Ken Dedes: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Roravie (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 21:
Menurut ''[[Pararaton]]'', Ken Dedes adalah putri dari [[Mpu Purwa]], seorang pendeta [[Buddha]] aliran Mahayana<ref name=":0">Pitono, R Drs. (1965) Pararaton, Penerbit Bhratara, Jakarta.</ref> dari desa Panawijen. Pada suatu hari [[Tunggul Ametung]] ''akuwu'' [[Tumapel]] singgah di rumahnya. [[Tunggul Ametung]] jatuh hati padanya dan segera mempersunting gadis itu. Karena saat itu ayahnya sedang berada di hutan, Ken Dedes meminta [[Tunggul Ametung]] supaya sabar menunggu. Namun [[Tunggul Ametung]] tidak kuasa menahan diri. Ken Dedes pun dibawanya pulang dengan paksa ke [[Tumapel]] untuk dinikahi.
 
Ketika [[Mpu Purwa]] pulang ke rumah, ia marah mendapati putrinya telah diculik. Ia pun mengutuk, "Hai orang yang melarikan anak ku, semoga tidak mengenyam kenikmatan, matilah dia dibunuh dengan keris. demikian juga orang-orang Panawijen, keringlah sumurnya, semoga tidak keluar air dari kolamnya"."<ref name=":0" />
 
== Perkawinan Kedua ==
Baris 27:
[[Tunggul Ametung]] memiliki pengawal kepercayaan bernama [[Ken Arok]]. Pada suatu hari [[Tunggul Ametung]] dan Ken Dedes pergi bertamasya ke Hutan Baboji. Ketika turun dari kereta, kain Ken Dedes tersingkap sehingga auratnya yang bersinar terlihat oleh [[Ken Arok]].
 
[[Ken Arok]] menyampaikan hal itu kepada gurunya, yang bernama Lohgawe, seorang pendeta dari [[India]]. Menurut Lohgawe, wanita dengan ciri-ciri seperti itu disebut sebagai Stri Nariçwari yang diramalkan akan menurunkan raja-raja di Tanah Jawa. Mendengar ramalan tersebut, [[Ken Arok]] semakin berhasrat untuk menyingkirkan [[Tunggul Ametung]] dan menikahi Ken Dedes untuk menjadi Raja.
 
Maka, dengan menggunakan keris buatan [[Mpu Gandring]], [[Ken Arok]] berhasil membunuh [[Tunggul Ametung]] sewaktu tidur. Yang dijadikan kambing hitam adalah rekan kerjanya, sesama pengawal bernama Kebo Hijo. [[Ken Arok]] kemudian menikahi Ken Dedes, bahkan menjadi ''akuwu'' baru di [[Tumapel]]. Ken Dedes sendiri saat itu sedang dalam keadaan mengandung anak [[Tunggul Ametung]].
 
== Keturunan Ken Dedes ==
Lebih lanjut ''[[Pararaton]]'' menceritakan keberhasilan [[Ken Arok]] menggulingkan [[Kertajaya]] Raja [[Kediri]] tahun [[1222]], dan memerdekakan [[Tumapel]] menjadi sebuah kerajaan baru. Dari perkawinannya dengan Ken Arok, lahir beberapa orang anak yaitu, [[Mahisa Wonga Teleng]], Panji Saprang, [[Agnibhaya]], dan Dewi Rimbu. Sedangkan dari perkawinan pertama dengan [[Tunggul Ametung]], Ken Dedes dikaruniai seorang putra bernama [[Anusapati]].
 
Seiring berjalannya waktu, [[Anusapati]] merasa dianaktirikan oleh [[Ken Arok]]. Setelah mendesak ibunya, akhirnya ia tahu kalau dirinya bukan anak kandung [[Ken Arok]]. Bahkan, [[Anusapati]] juga diberi tahu kalau ayah kandungnya telah mati dibunuh [[Ken Arok]].