Aurangzeb: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(39 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox royalty
|name = Aurangzeb
|image = Aurangzeb reading the Quran.jpg
|caption =
|succession = [[Berkas:Alam of the Mughal Empire.svg|tepi|22x20px]]
|reign = 31 Juli 1658 – 3 Maret 1707
|coronation =
|Full title =
|predecessor = [[Shah Jahan]]
|successor = [[Bahadur Shah I]]
|succession1 = Nawab [[Dataran Tinggi Dekkan|Dekkan]]
|reign1 = 1636 – 1637
|succession2 = Subahdar [[Gujarat]]
|reign2 = 1644 – 1646
|predecessor2 = Isa Tarkhan
|successor2 = Shaista Khan
|succession3 = Subahdar [[Multan]] dan Sindh
|reign3 = 1648 – 1652
|predecessor3=
|regent =
|spouses =
|issue = Zeb-un-Nissa, Zinat-un-Nissa, Muhammad Azam Shah, Mehr-un-Nissa, Muhammad Akbar, Bahadur Shah I, Badr-un-Nissa, Zabdat-un-Nissa, Muhammad Kam Baksh
|full name =
|house = [[Dinasti Timuriyah|Timurid]]
|dynasty = [[Kesultanan Mughal]]
|father = [[Shah Jahan]]
|mother = [[Mumtaz Mahal]]
|date of birth=
|place of birth =
|date of death =
|place of death =
|date of burial =
|place of burial =
|religion = [[Islam]]|birth_date={{birth date|1618|11|04|df=y}}|birth_place=Dahood, [[Mughal]]|death_date={{death date and age|1707|3|3|1618|11|04|df=y}}|death_place=Ahmadnagar, Mughal|title='''Badhishah-i-Hindustan'''<br>Alamgir
|spouse=Dilras Banu Begum
|regnal name = Alamgir<br>"Penakluk Dunia"}}
'''Aurangzeb''' atau '''Abul Muzaffar Muhiu 'd-Din Muhammad Aurangzeb Alamgir''' (
== Awal Mula Pemerintahan ==
Ia merupakan salah seorang putra dari pasangan [[Shah Jahan]] dan [[Mumtaz Mahal]] yang terkenal pada masa raja Shah Jahan
Banyak yang mengenal Aurangzeb
Aksi Aurangzeb dan Murad adalah perang pertama melawan Dara
Karena merasa iri dengan kemenangan Aurangzeb, Murad selanjutnya memutuskan perjanjian persekongkolan dalam merebut tahta kerajaan. Sehingga, terjadilah perang saudara ketiga antara Murad dan Aurangzeb. Tetapi, Aurangzeb kembali berjaya. Ia berhasil mengalahkan Murad. Murad pun dipenjarakan dan pada akhirnya di hukum mati oleh Aurangzeb sendiri. Semenjak itu, tidak ada lagi persaingan antar saudara di kerajaan Mughal. Akhirnya, Aurangzeb pun naik tahta menjadi seorang raja dan mendapat gelar '''Sultan Aurangzeb Alamghir''' yang jika diartikan menjadi yang menaklukan dunia.▼
▲Karena merasa iri dengan kemenangan Aurangzeb, Murad selanjutnya memutuskan perjanjian persekongkolan dalam merebut
Aurangzeb meneruskan politiknya terhadap Deccan dan hampir segala waktu dan tenaganya dipergunakannya untuk menakhlukkan India Tengah. Ia segera melakukan penakhlukan, yang terpenting adalah ke Palamau, daerah utara Bihar, yang dipimpin oleh Daud Khan, Gubernur Patna 1661 M, penakhlukan [[Chittagong]] oleh Shayesta Khan, Gubernur Bangla pada tahun 1666 M. Selanjutya menyerang [[Tibet]] melalui Khasmir.▼
▲Aurangzeb meneruskan politiknya terhadap [[Kesultanan-kesultanan Dekkan|Deccan]] dan hampir segala waktu dan tenaganya dipergunakannya untuk
== Pemerintahan ==
Kekuasaan Aurangzeb mendapat pengakuan dari negara – negara muslim lain. Sekitar 1661 – 1667 M, mereka mengirimkan dutanya ke India seperti: [[Syarif Mekkah|Sharif Mekah]], [[Daftar Penguasa Persia|Raja Persia]], [[Balkh]], Bukhara Khasigar, Urjanh (Khiva), Shahr-e-Nau, Gubernur Turki di Basrah, [[Hadramaut]], Yaman, serta [[Kaisar Etiopia|Raja Abessinia]].
Aurangzeb dikenal sebagai penguasa Mughal yang melakukan gerakan puritan dengan
Selanjutnya untuk menegakkan kehidupan religius di masyarakat, Aurangzeb berusaha menerapkan pola baru dengan mengangkat ''muhtasib'' (petugas pengawas moral), yang mempunyai kewenangan untuk mengontrol perjudian, prostitusi, pengguna narkotika, minuman keras, serta hal-hal yang merusak moral lainnya (1659 M).<ref>{{cite web |url=http://reremutimut.wordpress.com/2011/12/20/sejarah-aurangzeb-alamgir/ |
== Masa Kejayaan ==
Aurangzeb selanjutnya
== Masa Kemunduran ==
[[Berkas:Aurangzeb-portrait.jpg|jmpl|253x253px|Potret Aurangzeb ketika muda]]
Orang – orang
Pada tahun 1678, semua komunitas [[Hindu]] terkemuka: Jat, Satnamis,
==Gelar Kekaisaran Lengkap==
''Al-Sultan al-Azam wal Khaqan al-Mukarram Hazrat Abul Muzaffar Muhy-ud-Din Muhammad Aurangzeb Bahadur Alamgir I, Badshah Ghazi, Shahanshah-e-Sultanat-ul-Hindiyyah Wal Mughaliyyah''<ref>https://web.archive.org/web/20150923175254/http://www.asiaurangabad.in/pdf/Tourist/Tomb_of_Aurangzeb-_Khulatabad.pdf</ref>
== Keluarga ==
* Ayah : [[Shah Jahan]]
** Kakek : [[Jahangir]]
*** Kakek buyut : [[Akbar yang Agung]]
*** Nenek buyut : [[Mariam-uz-Zamani|Wali Ni'mat Mariam-uz-Zamani Begum Sahiba]] née Rajkumari Hira Kunwari
** Nenek : [[Jagat Gosaini|Taj Bibi Bilqis Makani]] née Rajkumari Shri Manavati Baiji Lal Sahiba
*** Kakek buyut : Raja Udai Singh Sahib Bahadur
*** Nenek buyut : Rani Manrang Deviji Sahiba
* Ibu : [[Mumtaz Mahal|Nawab Malika-i-Jahan Mumtaz Mahal Begum Sahiba]] née Arjumand Banu Begum Sahiba
** Kakek : Nawab Abu'l Hasan Asaf Khan Bahadur
*** Kakek buyut : Mirza Ghias-ud-din Muhammad Khan
*** Nenek buyut : Asmat Begum Sahiba
** Nenek : Diwanji Begum Sahiba
*** Kakek buyut : Khwaja Ghias-ud-din 'Ali Asaf Khan
'''Permaisuri'''
# Nawab Dilras Banu Rabia-ud-Durrani Begum Sahiba<br>putri Shahzada Badiuz-Zaman Mirza, Shahnawaz Khan dan Nauras Banu Begum dari keluarga [[Dinasti Safawiyah|Dinasti Safawi]]. Wafat sebelum Aurangzeb naik takhta.
'''Ratu'''
# [[Nawab Bai|Nawab Bai Begum Sahiba]]<br>juga dikenal sebagai Rahmat-un Nissa Begum. Ada yang menyebutkan ia putri Tajuddin Khan, Raja Kashmir dari Dinasti Jarral sementara sejarah Mughal menyebutkan ia putri Syed Shah Mir.
# Nawab Sadr-un-Nissa Begum Sahiba<br>putri Mirza Bahman Yar, I'tiqad Khan.
# Aurangabadi Mahal Sahiba<br>masih diperdebatkan apakah ia seorang Kaukasian atau Arzani Begum, putri Shahryar Mirza.
'''Selir'''
# Chattar Bai<br>diberikan kepada Mir Khalil.
# Hira Bai<br>juga dikenal sebagai Zainabadi Mahal, seorang gadis penari Khasmir yang diberikan oleh Mir Khalil.
# Udaipuri Bai<br>juga dikenal sebagai Udaipuri Mahal, seorang gadis penari yang masih diperdebatkan asal usulnya.
'''Anak'''
# Shahzadi Zeb-un-Nissa Begum<br>lahir dari Dilras Banu Begum, menghafal Al Quran pada usia tujuh tahun dan menjadi penyair dengan nama pena ''Makhfi''.
# Shahzada Muhammad Sultan Mirza<br>lahir dari Nawab Bai, bergabung dengan Shah Suja dalam perang suksesi melawan Aurangzeb.
# Shahzadi Zinat-un-Nissa Begum<br>lahir dari Dilras Banu Begum, menjadi Ibu Negara (''Padshah Begum'') pada masa pemerintahan ayahnya serta memerintahkan pembangunan Zeenat Masjid atau Ghata Masjid di [[Delhi]], [[India]].
# '''[[Bahadur Shah I|Sultan Muhammad Mu'azzam Mirza]], Shah-i-Alam'''<br>lahir dari Nawab Bai. Naik takhta dengan gelar Bahadur Shah atau Shah Alam setelah menggulingkan Azam Shah
# Shahzadi Badr-un-Nissa Begum<br>lahir dari Nawab Bai, disayangi Aurangzeb karena kebaikan hatinya.
# Shahzadi Zubdat-un-Nissa Begum<br>lahir dari Dilras Banu Begum, menikah dengan Sipihr Shikoh, putra keempat [[Dara Shikoh]].
# '''[[Muhammad Azam Shah|Sultan Muhammad Azam Mirza]], Shah-i-'Ali Jah'''<br>lahir dari Dilras Banu Begum, dikenal sebagai Azam Shah. Pernah menjadi Kaisar Mughal selama kurang dari dua bulan. Tewas dalam pertempuran melawan kakak tirinya, [[Bahadur Shah I|Muhammad Mu'azzam]].
# Sultan Muhammad Akbar Mirza<br>lahir dari Dilras Banu Begum, memberontak melawan Aurangzeb atas hasutan Kaum Rajput.
# Shahzadi Mehr-un-Nissa Begum<br>lahir dari Aurangabadi Mahal, menikah dengan Izzad Bakhsh, putra Murad Bakhsh.
# Sultan Muhammad Kham Bakhsh Bahadur<br>lahir dari Udaipuri Bai. Wafat setelah kalah perang melawan kakak tirinya, [[Bahadur Shah I|Muhammad Mu'azzam]] (Bahadur Shah I).
# Shahzadi Hijjat-un-Nissa Begum<br>lahir dari Udaipuri Bai.
== Silsilah ==
{{ahnentafel | align = center
| boxstyle_1 = background-color: #fcc;
| boxstyle_2 = background-color: #fb9;
| boxstyle_3 = background-color: #ffc;
| boxstyle_4 = background-color: #bfc;
| boxstyle_5 = background-color: #9fe;
| 1 = Muhiuddin Muhammad Aurangzeb
| 2 = [[Shah Jahan|Shahabuddin Muhammad Khurram]]<br> (Shah Jahan)
| 3 = [[Mumtaz Mahal|Arjumand Banu Begum]]<br> (Mumtaz Mahal)
| 4 = [[Jahangir|Nuruddin Muhammad Salim]]<br>(Jahangir)
| 5 = [[Jagat Gosaini|Manavati Baiji Lall Sahiba]]<br>(Jagat Gosain)
| 6 = Abu'l Hasan, Asaf Khan
| 7 = Diwanji Begum
| 8 = [[Akbar yang Agung|Jalaluddin Muhammad]] <br>(Akbar e Azam)
| 9 = [[Mariam-uz-Zamani|Mariam uz Zamani]]
| 10 = Udai Singh Rathore, Raja Marwar
| 11 = Manrang Devi
| 12 = Mirza Ghiyas Beg<br>(I'timadud Daulah)
| 13 = Asmat Begum
| 14 = Khwaja Ghiasuddin
}}
{{S-start}}
{{S-hou|[[Dinasti Timuriyah]]}}
{{Succession box|after=[[Muhammad Azam Shah]]<br>''(digulingkan)''|after2=[[Bahadur Shah I]]|before=[[Shah Jahan]]|years=31 Juli 1658 – 3 Maret 1707|title=[[Kaisar Mughal]]}}{{S-end}}
▲Pada tahun 1678, semua komunitas [[Hindu]] terkemuka: Jat, Satnamis, Marata, dan Rajhput telah memberontak, yang mana meyakinkan Aurangzeb bahwa orang – orang Hindu sebagian besar tidak setia pada penguasa Muslim. Oleh karenanya ia memutuskan untuk memperlakukan mereka sebagai rakyat jajahan, dan pengganti tuntutan militer dari mereka, menentukan pajak untuk memperoleh hak pilih, berupa Jizya, bagi mereka. Orang – orang hindu yang membayar hasil bumi dikecualikan, itu juga berlaku bagi mereka yang melayani suatu kemampuan, baik laki laki maupun perempuan juga dikecualikan. Jizya merupakan pajak nominal, tetapi orang – orang hindu tidak menyukainya karena dianggap mendeskriminasikan mereka
== Catatan Kaki ==
{{reflist}}
|