Bagindo Aziz Chan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JT3811 (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 17626444 oleh Gervant of Shiganshina (bicara)
Tag: Pembatalan Dikembalikan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(42 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/keagamaan/pangkat) -->
|honorific-prefix =
|honorific-suffix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis) -->
|honorific-suffix =
|name = Bagindo Aziz Chan
|image = Bagindo Azizchan.jpg
Baris 7:
|caption =
|office = Wali Kota Padang
|order = Keke-2
|term_start = [[15 Agustus 1946]]
|term_end = [[19 Juli 1947]]
|lieutenant =
|predecessor = [[Abubakar Jaar|Mr. Abubakar Jaar]]
|successor = [[Said Rasad]]
|office2 = Wakil Wali Kota Padang
|order2 = ke-1
|term_start2 = 24 Januari 1946
|term_end2 = 15 Agustus 1946
|succeeding2 =
|president2 =
|predecessor2 =
|successor2 = [[Said Rasad]]
|birth_date = {{birth date|1910|9|30}}
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Kota Padang|Padang]], [[Pantai Barat Sumatra]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1947|7|19|1910|9|30}}
|death_place = {{flagicon|Indonesia}}[[Kota Padang|Padang]], [[Sumatera Barat]]
|nationality = {{flagcountry|Indonesia}}<!-- Kolom ini hanya untuk warga negara asing -->
|party = [[Persatuan Muslimin Indonesia]] (sampai 1937){{br}}[[Partai Syarikat Islam Indonesia]] (1945-1947)<ref name=hist>https://historia.id/militer/articles/wali-kota-padang-berpulang-di-bulan-ramadan-Pyj4r</ref>
|party =
|spouse=Rd.Raden Entis Atisah Adiwiria<ref>https://books.google.co.id/books?id=pVBxAAAAMAAJ&q=Entis+Atisah&dq=Entis+Atisah&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjpmuii0oT5AhWmR2wGHZArCkoQ6AF6BAgKEAM</ref><br>Hj. Siti Zaura Oesman.
|relations =
|children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan dan tulis pada artikel -->8
|children=Bgd. Drs Firmandus Radhi AzizChan - dari Rd. Entis Atisah Adiwiria <br> R. Upy Azummar AzizChan - dari Rd. Entis Atisah Adiwiria <br> Bgd. Rendra Sjafful Muslimin AzizChan - dari Rd. Entis Atisah Adiwiria <br> Hj. R. Roswita AzizChan - dari Rd. Entis Atisah Adiwiria <br> Hj. R. Hurriah Pratiwi AzizChan - dari Rd. Entis Atisah Adiwiria <br> Hj. R. Andoda Nushati AzizChan - dari Rd. Entis Atisah Adiwiria <br> Bgd. Azir AzizChan - dari Rd. Entis Atisah Adiwiria <br> Hj. Ineke Azizchan Nafis - dari Hj. Siti Zaura Oesman<ref>Tabloid Minang News.
|alma_mater = [[Rechtshoogeschool te Batavia]]
Edisi 09 - November 2010, hal 10 - 11 (Tokoh).</ref><ref>''Satu Abad (30 SEPT 1910 - 30 SEPT 2010) Bagindo Azizchan, Pahlawan Nasional dari Kota Padang'', Siti Fatimah, Emizal Amri, Yasrina Ayu, ISBN 978-979-3458-14-4, Editor Ahli : Mestika Zed, hal 111 - 114.</ref>
|alma_materoccupation =
|profession = {{hlist|[[Guru]]|[[politikus]]}}
|occupation =Pengajar
|religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
|profession =
|religion = [[Islam]]
|signature =
|website =
Baris 40 ⟶ 39:
}}
 
'''Bagindo Aziz Chan''' atau juga dikenalditulis dengan sebutanejaan '''Bagindo Azizchan''' ({{lahirmati|[[Kota Padang|Padang]]|30|9|1910|Padang|19|7|1947}}) adalah seorang guru dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan [[Wali Kota Padang]] kedua setelah [[kemerdekaan]], yang dilantik pada tanggal [[15 Agustus]] 1946 menggantikan [[Abubakar Jaar|Mr. Abubakar Jaar]].<ref>[[Ahmad Husein|Husein, Ahmad]] (1992). ''Sejarah Perjuangan Kemerdekaan R.I. di Minangkabau/Riau 1945-1950''. Volume 1. Badan Pemurnian Sejarah Indonesia-Minangkabau. ISBN 978-979-405-126-9.</ref> Ia meninggal dalam usia 36 tahun setelah terlibat dalam sebuah [[Agresi militer Belanda I|pertempuran melawan Belanda]]. Jasadnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Bahagia, [[Bukittinggi]]. Melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 082/TK/2005, tanggal 7 November 2005, Bagindo Aziz Chan menerima Bintang Maha Putera Adipradana dan Gelar [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional Indonesia]] pada [[9 November]] [[2005]].<ref name="suaramerdeka.com">[http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0511/09/nas6.htm "Gelar Pahlawan Nasional buat Bagindo Aziz Chan"] ''[[Suara Merdeka]]'', 09-11-2005. Diakses 08-01-2015.</ref>
 
Ia meninggal dalam usia 36 tahun setelah terlibat dalam sebuah [[Agresi militer Belanda I|pertempuran melawan Belanda]]. Jasadnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Bahagia, [[Bukittinggi]]. Melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 082/TK/2005, tanggal 7 November 2005, Bagindo Aziz Chan menerima [[Bintang Mahaputera Adipradana]] dan Gelar [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional Indonesia]] pada [[9 November]] [[2005]].<ref name="suaramerdeka.com">[http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0511/09/nas6.htm "Gelar Pahlawan Nasional buat Bagindo Aziz Chan"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150108160103/http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0511/09/nas6.htm |date=2015-01-08 }} ''[[Suara Merdeka]]'', 09-11-2005. Diakses 08-01-2015.</ref>
== Kehidupan awal ==
== Riwayat hidup ==
Bagindo Aziz Chan lahir di [[Alang Laweh, Padang Selatan, Padang|Kampung Alang Laweh]], Kota Padang pada 30 September 1910. Menurut pemerhati [[sejarah Sumatra Barat]] [[Fikrul Hanif Sufyan]], Aziz Chan adalah anak keempat dari enam bersaudara, buah pernikahan Bagindo Montok dan Djamilah.<ref>https://daerah.sindonews.com/read/1151091/29/bagindo-aziz-chan-wali-kota-padang-yang-jadi-korban-kelicikan-belanda-1477702760</ref>
[[File:Rumah Kelahiran Bagindo Azizchan.jpg|jmpl|[[Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan]]]]
 
=== Kehidupan awal dan pendidikan ===
== Perjuangan ==
Bagindo Aziz Chan lahir di [[Alang Laweh, Padang Selatan, Padang|Kampung Alang Laweh]], Kota Padang pada 30 September 1910. Ia adalah anak keempat dari enam bersaudara, buah pernikahan Bagindo Montok dan Djamilah.<ref>https://daerah.sindonews.com/read/1151091/29/bagindo-aziz-chan-wali-kota-padang-yang-jadi-korban-kelicikan-belanda-1477702760</ref>
Di tengah situasi pasca-kedatangan [[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]] di Padang pada [[10 Oktober]] 1945, ia menolak tunduk terhadap kekuatan [[militer]] [[Belanda]] yang berada di belakang tentara Sekutu.<ref>Kahin, A. (1999). ''Rebellion to Integration: West Sumatra and the Indonesian Polity''. 1926-1998. Amsterdam University Press. ISBN 90-5356-395-4.</ref> Ia terus melakukan perlawanan dengan menerbitkan surat kabar perjuangan yang bernama ''Republik Indonesia Jaya'', bahkan turun langsung memimpin perlawanan terhadap Belanda sampai akhirnya meninggal pada tanggal [[19 Juli]] [[1947]].<ref>Sudarmanto, J. B. (2007). ''Jejak-jejak Pahlawan: Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia''. Grasindo. ISBN 978-979-759-716-0.</ref> Menurut hasil visum (yang dilakukan di [[Rumah Sakit Tentara Dr. Reksodiwiryo]], [[Ganting Parak Gadang, Padang Timur, Padang|Ganting]] sekarang), ia meninggal karena terkena benda tumpul dan terdapat tiga bekas tembakan di wajahnya.
 
Lahir pada 30 September 1910, Bagindo Aziz Chan mengenyam pendidikan [[Hollandsch-Inlandsche School|HIS]] di Padang, [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|MULO]] di [[Kota Surabaya|Surabaya]], dan [[Algemeene Middelbare School|AMS]] di [[Batavia]]. Ia sempat dua tahun duduk di ''[[Rechtshoogeschool te Batavia]]'' (RHS) danmembuka praktik [[pengacara]]. Ia juga aktif di beberapa [[organisasi]], di antaranya sebagai anggota pengurus [[Jong Islamieten Bond]] di bawah pimpinan [[Agus Salim]].
== Pendidikan dan karier ==
Lahir pada 30 September 1910, Bagindo Aziz Chan mengenyam pendidikan [[Hollandsch-Inlandsche School|HIS]] di Padang, [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|MULO]] di [[Kota Surabaya|Surabaya]], dan [[Algemeene Middelbare School|AMS]] di [[Batavia]]. Tamat dari AMS dan sempat dua tahun duduk di ''[[Rechtshoogeschool te Batavia]]'' ([[RHS]]), ia sempat membuka praktik [[pengacara]] dan aktif di beberapa [[organisasi]], di antaranya sebagai anggota pengurus Jong Islamieten Bond di bawah pimpinan [[Agus Salim]]. Kembali ke kampung halamannya pada tahun 1935, ia mengabdi sebagai guru di beberapa sekolah di Padang dan berkali-kali pindah mengajar ke luar kota. Ia sempat aktif di [[Persatuan Muslim Indonesia]] (Permi) sampai organisasi itu dibubarkan pada tahun 1937. Setelah [[proklamasi kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan]], ia ditunjuk sebagai Wakil Wali Kota Padang pada [[24 Januari]] 1946 dan pada [[15 Agustus]] 1946 dilantik sebagai wali kota menggantikan [[Abubakar Jaar|Mr. Abubakar Jaar]], yang pindah tugas menjadi [[residen]] di [[Sumatra Utara]].
 
Kembali ke kampung halamannya pada tahun 1935, ia mengabdi sebagai guru di beberapa sekolah di Padang dan berkali-kali pindah mengajar ke luar kota.<ref>{{Cite book|last=Fatimah|first=Siti|date=2007|url=https://books.google.com/books?id=pVBxAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22DARUL+Maarif+%22+pariaman&q=%22DARUL+Maarif+%22+pariaman&hl=id|title=Bgd. Azizchan, 1910-1947: pahlawan nasional dari Kota Padang|publisher=Universitas Negeri Padang, PKSBE|isbn=978-979-3458-14-4|language=id}}</ref> Ia sempat aktif di [[Persatuan Muslim Indonesia]] (Permi) sampai organisasi itu dibubarkan pada tahun 1937.
[[Berkas:MuseumAdityawarman.jpg|jmpl|kiri|Monumen Bagindo Azizchan dengan latar belakang [[Museum Adityawarman]]]]
 
Dari pernikahannya dengan Siti Zaura Oesman, Bagindo Aziz dikaruniai anak Ineke Azizchan Nafis.<ref>Tabloid Minang News.
== Penghormatan ==
Edisi 09 - November 2010, hal 10 - 11 (Tokoh).</ref><ref>''Satu Abad (30 SEPT 1910 - 30 SEPT 2010) Bagindo Azizchan, Pahlawan Nasional dari Kota Padang'', Siti Fatimah, Emizal Amri, Yasrina Ayu, ISBN 978-979-3458-14-4, Editor Ahli : Mestika Zed, hal 111 - 114.</ref>
[[Berkas:Statue of Bagindo Azizchan.JPG|100px|jmpl|Patung Bagindo Aziz Chan di Museum Adityawarman]]
 
=== Perjuangan ===
Untuk menghormati jasa-jasa dan pengorbanannya, nama Bagindo Aziz Chan diabadikan menjadi nama jalan di beberapa kota, seperti Padang dan Bukittinggi. Di Padang, sebuah [[monumen]] berbentuk kepalan tinju didirikan di persimpangan [[Jalan Gajah Mada, Padang|Jalan Gajah Mada]] dan [[Jalan Jhoni Anwar, Padang|Jalan Jhoni Anwar]], [[Kampung Olo, Nanggalo, Padang|Kampung Olo]], [[Nanggalo, Padang|Nanggalo]]. Meskipun diresmikan sebagai Monumen Bagindo Aziz Chan oleh Wali Kota Padang [[Syahrul Ujud]] pada [[19 Juli]] 1983, monumen ini berikut persimpangan lebih dikenal sebagai tugu [[Simpang Tinju]]. Monumen lainnya, terletak di Taman Melati dalam kompleks [[Museum Adityawarman]], hasil karya pelukis [[Wisran Hadi]] dan pemahat [[Arby Samah]].
Setelah [[proklamasi kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan]], ia ditunjuk sebagai Wakil Wali Kota Padang pada [[24 Januari]] 1946 dan pada [[15 Agustus]] 1946 dilantik sebagai wali kota menggantikan [[Abubakar Jaar|Mr. Abubakar Jaar]], yang pindah tugas menjadi [[residen]] di [[Sumatera Utara]].
 
Di tengah situasi pasca-kedatangan [[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]] di Padang pada [[10 Oktober]] 1945, ia menolak tunduk terhadap kekuatan [[militer]] [[Belanda]] yang berada di belakang tentara Sekutu.<ref>Kahin, A. (1999). ''Rebellion to Integration: West Sumatra and the Indonesian Polity''. 1926-1998. Amsterdam University Press. ISBN 90-5356-395-4.</ref> Ia terus melakukan perlawanan dengan menulis di surat kabar perjuangan ''Tjahaja Padang'', bahkan turun langsung memimpin perlawanan terhadap Belanda sampai akhirnya meninggal pada tanggal [[19 Juli]] [[1947]].<ref>Sudarmanto, J. B. (2007). ''Jejak-jejak Pahlawan: Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia''. Grasindo. ISBN 978-979-759-716-0.</ref> Ia juga berpidato di depan umum, "Langkahilah dulu mayatku, baru Kota Padang saya serahkan".<ref>{{Cite book|last=Anwar|first=Rosihan|date=2004|url=https://books.google.com/books?id=Ew-3prmwsvgC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA185&dq=U-Brigade+padang&hl=en|title=Sejarah kecil "petite histoire" Indonesia|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-532-1|language=id}}</ref>
== Keluarga ==
{| class="wikitable"
|+Anak dan Cucu dari Bagindo Aziz Chan dengan Rd. Entis Atisah Adiwiria
!Anak
!Nama Pasangan
!Cucu
|-
|Bgd. Drs Firmandus Radhi AzizChan
|
|
|-
|R. Upy Azummar AzizChan
|
|
|-
|Bgd. Rendra Sjafful Muslimin AzizChan
|Hj. Nursima Abdul Razak
(Menikah 1968)
|Martini Ratnasari AzizChan, S.Psi
H. Ismyranda Julianty AzizChan
 
=== Meninggal dunia ===
Rizkia Fitrianty AzizChan, S.Sos
Pada 19 Juli 1947 sore hari, Bagindo dan keluarga bertolak dari Padang menuju [[Padang Panjang]]. Di daerah [[Purus, Padang Barat, Padang|Purus]], rombongannya dicegat oleh Letnan Kolonel Van Erps yang memberitahukan telah terjadi insiden di [[Nanggalo, Padang|Nanggalo]] yang merupakan daerah garis demarkasi Belanda.<ref name=pst>https://books.google.co.id/books?id=bnkSAAAAMAAJ&pg=PA155</ref>
 
Menurut versi Belanda, ketika Bagindo turun itu dari mobil Jeep yang mengantarkannya di daerah Nanggalo itu, ia tertembak di lehernya dan dibawa ke sebuah rumah sakit di Padang.<ref name=pst/>
Rachmadanyasari AzizChan, A.Md
|-
|Hj. R. Roswita AzizChan
|H. Drs M. Erman
(Menikah 1969)
|Hj. Mardini Ekasari Erman, S.E.
|-
|Hj. R. Hurriah Pratiwi AzizChan
|Robbyanto Tedja
(Menikah 1972)
|Susan Roveline AzizChan Tedja, A.Md
 
Namun, menurut hasil visum yang dilakukan oleh 4 dokter Indonesia di Bukittinggi, Bagindo meninggal karena kepala belakangnya dipukul dengan barang berat sehingga tulang kepalanya hancur. Selain itu, terdapat tiga bekas tembakan di wajahnya yang dilakukan tentara Belanda setelah ia menjadi mayat.<ref name=hist/><ref name=pst/>
DR Jeanne Noveline AzizChan Tedja
 
Jenazah Bagindo Aziz Chan dimakamkan pada 20 Juli 1947 pukul 02.00 dalam sebuah upacara besar yang dihadiri pejabat sipil dan militer di Taman Makam Pahlawan Bahagia, Bukittinggi.<ref name=pst/> Keesokan harinya Belanda melancarkan [[Agresi Militer Belanda]].<ref name=hist/>
Monica Caroline AzizChan Tedja, A.Md
|-
|Hj. R. Andoda Nushati AzizChan
|DR. H. RM. Talib Puspokusumo, SH
(Menikah 1968)
|DR. RA Aryanti W. Puspokusumo, B.Sc., MBM
Dipl.Ing RA Ayu Suzanne AW. Puspokusumo
 
== Penghormatan ==
RA Anitha DJ. Puspokusumo SH, MH
Untuk menghormati jasa-jasa dan pengorbanannya, nama Bagindo Aziz Chan diabadikan menjadi nama jalan di beberapa kota, seperti Padang dan Bukittinggi. Di Padang, sebuah [[monumen]] berbentuk kepalan tinju didirikan di persimpangan [[Jalan Gajah Mada, Padang|Jalan Gajah Mada]] dan [[Jalan Jhoni Anwar, Padang|Jalan Jhoni Anwar]], [[Kampung Olo, Nanggalo, Padang|Kampung Olo]], [[Nanggalo, Padang|Nanggalo]]. Meskipun diresmikan sebagai Monumen Bagindo Aziz Chan oleh Wali Kota Padang [[Syahrul Ujud]] pada 19 Juli 1983, monumen ini berikut persimpangan lebih dikenal sebagai tugu [[Simpang Tinju]].
|-
|Bgd. Azir AzizChan
|Sri Haryani
(Menikah 1972)
|Erry Aditya AzizChan
Fitty Nafrati AzizChan
 
Monumen lainnya, terletak di Taman Melati dalam kompleks [[Museum Adityawarman]], hasil karya pemahat [[Arby Samah]].<ref>{{Cite journal|last=Rian|first=Rica|last2=Suryanti|first2=Suryanti|date=2020-04-30|title=Reinterpretasi Monumen Bagindo Aziz Chan Karya Arby Samah dalam Ikonografi Erwin Panofsky|url=https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/1140|journal=Panggung|language=en|volume=30|issue=1|doi=10.26742/panggung.v30i1.1140|issn=2502-3640}}</ref> Momumen ini memiliki tinggi 2,75 meter. Diresmikan oleh Wali Kota Padang [[Hasan Basri Durin]] pada 19 Juli 1973.<ref>{{Cite book|date=1978|url=https://www.google.co.id/books/edition/Seri_monumen_sejarah_T_N_I_Angkatan_Dara/Tvq4AAAAIAAJ?hl=en&gbpv=1&bsq=bagindo|title=Seri monumen sejarah T.N.I. Angkatan Darat|publisher=Dinas|language=id}}</ref>
Rinaldi AzizChan
 
|}
== Kehidupan pribadi ==
{{-}}
Bagindo Azizchan memiliki dua orang istri, yakni R. Atisah Adiwirya dan Siti Zaura Oesman. Dari istri pertama, ia dikaruniai tujuh orang anak, yakni Roswita Azizchan, Bagindo Radhi Azizchan, Upy Azumar Azizchan, Bagindo Azir Azizchan, Andoda Nushati Azizchan, Huriah Pratiwi Azizchan, dan Bagindo Rendra Azizchan.<ref>{{Cite web|last=[[Donny Syofyan]]|first=|date=2023-01-14|title=Apa Kabar Sekolah Internasional Bagindo Azizchan?|url=https://langgam.id/apa-kabar-sekolah-internasional-bagindo-azizchan/|website=Langgam.id|language=id|access-date=2023-01-14}}</ref> Adapun dari istri kedua ia memiliki anak bernama Ineke Azizchan.
 
== Referensi ==
 
{{reflist|2}}
 
== Pranala luar ==
 
* {{id}} [http://www.padang.go.id Situs web resmi kota Padang]
* {{id}} [http://www.harianhaluan.com/index.php/khas/19997-yang-terlupakan-dari-tugu-simpang-tinju "Yang Terlupakan dari Tugu Simpang Tinju"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150108151146/http://www.harianhaluan.com/index.php/khas/19997-yang-terlupakan-dari-tugu-simpang-tinju |date=2015-01-08 }}<small> ''[[Harian Haluan|Haluan]]'', 24-12-2012. Diakses 08-01-2015.</small>
* {{id}} [http://hariansinggalang.co.id/kisah-di-balik-gelar-pahlawan-bagindo-azis-chan-zulkisman-berharap-penghargaan/ "Kisah di Balik Gelar Pahlawan Bagindo Azis Chan: Zulkisman Berharap Penghargaan"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150108180839/http://hariansinggalang.co.id/kisah-di-balik-gelar-pahlawan-bagindo-azis-chan-zulkisman-berharap-penghargaan/ |date=2015-01-08 }}<small> ''[[Harian Singgalang|Singgalang]]'', 21-07-2014. Diakses 08-01-2015.</small>
 
{{S-start}}
Baris 133 ⟶ 93:
{{lifetime|1910|1947|}}
 
{{URUTANBAKU:Aziz Chan, Bagindo}}
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:WaliTokoh Kotayang Padangdibunuh di Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh pejuang Minangkabau]]
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Sumatera Barat]]
[[Kategori:Tokoh dari Padang]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Minangkabau]]
[[Kategori:Politikus Partai Syarikat Islam Indonesia]]
[[Kategori:Wali Kota Padang]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]