Elihu (Kitab Ayub): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP20Benny (bicara | kontrib)
Tag: BP2014
Typo
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(12 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:The Wrath of Elihu Butts set.jpg|200px|rightka|thumbjmpl|Kemarahan Elihu terhadap Ayub dan ketiga temannya]]
'''Elihu (Kitab Ayub)''' adalah nama dari salah sarusatu karakter yang ada dalam [[Kitab Ayub]].<ref name="Bergant"> Dianne Bergant. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta Kanisius. Hlm 422.</ref> Elihu merupakan sahabat [[Ayub]] yang paling muda.<ref name="Heer"> J.J. De Heer. 2008. Nama-nama Pribadi dalam Alkitab. Jakarta:BPK Gunung Mulia. Hlm 37.</ref> Sosok Elihu memang tidak disebut di awal bagian [[Kitab Ayub]].<ref name="Lasor"> W.S.Lasor. 2007. Pengantar Perjanjian Lama 2:Sastra dan Nubuat. Jakarta:BPK Gunung Mulia. Hlm 123.</ref> Akan tetapi, sosok ini memainkan peranan penting dalam [[Kitab Ayub]].<ref name="Lasor"/> Elihu turut memberikan pidato terhadap penderitaan yang dialami [[Ayub]].<ref name="Wahono"> S. Wismoady Wahono. 2009. Di Sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari dan Mengajarkan Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 228.</ref> Pidato Elihu berdiri sendiri dan berbeda dari ketiga teman Ayub lainnya yaitu [[Zofar]], [[Bildad]], dan [[Elifas]].<ref name="Wahono"/>
 
== Asal Usul Elihu ==
Nama Elihu dalam [[Bahasa Ibrani]] diterjemahkan ke dalam [[Bahasa Indonesia]] berarti ''Allahku ialah Dia''.<ref name="Heer"/>
Nama Elihu dalam [[Bahasa Ibrani]] diterjemahkan ke dalam [[Bahasa Indonesia]] berarti ''Allahku ialah Dia''.<ref name="Heer"/> Ada beberapa nama Elihu di dalam [[Alkitab]].<ref name="Heer"/> Dalam [[Kitab 1 Samuel]] 1:1, nama Elihu merujuk kepada nama anak dari Samuel.<ref name="Heer"/> Dalam [[Kitab 1 Tawarikh]] 12:20, nama Elihu merujuk kepada salah seorang kepala pasukan dari suku [[Manasye]].<ref name="Heer"/> Dalam Kitab 1 Tawarikh 27:18, nama Elihu merujuk kepada salah seorang kepala suku [[Yehuda]] yang dikenal sebagai saudara dari [[Daud]].<ref name="Heer"/> Dalam Kitab 1 Tawarikh 26:7, nama Elihu merujuk kepada seorang pahlawan yang gagah perkasa yang bertugas menjaga pintu gerbang bait suci di bawah pemerintahan Daud.<ref name="Heer"/> Akan tetapi, nama-nama ini tidak berarti sama dengan sosok Elihu yang ada di dalam [[Kitab Ayub]].<ref name="Heer"/> Dalam [[Kitab Ayub]] 32:2, Elihu dikenal sebagai anak dari [[Barakheel]].<ref name="Heer"/> Elihu merupakan orang Bus dari [[suku Ram]].<ref name="Heer"/> Keterangan tentang Elihu tidak dijelaskan lebih lanjut dalam kitab Ayub.<ref name="Bergant"/> Hal ini didasarkan pada beberapa kemungkinan, yaitu kemungkinan bahwa Elihu adalah bagian dari rombongan penghibur yang turut berduka atas musibah yang menimpa Ayub sehingga identitas dirinya tidak terlalu penting untuk dibahas.<ref name="Lasor"/> Kemungkinan lain adalah identitas Elihu tidak dijelaskan untuk menambah unsur kejutan dalam narasi tentang penderitaan Ayub.<ref name="Lasor"/>
 
NamaAda Elihubeberapa dalamnama [[Bahasa IbraniElihu]] diterjemahkan ke dalam [[Bahasa Indonesia]] berarti ''Allahku ialah Dia''.<ref name="Heer"/> Ada beberapa nama Elihu di dalam [[Alkitab]].<ref name="Heer"/> Dalam [[Kitab 1 Samuel]] 1:1, nama Elihu merujuk kepada nama anak dari Samuel.<ref name="Heer"/> Dalam [[Kitab 1 Tawarikh]] 12:20, nama Elihu merujuk kepada salah seorang kepala pasukan dari suku [[Manasye]].<ref name="Heer"/> Dalam Kitab 1 Tawarikh 27:18, nama Elihu merujuk kepada salah seorang kepala suku [[Yehuda]] yang dikenal sebagai saudara dari [[Daud]].<ref name="Heer"/> Dalam Kitab 1 Tawarikh 26:7, nama Elihu merujuk kepada seorang pahlawan yang gagah perkasa yang bertugas menjaga pintu gerbang bait suci di bawah pemerintahan Daud.<ref name="Heer"/> Akan tetapi, nama-nama ini tidak berarti sama dengan sosok Elihu yang ada di dalam [[Kitab Ayub]].<ref name="Heer"/> Dalam [[Kitab Ayub]] 32:2, Elihu dikenal sebagai anak dari [[Barakheel]].<ref name="Heer"/> Elihu merupakan orang Bus dari [[suku Ram]].<ref name="Heer"/> Keterangan tentang Elihu tidak dijelaskan lebih lanjut dalam kitab Ayub.<ref name="Bergant"/> Hal ini didasarkan pada beberapa kemungkinan, yaitu kemungkinan bahwa Elihu adalah bagian dari rombongan penghibur yang turut berduka atas musibah yang menimpa Ayub sehingga identitas dirinya tidak terlalu penting untuk dibahas.<ref name="Lasor"/> Kemungkinan lain adalah identitas Elihu tidak dijelaskan untuk menambah unsur kejutan dalam narasi tentang penderitaan Ayub.<ref name="Lasor"/>
 
Dalam [[Kitab Ayub]] 32:2, Elihu disebut sebagai anak dari [[Barakheel]].<ref name="Heer"/> Elihu merupakan orang Bus dari [[suku Ram]].<ref name="Heer"/> Keterangan tentang Elihu tidak dijelaskan lebih lanjut dalam kitab Ayub.<ref name="Bergant"/> Hal ini didasarkan pada beberapa kemungkinan, yaitu kemungkinan bahwa Elihu adalah bagian dari rombongan penghibur yang turut berduka atas musibah yang menimpa Ayub sehingga identitas dirinya tidak terlalu penting untuk dibahas.<ref name="Lasor"/> Kemungkinan lain adalah identitas Elihu tidak dijelaskan untuk menambah unsur kejutan dalam narasi tentang penderitaan Ayub.<ref name="Lasor"/>
 
== Pemikiran Elihu ==
Dalam penderitaan Ayub, ketiga teman Ayub memberikan pendapatnya lebih dahulu.<ref name="Mandel">(English) 2010. Who's Who in the Jewish Bible. Philadelphia: Jewish Publication Society. Hlm 105.</ref> Elihu menyadari bahwa usianya yang muda tidak memungkinkan ia berbicara lebih dahulu.<ref name="Mandel"/> Ia menahan diri untuk berbicara sampai [[Elifas]], [[BildaBildad]], dan [[Zofar]] selesai berbicara.<ref name="Mandel"/> Walapun ia terlihat sabar dalam menunggu kesempatan untuk berbicara, Elihu adalah seorang yang memiliki sifat pemarah.<ref name="Bergant"/> Ia mengikuti pembicaraan antara Ayub dan ketiga temannya dari dekat sambil menahan amarah.<ref name="Bergant"/> Dalam [[Kitab Ayub]] 32:19, Elihu marah karena ia merasa tidak puas dengan pembicaraan antara Ayub dengan ketiga temannya.<ref name="Bergant"/> Ia merasa tidak puas karena ia merasa ketiga teman Ayub tidak menyentuh permasalahan mendasar dari penderitaan yang dialami oleh Ayub.<ref name="Bergant"/> Ia kemudian menuang seluruh isi pikirannya saat mendapatAyub gilirandan untukketiga berbicaratemannya selesai bicara.<ref name="Bergant"/> Elihu memiliki keyakinan bahwa [[Tuhan]] akan menghukum orang-orang yang berdosa.<ref name="Mandel"/> Elihu juga percaya bahwa Tuhan akan mengampuni setiap orang yang mengakui dosa-dosanya dan berbalik kepada Tuhan.<ref name="Mandel"/> Hal ini adalah kepercayaan yang [[fundamental]] dari Elihu.<ref name="Mandel"/> Akan tetapi, pendapat Elihu tetap mempunyai keunikan tersendiri yang membuat pendapatnya berbeda dengan ketiga temannya.<ref name="Wahono"/> Pemahaman teologi Elihu dapat ditemukan dalam [[Kitab Ayub]] 32-37.<!--sepertinya penjelasan untuk kalimat ini belum selesai, karena yang dibahas selanjutnya hanya Ayub 32--><ref name="Mandel"/>
 
=== Kitab Ayub 32 ===
Dalam [[kitab Ayub]] 32, Elihu mulai berbicara kepada ketiga teman Ayub.<ref name="Pope">(English) Marvin H. Pope. 1973: The Anchor Bible: Job. New York:Doubleday & Company.</ref> Elihu menyadari bahwa usianya yang masih muda.<ref name="Pope"/> Ia merasa tidak layak memotong pembicaraan yang sedang berlangsung.<ref name="Pope"/> Namun, ia menyadari bahwa ia harus berbicara.<ref name="Pope"/> Elihu yakin bahwa hikmat tidak datang kepada manusia dengan memandang usia.<ref name="Pope"/> Elihu yakin bahwa [[hikmat]] dari Tuhan datang kepada siapa saja tanpa memandang usia ([[Kitab Ayub]] 32:9).<ref name="Pope"/> Bagi Elihu, hikmat tidak dapat ditangkap sepenuhnya oleh manusia ([[Kitab Ayub]] 32:13).<ref name="Pope"/> Manusia adalah makhluk yang terbatas, begitu juga dalam menangkap dan mencerna hikmat.<ref name="Pope"/> Hikmat hanya ada sepenuhnya dipahami oleh [[Tuhan]] karena hikmat berasal dari Tuhan.<ref name="Pope"/> Elihu memperhatikan dengan seksamasaksama pembicaraan yang berlangsung antara Ayub dan ketiga temannya.<ref name="Pope"/> Bagi Elihu, kata-kata [[Zofar]], [[Bildad]], dan [[Elifas]] tidak menyentuh permasalahan tentang penderitaan Ayub.<ref name="Pope"/> Hal ini mengakibatkan pembicaraan tersebut berujung buntu ([[Kitab Ayub]] 32:15-16).<ref name="Pope"/> Pembicaraan yang buntu ini adalah penyebab Elihu akhirnya menyatakan pendapat dan pikirannya.<ref name="Pope"/> Dalam ([[Kitab Ayub]] 32:21, Elihu menegaskan bahwa pendapatnya tidak akan membela siapa pun.<ref name="Pope"/> Ia juga tidak akan berusaha untuk menyenangkan hati salah satu dari mereka ([[Zofar]],[[Bildad]],[[Elifas]],dan [[Ayub]]).<ref name="Pope"/> Elihu menyatakan pendapatnya dengan bersandar pada hikmat yang Tuhan berikan kepada dirinya yang terbatas.<ref name="Pope">(English) Marvin H. Pope. 1973: The Anchor Bible: Job. New York:Doubleday & Company.</ref>
 
=== Kitab Ayub 33 ===
Dalam Kitab Ayub 32, Elihu berbicara kepada ketiga teman ayubAyub.<ref name="Pope"/> Dalam bagian ini, Elihu berbicara secara langsung kepada Ayub.<ref name="Pope"/> Ada beberapa hal yang dikemukakan Elihu terkait dengan penderitaan Ayub.<ref name="Pope"/> Pertama, Elihu berbicara tentang Tuhan kepada Ayub.<ref name="Pope"/>Tuhan adalah sosok yang lebih besar daripada manusia.<ref name="Pope"/> Tuhan adalah sosok yang tidak terbatas.<ref name="Pope"/> Tuhan berbicara dengan cara yang tidak terbatas pula kepada manusia.<ref name="Pope"/> Ia berbicara melalui hal-hal yang tidak diduga oleh manusia.<ref name="Pope"/> Elihu mengambil contoh tentang hal ini yaitu mimpi.<ref name="Pope"/> Tuhan memberi penglihatan melalui mimpi.<ref name="Pope"/> Cara ini merupakan cara yang lumrah dipahami dalam dunia kuno.<ref name="Pope"/> Elihu menegaskan bahwa Tuhan hendak menyelamatkan manusia melalui tindakan-Nya yang tidak terduga.<ref name="Pope"/> Kedua, Elihu Berbicara mengenai penderitaan.<ref name="Pope"/> Bagi Elihu, penderitaan adalah sebuah sarana pendidikan.<ref name="Pope"/> Tuhan menyelamatkan manusia melalui penderitaan.<ref name="Pope"/> Tuhan mendidik manusia melalui penderitaan.<ref name="Pope"/> Pendidikan ini mempunyai tujuan agar manusia memahami ketakterbatasan Tuhan dalam berbicara.<ref name="Pope"/> Dalam bagian akhir dari Kitab Ayub 33, Elihu membuka topik pembicaraan tentang hikmat.<ref name="Pope"/> Elihu menjabarkan [[hikmat]] dalam Kitab Ayub 34.<ref name="Pope"/>
 
=== Kitab Ayub 34 ===
Dalam bagian ini, Elihu menghubungan Tuhan dengan keadilan.<ref name="Pope"/> Keadilan Tuhan adalah salah satu hal yang diprotes Ayub.<ref name="Pope"/> Ayub merasa dirinya tidak bersalah.<ref name="Pope"/> Ia melaksanakan segala bentuk kewajiban keagamaan.<ref name="Pope"/> Ia menunjukkan kesetiaannya kepada Tuhan.<ref name="Pope"/> Akan tetapi, penderitaan yang [[Ayub]] alami tidak sejalan dengan kesetiaan yang ia tunjukkan kepada Tuhan.<ref name="Pope"/> Elihu menegaskan bahwa Tuhan tidak berlaku curang terhadap Ayub.<ref name="Pope"/> Elihu yakin bahwa keadilan Tuhan tak patut untuk dipertanyakan.<ref name="Pope"/> Ia yakin bahwa Tuhan mengutuk orang yang jahat dan <!--menghukum-->memberkati orang yang baik.<ref name="Pope"/> Keyakinan ini dikenal dengan istilah kutuk dan berkat.<ref name="Pope"/>
 
=== Kitab Ayub 35 ===
Dalam bagian ini, Elihu mulai menyerang pendapat Ayub tentang penderitaannya.<ref name="Garden">(English) Charles Garden. 1769.An Improved Version, Attempted, of the Book of Job: a Poem. London: J.Cooke.Hlm 397.</ref> Ayub membela diri di hadapan Tuhan terhadap penderitaannya.<ref name="Garden"/> Kesetiaan Ayub menjadi dasar pembelaan Ayub atas penderitaan yang ditimpakan Tuhan kepadanya.<ref name="Garden"/> Elihu mengatakan kepada Ayub bahwa kesetiaan Ayub terhadap Tuhan tidak berpengaruh terhadap Tuhan.<ref name="Garden"/> Manusia yang terbatas tidak mampu mempengaruhi yang Tuhan yang tidak terbatas.<ref name="Garden"/> Elihu melihat bahwa kesetiaan Ayub kepada Tuhan hanya memberikan dampak kepada sesama ciptaan Tuhan.<ref name="Garden"/> Kebaikan manusia hanya berpengaruh kepada lingkungan sosial di mana ia berada.<ref name="Garden"/> Elihu melihat bahwa Ayub terlampau jauh untuk memprotes keadilan Tuhan.<ref name="Garden"/> Ayub tidak mampu untuk membaca cara Tuhan bekerja.<ref name="Garden"/> Dalam bagian ini, Elihu pula membahas mengenai doa.<ref name="Andersen">(English) Francis I. Andersen. 1976. An Introduction & Commentary. Illinois: Intervarsity. Hlm 260.</ref>
Elihu melihat bahwa doa adalah salah satu sarana manusia berbicara kepada Tuhan.<ref name="Andersen"/> Dalam penderitaan, manusia meminta pertolongan Tuhan melalui doa.<ref name="Andersen"/> Terkadang manusia pun meragukan Tuhan dalam penderitaan.<ref name="Andersen"/> Keraguan ini mengantar manusia kepada sikap protes terhadap Tuhan.<ref name="Town">(English) Elmer L. Town. 2006. Praying the Book of Job: To understand Trouble and Suffering. Pennsylvania:Destiny Image Publishers. Hlm 113.</ref> Elihu memandang bahwa suara protes ini sebagai teriakan yang kosong atau sebuah tindakan yang sia-sia.<ref name="Town"/> Terkadang manusia harus menerima penderitaan tanpa memprotes.<ref name="Town"/> Bagi Elihu, tindakan protes Ayub adalah salah satu bukti teriakan kosong tersebut.<ref name="Town"/>
 
=== Kitab Ayub 36 ===
Dalam bagian ini, Elihu kembali mempertahankan pendapatnya kepada Ayub.<ref name="Habel">(English) Norman C. Habel. 1985. The Book of Job: A commentary. Pennsylvania: Westminster Press. Hlm 507.</ref> Keadilan Tuhan adalah sesuatu yang mutlak.<ref name="Habel"/> Ia tidak akan membiarkan orang benar menderita.<ref name="Habel"/> Akan tetapi, Elihu menegaskan bahwa Tuhan tidak mengikat dirinya dengan orang-orang benar.<ref name="Habel"/> Bagi Elihu, Tuhan memuliakan orang benar.<ref name="Habel"/> Elihu juga menjelaskan bahwa penderitaan orang benar itu datang dari Tuhan.<ref name="Habel"/> Tuhan yang berinisiatif memberikan penderitaan tersebut.<ref name="Habel"/> Penderitaan adalah salah satu bentuk nyata dari [[firman]] Tuhan.<ref name="Habel"/> Penderitaan ini merupakan suatu cara Tuhan berkomunikasi.<ref name="Habel"/> Karena itu, penderitaan ini menuntut respon dari manusia.<ref name="Habel"/> Respon tersebut menentukan apakah manusia akan setia terhadap Tuhan atau jatuh ke dalam [[dosa]].<ref name="Habel"/> Bagi Elihu, Tuhan ingin berkomunikasi lebih dalam dengan Ayub.<ref name="Habel"/> Elihu menegaskan kepada Ayub bahwa sikap Ayub terhadap penderitaan yang ia alami menjadi penghalang bagi Tuhan untuk berkomunikasi dengannya.<ref name="Habel"/> Selanjutnya, Elihu menekankan bagaimana keterbatasan manusia dalam memahami pekerjaan Tuhan melalui fenomena alam seperti [[awan]] dan [[petir]].<ref name="Habel"/> Fenomena alam ini menunjukkan kemahakuasaan Tuhan yang tidak terbatas.<ref name="Habel">(English) Norman C. Habel. 1985. The Book of Job: A commentary. Pennsylvania: Westminster Press. Hlm 507.</ref>
 
=== Kitab Ayub 37 ===
Dalam bagian ini, Elihu menjelaskan lebih dalam mengenai fenomena alam seperti petir, Hujan, dan badai.<ref name="Hartley">(English) John E. Hartley. 1988. The Book of Job. Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans. Hlm 480.</ref> Elihu melihat bahwa fenomena alam adalah salah satu suara Tuhan.<ref name="Hartley"/> Fenomena alam ini merupakan bagian dari perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan.<ref name="Hartley"/> Bagi Elihu, fenomena alam ini juga merupakan cara Tuhan mengatur alam semesta beserta isinya.<ref name="Hartley"/> Elihu menantang Ayub untuk menjelaskan bagaimana fenomena alam ini terjadi.<ref name="Habel"/> Pertanyaan ini diajukan Elihu untuk menyadarkan Ayub akan keterbatasannya dalam memahami karya Tuhan dalam alam semesta.<ref name="Habel"/> Dalam Kitab Ayub 37:17-18, Elihu meminta Ayub melakukan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan Ayub.<ref name="Habel"/> Hal ini pun untuk menyadarkan Ayub bahwa ia terbatas untuk mengetahui cara Tuhan bekerja.<ref name="Habel"/> !--Dalam Kitab Ayub 32, Elihu kembali mengulang penegasan bahwa Tuhan terlalu besar untuk digapai manusia.<ref name="Habel"/> Elihu menegaskan bahwa hikmat tentang Tuhan hanya dapat diperoleh melalui rasa takut akan Tuhan.--><ref name="Habel"/>
 
== Tema Teologis ==
Baris 31 ⟶ 35:
 
=== Hikmat ===
Hikmat adalah salah satu tema teologis yang ada dalam pemikiran Elihu.<ref name="Pope"/> Elihu memakai hikmat sebagai dasar untuk berbicara.<ref name="Pope"/> Usia Elihu yang lebih muda dibandingkan ketiga teman Ayub menjadi penyebab ia harus menahan diri untuk berbicara.<ref name="Pope"/> Elihu pun kalah pengalaman jika dibandingkan dengan ketiga teman Ayub.<ref name="Pope"/> Umumnya, pengalaman diukur berdasarkan usia.<ref name="Pope"/> Namun, hikmat tidak sama dengan pengalaman.<ref name="Pope"/> Hikmat adalah pemberian Tuhan.<ref name="Pope"/> Tuhan mempunyai hak penuh atas hikmat sehingga Ia bisa memberikan hikmat atas kehendak-Nya.<ref name="Pope"/> Hikmat tidak memandang usia.<ref name="Pope"/> Hikmat juga tidak ditentukan oleh banyak atau sedikit pengalaman seseorang.<ref name="Pope"/> Dalam hal ini, Elihu meyakinkan ketiga teman Ayub dan juga Ayub bahwa ia berbicara berdasarkan hikmat dari Tuhan.<ref name="Pope"/> Elihu berbicara tanpa memihak pada siapapun karena hikmat tidak berpihak pada siapapun.<ref name="Bergant"/>
 
=== Penderitaan ===
Elihu berbicara tentang penderitaan kepada Ayub.<ref name="Bergant"/> Bagi Elihu, penderitaan adalah satu cara Tuhan berkomunikasi dengan manusia.<ref name="Bergant"/> Tuhan hendak mendidik manusia melalui penderitaan.<ref name="Bergant"/> Elihu juga memahami bahwa penderitaan tidak lepas dari [[dosa]].<ref name="Bergant"/> Elihu meyakini tradisi kutuk berkat.<ref name="Bergant"/> Dalam [[Perjanjian Lama]], tradisi kutuk berkat adalah pemahaman bahwa [[Tuhan]] menghukum orang fasik dan memberkati orang yang benar.<ref name="Bergant"/> Dalam pemahaman ini, penderitaan adalah bagian dari kutukan.<ref name="Bergant"/> Namun, penderitaan yang dialami Ayub adalah penderitaan yang berbeda.<ref name="Bergant"/> Ayub tidak berdosa dan ia setia terhadap Tuhan.<ref name="Bergant"/> Tidak sedetik pun ia berpaling dari Tuhan.<ref name="Bergant"/> Seharusnya Ayub terhindar dari penderitaan.<ref name="Bergant"/> Elihu menyadari bahwa Ayub tidak berdosa dan saat yang sama Elihu yakin bahwa manusia terbatas untuk mengetahui rencana Tuhan.<ref name="Bergant"/> Alasan ini membantu kita memahami mengapa Elihu melihat penderitaan sebagai cara Tuhan berkomunikas.<ref name="Bergant"/>
 
== Referensi ==
Baris 40 ⟶ 44:
 
== Lihat juga ==
* [[Kitab Ayub]]: [[Ayub 32]], [[Ayub 33]], [[Ayub 34]], [[Ayub 35]], [[Ayub 36]], [[Ayub 37]]
*[[Kitab Ayub]]
* [[Ayub]]
* [[Zofar]]
* [[Bildad]]
* [[Elifas]]
{{Ayub}}
 
[[Kategori:Tokoh TeologiPerjanjian Lama]]
[[Kategori:Kitab Perjanjian LamaAyub]]
[[Kategori: Kitab Ayub]]