Umar bin Khattab: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Perubahan referensi, doi: 10.2307/600071
(17 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 34:
}}
{{Umar}}
'''ʿUmar bin Khattab''' ({{lang-ar|عُمَرُ بْنُ ٱلْخَطَّاب|ʿUmar bin al-Khaṭṭāb}}, juga dieja sebagai '''Omar''', {{circa|582/583 – 644}}) adalah [[Khulafaursahabat RasyidinNabi|Khalifah Rasyidinsahabat]] kedua,senior yangsekaligus memerintahmertua dariNabi AgustusIslam 634[[Muhammad]], hinggayang pembunuhannyamenjabat padasebagai tahun[[Khulafaur 644.Rasyidin|Khalifah IaRasyidin]] kedua, menggantikan [[Abu Bakar ash-Shiddiq]] ({{reign|632|634}}) sebagaidan khalifah kedua [[Kekhalifahan Rashidun]] pada tanggalmemerintah 23sejak Agustus 634. Umarhingga adalahpembunuhannya [[Sahabatpada Nabi|sahabat]]tahun senior dan ayah mertua dari [[nabi Islam]] [[Muhammad]]. Ia juga seorang [[Faqih|ahli hukum Muslim]] yang dikenal karena sifatnya yang saleh dan adil, yang membuatnya mendapatkan [[julukan]] ''al-Fārūq'' (“pembeda”)644. Umar adalah khalifah pertama yang menyandang gelar ''[[Amirul Mukminin]]'', gelar yang kemudian menjadi standar para khalifah setelahnya.
 
Pada awalnya, Umar menentang dakwah Muhammad. Setelah masuk Islam pada tahun 616, ia menjadi [[Muslim]] pertama yang berdoa secara terbuka di [[Ka'bah]]. Umar berpartisipasi dalam hampir semua pertempuran dan ekspedisi di bawah Muhammad. Muhammad kemudian menikahi putri Umar, [[Hafshah binti Umar|Hafshah]]. Setelah kematian Muhammad pada bulan Juni 632, Umar berjanji setia kepada [[Abu Bakar]] ({{Reign|632|634}}) sebagai khalifah pertama dan menjabat sebagai penasihat terdekatnya hingga pada Agustus 634, Abu Bakar yang sekarat mencalonkan Umar sebagai penggantinya.
Baris 83:
{{quote|''Dan Muhammad tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia mati atau terbunuh, kamu akan berbalik ke belakang? Barangsiapa berbalik ke belakang, maka dia tidak akan merugikan Allah sedikitpun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur''|author={{qref|2|144|b=yl}}<ref name="http://sunnah.com/bukhari/62/19"/>}} Mendengar ini, Umar berlutut dalam kesedihan dan menerima kematian Muhammad. Muslim Sunni mengatakan bahwa penyangkalan atas kematian Muhammad disebabkan oleh cintanya yang dalam kepadanya.<ref name="Suyuti54-61" />
 
== Pendirian Khilafahkhilafah ==
{{See also|Saqifah Bani Sa'idah}}
Kapasitas politik Umar pertama kali terwujud sebagai pembantu kekhalifahan setelah kematian Muhammad pada 8 Juni 632.{{sfnp|Madelung|1997|p={{pn|date=June 2022}}}} Sementara pemakaman Muhammad sedang diatur, sekelompok pengikut Muhammad yang merupakan penduduk asli MedinaMadinah, ''[[kaum Anshar|Anshar]]'' (pembantu), mengadakan pertemuan di pinggiran kota, secara efektif mengunci keluar orang-orang sahabat yang dikenal sebagai ''[[Muhajirin]]'' (imigran) termasuk Umar.{{sfnp|Madelung|1997|p={{pn|date=June 2022}}}} Umar yang mengetahui tentang pertemuan ini di [[Saqifah Bani Sa'idah]], bergegas pergi menuju pertemuan tersebut dengan membawa dua Muhajir lainnya, [[Abu Bakar]] dan [[Abu Ubaidah bin Jarrah]]. Umar mungkin ingin mencegah rencana Ansar untuk pemisahan politik. Sesampainya di pertemuan tersebut, Umar dihadapkan pada kesatuan masyarakat suku dari Anshar yang menolak menerima kepemimpinan kaum Muhajirin.{{sfnp|Madelung|1997|p={{pn|date=June 2022}}}} Namun, Umar tidak gentar dengan keyakinannya bahwa kekhalifahan harus berada di bawah kendali kaum Muhajir.<ref name="history">{{cite book|title=The History of al-Tabari|publisher=State University of New York Press|year=1990}}</ref> Umar, setelah negosiasi tegang yang berlangsung satu atau dua hari, dengan cemerlang membagi Anshar menjadi faksi lama mereka yang bertikai [[Aus]] dan suku [[Khazraj]]. Umar menyelesaikan perpecahan dengan meletakkan tangannya di tangan Abu Bakar sebagai calon persatuan bagi mereka yang berkumpul di Saqifah. Orang lain di Saqifah mengikutinya, kecuali suku Khazraj dan pemimpin mereka, [[Sa'ad bin Ubadah]], yang dikucilkan sebagai akibatnya. Suku Khazraj dikatakan tidak menimbulkan ancaman berarti karena ada cukup banyak prajurit dari suku Madinah seperti Bani Aus untuk segera mengatur mereka menjadi pengawal militer untuk Abu Bakar.{{sfnp|Madelung|1997|p={{pn|date=June 2022}}}}
 
[[Wilferd Madelung]] merangkum kontribusi Umar:{{sfnp|Madelung|1997|p=33}}
Baris 100:
Karena situasi politik yang sulit di Arab, Umar awalnya menentang operasi militer terhadap suku-suku pemberontak di sana,{{cn}} berharap mendapatkan dukungan mereka jika terjadi invasi dari Romawi atau Persia. Namun kemudian, dia setuju dengan strategi Abu Bakar untuk menumpas pemberontakan dengan kekerasan. Menjelang akhir tahun 632 M, Jenderal [[Khalid bin Walid]] berhasil menyatukan Arab setelah kemenangan berturut-turut melawan para pemberontak. Selama masa pemerintahannya sendiri nanti, Umar kebanyakan mengadopsi kebijakan menghindari perang dan mengkonsolidasikan kekuasaannya di tanah yang tergabung daripada memperluas kerajaannya melalui peperangan terus menerus.<ref>''Medieval Islamic political thought'', Patricia Crone, p. 18</ref>
 
Umar menasihati Abu Bakar untuk menyusun al-Qur'an dalam bentuk buku setelah 300 {{transliteration|ar|huffāẓ}} (penghafal) al-Qur'an tewas dalam [[Pertempuran Yamamah]].<ref name="sunnah.com">{{cite web|url=http://sunnah.com/bukhari/93/53|title=Hadith – Book of Judgments (Ahkaam) – Sahih al-Bukhari – Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|work=Sunnah.com}}</ref>
 
=== Wasiat Abu Bakar ===
Abu Bakar menunjuk Umar sebagai penggantinya sebelum meninggal pada tahun 634 M.<ref>{{cite web|url=https://archive.org/stream/TheBiographyOfAbuBakrAsSiddeeq/TheBiographyOfAbuBakrAs-siddeeq#page/n711/mode/2up|title=The Biography of Abu Bakr As-Siddeeq|work=archive.org|year=2007}}</ref> ​​KarenaKarena sifatnya yang keras dan otokratis, Umar bukanlah sosok yang sangat populer di antara tokoh-tokoh Madinah dan anggota Majelis Syura; oleh karena itu, para sahabat Abu Bakar yang berpangkat tinggi berusaha mencegahnya untuk tidak menyebut nama Umar.{{sfn|Aadil|2015|page=58–59}}<ref>{{The History of al-Tabari|volume=11|page=157|ref={{sfnref|Blankinship|1993}}}}</ref> Namun demikian, Abu Bakar tetap memutuskan untuk menjadikan Umar sebagai penggantinya. Umar terkenal karena kemauannya yang luar biasa, sikap penuh perhitungan, kecerdasan politiknya, ketidakberpihakannya, keadilannya, dan kepeduliannya terhadap orang miskin.<ref>''Early caliphate'', Muhammad Ali, Muḥammad Yaʿqūb K̲h̲ān, p. 85</ref> Abu Bakar dilaporkan telah berkata kepada para penasihat tinggi:
 
{{Kutipan|Ketegasannya (Umar) ada karena kelembutanku. Ketika beban kekhalifahan telah berada di atas bahunya, dia tidak akan lagi tegas. Jika saya akan diminta oleh Tuhan kepada siapa saya telah menunjuk pengganti saya, saya akan mengatakan kepadanya bahwa saya telah menunjuk pria terbaik di antara Anda.<ref>'ʿUmar Farooq-i-Azam'', Mohammad Hussain Haikal, chapter 4, pp. 112–113</ref>}}
Baris 173:
=== Wabah penyakit ===
{{Main|Wabah Amwas}}
Saat kelaparan berakhir di Arab, banyak distrik di Suriah dan Palestina dihancurkan oleh [[Wabah Amwas|wabah]]. Sementara Umar sedang dalam perjalanan untuk mengunjungi Suriah, di [[Eilat]], dia diterima oleh Abu Ubaidah bin Jarrah, gubernur Suriah, yang memberitahunya tentang wabah dan intensitasnya, dan menyarankan agar Umar kembali ke Madinah. Umar mencoba membujuk Abu Ubaidah untuk ikut bersamanya ke Madinah, namun ia menolak meninggalkan pasukannya dalam situasi genting itu. Abu Ubaidah meninggal pada 639 karena terkena wabah, yang juga merenggut nyawa 25.000 Muslim di Suriah. Setelah wabah mereda, pada akhir tahun 639, Umar mengunjungi Suriah untuk reorganisasi politik dan administrasi, karena sebagian besar komandan dan gubernur veteran telah meninggal karena wabah.<ref>{{harvtxt|Haykal|1944}} Chapter 21.</ref><ref>{{cite journal |last1=Dols |first1=M. W. |title=Plague in Early Islamic History |journal=Journal of the American Oriental Society |date=July–September 1974 |volume=94 |issue=3 |pages=371–383 |doi=10.2307/600071 |jstor=600071 |ref=harv |issn=0003-0279}}</ref>
 
=== Negara kesejahteraan ===
Baris 179:
 
=== Perdagangan bebas ===
Penduduk lokal Yahudi dan Kristen, yang dianiaya sebagai minoritas agama dan dikenakan pajak yang tinggi untuk membiayai [[Perang Romawi–Persia|Perang Bizantium–SassanidBizantium–Sasaniyah]], sering membantu umat Islam untuk mengambil alih tanah mereka dari Bizantium dan Persia, menghasilkan penaklukan yang sangat cepat.{{sfnp|Esposito|2010|p=38}}{{sfnp|Hofmann|2007|p=86}} Karena daerah-daerah baru bergabung dengan kekhalifahan, mereka juga mendapat manfaat dari perdagangan bebas, sementara berdagang dengan daerah-daerah lain di kekhalifahan (untuk mendorong perdagangan, dalam Islam perdagangan tidak dikenakan pajak, tetapi kekayaan tunduk pada [[zakat]]).<ref>Islam: An Illustrated History By Greville Stewart Parker Freeman-Grenville, Stuart Christopher Munro-Hay, p. 40</ref> Sejak [[Konstitusi Madinah]], yang disusun oleh Muhammad disahkan, orang Yahudi dan Kristen terus menggunakan hukum mereka sendiri di Kekhalifahan dan memiliki hakim sendiri.<ref>R. B. Serjeant, "Sunnah Jami'ah, pacts with the Yathrib Jews, and the Tahrim of Yathrib: analysis and translation of the documents comprised in the so-called 'Constitution of Medina'", Bulletin of the School of Oriental and African Studies (1978), 41: 1–42, Cambridge University Press.</ref><ref>Watt. Muhammad at Medina and R. B. Serjeant "The Constitution of Medina." Islamic Quarterly 8 (1964) p.4.</ref><ref name="Constitution of Medina">{{cite web|url=https://www.scribd.com/doc/15118390/Madinah-Peace-Treaty|title=Madinah Peace Treaty|via=Scribd}}</ref>
 
== Pembunuhan ==
{{Main|Abu Lu'lu'ah}}
[[File:Tarikhuna bi-uslub qasasi-The Conspiracy to kill Umar.jpg|thumb|upright=.85|left|Penggambaran awal abad ke-20 tentang Abdurrahman ([[Abdurrahman bin Auf|bin Auf]] atau [[Abdurrahman bin Abi Bakar|bin Abu Bakar]]) yang menyaksikan konspirasi Abu Lu'lu'ah, [[Hurmuzan]], dan Jufainah (digambarkan secara keliru di sini sebagai seorang wanita; penggambaran senjata pembunuh mungkin juga keliru).]]
Pada suatu subuh yang gelap, ketika Umar sedang memimpin salat subuh berjamaah di [[Masjid Nabawi]], [[Madinah]], seorang budak dari Persia, [[Abu Lu'lu'ah]] menikamnya dengan belati bermata dua.<ref>{{harvnb|El-Hibri|2010|p=109}}</ref> Ada beberapa versi yang berbeda tentang kronologi kejadiannya: menurut salah satu versi, dia juga membunuh Kulaib bin Bukair al-Laitsi yang berada di belakang Umar,<ref>{{The History of al-Tabari | volume = 14 | page = 90}} lihat {{harvnb|El-Hibri|2010|p=109}}. Lihat {{harvnb|Caetani|1905–1926|loc=vol. V, hlm.}} [https://archive.org/details/annalidellislam05caetuoft/page/216/mode/1up 216].</ref> sementara menurut versi lain dia menikam tiga belas orang yang mencoba menahannya.<ref>{{harvnb|El-Hibri|2010|p=109}}.</ref> Menurut beberapa catatan, khalifahUmar meninggal pada hari yang sama, sementara catatan lain menyatakan bahwa dia meninggal tiga hari kemudian.<ref name="Pellat 2011">{{harvnb|Pellat|2011}}.</ref> Bagaimanapun, Umar meninggal karena luka-lukanya pada hari Rabu 26 Dzulhijjah 23 [[Hijriyah]] (6 November 644 menurut penanggalan Masehi).<ref>{{harvnb|Levi Della Vida|Bonner|1960–2007}}; {{harvnb|Pellat|2011}}.</ref>
 
=== Akibat ===
Baris 232:
==== Pandangan Sunni ====
{{main|Pandangan Sunni tentang Umar}}
Umar dikenang oleh kaum Sunni sebagai seorang Muslim yang kaku dan berwatak adil dalam urusan agama; seorang pria yang mereka beri jukukanjulukan ''al-Fārūq'', yang berarti "pembeda antara yang benar dan salah", dan yang ''[[Khulafaur Rasyidin]]'' (khalifah yang mendapat petunjuk) kedua. Ia menambal bajunya dengan kulit, membawa ember di kedua pundaknya, selalu menunggangi keledainya tanpa sadel, jarang tertawa dan tidak pernah bercanda dengan siapapun. Di cincinnya tertulis kata-kata "Cukuplah Kematian sebagai pengingat bagimu wahai Umar".<ref name="misas168">''Tartib wa Tahthib Kitab [[al-Bidayah wan Nihayah]]'' by [[Ibnu Katsir]], published by Dar al-Wathan publications, [[Riyadh]], [[Saudi Arabia]], 1422 AH (2002), compiled by Muhammad ibn Shamil as-Sulami, p. 168</ref> Ia tidak mencari kemajuan untuk keluarganya sendiri, melainkan berusaha untuk memajukan kepentingan komunitas Muslim, ([[ummah]]). Menurut salah satu sahabat Muhammad, [[Abdullah bin Mas'ud]]:
 
{{Kutipan|Ketundukan Umar kepada Islam adalah sebuah penaklukan, hijrahnya adalah kemenangan, Imamahnya (masa pemerintahan) adalah berkah, saya telah melihat ketika kami tidak dapat berdoa di Ka'bah sampai Umar menyerah, ketika dia tunduk pada Islam, dia melawan mereka. (orang kafir) sampai mereka meninggalkan kami sendirian dan kami berdoa.<ref>as-Suyuti, ''The History of the Khalifas Who Took the Right Way'', p. 112.</ref>}}
Baris 247:
 
== Keluarga ==
Umar adalah putra dari pasangan [[Khattab bin Nufail]] dari [[Bani 'Adi]] dan Hantamah binti Hisyam, putri [[Hisyam bin al-Mughirah]], salah satu tetua Makkah yang berpengaruh dari [[Bani Makhzum]]. Ia memiliki beberapa orang saudara, di antaranya adalah [[Zaid bin Khattab]] dan [[Fatimah binti Khattab]]. Nasab Umar diperkirakan bertemu dengan nasab nabi Islam [[Muhammad]] di kakeknya yang bernama Ka'ab bin Lu'ayy.<ref>{{cnCite web|title=Sejarah Peradaban Islam Masa Umar bin Khattab – Universitas Islam An Nur Lampung|url=https://an-nur.ac.id/sejarah-peradaban-islam-masa-umar-bin-khattab/#:~:text=Nama%20lengkapnya%20adalah%20Umar%20bin,pihak%20ibunya%20pada%20kakek%20keenam.|website=an-nur.ac.id|access-date=2024-01-23}}</ref>
 
Umar tercatat menikahi sembilan wanita selama hidupnya, dua ata tiga di antaranya diceraikan dan beberapa di antaranya meninggal dunia. Dari pernihakannya, ia mempunyai empat belas anak: sepuluh putra dan empat putri.