Nuh dalam Islam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(10 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{About|biografi Nuh menurut pandangan [[Islam]]|biografi Nuh dalam pandangan [[Yudaisme]] dan [[Kekristenan]]|Nuh}}
{{Infobox person
| honorific_prefix = [[Nabi]] dan [[Rasul]]
| name = Nūḥ <br /> {{lang|ar|نُوْحٌ}}
| post-nominals = [[Alaihis Salam|'alaihissalam]]
| image = Nuh_(Noah)1.png
| caption = Nabi Nuh dalam [[kaligrafi Islam]]
| title = *[[Nabi]]
*[[Rasul]]
*Abul Basyar Ats-Tsani
*[[Alaihis Salam|'Alaihissalam]]
| years_active =
| known_for = [[Bahtera Nuh|Bahtera]]
Baris 18 ⟶ 23:
| spouse = [[Naama (Kejadian)|Naama]]
| partner = <!-- unmarried life partner; use ''Name (1950–present)'' -->
| children = *[[Kan'an]]
*[[Sam]] *[[Ham]] *[[Yam]] *[[Yafet]] | parents =
| relatives =
Baris 31 ⟶ 40:
{{Nabi Islam|Nabi dalam Al-Qur'an}}
Dalam [[Islam]], '''Nuh ({{Lang-ar|نوح |
Kisah Nuh sangat mirip dalam penceritaannya dengan Kisah [[Utnapishtim]] (Atrahasis) pada [[Epos Gilgamesh]] yang lebih awal ditulis. Di mana pada ceritanya, [[Enlil|Dewa Enlil]] kesal dengan manusia yang terlalu berisik sehingga berniat membantai manusia dengan menimpakan air bah besar. Mendengar hal tersebut Dewa lainnya yaitu [[Enki|Ea]] (Enki) segera mendatangi seorang manusia di bumi bernama Utnapishtim dan menyuruhnya membangun kapal raksasa untuk menyelamatkan kehidupan di Bumi.
== Genealogi ==
Nuh merupakan keturunan dari [[Adam (tokoh Al-Qur'an)|Adam]] dari generasi kesembilan. Nama lengkap Nuh adalah Nuh bin Lamik bin Matusylakh bin Idris bin Yarad bin Mahlayil bin Qainan bin Anusi bin Syits bin Adam. Nuh lahir sekitar 1000 tahun setelah wafatnya Adam dan hidup hingga hampir mencapai 1 [[milenium]]. Umur Nuh diketahui dari [[Surah Al-'Ankabut]] ayat 14.{{Sfn|Hadi|2021|p=115}} Sementara jarak umur antara Adam dan Nuh disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh [[Bukhari]] dan [[Ibnu Hibban]] dari [[Abu Umamah al-Bahili]] dan [[Abdullah bin Abbas]].{{Sfn|Aizid|2019|p=71}}
== Penyembahan berhala ==
Pada masa antara Nabi Adam dan Nabi Nuh, terdapat kaum-kaum yang saleh, yaitu Wudd, Suwa', Yaghuts, dan Nasr.{{Sfn|Jauzi|2020|p=25}} Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Jarir Ath-Thabari hingga ke Muhammad bin Qais, disebutkan bahwa keempat nama tersebut merupakan tokoh yang disembah oleh kaum Nuh.
== Dakwah ==
Baris 49 ⟶ 58:
Setelah Nuh tidak lagi meyakinkan kaumnya untuk beriman kepada Allah, perintah pembuatan kapal diberikan kepada Nuh.{{Sfn|Aizid|2019|p=69}} Perintah pembuatan kapal dari Allah kepada Nuh disebutkan dalam Surah Hud ayat 37. Dalam ayat ini juga Allah memberitahukan bahwa kaum Nuh yang ingkar akan ditenggelamkan.{{Sfn|Aizid|2019|p=70}} Para ahli sejarah sepakat bahwa banjir bandang yang menimpa kaum Nuh benar-benar pernah terjadi. Ini didasarkan pada banyaknya kisah banjir bandang dari berbagai [[agama]], [[keyakinan dan kepercayaan]], serta [[Budaya|kebudayaan]] di beberapa [[negara]]. Perbedaan pendapat timbul mengenai wilayah yang terdampak banjir dan jenis [[hewan]] yang memasuki kapal yang dibuat oleh Nuh.{{Sfn|El-Fikri|2010|p=30}}
Awal pelayaran Nabi Nuh menggunakan kapal buatannya dikisahkan dalam Surah Hud ayat 41. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah memerintahkan Nuh untuk berlayar dan memulai pelayaran dengan menyebut nama-Nya. Allah memerintahkan pula penyebutan namanya ketika kapalnya telah berlabuh.<ref>{{Cite book|last=Al-Qaradhawi|first=Yusuf|date=2019|url=https://books.google.co.id/books?id=aO7eDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false|title=Tafsir Juz 'Amma|location=Jakarta Timur|publisher=Pustaka Al-Kautsar|isbn=978-979-592-827-0|editor-last=Artawijaya|pages=2|translator-last=Nurdin|translator-first=Ali|url-status=live}}</ref> Ada yang berpendapat bahwa banjir bandang menimpa seluruh wilayah di [[dunia]]. Dalilnya pada Surah Hud ayat 42 dan 43. Ayat 42 menjelaskan bahwa [[ombak]] yang timbul akibat banjir bandang mencapai ketinggian [[gunung]].{{Sfn|El-Fikri|2010|p=31-32}} Bukti lain yang menguatkan pendapat mereka adalah penemuan [[fosil]] [[Elephas hysudrindicus|gajah purba]] di
Sementara itu, terdapat pendapat yang menyatakan bahwa banjir bandang yang menimpa kaum Nuh hanya bersifat lokal. Dalilnya adalah bahwa setiap nabi diutus hanya kepada suatu kaum tertentu. Pendapat ini didasarkan kepada ayat-ayat Al-Qur'an yaitu [[Surah Ar-Ra’d]] ayat 7, [[Surah An-Nahl]] ayat 36, 84 dan 89, [[Surah Al-Mu’minun|Surah Al-Mu'minun]] ayat 44, [[Surah An-Nisa’|Surah An-Nisa']] ayat 41 dan [[Surah Yusuf]] ayat 47. Pendapat ini dikuatkan oleh adanya kisah para nabi yang hidup pada zaman yang sama dengan nabi lainnya dengan kaum yang hidup di lokasi yang berjauhan. Para nabi yang hidup pada zaman yang sama antara lain [[Ibrahim]] dan [[Lut]], [[Yakub (tokoh Al-Qur'an)|Yakub]] dan [[Yusuf (tokoh Al-Qur'an)|Yusuf]], [[Musa]], [[Harun (tokoh Al-Qur'an)|Harun]] dan [[Syuaib]] serta [[Zakariyya]] dan [[Yahya]]. Keterangan lain yang dijadikan sebagai landasan pendapat ini adalah jumlah nabi dan rasul yang sangat banyak yaitu 124 ribu nabi dan 313 rasul. Keterangan ini diperoleh dari hadis yang diriwayat oleh [[Muhammad bin Ismail al-Bukhari|Imam Bukhari]].{{Sfn|El-Fikri|2010|p=33}}
|