Rāhula: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wadaihangit (bicara | kontrib)
melengkapi halaman dengan foto #WPWP
 
(7 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
|background = #FFD068
|name = Rāhula
|image=Prince Rahula and- Google Art BuddhaProject.jpg
|caption = RāhulaRahula meminta- warisanProyek kepadaSeni ayahnya, Buddha GautamaGoogle
|other_names = 1. {{lang-pi|Rāhula-bhadda|lit=Rāhula si Beruntung}}, {{lang-sa|Rāhula-bhadra}};<br /> 2. {{cjkv|c=長子|r=chōshi|l=Anak Sulung}}
|birth_date =
Baris 27:
Princess [[Yashodhara|Yaśodharā]] (ibu)
}}
{{Buddhisme|buddha}}
'''Rahula''' (lahir sekitar 534 SM) adalah anak semata wayang dari Pangeran [[Siddhattha Gotama|Siddharta Gautama]] yang kelak menjadi Buddha. Ibunya adalah Putri [[Yasodhara]]. Terdapat beberapa catatan sejarah mengenai dirinya di dalam kitab [[Tipitaka]] berbahasa Pali.
 
== Riwayat Hidup ==
Baris 40 ⟶ 41:
Buddha memanggil Yang Mulia [[Sariputta]] dan memintanya menahbiskan Rahula kecil yang kemudian dikenal sebagai [[Samanera]] pertama di dunia. Samanera berarti calon biksu.
 
Raja Suddhodana yang mengetahui perihal cucunya telah ditahbiskan menjadi seorang samanera kemudian meminta kepada Buddha agar hanya menahbiskan mereka yang masih di bawah umur dengan persetujuan orang tua atau walinya. Buddha menyetujui hal ini. Peraturan ini pun kemudian ditetapkan termasuk perihal meminta izin dari pasangan sebelum seorang pria maupun wanita ditahbiskan menjadi seorang biksu dan biksuni.<ref>{{cite web |url=http://www.buddhamind.info/leftside/arty/his-life/home.htm |title=Wall paintings ·· coming home, see section Buddha's son |publisher=buddhamind.info |accessdate=10 December 2010 |archive-date=2020-10-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20201002234905/http://www.buddhamind.info/leftside/arty/his-life/home.htm |dead-url=yes }}</ref>
 
Segera setelah penahbisannya, Buddha mengajarkan Rahula tentang arti pentingnya mengatakan kebenaran. Khotbah ini dikenal dengan nama Rahulavada Sutta.<ref>[http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.061.than.html Ambalatthika-rahulovada Sutta]</ref> Buddha menempatkan kebenaran sebagai yang tertinggi di antara nilai-nilai kebajikan lainnya. Para pencari kebenaran, tidak seharusnya melanggar aturan moral (sila) Kebenaran.
Baris 68 ⟶ 69:
* [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/kn/thag/thag.04.08.than.html Thag 4.8 Verse of Rahula]
 
[[Kategori:Buddhisme]]
[[Kategori:Theravada]]
[[Kategori:Mahayana]]
[[Kategori:Vajrayana]]
[[Kategori:Murid-Murid Buddha Gautama]]
[[Kategori:Keluarga Buddha Gautama]]
<!--
'''Rāhula''' ([[Pāli]] dan Sanskerta) adalah putra tunggal dari pasangan [[Gautama Buddha|Siddhārtha Gautama (umum dikenal sebagai sang Buddha)]] ({{nowrap|{{circa}} 563 atau 480 {{en dash}}}} {{nowrap|483 atau 400 SM}}), dan istrinya dan putri [[Yasodharā|Yaśodharā]]. Ia disebutkan dalam sejumlah teks Buddha, dari [[teks-teks Buddha awal|periode awal]] dan seterusnya. Catatan-catatan tentang Rāhula mengindikasikan dampak menguntungkan antara kehidupan Pangeran Siddhārtha dan kehidupan para anggota keluarganya. Menurut [[Kitab Pali|tradisi Pāli]], Rāhula lahir pada hari [[Penarikan Besar|penarikan]] Pangeran Siddhārta, dan sehingga dinamai ''Rāhula'', yang artinya lapisan pada wadah menuju [[pencerahan (Buddha)|pencerahan]]. Namun, menurut tradisi [[Mūlasarvāstivāda]], dan sejumlah [[teks Buddha pasca-kanonikal|sumber-sumber berikutnya]] lainnya, Rāhula baru dikandung pada hari penarikan Pangeran Siddhartha, dan lahir enam tahun kemudian, saat Pangeran Siddhārtha menjadi tercerahkan sebagai sang [[Buddha (gelar)|Buddha]]. Masa kandungan yang lama diakibatkan oleh [[karma (Buddhisme)|karma]] buruk dari kehidupan sebelumnya dari Yaśodharā dan Rāhula sendiri, meskipun alasan yang lebih [[naturalisme agama|naturalistik]] juga diberikan. Akibat kelahiran yang lama tersebut, Yaśodharā perlu memastikan bahwa Rāhula benar-benar merupakan putra Pangeran Siddhārtha, yang kemudian diteruskan dengan [[sacca-kiriya|tindakan bajik]]. Sejarawan [[H.W. Schumann]] berpendapat bahwa Pangeran Siddhārtha melirik Rāhula dan menunggu kelahirannya, agar dapat meninggalkan istana dengan ijin raja dan ratu, namun Orientalis [[Noël Péri]] menganggapnya lebih nampak bahwa Rāhula lahir setelah Pangeran Siddhārtha meninggalkan istana.
Baris 175 ⟶ 170:
* [http://www.buddhanet.net/pdf_file/buddha-teachingsurw6.pdf ''The Buddha and His Teaching''], by [[Narada Mahathera|Nārada Mahāthera]], {{ISBN|967-9920-44-5}}. A classic book about Buddhism from a Sri Lankan monk, with a section about the Buddha's encounters with Rāhula (pp.&nbsp;94–102).
-->
== Pranala luar ==
{{Commons category|Rahula}}
{{Wikisource|Ekottara Āgama 17.1: Ānāpānasmṛti Sūtra}}
* [https://www.accesstoinsight.org/tipitaka/kn/snp/snp.2.11.irel.html ''Rāhula Sutta'', the Pāli text in which the Buddha gives advice to Rāhula about meditation], translated by John Ireland, hosted on the website [[Access to Insight]]. [https://web.archive.org/web/20060701055840/http://www.accesstoinsight.org:80/tipitaka/kn/snp/snp.2.11.irel.html Archived] from the original on 1 July 2006.
* [https://suttacentral.net/thag4.8/en/sujato The poems attributed to Rāhula], as found in the [[Theragatha|Theragāthā]], translated by [[Bhikkhu Sujato]] and Jessica Walton, hosted on Sutta Central.
* [https://www.youtube.com/watch?v=pmpKCi2ZH98 Talk about Rāhula], based on the Pāli tradition and a book of [[Nanamoli Bhikkhu|Ñānamoli Bhikkhu]], speaker unknown, hosted by the [[London Buddhist Centre]].
 
{{DEFAULTSORT:Rahula}}
[[Kategori:Buddhisme]]
[[Kategori:Theravada]]
[[Kategori:Mahayana]]
[[Kategori:Vajrayana]]
[[Kategori:Murid-Murid Buddha Gautama]]
[[Kategori:Keluarga Buddha Gautama]]