Direktorat Jenderal Kebudayaan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kosmetik tanda baca |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(34 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kotak info eselon I
| nama = Direktorat Jenderal Kebudayaan
| kementerian/lembaga = [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
| logo = [[Berkas:
| ukuran_logo =
| keterangan_logo =
Baris 19:
| eselonI = Direktur Jenderal
| nama_eselonI = [[Hilmar Farid]]
| sekretaris = Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan
| nama_sekretaris = Fitra Arda
| eselonII = <!--diisi Direktur/Asisten Deputi/Inspektur atau jabatan lain setingkat eselon II-->
| eselonII_1 =
| nama_eselonII_1 =
| eselonII_2 = Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan
| nama_eselonII_2 = Irini Dewi Wanti
| eselonII_3 = Direktur Pelindungan Kebudayaan
| nama_eselonII_3 = Judi Wahjudin
| eselonII_4 = Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan
| nama_eselonII_4 = Restu Gunawan
| eselonII_5 = Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat
| nama_eselonII_5 = Sjamsul Hadi
| eselonII_6 =
| nama_eselonII_6 =
Baris 47:
}}
'''Direktorat Jenderal Kebudayaan'''
Untuk mendukung pelaksanaan tugasnya, Direktorat Jenderal Kebudayaan juga memiliki 23 unit [[Balai Pelestarian Kebudayaan]] yang tersebar di seantero Indonesia.
== Sejarah ==
=== Masa Kolonial ===
==== Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen ====
Untuk mencapai tujuan tersebut maka ''Genootschap'' melakukan pemeliharaan museum termasuk perpustakaan; mengusahakan majalah-majalah dan melakukan pengumpulan penulisan-penulisan dari ''Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen,'' mengadakan penelitian dan memberikan penerangan-penerangan bagi Pemerintah Hindia Belanda.
Baris 66 ⟶ 68:
==== Permuseuman ====
Pendirian museum, menghimpun koleksi benda-benda purbakala, keramik, naskah-naskah kuno, numismatik, dan berbagai benda lainnya merupakan salah satu bidang yang menjadi perhatian ''Genootschap''. Salah satu pendiri ''Genootschap,'' J.C.M. Rademacher menyumbangkan sebuah rumah di Kalibesar di Kota Lama Batavia dan menyumbangkan sejumlah peralatan ilmu alam, batu-batuan, hasil pertambangan, alat-alat musik dan buku-buku untuk dijadikan museum
Pada masa Pemerintah Kolonial Inggris (1811-1816) ''Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen'' berganti nama menjadi ''Literary Society.'' Letnan Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles menjadi direksi di lembaga tersebut.
Baris 78 ⟶ 80:
==== Java Instituut ====
''Javaansche Instituut'' berdiri pada tanggal 4 Agustus 1919 oleh sebuah himpunan
Selain lembaga-lembaga kebudayaan tersebut, terdapat pula lembaga-lembaga lainnya seperti ''Vereenigingen'' (Perhimpunan-Perhimpunan), ''Volkslectuur'' (Balai Pustaka, Lembaga-lembaga Pendidikan dan terjadi pula Kongres Kebudayaan yang dimulai tahun 1918 hingga tahun selanjutnya. Kongres tersebut mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang terkait dengan kebudayaan.
Baris 173 ⟶ 175:
== Tugas Pokok dan Fungsi ==
Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan fungsi:
# Perumusan kebijakan di bidang kebudayaan
#
# Pelaksanaan kebijakan di bidang
# Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan perfilman nasional;
# Perumusan pemberian izin di bidang perfilman;
# Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
# Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
# Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
# Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
== Struktur Organisasi ==
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Direktorat Jenderal Kebudayaan terdiri atas:
# Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan
# Direktorat Perfilman, Musik, dan Media
# Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan
# Direktorat Pelindungan Kebudayaan
# Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan
# Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat
== Daftar Direktur Jenderal ==
# RM. Indro Soegondho (Menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan pada (1966-1968)
# Prof. Dr. Ida Bagus Mantra (Menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan sejak 1968-1978)
# Prof. Dr. Haryati Soebadio (Menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan sejak 1978-1988)
# Drs. (Gusti
# Prof. Dr. Edi Sedyawati (Menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan sejak 1993-1998)
# Dr. I Gusti Ngurah Anom (Menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan sejak 1998-1999)
# Prof. Kacung Marijan PhD (Menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan sejak 2012-2015)
# Hilmar Farid PhD (Menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan sejak
== Referensi ==
Baris 624 ⟶ 209:
{{Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI}}
[[Nunus Supardi. 2013. Kebudayaan dalam Lembaga Pemerintah dari Masa ke Masa.]]
[[Nunus Supardi. 2016. Melacak Jejak Direktur Jenderal Kebudayaan]]
[[Kategori:Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia| API]]
[[Kategori:Daftar Eselon I]]
|