Jabir bin Abdullah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wadaihangit (bicara | kontrib)
Menambahkan foto ke infobox #WPWP
 
(179 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{kembangkan}}
{{Infobox Ulama Muslim
{{rapikan}}
|honorific_prefix = Jabir bin 'Abdullah bin 'Hamran al-Anshari
{{refimprove}}
|image =
{{Infobox religious biography|name=Jabir bin Abdullah|religion=[[Islam]]|parents=[[Abdullah bin Amru bin Haram]]|spouse=Suhaimah binti Mas'ud<ref>https://artikel.alfurqongresik.com/suhaimah-binti-masud-radhiallahu-anha/</ref>|image=IMGجابر بن عبدالله الانصاري 2631.png}}
|caption =
'''Jabir bin Abdullah bin Amru bin Haram al-Anshari''' ({{lang-ar|جابر بن عبدالله بن عمرو بن حرام الأنصاري}}) adalah salah satu [[sahabat Nabi]] dan salah satu dari sahabat yang banyak meriwayatkan [[hadis]].<ref name="الإصابة1">{{ar}} [https://shamela.ws/browse.php/book-9767#page-531 Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah oleh Ibnu Hajar al-'Asqalani – Jabir bin Abdullah bin Amru bin Haram (1)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170710000854/http://shamela.ws/browse.php/book-9767 |date=10 يوليو 2017}} {{Pranala mati|Tarikh=2020-10-13|bot=JarBot}}</ref>
|title =
|kunya = Abu 'Abdullah
|name = Jabir
|nasab = bin 'Abdullah bin Amru bin Haram bin Ka’ab bin Ghanim bin Ka’ab bin Salamah al-Anshari as-Salami
|nisbah =
|birth_name =
|birth_date = {{AH|-15}}
|birth_place = [[Madinah]], [[Arab Saudi]]
|death_date = {{AH|78}}
|death_place = [[Madinah]], [[Arab Saudi]]
|death_cause = Diracuni
|resting_place = [[Mada'in]], [[Iraq]]
|other_names =
|nationality =
|ethnicity = Orang Arab
|era =
|region = [[Madinah]]
|occupation =
|denomination = [[Sunni]]
|jurisprudence =
|creed =
|movement =
|main_interests =
|notable_ideas =
|notable_works =
|alma_mater =
|disciple_of =
|awards =
|influences = [[Allah]], [[Nabi Muhammad]], [[Ali bin Abu Talib]], dan [[Ahl al-Bayt]]
|influenced =
|module =
|website =
|signature =
}}
 
'''Jabir bin 'Abdullah bin 'Hamran al-Anshari''' ([[Arab]]: جابر بن عبدالله بن عمرو بن حرام الأنصاري, lahir di [[Madinah]], 15 sebelum Hijriah - meninggal di [[Madinah]], 78 Hijriah pada umur 94 tahun) adalah sahabat setia [[Nabi Muhammad]] dan keturunannya, [[Syiah Imam]] dan ia telah meriwayatkan 1.547 hadits.
 
Ayahnya bernama [[Abdullah bin Amru]], sedangkan ibunya bernama [[Nasibah binti 'Uqbah]]. Ia bersama ayahnya dan pamannya mengikuti Bai'at al-'Aqabah kedua di antara 70 sahabat anshar yang berikrar akan membantu menguatkan dan menyiarkan [[agama Islam]]. Ia juga mendapat kesempatan ikut dalam peperangan yang dilakukan oleh [[Nabi Muhammad]], kecuali [[perang Uhud]], karena dilarang oleh ayahnya. Setelah ayahnya terbunuh, ia selalu ikut berperang bersama [[Nabi Muhammad]].
 
== Kehidupan ==
{{Kembangkan bagian}}
Jabir bin Abdullah bin Amru bin Haram adalah [[Sahabat Nabi]] dari [[kaum Anshar]] dari Bani Ghanm bin Ka'ab bin Salamah bagian dari kabilah [[Bani Khazraj]].<ref name="الإصابة1" /><ref name="أسد">{{ar}} [https://shamela.ws/browse.php/book-1110#page-689 Usdul Ghabah fi Ma'rifat ash-Shahabah oleh Ibnu al-Atsir al-Jazari – Jabir bin Abdullah bin Haram] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170813230237/http://shamela.ws/browse.php/book-1110 |date=13 أغسطس 2017}} {{Pranala mati|Tarikh=2020-10-13|bot=JarBot}}</ref> Ayah Jabir, [[Abdullah bin Amru bin Haram]], juga termasuk Sahabat Nabi yang terbunuh di [[Pertempuran Uhud]],<ref name="الذهبي">{{ar}} [https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&ID=265&idfrom=315&idto=315&flag=0&bk_no=60&ayano=0&surano=0&bookhad=0 Siyar A'lam an-Nubala – Jabir bin Abdullah] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180131023209/http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?idfrom=315&idto=315&bk_no=60&ID=265 |date=31 يناير 2018}}</ref> dan ibunya bernama Nusaibah<ref name="الإصابة1" /> dan pendapat lain mengatakan namanya Anisah binti Uqbah bin Adi al-Anshariyyah.<ref name="المزي1">{{ar}} [http://library.islamweb.net/hadith/display_hbook.php?hflag=1&bk_no=1857&pid=644795 Tahdzib al-Kamal oleh al-Mizzi – Jabir bin Abdullah bin Amru bin Haram bin Tsa'labah (1)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200211173058/https://islamweb.net/ar/library/ |date=11 فبراير 2020}}</ref> [[Kunyah]]<nowiki/>nya adalah Abu Abdullah, dan dikatakan Abu Abdurrahman, dan dikatakan Abu Muhammad.<ref name="الإصابة1" /> Jabir memeluk [[Islam]] sejak kecil ketika dia mengikuti [[Bai'at 'Aqabah Kedua]] dengan ayahnya.<ref name="أسد" /><ref name="الذهبي" />
 
== Referensi ==
===== Awal Kehidupan =====
{{reflist}}
Jabir bin Abdullah lahir pada tahun 15 sebelum [[Hijriah]] di [[Yatsrib]] (sekarang [[Madinah]]). Dia berasal dari keluarga miskin dari Yatsrib. Dia berasal dari suku Khazraj. Ayahnya menikah dengan sepupunya dari pihak ayahnya.
 
===== Era [[Nabi Muhammad]] =====
Jabir bin Abdullah dikatakan telah memeluk [[Islam]] ketika ia masih kecil. Menurut ahli sejarah, ia diketahui telah berjuang dalam perang sebanyak 19 kali di bawah komando [[Nabi Muhammad]]. Dan dia juga datang pada saat menaklukkan [[Mekah]].
 
<span class="notranslate" onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left">===== [[Perang Uhud]] ===== Dalam [[perang Uhud]], Jabir bin Abdullah tidak diizinkan oleh ayahnya untuk [[perang Uhud]].</span> ===== [[Battle of Uhud]] ===== In the [[Battle of Uhud]], Jabir bin Abdullah is not allowed by his father to [[Battle of Uhud]].</span> <span class="notranslate" onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left">Jabir bin Abdullah memiliki 7 saudara (beberapa ahli sejarah ada yang mengatakan 9) dan ayahnya ingin dia untuk mengurus keluarganya.</span> Jabir bin Abdullah has 7 brothers (some historians say there are 9) and his father wanted him to take care of his family.</span> <span class="notranslate" onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left">Jadi, bukannya perang, tetapi Jabir bin Abdullah melayani tentara yang haus.</span> So, instead of war, but Jabir bin Abdullah serving soldiers who are hungry.</span> <span class="notranslate" onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left">Ayahnya tewas dalam [[perang Uhud]] bersama dengan saudaranya iparnya, [[Amru bin Jamuuh]], keduanya telah mencapai hampir berusia 100 tahun.</span> His father was killed in the [[Battle of Uhud]] along with his brother-in-law, [[Amr bin Jamuuh]], both of which have reached almost 100 years old.</span>
 
===== Era [[Ali bin Abu Thalib]] =====
Dalam era ini, Jabir bin Abdullah ikut berjuang di semua 3 perang saudara besar yang bertarung dalam perang bersama Ali bin Abu Talib, yaitu [[Perang Basra|Basra]], [[Perang Siffin|Siffin]], dan [[Perang Nahrawan|Nahrawan]].
 
===== Era [[Husain bin Ali]] (bin [[Abu Thalib]] ) =====
Karena usia tua dan kebutaannya, Jabir bin Abdullah tidak dapat ikut dalam [[perang Karbala]] ([[10 Oktober]] [[680|680 Masehi]]) dimana cucu [[Nabi Muhammad]], [[Husain bin Ali]] mati syahid. Namun, dia mendirikan praktek yang menandai [[Arba'iin]].
 
Dia melakukan kunjungan ke makam [[Husain bin Ali]] di [[Karbala]], bersama dengan salah seorang temannya, [[Attiya bin Saad|Attiya bin Saad bin Junadah]] (seorang sarjana). Jabir bin Abdullah membacakan sebuah ziaraat disana yang dikenal sebagai Ziaraat-i-Arba'iin .
 
===== Era [[Ali bin Husain]] (bin Ali) =====
Jabir bin Abdullah memiliki hidup yang panjang dan ia buta di usia tuanya. Tapi dia taat menunggunya saat dia akan bertemu dengan Muhammad bin Ali. Setiap pagi ia keluar dari rumahnya, duduk di pinggir jalan dan menunggu suara jejak untuk mengenali Imam kelima. Suatu hari seperti saat ia menunggu di jalan di kota [[Madinah]], ia mendengar seseorang berjalan ke arahnya, suara langkah kakinya mengingatkannya pada cara [[nabi Muhammad]] berjalan. Jabir bin Abdullah pun berdiri, pria itu berhenti dan menanyakan namanya. Dia menjawab, "[[Muhammad]]", Jabir bin Abdullah bertanya, "Anak siapa?". Dia menjawab "[[Ali bin Husain]]". Jabir bin Abdullah langsung mengenali pria yang sedang berbicara dengannya, ia adalah Muhammad bin Ali. Dia mencium tangannya dan menyampaikan pesan dari [[nabi Muhammad]].
 
===== Akhir Kehidupan =====
Jabir bin Abdillah wafat pada tahun 78 [[Hijriah]] atau 697 [[Masehi]] di usia 94 tahun di [[Madinah]], dan dikebumikan di [[Madain Shaleh|kota Madain]]. Dia memiliki kehidupan yang sangat panjang. Jabir bin Abdillah meninggal karena diracuni oleh [[Al-Hajjaj bin Yusuf Thaqfi]] karena kesetiaannya kepada [[Ahl al-Bayt]].
 
[[Berkas:Makam Jabir bin Abdullah.jpg|thumb|left|Makam sebenarnya Jabir bin Abdullah]]
== Warisan ==
Pada tahun 1932 (atau tahun 1351 Hijriah), raja [[Iraq]] yang bernama [[Shah Faisal I]] bermimpi dimana dalam mimpinya ia ditegur oleh [[Hudhaifah al-Yamani]] (salah seorang sahabat [[Nabi Muhammad]]) yang berkata, "Wahai raja! Ambillah jenazahku ([[Hudhaifah al-Yamani]]) dan jenazah Jabir bin Abdullah dari tepian [[sungai Tigris]] dan kemudian kuburkan kembali di tempat yang aman karena kuburanku sekarang dipenuhi oleh air dan kuburan Jabir bin Abdullah juga sedang dipenuhi oleh air."
 
Mimpi yang sama terjadi berulang-ulang pada malam-malam berikutnya akan tetapi raja Faisal I tidak peduli dengan mimpi itu karena ia merasa ada hal-hal lain yang jauh lebih penting dalam kehidupannya yang berupa urusan-urusan kenegaraan. Pada malam ketiga [[Hudhaifa al-Yamani]] hadir dalam mimpi Mufti Besar Iraq. Hudhaifa al-Yamani berkata dalam mimpi sang Mufti itu, "Aku telah memberitahu raja dua malam sebelumnya untuk memindahkan jenazahku akan tetapi tampaknya ia tidak peduli. Beritahukanlah kepada raja agar ia mau sedikit berempati untuk memindahkan kuburan-kuburan kami."
 
Lalu setelah mendiskusikan masalah ini, raja Faisal, disertai oleh Perdana Menteri dan Mufti Besar bermaksud untuk melaksanakan tugas ini. Diputuskan bahwa Mufti Besar akan memberikan fatwa mengenai hal ini dan Perdana Menteri akan memberikan pernyataan kepada pers supaya semua orang tahu tentang rencana besar ini. Kemudian,, diumumkan kepada umum bahwa rencana ini akan dilangsungkan pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah shalat [[Dzhuhur]] dan [[Ashar]]. Kuburan kedua sahabat [[Nabi Muhammad]] itu akan dibuka dan jenazahnya (atau mungkin kerangkanya) akan dipindahkan ke tempat lain.
 
Karena pada waktu itu sedang musim haji, maka para jamaah haji juga ikut berkumpul di kota [[Mekah]]. Mereka meminta Raja Faisal I untuk menunda rencana itu selama beberapa hari agar mereka juga bisa melihat dengan mata kepala sendiri proses ekskavasi dari kedua tubuh sahabat nabi itu. Mereka ingin agar proses ekskavasi itu ditunda hingga mereka selesai beribadah haji. Akhirnya Raja Faisal setuju untuk menangguhkannya dan mengundurkannya hingga tanggal 20 Dzulhijjah.
 
Setelah shalat [[Dzuhur]] dan [[Ashar]], pada tanggal 20 Dzulhijjah tahun 1351 Hijriah atau tahun 1932 Masehi, orang-orang berdatangan ke kota [[Baghdad]]. Yang datang bukan saja kaum Muslim melainkan juga kaum Non-Muslim. Mereka berkumpul di kota [[Baghdad]] hingga penuh sesak. Ketika kuburan [[Hudzaifa al-Yamani]] dibuka segera mereka melihat bahwa kuburan itu dipenuhi air di dalamnya. Tubuh [[Hudzaifa al-Yamani]] diangkat dengan menggunakan katrol dengan sangat hati-hati agar tidak rusak dan kemudian jenazah yang tampak masih sangat segar itu dibaringkan di sebuah tandu. Kemudian Raja Faisal beserta Mufti Besar, Perdana Menteri dan Pangeran Faruq dari Mesir mendapatkan kehormatan untuk mengangkat tandu itu bersama-sama dan kemudian meletakkan jenazah segar itu ke sebuah peti mati dati kaca yang dibuat khusus untuk menyimpan jenazah-jenazah itu. Tubuh Jabir bin Abdullah al-Ansari juga dipindahkan ke peti mati dari kaca yang sama dengan cara yang sama hati-hatinya dan dengan segenap penghormatan.
 
Kedua jenazah suci dari sahabat sejati Nabi yang kurang dikenal kaum Muslimin ini kelihatan masih segar dan tak tersentuh bakteri pengurai sedikitpun. Keduanya dengan mata terbuka menatap kedepan menatap kenabian yang mana keduanya membuat para penonton terperangah dan tak bisa menutup mulutnya. Selain tubuh keduanya yang tampak segar bugar, juga peti mati mereka yang juga tampak masih utuh dan baru dan juga pakaian yang mereka kenakan pada saat dikubur semuanya utuh dan kalau dilihat sekilas seolah-olah kedua sahabat nabi dan pahlawan [[Islam]] ini masih hidup dan hanya terbaring saja.
 
Kedua jasad suci ini akhirnya dibawa dan dikebumikan kembali di kuburan yang baru tidak jauh dari kuburan sahabat [[Nabi Muhammad ]] lainnya yaitu [[Salman Al-Farisi]] yang terletak di [[Salman Park]] kurang lebih 30 mil jauhnya dari kota [[Baghdad]].
 
Dia mengisahkan tentang 1.547 hadits (menurut beberapa ahli sejarah). Setelah wafatnya [[Nabi Muhammad]] ia digunakan untuk memberikan ceramah di [[Masjid Nabawi]], [[Madinah]], [[Mesir]], dan [[Damaskus]]. Orang-orang berkumpul di sekitarnya di [[Damaskus]] dan [[Mesir]] untuk belajar tentang [[Nabi Muhammad]] dan hadits-Nya.
 
Pada tanggal [[26 Februari]] [[2006]], [[Shrine of Salman Persia]] diserang oleh pemberontak dan rusak dalam kekerasan menyusul ledakan bom di [[Masjid al-Askari]].
 
== Daftar riwayat hadits ==
* Hadits tentang [[Nabi Isa]] berdoa di belakang [[Mahdi]]
* Hadits yang berhubungan dengan [[Mut'ah]] dan [[An-Nisa]].
* Sebuah narasi tentang kontrasepsi.
 
== Lihat pula ==
* [[Nabi Muhammad]]
* [[Ali bin Abu Talib]]
* [[Hasan bin Ali]]
* [[Husain bin Ali]]
* [[Ali bin Husain]]
* [[Muhammad bin Ali]]
 
{{islam-bio-stub}}
 
[[Kategori:Sahabat Nabi]]
[[Kategori:Tokoh Islam]]
[[Kategori:Islam]]