Jakarta Eco Transport: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Website tidak lagi beroperasi. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(21 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 5:
| locale = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| transit_type = [[Angkutan cepat]], [[Transportasi umum]]
|
| lines = 2
| stations =
Baris 13:
| track_gauge =
| operator = PT Jakarta Monorail
| owner =
| headquarters = Gedung Victoria<br>lantai 3 Suite 304<br>Jalan Sultan Hasanudin Kav. 47-51<br>Jakarta Selatan
| el =
| website =
}}
'''
Proyek ini sudah dianggap bermasalah sejak pertama kali dilaksanakan. Pertama kali diresmikan dengan peresmian tiang pertama pada 2003, kontraknya beralih kepemilikan tiga kali hingga 2005, dan kemudian dihentikan pada 2008 dengan hanya menyisakan tiang-tiangnya, Proyek ini kemudian dilanjutkan lagi 2013,<ref name="thejakartapost.com">{{cite web|title=Abandoned monorail plan to be revived|url=http://www.thejakartapost.com/news/2010/02/18/abandoned-monorail-plan-be-revived.html}}</ref> tetapi batal lagi pada 2015 karena masalah keuangan dan sengketa hukum.<ref name="fate">{{Citation|title=Editorial: Monorail fate|work=The Jakarta Post|date=2008-03-15|url=http://www.thejakartapost.com/news/2008/03/15/editorial-monorail-fate.html|archiveurl=https://web.archive.org/web/20110607181929/http://www.thejakartapost.com/news/2008/03/15/editorial-monorail-fate.html|archivedate=2011-06-07|accessdate=2010-07-10|url-status=dead}}</ref> Gubernur DKI saat itu [[Basuki Tjahaja Purnama]] akhirnya mengonfirmasi bahwa proyek ini tak akan dilanjutkan lagi.<ref name="JP-LRT2" />
Baris 27 ⟶ 28:
Pada tahun 2003, PT Indonesia Transit Central (ITC), perusahaan konsorsium yang dibentuk [[Adhi Karya]], Global Profex Sinergy, dan Radiant Utama, memprakarsai pembangunan Jakarta Monorail.<ref name=":1" /> Dalam pelaksanaannya, PT ITC menggandeng MTrans Holding dari [[Malaysia]]. Tahun 2004, konstruksi mulai dikerjakan dengan membangun tiang-tiang pancang.<ref name=":1" /> Presiden RI pada saat itu, [[Megawati Soekarnoputri]], meresmikan tiang pertama pada tanggal 14 Juni 2004. Pada 31 Juni 2004, proyek ini dialihkan ke konsorsium PT Jakarta Monorail dan Omnico Singapura.<ref name=":1" /> Tahun 2005, Omnico Singapura gagal memenuhi tenggat setoran modal sehingga skema pembiayaan monorel tersebut menjadi bermasalah.<ref name=":1" />
Pada Juli [[2005]], proyek ini beralih dengan [[nota kesepahaman]] baru. Kali ini konsorsium antara [[Bukaka Teknik Utama|PT Bukaka Teknik Utama]], [[Industri Kereta Api|PT INKA]], dan [[Siemens AG|Siemens]] Indonesia menjalankan proyek ini. Namun pihak Omnico menentang ini dan penyelesaian pembangunan pada tahun 2007 sepertinya tidak mungkin terjadi. Pada [[Oktober]] [[2005]] konstruksi terus berlangsung, dengan anggapan bahwa fondasi dasar ''pile'' dan tiang dapat digunakan oleh konsorsium dan teknologi yang memenangi tender.<ref>{{cite news|date=December 26, 2006|title=Jakarta expects no share from monorail profits|url=http://www.thejakartapost.com/news/2006/12/26/jakarta-expects-no-share-monorail-profits.html|work=Jakarta Post|access-date=2020-12-03|archive-date=2014-11-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20141110192713/http://www.thejakartapost.com/news/2006/12/26/jakarta-expects-no-share-monorail-profits.html|dead-url=yes}}</ref>
Meski terdapat permasalahan dalam pembiayaan, Gubernur DKI Jakarta saat itu, [[Sutiyoso]], bersikeras untuk melanjutkan pembangunan monorel tersebut setelah ada bantuan dana dari Dubai Islamic Bank,<ref>{{Cite web|url=http://dib.ae/|title=Home {{!}} DUBAI ISLAMIC BANK|website=dib.ae|access-date=2017-01-31}}</ref>
Tahun 2010, saat [[Fauzi Bowo]] (Foke) menjadi Gubernur DKI Jakarta, Pemprov DKI Jakarta berusaha mengambil alih proyek monorel. Sebagai kompensasi penggantian nilai investasi yang telah dikeluarkan, PT Jakarta Monorail meminta Pemprov DKI Jakarta membayar ganti rugi sebesar Rp600 miliar. Namun berdasarkan perhitungan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Pemprov DKI Jakarta cukup membayar maksimal Rp204 miliar.<ref name=":1" /> Dalam keputusan tersebut, PT
Pada 2011, Foke menghentikan proyek pembangunan monorel dan mengganti nilai investasi milik PT Jakarta Monorail.<ref name=":1" />
Baris 38 ⟶ 39:
Tahun 2013, Gubernur DKI Jakarta saat itu, [[Joko Widodo]], menghidupkan kembali proyek monorel yang kerjakan oleh PT Jakarta Monorail dengan 15 syarat. Syarat tersebut antara lain adalah PT Jakarta Monorail memiliki modal senilai Rp15 triliun untuk membangun. Namun syarat tersebut tidak dapat dipenuhi oleh PT Jakarta Monorail sehingga Gubernur Jakarta selanjutnya saat itu, [[Basuki Tjahaja Purnama]] (Ahok) kembali membatalkan proyek pembangunan monorel tersebut.<ref name=":0" />
Jokowi juga merencanakan PT [[Adhi Karya]] mau bergabung dengan PT Jakarta Monorail. Namun pihak Adhi menolaknya. Mereka justru menawarkan rute lain monorel di [[Jakarta]] dan akan mengajukan proposal ke Pemprov DKI [[Jakarta]].<ref>{{Cite
Ahok pun secara terang-terangan akan memutus kontrak kerja sama Pemprov DKI dengan PT Jakarta Monorail. Jakarta Monorail mengajukan persyaratan yaitu meminta hak mengelola properti seluas 200 m²,<ref>{{Cite
Sejak saat itu wacana terus mengemuka bahwa Pemprov DKI akan memerintahkan pengelola proyek untuk mencabut 90 tiang monorel yang berlokasi di Kuningan. Syukur menyebut tiang-tiang yang berada di kawasan Kuningan tersebut "sudah disita oleh Adhi Karya". Artinya, yang berkewajiban untuk membongkar tiang tersebut adalah Adhi. Lukmanul Hakim, anggota Komisi A DPRD DKI, meminta Pemprov DKI segera memerintahkan pengembang proyek untuk mencabut tiang monorel itu, bukan Pemprov DKI.<ref>{{Cite
== Rencana pengembangan ==
=== Monorel perkotaan ===
Monorel Jakarta aslinya hanya melayani dua rute. Jalur lingkar yang juga disebut "Jalur Hijau" melayani kawasan bisnis perkotaan (Casablanca dan Rasuna Said) sepanjang {{convert|14
Kapasitas monorel ditargetkan 10.000 penumpang/jam per hari dan dapat ditingkatkan menjadi 30.000 penumpang/jam per hari.<ref>{{cite web|title=Jakarta Monorail Feasibility Study, Indonesia (Mott McDonald)|url=http://www.railways.mottmac.com/projects/?mode=type&id=123910|archive-url=https://web.archive.org/web/20131202225537/http://www.railways.mottmac.com/projects/?mode=type&id=123910|archive-date=2013-12-02|access-date=2013-06-02|url-status=dead}}</ref> Saat dibuka, monorel ini ditargetkan dapat mengangkut 274.000 penumpang per hari dengan harapan dapat ditingkatkan menjadi 35.000 penumpang/jam per hari.<ref>{{cite web|title=Jakarta Monorail FAQ|url=http://www.jakartamonorail.com/faq}}</ref>
=== Proyek LRT Jabodebek ===
{{Utama|LRT Jabodebek}}
Konsorsium yang dibentuk Adhi Karya merencanakan jalur monorel sepanjang {{convert|39
Rencana ini berubah menjadi [[LRT Jabodebek]], yang semula merencanakan menggunakan tiang monorel,<ref>https://www.thejakartapost.com/news/2015/09/10/ahok-confirms-cancellation-monorail-project.html</ref> tetapi dibatalkan sepihak oleh Adhi.
Baris 67 ⟶ 68:
[[Kategori:Transportasi di Jakarta]]
[[Kategori:Transportasi rel di Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:Jalur kereta api tidak aktif di Indonesia]]
|