Konten dihapus Konten ditambahkan
Hartanto Wibowo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Fitrah 913 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5:
{{Listen|filename=Thunder.ogg|title=Hujan|description=Suara khas hujan yang disetai [[petir]]|format=[[Ogg]]}}
'''Hujan''' ([[bahasa Inggris]]: '''Rain''') adalah sebuah [[presipitasi (meteorologi)|presipitasi]] berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti [[salju]], [[hujan es|batu es]] dan campuran hujan dengan salju (slit). Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses [[kondensasi]] [[uap air]] di atmosfer menjadi [[butir air|butir]] [[air]] yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. [[Virga]] adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan [[awan]]. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).
 
[[File:A day when it rains (2).jpg|jmpl|ka|300px|Hujan di daerah [[Kalimantan Selatan]]]]
 
Kelembapan yang bergerak di sepanjang zona perbedaan suhu dan kelembapan tiga dimensi yang disebut [[front cuaca]] adalah metode utama dalam pembuatan hujan. Jika pada saat itu terdapat kelembapan dan gerakan ke atas yang cukup, hujan akan jatuh dari awan konvektif (awan dengan gerakan kuat ke atas) seperti [[kumulonimbus]] (badai petir) yang dapat terkumpul menjadi [[ikatan hujan]] sempit. Di kawasan pegunungan, hujan deras bisa terjadi jika [[aliran atas lembah]] meningkat di sisi [[atas angin]] [[permukaan]] pada ketinggian yang memaksa udara lembap mengembun dan jatuh sebagai hujan di sepanjang sisi pegunungan. Di sisi bawah angin pegunungan, iklim gurun dapat terjadi karena udara kering yang diakibatkan aliran bawah lembah yang mengakibatkan pemanasan dan pengeringan [[massa udara]]. Pergerakan [[truf monsun]], atau [[zona konvergensi intertropis]], membawa [[musim hujan]] ke [[iklim]] [[sabana]]. Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia, menyediakan kondisi cocok untuk keragaman [[ekosistem]], juga air untuk [[hidroelektrik|pembangkit listrik hidroelektrik]] dan [[irigasi]] ladang. Curah hujan dihitung menggunakan [[pengukur hujan]]. Jumlah curah hujan dihitung secara aktif oleh [[radar cuaca]] dan secara pasif oleh [[satelit cuaca]].
Baris 43 ⟶ 45:
 
== Sebab ==
[[File:Cloud_types_en.svg|thumb|upright=1.35400px|Klasifikasi awan troposfer berdasarkan ketinggian kemunculannya. Jenis-jenis genus bertingkat dan vertikal tidak terbatas pada satu tingkat ketinggian saja; termasuk nimbostratus, cumulonimbus, dan beberapa spesies cumulus yang lebih besar.|alt=g]]|
[[File:Thunderstorm formation.jpg|thumb|300px|Tahapan kehidupan awan kumulonimbus.]]
[[Berkas:Cumulonimbus calvus cloud over the Gulf of Mexico in Galveston, Texas.jpg|jmpl|Awan calvus kumulonimbus di atas Teluk Meksiko di Galveston, Texas.]]
[[Berkas:Nimbostratus praecipitatio.JPG|jmpl|Nimbostratus precipitation]]
[[Berkas:Rainbow in front of Ns in evening.JPG|jmpl|Pelangi di depan awan Nimbostratus Ns di sore hari.]]
[[Berkas:Cempaka hourly precipitation 2017.gif|jmpl|300px|Curah hujan per jam di sebagian wilayah Jawa dan sekitarnya saat terjadinya [[Siklon Cempaka]].]]
[[Berkas:Cyclone Ockhi makes landfall in the Maldives.jpg|jmpl|Siklon Ockhi menyebabkan hujan di Maladewa.]]
[[Berkas:Frontregen.jpg|jmpl|Hujan frontal adalah jenis hujan yang terjadi karena adanya pertemuan antara massa udara hangat yang cukup besar dengan massa udara dingin yang cukup besar juga.]]
[[Berkas:Rolling-thunder-cloud-a.jpg|jmpl|[[Perenggan (Meteorologi)|Perenggan]] atau biasa disebut Fron adalah permukaan pemisah antara dua macam massa udara dan merupakan pembatas yang memisahkan badai cuaca buruk dengan kondisi cuaca normal]]
=== Aktivitas frontal ===
{{Main|Front cuaca}}
Baris 224 ⟶ 234:
 
== Pola Curah Hujan Indonesia ==
[[File:MeanMonthlyPTropicalRains.gifpng|thumb|340px|Rata-rataPeta curahyang hujanmenunjukkan jangkaperkiraan panjanglokasi persabuk hujan bulantropis]]
[[File:TropicalRains.png|thumb|alt=Peta yang menunjukkan perkiraan lokasi sabuk hujan tropis]]
Indonesia secara umum termasuk dalam kategori iklim tropis dengan dua musim yaitu penghujan dan kemarau. Akan tetapi sebaran curah hujan di setiap wilayah di Indonesia bervariasi karena berbagai faktor. Artinya di Indonesia tidak ada batas yang jelas antara musim penghujan dan musim kemarau karena Indonesia ada di wilayah Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT).
 
Baris 238 ⟶ 247:
 
Pada kondisi normal, daerah yang bertipe hujan monsun akan mendapatkan jumlah curah hujan yang berlebih pada saat monsun barat dibanding saat monsun timur. Pengaruh monsun di daerah yang memiliki pola curah hujan ekuator kurang tegas akibat pengaruh insolasi pada saat terjadi ekinoks, demikian juga pada daerah yang memiliki pola curah hujan lokal yang lebih dipengaruhi oleh efek orografi .
 
[[File:Masa kecil yang indah.jpg|thumb|300px|Hujan di daerah [[Kalimantan Selatan]]]]
 
Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh letak geografis. Secara rinci pola umum hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:
Baris 251 ⟶ 262:
* Daerah yang mendapat curah hujan tertinggi lebih dari 3000 mm per tahun meliputi dataran tinggi di Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dataran tinggi Irian bagian tengah, dan beberapa daerah di Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba.
 
== Grafik kota-kota pilihan ==
Perlu Anda ketahui pula bahwa hujan terbanyak di Indonesia terdapat di Baturaden Jawa Tengah, yaitu curah hujan mencapai 7,069 mm/tahun. Hujan paling sedikit di Palu Sulawesi Tengah, merupakan daerah yang paling kering dengan curah hujan sekitar 547 mm/tahun.
=== Iklim hutan hujan tropis ===
Pola hujan equatorial, Suhu rata-rata maks. dan min. dalam °C, Total presipitasi dalam mm
{{climate chart|[[Padang|Padang, Indonesia]]
|23.3|33.6|351
|24.4|34.7|259
|24.9|33.9|307
|23.9|33.2|363
|23.9|33.8|315
|23.9|33.9|307
|23.3|32.9|277
|23.9|33.9|345
|24.9|34.6|352
|24.1|33.6|495
|23.9|32.8|518
|23.9|32.7|480
|float=left
|clear=none
|source= [http://www.globalbioclimatics.org/station/in-padan.htm]
}}
 
{{climate chart|[[Pontianak|Pontianak, Indonesia]]
|23.5|30.8|266
|23.5|31.8|183
|24.0|32.5|205
|24.2|32.0|264
|24.0|32.3|230
|23.8|31.9|173
|23.8|31.9|148
|23.9|32.4|148
|23.7|33.6|194
|23.6|31.9|316
|23.6|31.1|393
|23.5|30.8|376
|float=left
|clear=none
|source= [https://en.climate-data.org/asia/indonesia/west-kalimantan/pontianak-4810/]
}}
 
{{clear}}
=== Iklim muson tropis ===
Pola hujan muson, Suhu rata-rata maks. dan min. dalam °C, Total presipitasi dalam mm
{{climate chart
|[[Denpasar]], [[Indonesia]]
| 24.1 | 33.0 | 399
| 24.2 | 33.4 | 315
| 24.0 | 33.6 | 225
| 24.8 | 34.4 | 138
| 24.1 | 33.1 | 79
| 23.5 | 31.4 | 63
| 22.5 | 29.6 | 45
| 22.9 | 30.4 | 22
| 23.0 | 31.4 | 51
| 23.7 | 33.6 | 117
| 23.5 | 33.0 | 217
| 23.5 | 32.7 | 331
|source= BMKG<ref>
{{cite web | url = https://cdn.bmkg.go.id/web/BukuPMK22_ver.dig_.pdf | title = Curah Hujan Kota Denpasar periode 1991-2020 – Zona Musim 218 | publisher = BMKG | page = 66}}
</ref><ref>
{{cite web
| url = http://www.globalbioclimatics.org/station/in-bali-.htm
| title = BALI – INDONESIA
| publisher = Centro de Investigaciones Fitosociológicas
}}</ref>
|float=left
|clear=none
}}
 
{{climate chart
|[[Jakarta]], [[Indonesia]]
| 24.3 | 30.5 | 363
| 24.2 | 30.6 | 323
| 24.7 | 31.8 | 191
| 25.0 | 32.4 | 153
| 25.1 | 32.7 | 110
| 24.8 | 32.5 | 75
| 24.4 | 32.4 | 66
| 24.5 | 32.5 | 53
| 24.7 | 32.8 | 61
| 24.9 | 32.8 | 111
| 24.8 | 32.3 | 124
| 24.6 | 31.4 | 196
|source= BMKG<ref>{{citeweb
| url = https://www.staklimtangsel.id/images/rataunsurcuaca/rataunsurcuaca10.jpg
| title = Rata Unsur Cuaca Stasiun Meteorologi Kemayoran Periode Tahun 1981-2010
| publisher = Stasiun Klimatologi Pondok Betung – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
| accessdate = 19 April 2021}}</ref>
|float=left
|clear=none
}}
{{clear}}
 
== Pengukuran ==