Suku Yali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Envapid (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(88 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{ethnic group|
|group=Suku Yali
|native_name=Yali Inap, Yalenang
|image=[[Berkas:Yali_man_Baliem_Valley_Papua.jpg|200px]]
|pop=2010: '''133.812 Jiwa''' (termasuk [[suku Ngalik|Ngalik]])<ref name="Ananta et al 2015 p. 120">{{cite book | last=Ananta | first=A. | last2=Arifin | first2=E.N. | last3=Hasbullah | first3=M.S. | last4=Handayani | first4=N.B. | last5=Pramono | first5=A. | title=Demography of Indonesia's Ethnicity | publisher=Institute of Southeast Asian Studies | year=2015 | isbn=978-981-4519-87-8 | url=https://books.google.co.id/books?id=crKfCgAAQBAJ&pg=PR5 | access-date=2023-10-23 | page=120}}</ref>
|poptime=2009: kurang lebih '''49.000 Jiwa'''.
|popplace=Indonesia:
* [[Papua Pegunungan]]: '''49133.000562 Jiwa''' (2010 di Provinsi Papua)
|langs=[[bahasa Yali]] dan [[bahasa Mek]]
|rels=Mayoritas [[Kristen Protestan]] dan [[Katholik]], namun ada sedikit yang beragama [[Animisme]], [[Animatisme]], [[Dinamisme]] dan [[Totem]].
|related=[[Suku Dani]], [[Suku DamalLani]], [[Suku LaniNduga]], [[Suku Ngalik]], dan [[Suku MoniMek]].
}}
 
'''Suku Yali''' adalah [[kelompok etnis]] yang mendiami Provinsi [[Papua Pegunungan]], [[Indonesia]]. Suku Yali membentuk kampung-kampung kecil yang tersebar di daerah pegunungan tengah, di sekitarsebelah lembahtimur raksasadari [[lembah Baliem]]. Namun, orangOrang Yali juga terbagi-bagi menurut bahasa, dialek, dan budayanya, dimenjadi dua kelompok antaranyabesar: Yali[[Suku Mek|mek]] dan Yali MooYalimo. Masyarakat di Anggruk sendiri lebih memilih disebut Yali saja.
 
Kisahnya, dulu sebagian orang Yali pergi meninggalkan kampung dan turun ke lembah. Mereka membuat kampung-kampung yang baru dan menetap di sana. Rumah suku Yali berbentuk sama dengan suku-suku lain di [[Papua Pegunungan]] yaitu [[rumah Honai]]. Suku Yali menyebut rumah khusus perempuan disebut ''homea'' atau ''homi'',<ref name="Wismabrata 2022">{{cite news | last=Wismabrata | first=Michael Hangga | title=Arti Nama Honai, Rumah Adat Khas Papua dan Keunikannya | work=KOMPAS.com | date=2022-09-06 | url=https://regional.kompas.com/read/2022/09/07/051100878/arti-nama-honai-rumah-adat-khas-papua-dan-keunikannya-?page=all | language=id | access-date=2024-02-05}}</ref> rumah khusus laki-laki disebut ''yowi'', kandang babi disebut ''wam ibam'', dan rumah sakral atau keramat ''usa yowi''. Bangunan-bangunan tersebut membentuk satu unit kampung yang disebut ''opumbuk''.<ref name="Nurmaningtyas Utomo 2015">{{cite journal | last1=Nurmaningtyas | first1=Anggia Riani | last2=Utomo | first2=Sugito | title=ARSITEKTUR VERNAKULAR RUMAH SUKU YALI KABUPATEN YALIMO PAPUA | journal=DINAMIS | volume=2 | issue=12 | date=2015-12-12 | issn=2722-0109 | pages=30–42 | url=https://ojs.ustj.ac.id/dinamis/article/view/518 | access-date=2024-05-25}}</ref>
Kisahnya, dulu sebagian orang Yali pergi meninggalkan kampung dan turun ke lembah. Mereka membuat kampung-kampung yang baru dan menetap di sana.
 
==Etimologi==
== Perkawinan-pernikahan ==
Kata ''Yali'' dan ''Yalimo'', merupakan gabungan dari kata ''yal'' yang artinya 'jalan atau tangga penghubung' dan ''li'' merujuk kepada cahaya terang,<ref name="Peyon 2023"/> sehingga nama ini mengacu kepada asal muasal suku ini yang berarti 'orang atau suku dari tempat matahari tebit',<ref name="Sawaki 2023">{{cite journal |first=Yusuf|last=Sawaki| title=Istilah Toponimi Tabui Dan Humli Pada Masyarakat Yali di Papua: Sebuah Kajian Semantik dan Pragmatik | url=https://www.researchgate.net/publication/372994155_Istilah_Toponimi_Tabui_dan_Humli_pada_Masyarakat_Yali_di_Papua_Sebuah_Kajian_Semantik_dan_Pragmatik/fulltext/64d380ffd3e680065aa271ae/Istilah-Toponimi-Tabui-dan-Humli-pada-Masyarakat-Yali-di-Papua-Sebuah-Kajian-Semantik-dan-Pragmatik.pdf | journal=Linguistik Indonesia| volume=41|issue=2|pages=223–240|year=2023| access-date=2024-05-25}}</ref> atau 'orang dari timur'.<ref name="Heckler 2012 pp. 185-187">{{cite book | last=Heckler | first=S. | title=Landscape, Process and Power: Re-Evaluating Traditional Environmental Knowledge | publisher=Berghahn Books | series=Berghahn Series | year=2012 | isbn=978-0-85745-613-7 | pages=185-187}}</ref> Kata ''mo'' seperti dari nama [[Kabupaten Yalimo]] merupakan morfem dari kata ''mu'' berarti 'tempat'. Sehingga nama wilayah adat suku Yali adalah ''O Yalimu'', yang terbagi ke dalam dua wilayah administratif, yakni [[Kabupaten Yalimo]] dan [[Kabupaten Yahukimo]].<ref name="Katiho 2022">{{cite journal | first=Stefano Mesakh Irianto| last=Katiho | title=Peranan Freidrech Tometten Di Sekolah Alkitab Apahapsili-Yalimo Tahun 1989 – 1997 | url=https://www.ojs.stftkijne.ac.id/index.php/jmp/article/download/92/80 | journal=Jurnal Papua Teologi Kontekstual| volume=3|issue=2|Year=2022 | access-date=2024-05-25}}</ref> Istilah "Yali" (timur) diperkirakan awalnya bukan berasal dari suku ini sendiri, tetapi kemudian didopsi untuk mengidentifikasinnya.<ref name="Sawaki 2023"/> Pengertian kedua asal nama ini berasal dari tokoh legendaris penjelmaan pencipta bernama ''Yeli'' (mirip dengan mitologi [[suku Eipo]], ''Yaleenye''), yang bangkit berkali-kali walau dibunuh dan dipenggal. Dari penggalan tubuhnya muncul manusia, binatang, tumbuhan, dan mahluk hidup di alam semesta. Ia mengajarkan tentang tatanan hidup, norma, etika, dan adat istiadat, dan meminta untuk disembah sebelum pergi menghilang ke arah barat (Lembah Baliem). Pelafalan Yeli lambat laun berubah menjadi Yali.<ref name="Peyon 2023">{{cite journal | last=Peyon | first=A Ibrahim | title=‘Ap Lisurug’ Mekanisme Pertukaran Babi dalam Budaya Yali | journal=CENDERAWASIH: Jurnal Antropologi Papua | volume=4 | issue=2 | date=2023-12-31 | issn=2774-552X | pages=117–128 | url=https://ejournal.uncen.ac.id/index.php/JAP/article/view/3673 | access-date=2024-05-29}}</ref> ''Ap Yali'' berarti 'manusia Yali',<ref name="Katiho 2022"/> sedangkan ''Yali Inap'' berarti 'suku/orang Yali'.<ref name="Sawaki 2023"/> Sedangkan untuk kelompok Yali di Lembah In (Kosarek) dalam rumpun Mek, digunakan ''Yalenang'' berarti 'orang Yale'.<ref name="Godschalk 1993">{{cite book |last=Godschalk |first=Jan Anthonie|date=1993 |title=Sela Valley: an Ethnography of a Mek Society in the Eastern Highlands, Irian Jaya, Indonesia|location=Amsterdam|publisher=Vrije Universiteit|page=4}}</ref>
Dalam pernikahan, masyarakat suku Yali menggunakan wam (babi) sebagai maskawin. Namun, budaya ini lambat laun mengalami pergeseran.
 
=== Kesenian =Bahasa==
Mengikuti pembagian wilayah menjadi [[Kabupaten Yalimo]] dan [[Kabupaten Yahukimo]], masyarakat suku Yali besar juga terbagi menjadi kedua kelompok besar: Yali(mo) dan Yali Mek. Perbedaan ini mencakup juga bahasa karena suku Yali memiliki dua bahasa, [[bahasa Yali]] ([[rumpun bahasa Lembah Baliem]]), sedangkan kelompok lain ber[[bahasa Mek]].<ref name="snmshgl"/><ref name="Nurmaningtyas Utomo 2015"/>
Kesenian pada masyarakat Yali adalah Yunggul (Dansa) dengan cara 'lari kecil' sambil berkeliling. Senjata masyarakat suku Yali adalah Busur dan panah. Sistem pengetahuan dalam masyarakat Yali mereka mengenal obat - obatan tradisional seperti Yabi yaitu sejenis daun gatal yang digunakan untuk obat sakit badan dan penyakit lainnya.
 
*Yali Besar
**Yali di [[Kabupaten Yalimo]]:
***[[Bahasa Yali Apahapsili|Yali Apahapsili]] (bahasa Yali)
***[[Bahasa Yali Abenaho|Yali Abenaho]] atau Pass Valley (bahasa Yali)
***[[Bahasa Kosarek|Yali Gilika]] (bahasa Mek)
**Yali Mek di [[Kabupaten Yahukimo]]:
***[[Bahasa Yali Angguruk|Yali Angguruk]] (bahasa Yali)
***[[Bahasa Yali Ninia|Yali Ninia]] (bahasa Yali)
***[[Bahasa Yalimek|Yalimek]] (bahasa Mek)
 
==Busana tradisional==
[[File:PapuaBarat5.jpg|thumb|Perempuan suku Yali dengan rok rumput (''kem'').]]
 
Pakaian adat bagi suku Yali berupa lilitan rotan yang menyerupai rok dan koteka yang disebut ''sabiyab''.<ref name="Sawaki 2023"/> Semakin banyak lingkaran rotan yang dimilikinya, artinya semakin tinggi pula tingkat keberanian dan status orang tersebut. Orang Yali biasa menyebut rotan hanya tumbuh di daerah musuh diluar wilayah Yali, dan sulit untuk memperolehnya. Lilitan rotan tersebut juga bisa digunakan untuk membuat api.<ref name="Suroto 2021">{{cite news | last=Suroto | first=Hari | title=Fakta-fakta Koteka dan Rok Rumput Khas Suku Yali di Papua | work=detikTravel | date=2021-01-03 | url=https://travel.detik.com/domestic-destination/d-5319143/fakta-fakta-koteka-dan-rok-rumput-khas-suku-yali-di-papua | language=id | access-date=2023-02-04}}</ref>
 
[[File:Jally Cultural Society - panoramio.jpg|thumb|Suku Yali dengan pakaian tradisional, ''sabiyab'' dan ''kem''.]]
 
''Humi'' (koteka) yang dipakai laki-laki berbentuk panjang dan ramping (berbeda dari suku lain), lalu diikat dengan sabuk rotan. Koteka tersebut dibuat dari buah labu panjang yang dikosongkan dan dikeringkan diatas perapian. Setelah kering kulit labu tersebut akan dipasang dan dililitkan dengan rotan di perut dan pinggang.<ref name="Suroto 2021"/>
 
Pakaian tradisional wanita adalah rok rumput yang berbeda dengan rok ''sali'', rok rumput pendek tersebut disebut ''kem'' atau ''kem lahuog'', selain itu juga penutup kepala ''sum'' ([[noken]])<ref name="Sawaki 2023"/> yang dipakai di kepala.
 
Hiasan lain bisa berupa topi dari bulu burung (''sue eruk''), bulu burung yalme (''yalme kankin''), bulu burung kasuari (''huhubi eruk''), bulu kuskus (''pak eruk'', ''[[Kuskus|Phalangeriadae]]''), bulu [[wupih]] (''kus koluang'') pada ujung koteka, dan taring babi (''wam ayeg''). Kulit juga bisa dihias dengan arang dan tanah liat. Perlengkapan senjata seperti panah dan busur (''sehen suap angge'').<ref name="snmshgl"/>
 
===Model rambut===
Dalam ritual ''simbahan'', laki-laki suku Yali akan dikepang dan dihias. Ritual ini dilaksanakan saat bencana seperti wabah penyakit atau kelaparan. Berdasarkan keputusan bersama kemudian pemuda kampung akan mengumpulkan tangkai anggrek kuning, kuskus, babi ke dalam rumah keramat ''heriegpini''. Semua laki-laki kemudian akan mengikuti prosesi seperti menyerahkan keladi sakral kepada setiap laki-laki beserta daging kuskus, menguburkan lemak babi, dan menanamkan kaki. Kemudian tangkai anggrek akan dianyam menjadi tali dan diikat pada rambut laki-laki. Proses ini bisa memakan waktu seminggu hingga sebulan, mereka tidak boleh keluar pada siang hari dan hanya boleh dilihat penduduk kampung pada malam hari, dan makanan yang dikonsumsi hanya betatas dan sayuran lainnya. Ritual ini ditutup dengan [[Bakar Batu|bakar batu]] daging kuskus. Beberapa model rambut tersebut adalah:<ref name="jubi 2024">{{cite news | title=Ritus Simbahan, Upacara Menghias Rambut Laki-laki Suku Yali, Tanah Papua | work=Jubi Papua | date=2024-04-28 | url=https://jubi.id/seni-budaya/2024/ritus-simbahan-upacara-menghias-rambut-laki-laki-suku-yali-tanah-papua/ | archive-url=https://web.archive.org/web/20240508070010/https://jubi.id/seni-budaya/2024/ritus-simbahan-upacara-menghias-rambut-laki-laki-suku-yali-tanah-papua/ | archive-date=2024-05-08 | url-status=live | access-date=2024-05-25}}</ref>
 
*''Liya'' atau ''Yaliya'': rambut di tengah kepala dikepang menjadi 20-30 kuncir ditarik kebelakang dan disatukan. Kemudian kuncir ini diikat pada sepotong kayu ''ilibuk'' dengan panjang 30–40 cm yang sudah diberi lem dan dililit benang ''wisig'' sehingga melekat. Kayu tersebut juga dihias dengan bulu kasuari. Model ini dipakai oleh laki-laki yang berbadan tegap dan tinggi.
*''Sakuk'' atau ''Sakangen'': semua rambut dikepang dengan tali batang anggrek kuning (''weik'') sehingga menjadi sekitar 80 kuncir dan ditarik kebelakang. Model rambut ini digunakan oleh laki-laki muda yang belum memakai ''sabiyab'' (lilitan rotan dan koteka).
*''Mase'' atau berputar: memiliki kemiripan dengan ''yaliya'', tetapi menggunakan kayu ''ahun'' dan akar ''umanggen'', kemudian kepangan dengan tali kuning tersebut dibungkus kayu ''sohou''. Model rambut ini digunakan oleh laki-laki dengan berbadan pendek dan gemuk.
 
== Adat ==
===Perkawinan dan pernikahan===
Dalam pernikahan, masyarakat suku Yali menggunakan wam (babi) sebagai maskawin. Namun, budaya ini lambat laun mengalami pergeseran. Suku Yali menganut sistem [[Moietas (kekerabatan)|moietas]] [[eksogami]] dimana masyarakat Yali terbagi menjadi dua kelompok sosial (paroh masyarakat) yang disebut ''moietas'' yang bernama ''Winda'' dan ''Waya''. Sedangkan orang Yali Anggruk dan Ninia memiliki moietas yang disebut ''Kabag'' dan ''Pahabol''. Kedua nama tersebut juga digunakan sebagai nama klan, sehingga contohnya klan ''Kabak'' yang berasal dari moietas ''Kabag'', hanya boleh menikahi klan ''Bahabol'' dari moeitas ''Pahabol'', karena merupakan satu keturunan untuk mencegah ''pabi'' ([[inses]]). Hukuman pada masa lampu adalah pasangan tersebut akan dibunuh, walaupun keduanya berasal dari dua klan berbeda tetapi satu anggota moietas. Tetapi dengan masuknya gereja hukuman menjadi lebih ringan, dengan hukuman adat seperti membayar denda, walau tabu sosial masih cukup besar.<ref name="Peyon 2019">{{cite thesis | first=Apayuk Ibrahim|last=Peyon| title=Die Yali-Kultur aus indigener ethnografischer Perspektive | publisher=Ludwig-Maximilians-Universität München | date=2019-07-04 | url=https://edoc.ub.uni-muenchen.de/25641/ | language=de | access-date=2024-05-26}}</ref>
 
===Sistem kekerabatan===
Klan dalam dalam bahasa Yali disebut ''unggul'' (kepala), yang berarti memiliki garis keturunan dan nenek moyang dan asal-usul yang sama. Beberapa ''unggul'' bisa bersatu menjadi kelompok yang lebih besar disebut ''unggul uwag'' (kepala tulang), klannya sama tetapi memiliki cerita asal-usul yang berbeda. Contohnya ''unggul uwag'' Halerohon, yang terdiri dari tiga ''unggul'', Halerohon-wereneyon, Halerohon-pangga, dan Halerohon-singon. Cerita asal usul nenek moyangnya bisa berbeda, contohnya: Halerohon-wereneyon yang mengatakan nenek moyangnya dan totemnya burung ''warene'' ([[Bayan (burung)|kakatua]]), sedangkan Halerohon-pangga mengatakan nenek moyangnya tinggal dibawah daun (''inggila/ingga'') pohon ''pa'' atau ''fi'' ([[Feinggama, Welarek, Yalimo|Kampung Feinggama]]).<ref name="Peyon 2019"/>
 
Kelompok yang lebih besar lagi disebut ''wilig lumpaleg'' (setengah pasangan), dibentuk dari dua klan yang berbeda, membentuk konfederasi. Walaupun tidak seperti konfederasi dalam Suku Dani, bisa berasal dari moietas yang sama, contohnya: Halerombo-Siliamet, yang terdiri dari tiga klan, Halerombo, Siliamet, dan Wasage semuanya anggota ''Waya''.<ref name="Peyon 2019"/>
 
Kelompok klan yang lebih besar lagi disebut ap ahe (''manusia sumber''), beberapa klan percaya bahwa walaupun nama klan mereka sudah berbeda atau bahkan tinggal di budaya suku yang berbeda seperti [[Suku Dani|Dani]] atau [[suku Lani|Lani]], mereka masih memiliki nenek moyang yang sama yang menyebar dan membentuk klan baru. Contohnya: Klan Peyon, Ambolon, Funangi, Mabel, Wandik, Itlay dan Yibikon, semua anggota ''Winda'', klan Mabel dan Itlay ada di Lembah Baliem (Orang Dani) dan juga Yalimu (Yali), sedangkan Wandik ada di Yalimu, wilayah Lani, dan Lembah Baliem, mereka masih mempercayai satu nenek moyang ''ap ahe''.<ref name="Peyon 2019"/>
 
Dalam peperangan dilarang untuk saling membunuh karena masih berhubungan. Pemimpin dalam peperangan biasanya oleh dua orang, satu pemimpin dari ''Wita'' ditemani pemimpin dari ''waya'', salah satu akan memimpin penyerangan, sedangkan yang lainnya akan memimpin bertahan atau mundur.<ref name="Peyon 2019"/>
 
== Kesenian ==
Kesenian pada masyarakat Yali adalah dansa ''yunggul'' dengan cara 'lari kecil' sambil berkeliling. Biasanya sambil menyanyikan lagu seperti lagu jenis ''eberi'', lagu tentang keperuntungan, kegagalan, harapan atau keinginan, kematian, perkawinan, dan peperangan. Lagu ini dinyanyikan di pagi hari sebelum matahari terbit. Lagu jenis ''suleng'', yang dinyanyikan didalam rumah sambil duduk, ''suleng'' tidak dinyanyikan pada pagi hari atau mendung karena dianggap menyebabkan hujan. Lagu jenis ''huni sini'', lagu yang mirip dengan suleng tetapi dinyanyikan sendiri. Selain itu juga lagu jenis ''wene puhur'', lagu-lagu yang dinyanyikan saat pesta besar seperti peresmian gereja dan perayaan hari natal.<ref name="snmshgl">{{cite web | title=MASYARAKAT SUKU YALI | website=sinarmasahangguli | date=2013-01-12 | url=https://sinarmasahangguli.wordpress.com/2013/01/12/masyarakat-suku-yali-2/ | archive-url=https://web.archive.org/web/20210126063302/https://sinarmasahangguli.wordpress.com/2013/01/12/masyarakat-suku-yali-2/ | archive-date=2021-01-26 | url-status=live | access-date=2024-05-25}}</ref>
 
Kesenian pada masyarakatMasyarakat Yali adalah Yunggul (Dansa) dengan cara 'lari kecil' sambil berkeliling. Senjata masyarakat suku Yali adalah Busur dan panah. Sistem pengetahuan dalam masyarakat Yalijuga mereka mengenal obat - obatan tradisional seperti Yabi yaitu sejenis daun gatal yang digunakan untuk obat sakit badan dan penyakit lainnya.
 
== Referensi ==
* {{id}} [http://hanozaleklintasbudayapapua.blogspot.com/2012/03/suku-yali.html Suku Yali DslamDalam Lintasan Sejarah]
{{reflist}}
{{suku-stub}}
 
[[Kategori:Suku bangsa di Papua Pegunungan|Yali]]
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia|Yali]]