Hamengkubuwana V: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(37 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{Infobox royalty
| embed =
| name = Hamengkubuwana V<br/>{{jav|ꦲꦩꦼꦁꦏꦸꦨꦸꦮꦤ꧇꧕꧇}}
|image = Official Portrait of Sultan Hamengkubowono V.jpg
|image_size = 250px
|caption = Sri Sultan
| title = Sri Sultan
| titletext =
| more =
Baris 22:
* GKR Ratu Kencono {{small|(Ibu)}}
* Pangeran Mangkubumi {{small|(Saudara kakek)}}
* [[Pangeran Diponegoro]] {{small|(Saudara
| reg-type = Wali raja<ref name="bio"/>
Baris 31:
| death_place = [[Kraton Yogyakarta Hadiningrat|Kraton Yogyakarta]], [[Yogyakarta]]<ref name="bio"/>
| burial_place = [[Pemakaman Imogiri|Astana Besiyaran, Imogiri]], [[Yogyakarta]]
| spouse =* Gusti Kanjeng Ratu Kencana
* Gusti Kanjeng Ratu Kedhaton
| spouse-type =Permaisuri
| consort =
Baris 39:
| issue-pipe =
| issue-type =
| full name =Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga 'Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Gangsal ing Ngayogyakarta Hadiningrat
| era name =
| era dates =
Baris 47:
| house =[[Wangsa Mataram|Mataram]]
| father = [[Hamengkubuwana IV|Sultan Hamengkubuwana IV]]
| mother = GKR Kencono<ref name="bio">[https://www.kratonjogja.id/raja-raja/6/sri-sultan-hamengku-buwono-v ''Biografi singkat HB V''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200807200615/https://www.kratonjogja.id/raja-raja/6/sri-sultan-hamengku-buwono-v |date=2020-08-07 }}. Website resmi kraton Yogyakarta. 2019. Diakses tanggal 20/07/2019</ref>
| religion =Islam
| occupation =
Baris 58:
== Riwayat pemerintahan ==
Nama asli Sri Sultan Hamengkubuwana V adalah '''Gusti Raden Mas Gathot Menol''', putra keenam [[Hamengkubuwana IV]] yang lahir pada tanggal [[24 Januari]] [[1820]] dari permaisuri '''Gusti
Hamengkubuwana V sendiri mendekatkan hubungan Keraton Yogyakarta dengan pemerintahan [[Hindia Belanda]] yang berada di bawah [[Kerajaan Belanda]], untuk melakukan taktik [[perang pasif]], di mana ia menginginkan perlawanan tanpa pertumpahan darah. Sri Sultan Hamengkubuwana V mengharapkan dengan dekatnya pihak keraton Yogyakarta dengan pemerintahan Belanda akan ada kerja sama yang saling menguntungkan antara pihak keraton dan Belanda, sehingga kesejahteraan dan keamanan rakyat Yogyakarta dapat terpelihara.
Kebijakan Hamengkubuwana V tersebut ditanggapi dengan tentangan oleh beberapa kanjeng [[abdi dalem]] dan adik Sultan HB V sendiri, yaitu Gusti Raden Mas Mustojo (nantinya naik takhta bergelar [[Hamengkubuwana VI]]). Mereka menganggap tindakan Sultan HB V adalah tindakan yang mempermalukan Keraton Yogyakarta sebagai pengecut, sehingga dukungan terhadap Sultan Hamengkubuwana V pun berkurang dan banyak yang memihak adik sultan untuk menggantikan sultan dengan GRM Mustojo. Keadaan semakin menguntungkan GRM Mustojo setelah ia berhasil mempersunting putri [[Kesultanan Brunai]] dan menjalin ikatan persaudaraan dengan Kesultanan Brunai. Kekuasaan Sultan Hamengkubuwana V semakin terpojok setelah timbul konflik di dalam tubuh keraton yang melibatkan istri ke-5 sultan sendiri, [[Kanjeng
Sri Sultan Hamengkubuwana V wafat pada tahun [[1855]] dalam sebuah peristiwa yang hanya sedikit diketahui orang, peristiwa itu dikenal dengan peristiwa ''wereng saketi tresno'' ({{lang-id|wafat oleh yang dicinta}}), Sri Sultan meninggal setelah ditikam oleh istri ke-5-nya, yaitu
Ketika insiden pembunuhan itu terjadi, permaisuri Sultan HB V yakni Kanjeng Ratu Sekar Kedaton, sedang hamil tua. 13 hari pasca sultan tewas, lahirlah anak yang dikandungnya itu dan seharusnya menjadi penerus tahta Yogyakarta. Putra mahkota Sultan HB V tersebut diberi nama Raden Mas Kanjeng Gusti [[Timur Muhammad]].
Baris 70:
Seperti yang telah diperkirakan, Raden Mas Mustojo dinobatkan sebagai Raja Yogyakarta berikutnya, bergelar Sri Sultan Hamengkubuwana VI kendati mulanya hanya sementara sembari menunggu putra mahkota sudah siap memimpin sebagai sultan. Namun, yang terjadi kemudian bukan sesuai kesepakatan. Setelah Sultan HB VI wafat pada 20 Juli 1877, yang dinaikkan ke singgasana justru anaknya sendiri, yakni Gusti Raden Mas Murtejo atau yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengkubuwana VII (1839-1931).
Hal ini tentu saja mendapat tentangan dari permaisuri Sultan HB V, Ratu Sekar Kedaton, dan Gusti [[Timur Muhammad]] yang seharusnya naik tahta. Keduanya lalu ditangkap dengan tudingan telah melakukan pembangkangan terhadap raja dan istana. Hukuman pun dijatuhkan, sekaligus untuk menghapus trah Sultan HB V demi melanggengkan kekuasaan Sultan HB VII beserta keturunannya nanti. Ratu Sekar Kedaton dan Gusti [[Timur Muhammad]] harus menjalani hukuman buang ke [[Manado]], [[Sulawesi Utara]], hingga keduanya meninggal dunia di sana.<ref name="hbV"/>
<gallery>
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Ratoe Kedaton de hoofdvrouw van Hamengkoe Boewono V van Djogjakarta TMnr 60009408.jpg|[[Gusti Kangjeng Ratu Kadhaton]], ''garwa padmi'' (permaisuri) Sultan Hamengkubuwana V
</gallery>
== Kehidupan Pribadi ==
'''Permaisuri'''<br>(''garwa padmi'')
# Gusti Kanjeng Ratu Kencana<br>lahir sebagai Raden Ajeng Suradinah, putri Kanjeng Pangeran Harya Purwanegara dan Gusti Kanjeng Ratu Anom. Kakek dari pihak ibu adalah [[Hamengkubuwana II]]. Ia dikenal sebagai Kanjeng Ratu Sasi setelah bercerai
# Gusti Kanjeng Ratu Sekar Kedhaton<br>lahir sebagai Raden Ajeng Andaliyah, putri Bendara Pangeran Harya Hadinegara atau Bendara Pangeran Harya Suryaning-Ngalaga. Kakek dari pihak ayah adalah [[Hamengkubuwana III]]. Dibuang ke [[Manado]] setelah suaminya meninggal
'''Selir'''<br>(''garwa ampeyan'')
# Bendara Raden Ayu Dewaningsih
# Bendara Raden Ayu Panukmawati
# Bendara Raden Ayu Ratna Sri Wulan
'''Anak'''
# Bendara Raden Mas Sepuh<br>lahir dari BRAy. Dewaningsih, meninggal muda
# [[Timur Muhammad|Gusti Raden Mas Timur Muhammad]]<br>lahir dari GKR. Kedhaton. Bergelar Gusti Pangeran Harya Suryaningngalaga
# Gusti Bendara Raden Ayu Hangabehi<br>lahir dari BRAy. Dewaningsih. Menikah dengan [[Hamengkubuwana VI]] kemudian bercerai lalu menikah lagi dengan Kanjeng Raden Tumenggung Ganda Kusuma
# Bendara Raden Ajeng Timur<br>lahir dari BRAy. Dewaningsih, meninggal muda
# Bendara Raden Ajeng Suwarti<br>lahir dari BRAy. Panukmawati, meninggal muda
# Bendara Raden Ajeng Rabingu<br>lahir dari BRAy. Panukmawati, meninggal muda
# Bendara Raden Ajeng Humissalamah<br>lahir dari BRAy. Ratna Sri Wulan, meninggal muda
# Bendara Raden Ayu Hadiwinata<br>lahir dari BRAy. Panukmawati. Menikah dengan Bendara Pangeran Harya Hadiwinata, putra keenam [[Hamengkubuwana VI]]
# Bendara Raden Ajeng Sukinah<br>lahir dari BRAy. Ratna Sri Wulan. Menikah dengan Gusti Pangeran Harya Mangkubumi/Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi, putra kelima Hamengkubuwana VI
== Kepustakaan ==
* M.C. Ricklefs. 1991. ''Sejarah Indonesia Modern'' (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
* Purwadi. 2007. ''Sejarah Raja-Raja Jawa''. Yogyakarta: Media Ilmu
* Fredy Heryanto. 2007. Mengenal Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat
== Pranala luar ==
{{reflist}}
* {{en}} [http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/yogya6.htm HB V - Genealogy] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080616033425/http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/yogya6.htm |date=2008-06-16 }}
{{S-start}}
Baris 89 ⟶ 109:
{{Succession box|jabatan = [[Raja Kesultanan Yogyakarta]]|pendahulu=[[Hamengkubuwana II]]|pengganti = [[Hamengkubuwana VI]]|tahun = 1828-1855}}
{{End}}
{{Hamengkubuwana}}
<!-- Bantulah wikipedia menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
|sort =
|hari_lahir =
|tgl_lahir_h =
Baris 114 ⟶ 136:
}}
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Nusantara]]
[[Kategori:Sultan Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
|