Roti ganjel rel: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
Wadaihangit (bicara | kontrib) melengkapi halaman dengan foto #WPWP |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{No footnotes}}
{{Infobox Makanan
| name
| image
| caption
| alternate_name
| country
| region
| creator =
| |
|
| variations =
|
|
}}
Baris 28:
Roti ini merupakan salah satu peninggalan Belanda. Sampai sekarang resep yang digunakan tidak pernah berubah, masih asli dari zaman Belanda dahulu. Nama aslinya adalah roti gambang--karena bentuknya yang mirip dengan alat musik [[gambang]]--tetapi masyarakat Semarang lebih mengenalnya dengan nama “ganjel rel”. Disebut ganjel rel karena selain teksturnya yang bantat bentuknya juga seperti ''ganjel rel'' (''bantalan rel''). Rasanya manis karena menggunakan campuran gula aren. Roti ini cocok sekali untuk teman minum teh seperti kebiasaan nonik Belanda, dan karena roti ini padat maka sangat cocok juga untuk menu sarapan.
Roti yang satu ini selalu menjadi incaran bahkan rebutan masyarakat Semarang. Setiap tahun sekitar 8000 potong roti [https://ganjelrel.com/ganjel-rel-semarang ganjel rel] yang dibuat oleh salah satu Takmir Masjid Agung Kauman Semarang dibagikan pada Tradisi Dugderan. Pembagiannya diawali oleh R.M. Tumenggung Aryo Purboningrat yang diperankan oleh Wali Kota Semarang. Tradisi ini diselenggarakan sehari sebelum puasa untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Kue "''ganjel rel''" adalah simbol tak ada gangguan. Maksudnya dengan memakan kue ini pelaksanaan puasa tidak ada ganjalan sehingga pikiran jernih dan tenang.
== Referensi ==
|