Kesultanan Jailolo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menghapus Lambang_Kesultanan_Jailolo.png karena telah dihapus dari Commons oleh Túrelio; alasan: Copyright violation: No icense, non-free source..
k Jurnal Ilmiah: merapikan isi artikel
 
(24 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Formerformer Countrycountry
| native_name = كسلطانن جايلولو =<br> '''KesultananJiko Jailolo UU'Ma-Kolano''
| conventional_long_name = Kesultanan = Jailolo
| common_name = Kesultanan Jailolo
|today continent = [[Indonesia]]
|era region =
| status = Di hidupkan kembali 1998
| government_type status_text = Monarki
|empire image_flag =
| image_coat government_type = Kesultanan
| event_start = Didirikan
| year_start date_start = abad ke 13 M - Runtuh abad ke 17
| event1 year_start = 1300-an
| year_event1 event_end =
| event_end date_end =
| year_end =
| event2 year_exile_start =
| year_event2 year_exile_end =
|event1 p1 =
| flag_p1 date_event1 =
|event2 s1 = Mulai menganut [[Islam]]
|date_event2 flag_s1 = akhir abad = ke-15
|event3 image_map = Penaklukkan oleh [[Kesultanan Ternate]]
| image_map_caption date_event3 = 1551
|event4 capital = Pemimpin terakhir dilengserkan Belanda
| common_languages date_event4 = 1832
|event5 religion = [[Islam]]
| currency date_event5 =
| leader1 event_pre =
|date_pre =
| year_leader1 = M
|event_post leader2 = Sultan diangkat = kembali
|date_post = 2002
| year_leader2 =
|p1 leader3 =
| leader4flag_p1 =
| year_leader3 image_p1 =
|p2 year_leader4 =
| title_leaderflag_p2 = [[Panembahan]]
|p3 stat_year1 =
| stat_area1flag_p3 =
|p4 stat_pop1 =
| todayflag_p4 = {{flag|Indonesia}}
|p5 demonym =
| area_km2flag_p5 =
|s1 area_rank = Hindia Belanda
| GDP_PPPflag_s1 = Flag_of_the_Netherlands.svg
|image_s1 = <!-- Use: [[Image:Sin escudo.svg|20px|Image missing]] -->
| GDP_PPP_year =
|s2 HDI =
| HDI_yearflag_s2 =
|s3 =
|flag_s3 =
|s4 =
|flag_s4 =
|s5 =
|flag_s5 =
|image_flag =
|flag_alt =
|image_flag2 =
|flag_alt2 =
|flag =
|flag2 =
|flag_type =
|flag2_type =
|image_coat =
|coat_size =
|coat_alt =
|symbol =
|symbol_type =
|image_map = Jailolo Dutch East Indies.jpg
|image_map_alt =
|image_map_caption = Jailolo dan Halmahera
|image_map2 = <!-- If second map is needed - does not appear by default -->
|image_map2_alt =
|image_map2_caption =
|capital = [[Jailolo, Halmahera Barat]]
|capital_exile = <!-- If status="Exile" -->
|latd= |latm= |latNS= |longd= |longm= |longEW=
|national_motto =
|national_anthem =
|common_languages = [[Bahasa Ternate|Ternate]]
|religion = [[Islam]] (setelah abad ke-15)
|currency =
<!-- Titles and names of the first and last leaders and their deputies -->
|leader1 = Raja Yusuf
|leader2 = Katarabumi
|leader3 = Muhammad Asgar
|leader4 =
|year_leader1 = sebelum 1514 – 1530
|year_leader2 = 1536 – 1551
|year_leader3 = 1825 - 1832
|year_leader4 =
|title_leader = Sultan, ''Jiko ma-kolano''
|representative1 = <!-- Name of representative of head of state (e.g. colonial governor) -->
|representative2 =
|representative3 =
|representative4 =
|year_representative1 = <!-- Years served -->
|year_representative2 =
|year_representative3 =
|year_representative4 =
|title_representative = <!-- Default: "Governor"-->
|deputy1 = <!-- Name of prime minister -->
|deputy2 =
|deputy3 =
|deputy4 =
|year_deputy1 = <!-- Years served -->
|year_deputy2 =
|year_deputy3 =
|year_deputy4 =
|title_deputy = <!-- Default: "Prime minister" -->
<!-- Legislature -->
|legislature = <!-- Name of legislature -->
|house1 = <!-- Name of first chamber -->
|type_house1 = <!-- Default: "Upper house"-->
|house2 = <!-- Name of second chamber -->
|type_house2 = <!-- Default: "Lower house"-->
<!-- Area and population of a given year -->
|stat_year1 = <!-- year of the statistic, specify either area, population or both -->
|stat_area1 = <!-- area in square kílometres (w/o commas or spaces), area in square miles is calculated -->
|stat_pop1 = <!-- population (w/o commas or spaces), population density is calculated if area is also given -->
|stat_year2 =
|stat_area2 =
|stat_pop2 =
|stat_year3 =
|stat_area3 =
|stat_pop3 =
|stat_year4 =
|stat_area4 =
|stat_pop4 =
|stat_year5 =
|stat_area5 =
|stat_pop5 =
}}
[[Berkas:Sultan Jailolo Amar Ma'ruf.jpg|al=Sultan Jailolo Amar Ma'ruf|jmpl|308x308px|Sultan Jailolo Amar Ma'ruf Malamo]]
 
'''Kesultanan Jailolo''' adalah salah satu kesultanan yang pernah berkuasa di [[Kepulauan Maluku]]. Pendirian kesultanan ini berawal dari [[Persekutuan Moti]] yang diusulkan oleh [[Sultan Sida Arif Malamo]].{{Sfn|Jalil, Laila Abdul|(2017)|p=197}} Kesultanan Jailolo adalah satu-satunya kesultanan di [[Maluku Utara]] yang pusat pemerintahannya berada di [[Pulau Halmahera]].{{Sfn|Amir dan Utomo|(2016)|p=149}} Selain itu, wilayah Kesultanan Jailolo adalah salah satu sumber penghasil [[cengkih]] di [[Kepulauan Maluku]].{{Sfn|Rahman, Fadly|(2019)|p=353}} Kesultanan Jailolo telah berdiri sejak abad ke-13 Masehi. Pada abad ke-17, [[kesultanan]] ini mengalami keruntuhan. Wilayah-wilayahnya kemudian terbagi menjadi bagian dari [[Kesultanan Tidore]] dan [[Kesultanan Ternate]].{{Sfn|Amir dan Utomo|(2016)|p=134}}
 
Kesultanan Jailolo didirikan kembali secara adat setelah [[Sejarah Indonesia (1998–sekarang)|era reformasi]] dimulai pada tahun 1998. Bersamaan dengan itu, [[komunitas adat Moloku Kie Raha]] dibentuk kembali. Selama periode 2002–2017, telah terpilih empat keturunan dari Kesultanan Jailolo sebagai [[pemimpin adat]].{{Sfn|Mansur dan Said|(2018)|p=137—138}} Kesultanan Jailolo tidak memiliki banyak [[peninggalan arkeologi]]. Bekas Istana Kesultanan Jailolo tidak ditemukan sama sekali. Peninggalan yang tersisa hanya berupa benteng, masjid, dan makam kuno.{{Sfn|Handoko, Wuri|(2010)|p=7}}
 
== WilayahIdentifikasi KekuasaanKesultanan ==
[[File:Sultan Maloku Kie Raha.jpg|jmpl|Dari kiri ke kanan Sultan Jailolo Ahmad Syah dan Boki, tengah [[Kesultanan Ternate|Sultan Ternate]] Hidayatullah Syah dan Boki, kanan [[Kesultanan Tidore|Sultan Tidore]] H. Husein Alting Syah dan Boki.]]
Kesultanan Jailolo menjalankan pemerintahan yang didasarkan pada Persekutuan Moti. Persekutuan ini ditetapkan oleh para Sultan di Kepulauan Maluku pada tahun 1322. Wilayah-wilayah di Halmahera, Maluku, [[Kepulauan Raja Ampat|Raja Ampat]] hingga [[Kabupaten Kepulauan Sula|Kepulauan Sula]] dibagi antara Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, Kesultanan Bacan dan Kesultanan Jailolo. Kesultanan Ternate menjadi penguasa tertinggi. Kesultanan Tidore menguasai wilayah daratan dan pegunungan. Kesultanan Bacan menguasai wilayah tanjung, sedangkan Kesultanan Jailolo menguasai wilayah teluk.{{Sfn|Junaidi, Muhammad|(2009)|p=231}}
Kesultanan Jailolo mulai didirikan kembali secara adat setelah [[Sejarah Indonesia (1998–sekarang)|era reformasi]] dimulai pada tahun 1998. Komunitas adat ''Moloku Kie Raha'' mulai dibentuk kembali. Selama periode 2002—2017 telah terangkat dua sultan yang berkuasa yaitu Abdullah Sjah (meninggal dunia pada hari Selasa 23 Oktober 2017. Ia meninggalkan surat wasiat yang isinya memberikan posisi kesultanan kepada Amar Ma'ruf Malamo sebagai ahli waris. Namun karena Amar Maruf saat itu berhalangan hadir karena sedang sakit dalam menjalankan amanah leluhur di luar kota Jailolo. Maka Kesultanan Jailolo kemudian digantikan oleh anak tiri Abdullah Sjah yakni Ahmad Syah alias Rooseno Heru Prawoto yang diangkat menjadi Sultan Jailolo sejak 2017 s/d Sekarang. Namun Sejak diketemukannya Silsilah Ahli Waris Sultan yang Asli, Maka secara otomatis Sultan Jailolo kini adalah Sultan Amar Ma'ruf Bin Karim. Jelasnya kemudian Achmad Sjah alias Rooseno Heru Prawoto terbukti melakukan kasus penipuan dan pemalsuan identitas.
 
== Wilayah kekuasaan ==
Kesultanan Jailolo menjalankan pemerintahan yang didasarkan pada Persekutuan Moti. Persekutuan ini ditetapkan oleh para Sultan di Kepulauan Maluku pada tahun 1322. Wilayah-wilayah di Halmahera, Maluku, [[Kepulauan Raja Ampat|Raja Ampat]] hingga [[Kabupaten Kepulauan Sula|Kepulauan Sula]] dibagi antara [[Kesultanan Ternate]], [[Kesultanan Tidore]], [[Kesultanan Bacan]], dan Kesultanan Jailolo. Kesultanan Ternate menjadi penguasa tertinggi, Kesultanan Tidore menguasai wilayah daratan dan pegunungan, Kesultanan Bacan menguasai wilayah tanjung, sedangkan Kesultanan Jailolo menguasai wilayah teluk.{{Sfn|Junaidi, Muhammad|(2009)|p=231}}
 
== Keagamaan ==
Baris 72 ⟶ 159:
 
== Silsilah ==
Kesultanan Jailolo termasuk dalam salah satu dari ''Moloku Kie Raha'' atau empat penguasa wilayah Kepulauan Maluku. Kesultanan ini menjadi salah satu penguasa atau ''kolano'', bersama dengan Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, dan Kesultanan Bacan. Keempat penguasa kesultanan ini berasal dari garis keturunan yang sama.{{Sfn|Pudjiastuti, Titik|(2016)|p=2}} Mereka merupakan keturunan dari Jafar Shadiq yang datang ke Ternate pada tahun 1250. Ia menikahi Nur Sifa yang merupakan seorang puteri dari penguasa Ternate. Pernikahan ini melahirkan 4 orang putera dan 4 orang puteri. Keempat puteranya kemudian menjadi penguasa di Maluku. Anak pertamanya yang bernama Buka menjadi penguasa di [[Pulau Makian, Halmahera Selatan|Makian]]. Anak keduanya yang bernama Daraji menjadi penguasa di [[Jailolo, Halmahera Barat|Jailolo]]. Anak ketiganya bernama Sahajat menjadi penguasa di [[Kota Tidore Kepulauan|Tidore]]. Sedangkan anak keempat yang bernama Mansyur Malamo menjadi penguasa di [[Pulau Ternate, Ternate|Ternate]].{{Sfn|As'ad, Muhammad|(2010)|p=176}}
 
Silsilah ahli waris mulai dari Abdul Kadir (KATARABUMI) Sultan Jailolo ke 5 ( yang berkuasa 1496 - 1556)
 
1. Abdul Kadir Bin Malik Badaruddin menikah tahun 1497 dengan Sarifah Binti Aburahman dan mempunyai dua orang anak yakni Abdullah Hasan dan Abdullah Husen.
 
2. Abdullah Hasan Bin Abdul Kadir menikah tahun 1533 dengan Nafisa Binti Yahya dan dikaruniai tiga orang anak yaitu Nurbaya, Nurhaya dan Abdul Manaf.
 
3. Abdul Manaf Bin Abdullah Hasan menikah tahun 1568 dengan Jaenab Binti Wahab hingga mempunyai dua orang anak yakni Jainal Abidin dan Rabiya.
 
4. Jainal Abidin Bin Abdul Manaf menikah tahun 1622 dengan Hindun Binti Abdullah. Mempunyai anak tunggal yang bernama Abdurahman Mansur.
 
5. Abdurahman Mansur Bin Jainal Abidin menikah tahun 1655 dengan Hapsah Binti Ahmad. Memiliki dua orang anak yaitu Asma dan Aladin Gosim.
 
6. Aladin Gosim Bin Abdurahman Mansur menikah tahun 1708 dengan Memunah Binti Ibrahim. Mempunyai dua orang anak yakni Ruman dan Maulana Malik.
 
7. Maulana Malik Bin Aladin Gosim menikan tahun 1746 dengan Rabiah Binti Suaib. Memiliki seorang anak yang bernama Abdurahman Faruk.
 
8. Abdurahman Faruk Bin Maulana Malik menikah tahun 1786 dengan Saniah Binti Yusuf. Mempunyai seorang anak bernama Opa Kauna.
 
9. Opa Kauna Bin Abdurahman Faruk menikah tahun 1831 dengan Hadijah Binti Taher. Memiliki seorang anak bernama Batal.
 
10. Batal Bin Opa Kauna menikah tahun 1918 dengan Halimah Binti Kadir. Mempunyai empat orang anak yaitu Warina, Karim, Jainab dan Samad.
 
11. Karim Bin Batal menikah tahun 1941 dengan Jainab Binti Ela. Memiliki empat orang anak yakni Hawa, Dero, Boi dan Amar Ma'ruf
 
Hingga kini Sultan Jailolo adalah Amar Ma'ruf Bin Karim.
 
== Peninggalan ==
Baris 83 ⟶ 196:
=== Nisan-nisan Kuno ===
[[Nisan]]-nisan kuno merupakan salah satu peninggalan Islam di Kesultanan Jailolo. Nisan-nisan ini ditemukan pada makam-makam yang ada di [[Galala, Jailolo|Desa Galala]], [[Gam Ici, Jailolo|Desa Gam Ici]], dan [[Gam Lamo, Jailolo|Desa Gam Lamo]]. Ketiga desa ini berada di dalam wilayah [[Jailolo, Halmahera Barat|Kecamatan Jailolo]]. Nisan-nisan kuno ini berbentuk pipih dan balok serta memiliki [[Ornamen (arsitektur)|ornamen]] dengan ukiran [[kaligrafi]] dan bunga yang bersulur.{{Sfn|Jalil, Laila Abdul|(2017)|p=199—200}}
[[Berkas:Sultan Jailolo Amar Ma'ruf saat upacara adat.jpg|al=Sultan Jailolo Amar Ma'ruf saat upacara adat|jmpl|261x261px|Sultan Jailolo Amar Ma'ruf saat upacara adat di Bastiong, kota Ternate.]]
 
[[Berkas:Sultan Jailolo Amar Ma'ruf Menyerahkan Tongkat Bung Karno kepada Abdullah Sjah.jpg|jmpl|Sultan Jailolo Amar Ma'ruf Menyerahkan Tongkat Bung Karno kepada Abdullah Sjah]]
== Pendirian Kembali ==
Kesultanan Jailolo mulai didirikan kembali secara adat setelah [[Sejarah Indonesia (1998–sekarang)|era reformasi]] dimulai pada tahun 1998. Komunitas adat ''Moloku Kie Raha'' mulai dibentuk kembali. Selama periode 2002—2017, telah terangkat empat sultan yang berkuasa secara berturut-turut, yaitu Abdullah Sjah, Muhammad Siddik Kautjil.{{Sfn|Mansur dan Said|(2018)|p=137—138}}
 
== Rujukan ==
Baris 95 ⟶ 207:
== Daftar Pustaka ==
=== Buku ===
{{reflist|1}}
* {{cite book|title=Aspek-aspek Perkembangan Peradaban Islam di Kawasan Indonesia Timur: Maluku & Luwu|last=Amir, Amrullah dan Utomo, Bambang Budi|first=|date=2016|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5f5fb646044330d686d0/43d180873347a0b445e2c3d7f783ef51.pdf|publisher=Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year=2016|location=Jakarta|pages=|isbn=978-602-1289-44-0|ref={{sfnref|Amir dan Utomo|(2016)}}|url-status=live}}
=== Jurnal Ilmiah ===
{{reflist|1}}
* {{cite journal|last=As'ad|first=Muhammad|date=2010|title=Tradisi Tulis Masyarakat Maluku Utara|url=http://jurnalalqalam.or.id/index.php/Alqalam/article/view/483/320|journal=Al-Qalam|volume=16|issue=26|pages=171—180|doi=10.31969/alq.v16i2.483|issn=0854-1221|ref={{sfnref|As'ad, Muhammad|(2010)}}|url-status=live}}
 
{{reflist|1}}
* {{cite journal|last=Handoko|first=Wuri|date=2010|title=Perebutan Wilayah pada Masa Transisi Islam-Kolonial di Wilayah Kerajaan Jailolo|url=http://kapata-arkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/kapata/article/view/142/134|journal=Kapata Arkeologi|volume=10|issue=2|pages=99—112|doi=|issn=1858-4101|ref={{sfnref|Handoko, Wuri|(2010)}}|url-status=live}}
 
{{reflist|1}}
* {{cite journal|last=Handoko|first=Wuri|date=2014|title=Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan Hoamoal di Seram Bagian Barat|url=http://kapata-arkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/kapata/article/view/226/213|journal=Kapata Arkeologi|volume=6|issue=1|pages=1—24|doi=10.24832/kapata.v10i2.226|issn=1858-4101|ref={{sfnref|Handoko, Wuri|(2014)}}|url-status=live}}
 
{{reflist|1}}
* {{cite journal|last=Jalil|first=Laila Abdul|date=2017|title=Nisan Kuno di Jailolo: Bukti Perkembangan Islam Abad Ke-18 di Maluku Utara|url=https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/214/229|journal=Berkala Arkeologi|volume=37|issue=2|pages=195—207|doi=10.30883/jba.v37i2.214|issn=0216-1419|ref={{sfnref|Jalil, Laila Abdul|(2017)}}|url-status=live}}
 
{{reflist|1}}
* {{cite journal|last=Junaidi|first=Muhammad|date=2009|title=Sejarah Konflik dan Perdamaian di Maluku Utara (Refleksi Terhadap Sejarah Moloku Kie Raha)|url=http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/academica/article/view/2330|journal=Academica|volume=1|issue=2|pages=222—247|doi=|issn=|ref={{sfnref|Junaidi, Muhammad|(2009)}}|url-status=live}}
 
{{reflist|1}}
* {{cite journal|last=Kader|first=Abdurrahman|date=2018|title=Upacara Ritual Dabus Masyarakat Tidore|url=http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya/article/view/4114/2255|journal=Sejarah dan Budaya|volume=12|issue=1|pages=1—7|doi=|issn=1979-9993|ref={{sfnref|Kader, Abdurrahman|(2018)}}|url-status=live}}
 
{{reflist|1}}
* {{cite journal|last=Mansur, Mustafa dan Said, Rusli M.|first=|date=2018|title=Dinamika Sosial-Politik Kesultanan Jailolo (2002—2017)|url=https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/etnohis/article/view/1137/881|journal=Etnohistori|volume=V|issue=2|pages=136—161|doi=|issn=|ref={{sfnref|Mansur dan Said|(2018)}}|url-status=live}}
 
{{reflist|1}}
* {{cite journal|last=Mansyur|first=Syahruddin|date=2016|title=Sebaran Benteng Kolonial Eropa di Pesisir Barat Pulau Halmahera: Jejak Arkeologis dan Sejarah Perebutan Wilayah di Kesultanan Jailolo|url=https://purbawidya.kemdikbud.go.id/index.php/jurnal/article/view/P5%282%292016-5/5%282%29-5a|journal=Purbawidya|volume=5|issue=2|pages=133—150|doi=10.24164/pw.v5i2.97|issn=2252-3758|ref={{sfnref|Mansyur, Syahruddin|(2016)}}|url-status=live}}
 
{{reflist|1}}
* {{cite journal|last=Pudjiastuti|first=Titik|date=2016|title=Naskah-naskah Moloku Kie Raha: Suatu Tinjauan Umum|url=http://journal.perpusnas.go.id/index.php/manuskripta/article/view/62/57|journal=Manuskripta|volume=6|issue=1|pages=1—10|doi=|issn=2252-5343|ref={{sfnref|Pudjiastuti, Titik|(2016)}}|url-status=live}}
 
{{reflist|1}}
* {{cite journal|last=Rahman|first=Fadly|date=2019|title="Negeri Rempah-Rempah": Dari Masa Bersemi hingga Gugurnya Kejayaan Rempah-Rempah|url=http://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/patanjala/index.php/patanjala/article/view/527/pdf_1|journal=Patanjala|volume=11|issue=3|pages=347—362|doi=10.30959/patanjala.v11i3.527|issn=2085-9937|ref={{sfnref|Rahman, Fadly|(2019)}}|url-status=live}}
{{reflist|1}}
=== Buletin ===
* {{cite journal|last=Siswayanti|first=Novita|date=2016|title=Sejarah dan Peranan Masjid Gammalamo Jailolo Halmahera dalam Menyingkap Jejak Warisan Budaya Kesultanan Jailolo|url=http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-turats/article/view/4049/4135|journal=Al-Turas|volume=XII|issue=2|pages=331—344|doi=10.15408/bat.v22i2.4049|issn=0853-1692|ref={{sfnref|Siswayanti, Novita|(2016)}}|url-status=live}}