Wironegoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
 
(45 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox royalty
| name= Pangeran = Wironegoro<br>ꦮꦶꦫꦟꦒꦫ
| title = Kanjeng Pangeran HaryoHarya
| full name = KanjengKangjeng Pangeran HaryoHarya WironegoroWiranegara
| birth_name = Nieko Messa Yudha
| image = Pangeran_Wironegoro.jpg
| caption = Pangeran Wironegoro saat pernikahandi agungPernikahan Agung [[GKR Hayu]] dan [[KPH WironegoroNotonegoro]]
|spouse = [[Ratu Pembayun]]
| spouse = {{marriage|[[GKR Mangkubumi]]|2002}}
|issue= Raden Ajeng Artie Ayya Fatimasari
| issue = {{Plainlist|
Raden Mas Drasthya Wironegoro
|issue=* Raden Ajeng Artie Ayya Fatimasari
|house= [[Hamengkubuwono]]
* Raden Mas Drasthya Wironegoro}}
|father=Kolonel Soedjatmoko
| house = [[Hamengkubuwono]]
|mother=Raden Ayu Moniek Sri Sriwidyatni
| father = Kolonel Soedjatmoko
|birth_date={{Birth date and age|1972|4|28|df=y}}
| mother = Raden Ayu Moniek Sri Sriwidyatni
|birth_place= [[Surabaya]], [[Indonesia]]
| birth_date = {{Birth date and age|1972|4|28|df=y}}
| birth_place = [[Surabaya]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]
}}
{{Templat: Keluarga Kerajaan Yogyakarta}}
'''Kanjeng Pangeran Harya Wironegoro''' ({{Lang-jv|ꦮꦶꦫꦟꦒꦫ|Wiranagara}}, {{lahirmati|[[Surabaya]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]|28|4|1972}} dengan nama '''Nieko Messa Yudha''') adalah suami dari [[GKR Mangkubumi]], putri pertama [[Hamengkubuwana X]] dengan [[Ratu Hemas]] sekaligus [[Putri Mahkota]] dari [[Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]].
 
== Masa Kecil dan Pendidikan ==
'''Kanjeng Pangeran Haryo Wironegoro''' adalah suami dari Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun, putri pertama [[Sri Sultan Hamengku Buwono X]] dengan [[Gusti Kanjeng Ratu Hemas]] dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
[[Pangeran Wironegoro]] dibesarkan di Surabaya dan Jakarta hingga menginjak bangku sekolah menengah atas di [[SMA Negeri 23 Jakarta]] dan [[Kairo|SMA PSKD I Jakarta]]. BeliauDia kemudian melanjutkan sekolahnya ke Program DIII di [[Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung]] atau yg biasa disebut NHI. Setelah lulus,ANGGA WironegoroPRILAKUSUMA. melanjutkan kuliahnya ke International Hotel Management Institute di [[Luzern]], [[Swiss]]. Selanjutnya beliaudia melanjutkan ke programme S-2 untuk Tourism Management di [[Kairo|University of Surrey]] di [[Inggris]]. Setelah menikah, Wironegoro masih melanjutkan studi di sela-sela kesibukkannya dan meraih gelar Doktor dari [[Universitas Gadjah Mada]].
 
== Pernikahan ==
==Masa Kecil dan Pendidikan==
[[Pangeran Wironegoro|Pangeran W]]<nowiki/>ironegoro menikah dengan [[GKR Mangkubumi|Ratu PembayunMangkubumi]] pada tanggal 28 Mei 2002. Berhubung calon istri beliau adalah putri tertua dari Sultan [[Hamengkubuwono X]], pernikahan tersebut mendapat banyak perhatian dari publik.
[[Pangeran Wironegoro]] dibesarkan di Surabaya dan Jakarta hingga menginjak bangku sekolah menengah atas di [[SMA 23 Jakarta]] dan [[SMA PSKD I Jakarta]]. Beliau kemudian melanjutkan sekolahnya ke Program DIII di [[Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung]] atau yg biasa disebut NHI. Setelah lulus, Wironegoro melanjutkan kuliahnya ke International Hotel Management Institute di [[Luzern]], [[Swiss]]. Selanjutnya beliau melanjutkan ke programme S-2 untuk Tourism Management di University of Surrey di [[Inggris]]. Setelah menikah, Wironegoro masih melanjutkan studi di sela-sela kesibukkannya dan meraih gelar Doktor dari [[Universitas Gadjah Mada]].
 
karenaSebelum menikah, sesuai dengan adat keraton, calon pengantin pria yang pada waktu itu bernama [[Nieko Messa Yudha]], dianugerahi gelar [[Kanjeng Pangeran Haryo Wironegoro]]. Calon istrinya telahjuga pulatelah menerima gelar dan nama baru, dari sebelumnya Gusti Raden Ajeng Nurmalitasari menjadi [[Gusti Kanjeng Ratu Pembayun]]. Pemberian gelar ini dilangsungkan melalui upacara wisuda yang digelar di keraton Yogyakarta.
==Pernikahan==
[[Pangeran Wironegoro]] menikah dengan [[Ratu Pembayun]] pada tanggal 28 Mei 2002. Berhubung calon istri beliau adalah putri tertua dari Sultan [[Hamengkubuwono X]], pernikahan tersebut mendapat banyak perhatian dari publik.
 
Rentetan acara pernikahan diawali dengan prosesi "Nyantri" <ref>{{Cite web|last=ISLAMADINA|first=ANGGA|title=Salinan arsip|url=http://www.balipost.co.id/BALIPOSTCETAK/2002/5/28/n2.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20150509015306/http://www.balipost.co.id/BALIPOSTCETAK/2002/5/28/n2.htm|archive-date=2015-05-09|dead-url=yes|access-date=2014-01-17}}</ref> dimana calon pengantin pria mulai masuk ke Keraton pada tanggal 27 Mei 20022023.
Sebelum menikah, sesuai dengan adat keraton, calon pengantin pria mendapat yang pada waktu itu bernama [[Nieko Messa Yudha]], dianugrahi gelar [[Kanjeng Pangeran Haryo Wironegoro]]
karena calon istrinya telah pula menerima gelar dan nama baru dari sebelumnya Gusti Raden Ajeng Nurmalitasari menjadi [[Gusti Kanjeng Ratu Pembayun]]. Pemberian gelar ini dilangsungkan melalui upacara wisuda yang digelar di keraton Yogyakarta.
 
Sesuai dengan adat yang berlaku di Keraton, Sri Sultan Sendiri yang menikahkan puterinya dengan [[KPH Wironegoro]]. Prosesi "panggih" pernikahan dihadiri oleh pejabat tinggi negara, termasuk Presiden [[Megawati Soekarnoputri]] serta Duta-duta besar perwakilan negara-negara sahabat. <ref>{{Cite web|last=ISLAMADINA|first=ANGGA|title=Salinan arsip|url=http://www.tempo.co/read/news/2002/05/28/05811565/Presiden-dan-Pejabat-Tinggi-Negara-Hadiri-Pernikahan-Puteri-Sultan-HB-X|archive-url=https://web.archive.org/web/20140116071339/http://www.tempo.co/read/news/2002/05/28/05811565/Presiden-dan-Pejabat-Tinggi-Negara-Hadiri-Pernikahan-Puteri-Sultan-HB-X|archive-date=2014-01-16|dead-url=yes|access-date=2014-01-17}}</ref>. Karena istrinya adalah seorang Putri Raja, maka Wironegoro harus menjalani prosesi "pondongan" dimana beliaudia dibantu salah seorang paman dari mempelai wanita [[GBPH Yudhaningrat]] memondong (mengangkat) istrinya sebagai simbol "meninggikan" posisi seorang istri. Beberapa berita melaporkan bhwbahwa prosesi panggih ini diliputi oleh suasana "magis" berkaitan dengan angin kencang yang bertiup di dalam tembok keraton serta petir yang menggelegar di siang hari bolong.<ref name="pda-id.org">{{Cite web |url=http://www.pda-id.org/library/index.php?menu=library&act=detail&gmd=Artikel&Dkm_ID=20020120 |title=Salinan arsip |access-date=2014-01-17 |archive-date=2014-01-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140116082130/http://www.pda-id.org/library/index.php?menu=library&act=detail&gmd=Artikel&Dkm_ID=20020120 |dead-url=yes }}</ref>
Rentetan acara pernikahan diawali dengan prosesi "Nyantri" <ref>http://www.balipost.co.id/BALIPOSTCETAK/2002/5/28/n2.htm</ref> dimana calon pengantin pria mulai masuk ke Keraton pada tanggal 27 Mei 2002.
 
Usai panggih, kedua mempelai kemudian dikenalkan kepada masyarakat melalui prosesi "kirab". Sebagai putri pertama, [[GKR Mangkubumi|Ratu PembayunMangkubumi]] harus dikirab keliling benteng Keraton, menggunakan kereta pusaka Kanjeng Kyai Jongwiyat, sesuai dengan adat istiadat yang berlaku. Prosesi Kirab yang sudah tidak pernah dilaksanakan lagi sejak jamanzaman pemerintahan Sultan [[Hamengkubuwono VIII]] ini dihadiri oleh ratusan ribu warga yogyakarta. <ref>http://news.liputan6.com/read/34992/kirab-pengantin-keraton-yogyakarta-disambut-meriah</ref> Pernikahan agung Keraton Yogyakarta ini mengikuti tradisi yang dipertahankan sejak ratusan tahun dan diteruskan hingga adik-adik dari [[GKR Mangkubumi|Ratu PembayunMangkubumi]] yaitu [[Ratu Maduretno]], [[Ratu Hayu]] dan [[Gusti Kanjeng Ratu Bendoro|Ratu Bendoro]] .
Sesuai dengan adat yang berlaku di Keraton, Sri Sultan Sendiri yang menikahkan puterinya dengan [[KPH Wironegoro]]. Prosesi "panggih" pernikahan dihadiri oleh pejabat tinggi negara, termasuk Presiden [[Megawati Soekarnoputri]] serta Duta-duta besar perwakilan negara-negara sahabat. <ref>http://www.tempo.co/read/news/2002/05/28/05811565/Presiden-dan-Pejabat-Tinggi-Negara-Hadiri-Pernikahan-Puteri-Sultan-HB-X</ref>. Karena istrinya adalah seorang Putri Raja, maka Wironegoro harus menjalani prosesi "pondongan" dimana beliau dibantu salah seorang paman dari mempelai wanita [[GBPH Yudhaningrat]] memondong (mengangkat) istrinya sebagai simbol "meninggikan" posisi seorang istri. Beberapa berita melaporkan bhw prosesi panggih ini diliputi oleh suasana "magis" berkaitan dengan angin kencang yang bertiup di dalam tembok keraton serta petir yang menggelegar di siang hari bolong<ref>http://www.pda-id.org/library/index.php?menu=library&act=detail&gmd=Artikel&Dkm_ID=20020120</ref>
 
Pernikahan Pangeran Wironegoro dengan [[GKR Mangkubumi|Ratu Mangkubumi]] dikaruniai dua orang anak:
Usai panggih, kedua mempelai kemudian dikenalkan kepada masyarakat melalui prosesi "kirab". Sebagai putri pertama, [[Ratu Pembayun]] harus dikirab keliling benteng Keraton, menggunakan kereta pusaka Kanjeng Kyai Jongwiyat, sesuai dengan adat istiadat yang berlaku. Prosesi Kirab yang sudah tidak pernah dilaksanakan lagi sejak jaman pemerintahan Sultan [[Hamengkubuwono VIII]] ini dihadiri oleh ratusan ribu warga yogyakarta. <ref>http://news.liputan6.com/read/34992/kirab-pengantin-keraton-yogyakarta-disambut-meriah</ref> Pernikahan agung Keraton Yogyakarta ini mengikuti tradisi yang dipertahankan sejak ratusan tahun dan diteruskan hingga adik-adik dari [[Ratu Pembayun]] yaitu [[Ratu Maduretno]], [[Ratu Hayu]] dan [[Ratu Bendoro]]
 
Pernikahan Pangeran Wironegoro dengan [[Ratu Pembayun]] dikaruniai dua orang anak: 1)* Raden Ajeng ArtieArti Ayya Fatimasari Wironegoro dan 2)
* Raden Mas Drasthya Wironegoro.
Raden Mas Drasthya Wironegoro. Putri pertamanya "Artie" sudah cukup dewasa untuk menjalani upacara adat "tetesan" pada tanggal 22 Desember 2013. Upacara ini menandai bahwa seorang anak perempuan sudah menginjak dewasa. <ref>http://www.harianjogja.com/baca/2013/12/22/tetesan-putri-pembayun-jaga-kesehatan-sekaligus-lestarikan-budaya-476538</ref>
==Pekerjaan==
{{Templat: Keluarga Kerajaan Yogyakarta}}
Wironegoro mengawali bisnisnya sebagai pengusaha distributor minyak pelumas di Jakarta. <ref>http://www.pda-id.org/library/index.php?menu=library&act=detail&gmd=Artikel&Dkm_ID=20020120</ref> Setelah menikah, Wironegoro mengikuti istrinya [[Ratu Pembayun]] tinggal di Yogyakarta di mana beliau aktif di beberapa kegiatan.
 
Raden Mas Drasthya Wironegoro. Putri pertamanya "Artie" sudah cukup dewasa untuk menjalani upacara adat "tetesan" pada tanggal 22 Desember 2013. Upacara ini menandai bahwa seorang anak perempuan sudah menginjak dewasa. <ref>{{Cite web |url=http://www.harianjogja.com/baca/2013/12/22/tetesan-putri-pembayun-jaga-kesehatan-sekaligus-lestarikan-budaya-476538 |title=Salinan arsip |access-date=2014-01-17 |archive-date=2014-01-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140116111718/http://www.harianjogja.com/baca/2013/12/22/tetesan-putri-pembayun-jaga-kesehatan-sekaligus-lestarikan-budaya-476538 |dead-url=yes }}</ref>
'''Seni dan Budaya'''. Selaku Pangeran Keraton Yogyakarta yang menjadi pusat kebudayaan, Wironegoro sangat aktif di bidang seni dan Budaya. Sejak tahun 2003, beliau menjabat sebagai ketua Yayasan Yogyakarta Seni Nusantara yang kemudian memprakarsai berdirinya Jogja National Museum (JNM)<ref>http://www.suaramerdeka.com/harian/0611/21/ked04.htm</ref>. Jogja National Museum adalah museum seni kontemporer pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang pelestarian dan pengembangan seni budaya. <ref>http://www.jogjatrip.com/en/facility/detail/180/jogja-national-museum</ref>
 
==Peranan diPekerjaan Keraton==
Pangeran Wironegoro aktif di keraton selaku Pengageng II dari Tepas Parentah Hageng yang bertugas antara lain mengurus kepangkatan dan jabatan abdi dalem keraton <ref>http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_cetak/2011/04/04/82012/Asih-Pengganti-Mbah-Maridjan-Diwisuda</ref>
 
Wironegoro mengawali bisnisnya sebagai pengusaha distributor minyak pelumas di Jakarta. <ref>http://www. name="pda-id.org"/library/index.php?menu=library&act=detail&gmd=Artikel&Dkm_ID=20020120</ref> Setelah menikah, Wironegoro mengikuti istrinya [[G.K.R. Mangkubumi|Ratu PembayunMangkubumi]] tinggal di Yogyakarta di mana beliaudia aktif di beberapa kegiatan.
==Referensi==
 
{{Reflist}}
'''Seni dan Budaya'''. Selaku Pangeran Keraton Yogyakarta yang menjadi pusat kebudayaan, Wironegoro sangat aktif di bidang seni dan Budaya. Sejak tahun 2003, beliaudia menjabat sebagai ketua Yayasan Yogyakarta Seni Nusantara yang kemudian memprakarsai berdirinya [[Jogja National Museum]] (JNM).<ref>{{Cite web |url=http://www.suaramerdeka.com/harian/0611/21/ked04.htm |title=Salinan arsip |access-date=2014-01-17 |archive-date=2014-01-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140118135819/http://www.suaramerdeka.com/harian/0611/21/ked04.htm |dead-url=yes }}</ref>. Jogja National Museum adalah museum seni kontemporer pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang pelestarian dan pengembangan seni budaya. <ref>{{Cite web |url=http://www.jogjatrip.com/en/facility/detail/180/jogja-national-museum |title=Salinan arsip |access-date=2014-01-17 |archive-date=2014-01-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140119032409/http://www.jogjatrip.com/en/facility/detail/180/jogja-national-museum |dead-url=yes }}</ref>
 
=== Aktivitas Sosial<ref>{{cite web|url=http://www.kpu.go.id/dmdocuments/02.%20KPH.%20Wironegoro.pdf|title=Daftar Riwayat Hidup Bakal Calon Anggota DPR: KPH Wironegoro|date=1 April 2013|accessdate=6 Januari 2016|publisher=KPU|archive-date=2021-08-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20210825215353/https://www.kpu.go.id/dmdocuments/02.%20KPH.%20Wironegoro.pdf|dead-url=yes}}</ref> ===
 
* Ketua DPD [[Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia|HNSI]] (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia)
* Ketua Yayasan Edukasi Anak Nusantara
* Ketua Yayasan Yogyakarta Seni Nusantara
 
== Peranan di Keraton ==
Pangeran Wironegoro aktif di keraton selaku Pengageng II dari Tepas Parentah Hageng yang bertugas antara lain mengurus kepangkatan dan jabatan abdi dalem keraton <ref>{{Cite web |url=http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_cetak/2011/04/04/82012/Asih-Pengganti-Mbah-Maridjan-Diwisuda |title=Salinan arsip |access-date=2014-01-17 |archive-date=2014-01-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140118134206/http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_cetak/2011/04/04/82012/Asih-Pengganti-Mbah-Maridjan-Diwisuda |dead-url=yes }}</ref>
 
== Referensi ==
 
{{Reflist|2}}
 
[[Kategori:Kasultanan Yogyakarta]]
{{lifetime|1972}}
 
[[Kategori:KasultananPangeran Yogyakarta]]
[[Kategori:Alumni Universitas Surrey]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh dari Surabaya]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Gerakan Indonesia Raya]]