Kakas, Minahasa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6
Tuama Minahasa (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 19:
 
Menurut cerita rakyat, pada abad ke-15 terjadi musim kemarau yang panjang yang mengakibatkan kekurangan air. Rakyat pada waktu itu takut untuk mengambil air dari [[Danau Tondano]] karena adanya binatang buas. Mereka kemudian mendengar seekor ayam jantan berkokok dan mencakar di bukit Rinerejan. Hasil cakaran ayam tersebut adalah sebuah lubang yang mengeluarkan air. ''Kakas'' adalah singkatan dari kata ''Ka'kasen'' atau ''Ki'na'kas ni ko'ko'' yang artinya ''yang dicakar oleh ayam''. Untuk mempermudah dalam penyebutan maka disingkatlah ''Kakas'' atau dalam penyebutannya ''Ka'kas''.<ref name=kabupaten />
 
== Demografi ==
 
=== Etnis ===
Pada Umumnya Mayoritas Penduduk Kecamatan Kakas Berasal Dari Suku [[Suku Minahasa|Minahasa]] sebagai penduduk asli daerah tersebut , terdapat Juga Sebagian Kecil Suku [[Suku Sangir|Sangir]], [[Suku Gorontalo|Gorontalo]] dan [[Suku Jawa|Jawa]].
 
=== Agama ===
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2022, penduduk kecamatan Kakas sangat beragam dalam agama yang dianut. Adapun persentasi penduduk Kecamatan Kakas berdasarkan agama yang dianut ialah, yang memeluk agama [[Kristen]] sebanyak 99,34% dimana [[Protestan]] 94,78% dan [[Katolik]] 4,56%, kemudian sebagian lainnya beragama [[Islam]] yakni 0,66% .Sementara untuk rumah ibadah terdapat 28 bangunan Gereja.
 
== Geografi ==
Baris 61 ⟶ 69:
 
{{Authority control}}
 
 
{{kecamatan-stub}}