Bagindo Aziz Chan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(14 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/keagamaan/pangkat) -->
|honorific-prefix =
|honorific-suffix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis) -->
|honorific-suffix =
|name = Bagindo Aziz Chan
|image = Bagindo Azizchan.jpg
Baris 22:
|successor2 =
|birth_date = {{birth date|1910|9|30}}
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Kota Padang|Padang]], [[Pantai Barat Sumatra]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1947|7|19|1910|9|30}}
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Kota Padang|Padang]], [[SumatraSumatera Barat]]
|nationality = {{flagcountry|Indonesia}}<!-- Kolom ini hanya untuk warga negara asing -->
|party = [[Persatuan Muslimin Indonesia]] (sampai 1937){{br}}[[Partai Syarikat Islam Indonesia]] (1945-1947)<ref name=hist>https://historia.id/militer/articles/wali-kota-padang-berpulang-di-bulan-ramadan-Pyj4r</ref>
|spouse=Raden Entis Atisah<ref>https://books.google.co.id/books?id=pVBxAAAAMAAJ&q=Entis+Atisah&dq=Entis+Atisah&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjpmuii0oT5AhWmR2wGHZArCkoQ6AF6BAgKEAM</ref><br>Hj. Siti Zaura Oesman
|relations =
|children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan dan tulis pada artikel -->8
|children=Hj. Ineke Azizchan Nafis - dari Hj. Siti Zaura Oesman<ref>Tabloid Minang News.
Edisi 09 - November 2010, hal 10 - 11 (Tokoh).</ref><ref>''Satu Abad (30 SEPT 1910 - 30 SEPT 2010) Bagindo Azizchan, Pahlawan Nasional dari Kota Padang'', Siti Fatimah, Emizal Amri, Yasrina Ayu, ISBN 978-979-3458-14-4, Editor Ahli : Mestika Zed, hal 111 - 114.</ref>
|alma_mater = [[Rechtshoogeschool te Batavia]]
|occupation =
|profession = {{hlist|[[Guru]], |[[politikus]]}}
|religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
|religion = [[Islam]]
|signature =
|website =
Baris 40 ⟶ 39:
}}
 
'''Bagindo Aziz Chan''' atau juga ditulis dengan ejaan '''Bagindo Azizchan''' ({{lahirmati|[[Kota Padang|Padang]]|30|9|1910|Padang|19|7|1947}}) adalah seorang guru dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan [[Wali Kota Padang]] kedua setelah [[kemerdekaan]], yang dilantik pada tanggal [[15 Agustus]] 1946 menggantikan [[Abubakar Jaar|Mr. Abubakar Jaar]].<ref>[[Ahmad Husein|Husein, Ahmad]] (1992). ''Sejarah Perjuangan Kemerdekaan R.I. di Minangkabau/Riau 1945-1950''. Volume 1. Badan Pemurnian Sejarah Indonesia-Minangkabau. ISBN 978-979-405-126-9.</ref>
 
Ia meninggal dalam usia 36 tahun setelah terlibat dalam sebuah [[Agresi militer Belanda I|pertempuran melawan Belanda]]. Jasadnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Bahagia, [[Bukittinggi]]. Melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 082/TK/2005, tanggal 7 November 2005, Bagindo Aziz Chan menerima [[Bintang Mahaputera Adipradana]] dan Gelar [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional Indonesia]] pada [[9 November]] [[2005]].<ref name="suaramerdeka.com">[http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0511/09/nas6.htm "Gelar Pahlawan Nasional buat Bagindo Aziz Chan"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150108160103/http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0511/09/nas6.htm |date=2015-01-08 }} ''[[Suara Merdeka]]'', 09-11-2005. Diakses 08-01-2015.</ref>
 
== Riwayat hidup ==
[[File:Rumah Kelahiran Bagindo Azizchan.jpg|jmpl|[[Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan]]]]
Baris 50 ⟶ 48:
Bagindo Aziz Chan lahir di [[Alang Laweh, Padang Selatan, Padang|Kampung Alang Laweh]], Kota Padang pada 30 September 1910. Ia adalah anak keempat dari enam bersaudara, buah pernikahan Bagindo Montok dan Djamilah.<ref>https://daerah.sindonews.com/read/1151091/29/bagindo-aziz-chan-wali-kota-padang-yang-jadi-korban-kelicikan-belanda-1477702760</ref>
 
Lahir pada 30 September 1910, Bagindo Aziz Chan mengenyam pendidikan [[Hollandsch-Inlandsche School|HIS]] di Padang, [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|MULO]] di [[Kota Surabaya|Surabaya]], dan [[Algemeene Middelbare School|AMS]] di [[Batavia]]. Ia sempat dua tahun duduk di ''[[Rechtshoogeschool te Batavia]]'' (RHS) danmembuka praktik [[pengacara]]. Ia juga aktif di beberapa [[organisasi]], di antaranya sebagai anggota pengurus [[Jong Islamieten Bond]] di bawah pimpinan [[Agus Salim]].
 
Kembali ke kampung halamannya pada tahun 1935, ia mengabdi sebagai guru di beberapa sekolah di Padang dan berkali-kali pindah mengajar ke luar kota.<ref>{{Cite book|last=Fatimah|first=Siti|date=2007|url=https://books.google.com/books?id=pVBxAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22DARUL+Maarif+%22+pariaman&q=%22DARUL+Maarif+%22+pariaman&hl=id|title=Bgd. Azizchan, 1910-1947: pahlawan nasional dari Kota Padang|publisher=Universitas Negeri Padang, PKSBE|isbn=978-979-3458-14-4|language=id}}</ref> Ia sempat aktif di [[Persatuan Muslim Indonesia]] (Permi) sampai organisasi itu dibubarkan pada tahun 1937.
 
Dari pernikahannya dengan Siti Zaura Oesman, Bagindo Aziz dikaruniai anak Ineke Azizchan Nafis.<ref>Tabloid Minang News.
Edisi 09 - November 2010, hal 10 - 11 (Tokoh).</ref><ref>''Satu Abad (30 SEPT 1910 - 30 SEPT 2010) Bagindo Azizchan, Pahlawan Nasional dari Kota Padang'', Siti Fatimah, Emizal Amri, Yasrina Ayu, ISBN 978-979-3458-14-4, Editor Ahli : Mestika Zed, hal 111 - 114.</ref>
 
=== Perjuangan ===
Setelah [[proklamasi kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan]], ia ditunjuk sebagai Wakil Wali Kota Padang pada [[24 Januari]] 1946 dan pada [[15 Agustus]] 1946 dilantik sebagai wali kota menggantikan [[Abubakar Jaar|Mr. Abubakar Jaar]], yang pindah tugas menjadi [[residen]] di [[SumatraSumatera Utara]].
 
Di tengah situasi pasca-kedatangan [[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]] di Padang pada [[10 Oktober]] 1945, ia menolak tunduk terhadap kekuatan [[militer]] [[Belanda]] yang berada di belakang tentara Sekutu.<ref>Kahin, A. (1999). ''Rebellion to Integration: West Sumatra and the Indonesian Polity''. 1926-1998. Amsterdam University Press. ISBN 90-5356-395-4.</ref> Ia terus melakukan perlawanan dengan menulis di surat kabar perjuangan ''Tjahaja Padang'', bahkan turun langsung memimpin perlawanan terhadap Belanda sampai akhirnya meninggal pada tanggal [[19 Juli]] [[1947]].<ref>Sudarmanto, J. B. (2007). ''Jejak-jejak Pahlawan: Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia''. Grasindo. ISBN 978-979-759-716-0.</ref> Ia juga berpidato di depan umum, "Langkahilah dulu mayatku, baru Kota Padang saya serahkan".<ref>{{Cite book|last=Anwar|first=Rosihan|date=2004|url=https://books.google.com/books?id=Ew-3prmwsvgC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA185&dq=U-Brigade+padang&hl=en|title=Sejarah kecil "petite histoire" Indonesia|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-532-1|language=id}}</ref>
Baris 68 ⟶ 69:
Jenazah Bagindo Aziz Chan dimakamkan pada 20 Juli 1947 pukul 02.00 dalam sebuah upacara besar yang dihadiri pejabat sipil dan militer di Taman Makam Pahlawan Bahagia, Bukittinggi.<ref name=pst/> Keesokan harinya Belanda melancarkan [[Agresi Militer Belanda]].<ref name=hist/>
 
== Penghormatan ==
Untuk menghormati jasa-jasa dan pengorbanannya, nama Bagindo Aziz Chan diabadikan menjadi nama jalan di beberapa kota, seperti Padang dan Bukittinggi. Di Padang, sebuah [[monumen]] berbentuk kepalan tinju didirikan di persimpangan [[Jalan Gajah Mada, Padang|Jalan Gajah Mada]] dan [[Jalan Jhoni Anwar, Padang|Jalan Jhoni Anwar]], [[Kampung Olo, Nanggalo, Padang|Kampung Olo]], [[Nanggalo, Padang|Nanggalo]]. Meskipun diresmikan sebagai Monumen Bagindo Aziz Chan oleh Wali Kota Padang [[Syahrul Ujud]] pada [[19 Juli]] 1983, monumen ini berikut persimpangan lebih dikenal sebagai tugu [[Simpang Tinju]]. Monumen lainnya, terletak di Taman Melati dalam kompleks [[Museum Adityawarman]], hasil karya pelukis [[Wisran Hadi]] dan pemahat [[Arby Samah]].{{-}}
 
Monumen lainnya, terletak di Taman Melati dalam kompleks [[Museum Adityawarman]], hasil karya pemahat [[Arby Samah]].<ref>{{Cite journal|last=Rian|first=Rica|last2=Suryanti|first2=Suryanti|date=2020-04-30|title=Reinterpretasi Monumen Bagindo Aziz Chan Karya Arby Samah dalam Ikonografi Erwin Panofsky|url=https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/1140|journal=Panggung|language=en|volume=30|issue=1|doi=10.26742/panggung.v30i1.1140|issn=2502-3640}}</ref> Momumen ini memiliki tinggi 2,75 meter. Diresmikan oleh Wali Kota Padang [[Hasan Basri Durin]] pada 19 Juli 1973.<ref>{{Cite book|date=1978|url=https://www.google.co.id/books/edition/Seri_monumen_sejarah_T_N_I_Angkatan_Dara/Tvq4AAAAIAAJ?hl=en&gbpv=1&bsq=bagindo|title=Seri monumen sejarah T.N.I. Angkatan Darat|publisher=Dinas|language=id}}</ref>
 
== PenghormatanKehidupan pribadi ==
Bagindo Azizchan memiliki dua orang istri, yakni R. Atisah Adiwirya dan Siti Zaura Oesman. Dari istri pertama, ia dikaruniai tujuh orang anak, yakni Roswita Azizchan, Bagindo Radhi Azizchan, Upy Azumar Azizchan, Bagindo Azir Azizchan, Andoda Nushati Azizchan, Huriah Pratiwi Azizchan, dan Bagindo Rendra Azizchan.<ref>{{Cite web|last=[[Donny Syofyan]]|first=|date=2023-01-14|title=Apa Kabar Sekolah Internasional Bagindo Azizchan?|url=https://langgam.id/apa-kabar-sekolah-internasional-bagindo-azizchan/|website=Langgam.id|language=id|access-date=2023-01-14}}</ref> Adapun dari istri kedua ia memiliki anak bernama Ineke Azizchan.
[[Berkas:MuseumAdityawarman.jpg|jmpl|kiri|Monumen Bagindo Azizchan dengan latar belakang [[Museum Adityawarman]]]]
[[File:Simpang Tinju Padang dari arah Jalan Johny Anwar, 2022.jpg|jmpl|Monumen Bagindo Aziz Chan atau lebih dikenal dengan nama Tugu [[Simpang Tinju]]]]
Untuk menghormati jasa-jasa dan pengorbanannya, nama Bagindo Aziz Chan diabadikan menjadi nama jalan di beberapa kota, seperti Padang dan Bukittinggi. Di Padang, sebuah [[monumen]] berbentuk kepalan tinju didirikan di persimpangan [[Jalan Gajah Mada, Padang|Jalan Gajah Mada]] dan [[Jalan Jhoni Anwar, Padang|Jalan Jhoni Anwar]], [[Kampung Olo, Nanggalo, Padang|Kampung Olo]], [[Nanggalo, Padang|Nanggalo]]. Meskipun diresmikan sebagai Monumen Bagindo Aziz Chan oleh Wali Kota Padang [[Syahrul Ujud]] pada [[19 Juli]] 1983, monumen ini berikut persimpangan lebih dikenal sebagai tugu [[Simpang Tinju]]. Monumen lainnya, terletak di Taman Melati dalam kompleks [[Museum Adityawarman]], hasil karya pelukis [[Wisran Hadi]] dan pemahat [[Arby Samah]].{{-}}
 
== Referensi ==
 
{{reflist|2}}
 
== Pranala luar ==
 
* {{id}} [http://www.padang.go.id Situs web resmi kota Padang]
* {{id}} [http://www.harianhaluan.com/index.php/khas/19997-yang-terlupakan-dari-tugu-simpang-tinju "Yang Terlupakan dari Tugu Simpang Tinju"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150108151146/http://www.harianhaluan.com/index.php/khas/19997-yang-terlupakan-dari-tugu-simpang-tinju |date=2015-01-08 }}<small> ''[[Harian Haluan|Haluan]]'', 24-12-2012. Diakses 08-01-2015.</small>
Baris 93:
{{lifetime|1910|1947|}}
 
{{URUTANBAKU:Aziz Chan, Bagindo}}
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh pejuang Minangkabau]]
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Sumatra BaratMinangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Sumatera Barat]]
[[Kategori:Tokoh dari Padang]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Minangkabau]]
[[Kategori:Politikus Partai Syarikat Islam Indonesia]]
[[Kategori:Wali Kota Padang]]