pabrik Gula Kemanglen dan juga [[Pabrik Gula Dukuhwringin]] diperoleh kembali oleh Belanda, Belanda berupaya menghidupkan kembali kedua pabrik gula ini. Namun upaya yang dilakukan Belanda ternyata sia-sia, pada akhirnya keberlangsungan perusahaan terbukti tidak menguntungkan. Pada tahun 1950 rapat pemegang saham memutuskan untuk melikuidasi kedua perusahaan pabrik gula ini, proses ini akhirnya selesai pada tahun 1956, kemudian pada tahun 1957 komplek Pabrik Gula Kemanglen dan juga Dukuhwringin secara resmi dinasionalisasikan oleh pemerintah [[Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Archief van de NV Cultuur Maatschappij Doekoewringin, [1867] 1897-1956 (NL-HaNA - 2.20.01) - Archives Portal Europe|url=https://www.archivesportaleurope.net/ead-display/-/ead/pl/aicode/NL-HaNA/type/fa/id/2.20.01/unitid/2.20.01+-+BB.23|website=www.archivesportaleurope.net|access-date=2021-10-09}}</ref>
 
Hingga saat ini bangunan utama pabrik sudah tidak berbekas, sedangkan rumah-rumah tua Belanda yang merupakan pegawai PG Kemanglen sendiri kini dijadikan kantor serta asrama-asrama polisi, militer, dan lainnya. Untuk bekas-bekas komplek Pabrik Gula Kemanglen yang masih bisa dilihat saat ini meliputi [[SMA Negeri 1 Slawi]], Benglap IV/1-1 Slawi, Kantor Subdenzibang 041, Taman Bunga (Tambun), Gereja Katolik Mariana Immaculata Slawi, hingga Polres Slawi. Konon kabarnya, salah satu bangunan yang ada di [[SMA Negeri 1 Slawi]] juga merupakan salah satu bekas PG Kemanglen.
Baris 36 ⟶ 37:
[[Berkas:Sisa Pilar(1).jpg|jmpl|Sisa-sisa pilar dari jembatan kereta lori PG Kemanglen disebelah timur Pabrik Teh Gopek Slawi.]]
Seiring berjalannya waktu, PG Kemanglen tidak banyak dikenal, hal ini dikarenakan bangunan SF Kemanglen yang telah dihancurkan oleh Jepang pada tahun 1942, sehinggga sulit untuk menemukan sisa-sisa SF Kemanglen, hanya segelintir orang tahu bahwa dulu disekitar [[Slawi, Tegal|Slawi]] pernah berdiri sebuah pabrik gula yang besar. Nama Pabrik gula Kemanglen sekarang hanya menyisahkan sebuah nama yang terpampang pada sebuah Halte bus dengan nama Kemanglen dan sebuah Pedukuhan di [[Pakembaran, Slawi, Tegal]].
 
== Cerita Walter Mannot ==
 
Walter Mannot lahir di [[Hindia Belanda]] tepatnya di Kemanglen [[Slawi|Slawi, Tegal]], pada tahun 1932. Keluarga Mannot Van Der Hoek merupakan salah satu pegawai di Pabrik Gula Kemanglen. Walter memiliki Saudara yaitu Rob lima tahun lebih tua, dan mereka adalah pemuda yang suka berpetualang dan nakal yang tahu bagaimana menikmati hidup.<ref>{{Cite web|title=Stories : Family and Personal Stories {{!}} Dutch Australians at a Glance|url=http://www.daaag.org/node/indonesian-sugar-plantation/|language=en-AU|access-date=2021-03-07}}</ref>
 
Namun, ketika [[Jepang]] menginvasi dan menduduki [[Hindia Belanda]] pada tahun 1942, Walter ditahan bersama ibu dan saudara perempuannya di kamp tawanan perang selama tiga tahun. Ketika baru berusia dua belas tahun, dia dikeluarkan dari kamp wanita dan ditahan bersama para pria. Untungnya, dia dikirim ke kamp yang sama dengan ayah dan saudara laki-lakinya yang mampu melindunginya, tidak demikian halnya dengan semua anak laki-laki yang terpisah dari ibu mereka. Setelah [[Jepang]] menyerah pada tahun 1945, Walter menjadi sukarelawan bersama dengan anak laki-laki [[Belanda]] lainnya di [[Kemayoran]], sebuah bandara militer dekat [[Jakarta]] (dahulu [[Batavia]]). Dia kemudian dipulangkan bersama keluarganya ke Belanda pada tahun 1946. Negeri yang bagus, kenangnya. Tetapi sulit untuk mengejar ketinggalan pendidikan dan juga hidup di Belanda yang memiliki iklim dingin. Pada tahun 1958, Walter memutuskan untuk menetap di [[Australia]]. Di Australia Walter mendapatkan pekerjaan, pertama sebagai ahli teknologi, dan kemudian sebagai ahli kimia. Dia pensiun pada tahun 1993, kemudian dia membuka bisnis penjualan makanan ringan sebelum memutuskan benar-benar pensiun pada tahun 2005.
 
Walter pertama kali menceritakan kisahnya kepada putri kelas Helené di Sekolah Dasar Deniston di [[New South Wales]] [[Australia]] sekitar tahun 1970. Dia hanya berharap untuk bercerita dengan satu kelas, tetapi seluruh sekolah muncul di ruang perpustakaan. Dan kemudian, dua puluh lima tahun kemudian di pertengahan tahun 1990-an dia diberi kesempatan untuk menceritakannya kepada cucu perempuan Jessica Stanfield di Sekolah Dasar Ermington di New South Wales. Mereka menyukainya! Sekarang dia telah menawarkan cerita ini untuk dinikmati semua anak, dan cucu.
 
=== Kisah Walter ===
 
Ketika saya diminta untuk berbicara tentang [[Indonesia]] yang dulu bernama [[Hindia Belanda]], saya langsung mengirim e-mail ke Belanda kepada kakak tertua saya yang bernama Rob yang sangat akademis dan memiliki memori seperti drive C komputer. Rob menanggapi dengan membalas surat enam halaman yang sangat membantu. Orang tua saya, saudara laki-laki, dan perempuan saya tinggal di dekat sebuah pabrik gula, di mana ayah saya adalah kepala teknisi pabrik, yang bertanggung jawab untuk menjalankan pabrik dan yang membangun sebagian besar infrastruktur. Ini berarti menjaga rumah, listrik dan pasokan air dan sebagainya, singkatnya memelihara semua aset. Pabrik Gula Kemanglen itu terletak di dekat [[Tegal]], sebuah tempat kecil di Jawa Tengah. Pabrik Gula Kemanglen merupakan pabrik yang besar, lokasinya hampir berdekatan dengan [[Pabrik Gula Dukuhwringin]] di sebelah selatan. Dan sekitar 30 &nbsp;km dari kaki bukit [[Gunung Slamet]]. Melihat ke luar jendela ruang tamu kami, kami bisa melihat gunung yang mengesankan dengan segala kemegahannya. Kata 'Slamet' digunakan dalam bahasa Jawa untuk mewakili 'membawa keberuntungan'.
[[Berkas:Gunung Slamet dilihat dari Tegal tahun 1890.jpg|jmpl|Gunung Slamet dilihat dari Slawi pada tahun 1890]]
 
Namun sebelum melangkah lebih jauh, izinkan saya menjelaskan seperti apa perkebunan gula kami: ada serangkaian bangunan besar dan tinggi yang menampung pabrik dan halaman pabrik yang sangat luas. Dari pabrik, rel kereta lori berselang-seling ke berbagai arah untuk menuju ke ladang tebu yang jaraknya beberapa kilometer. Di sekitar pabrik terdapat rumah bata tempat tinggal para karyawan pabrik gula yang sebagian besar berkebangsaan [[Belanda]]. Tidak jauh dari desa tempat tinggal [[Suku Jawa|orang Jawa]], rumah mereka terbuat dari bambu yang tertata rapi. Banyak dari mereka dipekerjakan di pabrik gula (mungkin beberapa ratus selama musim penggilingan).
Baris 62 ⟶ 58:
 
Kami segera mengembalikan macan kumbang ke kandang dan pulang ke rumah. Di sana, kami mengembalikan macan kumbang ke kandang yang semestinya di halaman belakang. Benar saja, segera setelah itu sepasang polisi [[Belanda]] dan [[Suku Jawa|Jawa]] tiba di depan pintu gerbang kami dengan bersepeda. Kami berlari ke gerbang depan dan berkata, "Halo petugas, ada apa? Apakah ada kecelakaan? ” Mereka berkata, "Kami ingin menanyakan hal yang sama kepada kalian, apa yang terjadi dengan macan kumbang?" [[Macan kumbang]] apa? kami menjawab. Pada saat itu, kami semua sudah berjalan ke halaman belakang rumah kami dan polisi menunjuk ke kandang macan kumbang dan berkata, "Macan kumbang itu!". Kami ditegur habis-habisan oleh ayah, kehilangan uang saku beberapa minggu, kami harus membantu ayah bekerja di pabrik gula, dan juga kami harus pergi ke desa menemui wanita Jawa itu untuk meminta maaf dan membayar ayamnya.
[[Berkas:Pasar Ketapan (pasar lawas) di Slawi Tegal tahun 1890.jpg|jmpl|Pasar Ketapan Slawi (Pasar Lawas) dekat PG Kemanglen tahun 1890, kini lokasi Pasar Ketapan telah menjadi kompleks Ruko Slawi pada saat ini.]]
 
=== Orang-orang di perkebunan tebu ===
Baris 127 ⟶ 123:
== Lihat pula ==
Pabrik Gula lainnya yang ada di Tegal :
* [[Pabrik Gula Pangkah]]
 
* [[Pabrik Gula Adiwerna]]
 
* [[Pabrik Gula Dukuhwringin]]
 
* [[Pabrik Gula Pagongan]]
 
* [[Pabrik Gula Kemantran]]
 
* [[Pabrik Gula Kejambon]]
 
* [[Pabrik Gula Maribaya]]
 
* [[Pabrik Gula Balapulang]]