Rumah Baloy: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(36 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:RumahBaloy BaloyMayo Adat Tidung (2).jpegJPG|thumbjmpl|Rumah Baloy Mayo Djamaloel Qiram, dibangun di Kota Tarakan pada tanggal 04 April 2004.]]
Rumah adat terkenal dari masyarakat [[Kalimantan Utara]] disebut '''Rumah Baloy'''. Rumah adat ini merupakan hasil [[Budaya|kebudayaan]] [[seni]] [[arsitektur]] dari masyarakat [[suku Tidung]], [[Kalimantan Utara]]. Seperti suku lainnya, suku Tidung ini mempunyai kebudayaan dan model rumah adat sendiri. Walaupun [[rumah]] [[adat]] ini masih menggunakan sejumlah tiang tinggi pada bagian bawahnya, bentuk bangunan rumah adat ini terlihat lebih modern dan modis. DidugaBerdasarkan dugaan para peneliti, besar kemungkinan rumah adat ini adalah hasil pengembangan [[arsitektur Dayak]] dari [[Rumah Panjang]] ([[Rumah Lamin]]) seperti yang dihuni oleh [[suku Dayak Kenyah]] di [[Kalimantan Timur]].<ref>{{Cite book|last=Utami|first=Rizky|date=2021|title=Ensiklopedia Rumah-Rumah Adat Nusantara|location=Bandung|publisher=CV. Angkasa|isbn=978-623-340-133-3|pages=82|url-status=live}}</ref>
 
== Karakteristik Rumah Baloy ==
== Sejarah Masyarakat Suku Tidung ==
Rumah adat ini berbahan dasar kayu [[ulin|kayu ulin]]. Rumah Baloy dibangun menghadap ke [[utara]], sedangkan pintu utamanya menghadap ke [[selatan]]. Di dalam Rumah Baloy terdapat empat ruang utama yang biasa disebut ''Ambir'', yaitu :
Suku Dayak Tidung (Tidoeng) merupakan salah satu suku dari 406 suku Dayak yang tercatat ada di [[Kalimantan]]. Penggunaan kata Dayak pada suku tersebut berangsur hilang dengan sendirinya seiring dengan masuknya ajaran [[Islam]] ke daerah ini dan umumnya mereka lebih senang disebut suku Tidung saja.
# '''Ambir Kiri''' (''Alad Kait''), adalah tempat untuk menerima masyarakat yang mengadukan perkara, atau masalah adat.
# '''Ambir Tengah''' (''Lamin Bantong''), adalah tempat pemuka adat bersidang untuk memutuskan perkara adat.
# '''Ambir Kanan''' (''Ulad Kemagot''), adalah ruang istirahat atau ruang untuk berdamai setelah selesainya perkara adat.
# '''Lamin Dalom''', adalah singgasana Kepala Adat Besar Dayak Tidung.
 
Pada bagian belakang Rumah Baloy ini, ada bangunan yang dibuat di tengah-tengah kolam yang disebut dengan ''Lubung Kilong''. Bangunan ini adalah sebuah tempat untuk menampilkan kesenian suku Tidung, seperti ''Tarian JepenJepin''.
Suku Tidung mempunyai sejarah yang sangat panjang. Tercatat di dalam sejarah, para bangsawan suku Tidung ini telah mulai memerintah kerajaan Tidung sejak tahun [[1076]] sampai tahun [[1916]]. Dahulu terdapat dua kerajaan besar di kawasan ini, yaitu Kerajaan Tidung atau kerajaan Tarakan, yang berkedudukan di [[Pulau Tarakan]] dan Salim Batu, serta [[Kesultanan Bulungan]] yang berkedudukan di Tanjung Palas.
 
Di belakang Lubung Kilong ini, ada lagi sebuah bangunan besar yang diberi nama ''Lubung Intamu'', yaitu tempat pertemuan masyarakat adat yang lebih besar, seperti acara pelantikan (''pentabalan'') pemangku adat atau untuk acara musyawarah masyarakat adat se-Kalimantan.
Berdasarkan silsilah yang ada, di pesisir timur Pulau Tarakan yaitu di Kawasan Dusun Binalatung sudah ada Kerajaan Tidung Kuno. Kerajaan ini mulai diketahui keberadaannya kira-kira pada tahun [[1076]], kemudian kerajaan ini berpindah ke pesisir selatan Pulau Tarakan di kawasan Tanjung Batu pada tahun [[1156]]. Kerajaan ini kemudian bergeser lagi ke wilayah barat yaitu ke kawasan Sungai Bidang pada tahun [[1216]] dan berpindah lagi ke daerah Pimping bagian barat dan kawasan Tanah Kuning, sekitar tahun [[1394]].
 
== Referensi ==
Kemudian pada tahun [[1557]], Dinasti Tengara mulai memegang tampuk pemerintahan Kerajaan Tidung. Dinasti ini pertama kali dipegang oleh Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet pada tahun 1557 dan berakhir pada saat dipimpin oleh Datoe Adil pada tahun 1916, Dinasti Tengara ini berlokasi di kawasan Pamusian, Tarakan Tengah.
{{Reflist}}
 
[[Kategori:ArsitekturRumah adat di Indonesia]]
== Karakteristik Rumah Baloy ==
[[Kategori:BudayaKalimantan IndonesiaUtara]]
[[Kategori:RumahKota tradisionalTarakan]]
 
Rumah adat ini berbahan dasar kayu [[ulin]]. Rumah Baloy dibangun menghadap ke utara, sedangkan pintu utamanya menghadap ke selatan. Di dalam Rumah Baloy terdapat empat ruang utama yang biasa disebut ''Ambir'', yaitu :
# '''Ambir Kiri''' (''Alad Kait''), adalah tempat untuk menerima masyarakat yang mengadukan perkara, atau masalah adat.
# '''Ambir Tengah''' (''Lamin Bantong''), adalah tempat pemuka adat bersidang untuk memutuskan perkara adat.
# '''Ambir Kanan''' (''Ulad Kemagot''), adalah ruang istirahat atau ruang untuk berdamai setelah selesainya perkara adat.
# '''Lamin Dalom''', adalah singgasana Kepala Adat Besar Dayak Tidung.
 
Pada bagian belakang Rumah Baloy ini, ada bangunan yang dibuat di tengah-tengah kolam yang disebut dengan ''Lubung Kilong''. Bangunan ini adalah sebuah tempat untuk menampilkan kesenian suku Tidung, seperti ''Tarian Jepen''.
 
Di belakang Lubung Kilong ini, ada lagi sebuah bangunan besar yang diberi nama ''Lubung Intamu'', yaitu tempat pertemuan masyarakat adat yang lebih besar, seperti acara pelantikan (''pentabalan'') pemangku adat atau untuk acara musyawarah masyarakat adat se-Kalimantan.
 
== Pranala luar ==
{{indo-stub}}
{{Budaya-stub}}
{{arsitektur-stub}}
{{Topik Indonesia}}
[[Kategori:Rumah tradisional]]
[[Kategori:Arsitektur Indonesia]]
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
 
== Referensi ==
http://mahakam24.blogspot.com/2012/12/tarakan-2-rumah-adat-suku-tidung.html
 
 
--[[Pengguna:Salomo Wicaksono|Salomo Wicaksono]] ([[Pembicaraan Pengguna:Salomo Wicaksono|bicara]]) 28 Desember 2012 08.15 (UTC)