Ratu Nzinga: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
penambahan isi subbab |
Wadaihangit (bicara | kontrib) melengkapi halaman dengan foto dan infobox #WPWP |
||
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox orang}}
'''Ratu Nzinga''' merupakan salah satu tokoh [[Angola]] yang berjuang dalam pembebasan rakyat dari penjajahan [[Portugal]]. Beliau merupakan perempuan Afrika pertama yang tercatat pernah melakukan konfrontasi terhadap negara Eropa. Keahliannya dalam berdiplomasi, membuat taktik perang, dan kemauan yang keras menjadikannya tembok penghalang antara Portugal dengan ambisinya dalam menjadikan tanah Angola sebagai pusat budak. Perang gerilya yang digerakkan olehnya menginsipirasi [[Perang Kemerdekaan Angola]]<ref>{{Cite web|url=https://www.blackpast.org/global-african-history/queen-nzinga-1583-1663/|title=Queen Nzinga (1583-1663)|last=Snethen|first=Jessica|date=2009-06-16|language=en-US|access-date=2020-04-08}}</ref>.▼
▲'''Ratu Nzinga''' merupakan salah satu tokoh [[Angola]] yang berjuang dalam pembebasan rakyat dari penjajahan [[Portugal]].
== Masa Kepemimpinan ==
Nzinga lahir di [[Luanda]] pada abad ke-16 dalam keluarga ningrat kerajaan [[Kerajaan Ndongo]]. Pada saat ia lahir, [[Portugal]] sedang menginvasi kerajaan-kerajaan Afrika, sehingga Nzinga melihat sendiri ayahnya yang berperang untuk mempertahankan kerajaan.<ref>{{Cite book|title=Njinga Mbandi: The Queen of Ndongo and Matamba|last=Masioni|first=Pat|last2=Serbin|first2=Sylvia|last3=Joubeaud|first3=Edouard|last4=Balducci|first4=Adrianna|date=2014|publisher=UNESDOC Digital Library|isbn=978-92-3-200026-2|location=|pages=20|url-status=live}}</ref>
Seperti ayahnya, Nzinga Mbanji turu berperang melawan Portugal untuk mempertahankan wilayahnya, namun taktik yang digunakan tidak mampu membendung kekuatan lawah. Kekalahan perang yang dialami oleh kerajaan memaksa Nzinga Mbanji untuk mengirimkan saudarinya, Nzinga untuk ikut dalam negosiasi damai bersama [[Portugal]]. Pertemuan ini menjadi kali pertama Nzinga menunjukkan kekuatan diplomasinya. Dalam pertemuan tersebut, Nzinga tidak diberi kursi dengan tujuan untuk merendahkanya, namun Nzinga meminta pembantunya untuk membungkuk dan menjadi kursi baginya.<ref>{{Cite book|title=The Oxford Encyclopedia of Women in World History|last=Smith|first=Bonnie G.|date=2008|publisher=Oxford University Press|isbn=|location=|pages=346-347|url-status=live}}</ref> Kemampuan Nzinga dalam berdiskusi dan kemampuan berbahasanya diapresiasi oleh pihak lawan. Perjanjian damai dicapai dengan dihormatinya batas-batas Kerajaan Ndongo dan dibukanya kerajaan sebagai jalur perdagangan. Atas keinginan Pemerintah Portugal, Nzinga diminta untuk tinggal sementara waktu bersama dengan mereka. Hal ini yang membuatnya memutuskan untuk dibaptis dan menerima kekristenan.<ref>Masioni, Pat; Serbin, Sylvia; Joubeaud, Edouard; Balducci, Adrianna (2014). ''Njinga Mbandi: The Queen of Ndongo and Matamba''. UNESDOC Digital Library. hlm. 34. [[International Standard Book Number|ISBN]] [[Istimewa:Sumber buku/978-92-3-200026-2|978-92-3-200026-2]].</ref>
Kekuatan Nzinga dalam berpolitik serta berperang membuat Portugal harus mencari cara lain untuk menundukkannya. Portugal mengirimkan berita bahwa Nzinga tidak cocok menjabat sebagai pemimpin karena ia seorang perempuan. Oleh karena itu, atas desakan Portugal, diangkat raja baru, yakni pemegang predikat [[Hari A Kiluanje]] dalam keluarga mereka. Dukungan politik Portugal yang besar dalam kerajaan membuat Nzinga terpaksa mengasingkan diri dan mencari cara lain. Nzinga kemudian beralih alinasi, yakni dengan Imbangala, kelompok perusuh di sekitar kerajaan-kerajaan Afrika. Dengan ikatan pernikahan, Nzinga menarik kekuatan militer [[Imbangala]] dan mengajarkan taktik dan ilmu sihir Imbangala pada para pengikutnya. Namun, hubungan sejarah Nzingan yang kosong dalam Imbangala membuat hubungan antara keduanya menjadi tidak stabil dan memburuk.<ref>{{Cite book|title=The Journal of African History|last=Miller|first=Joseph C.|date=1975|publisher=Cambridge University Press|isbn=|location=|pages=207-209|url-status=live}}</ref>
Pada tahun 1630-an Nzinga menyadari kedatangan [[Belanda]] yang cukup intensif dari utara. Nzinga mengikat perjanjian terbuka dengan Belanda dan menyatakan aliansinya dengan Belanda. Pada tahun 1641, Nzinga menyatakan perang geriya terhadap Portugal selama 30 tahun. Pada tahun tersebut, atas bantuan Belanda, Nzinga memperoleh kebebasan politik dan komersial atas Portugal. Hingga tahun 1646, Nzinga mampu memperluas wilayah di daerah tinggian di barat hingga pesisir pantai timur. Bantuan yang ia terima dari Belanda membuatnya menjadi semakin kaya dan berpengaruh.<ref>Miller, Joseph C. (1975). ''The Journal of African History''. Cambridge University Press. hlm. 211–212.</ref>
▲Kekuatan Nzinga dalam berpolitik serta berperang membuat Portugal harus mencari cara lain untuk menundukkannya. Portugal mengirimkan berita bahwa Nzinga tidak cocok menjabat sebagai pemimpin karena ia seorang perempuan. Oleh karena itu, atas desakan Portugal, diangkat raja baru, yakni pemegang predikat Hari A Kiluanje dalam keluarga mereka. Dukungan politik Portugal yang besar dalam kerajaan membuat Nzinga terpaksa mengasingkan diri dan mencari cara lain. Nzinga kemudian beralih alinasi, yakni dengan Imbangala, kelompok perusuh di sekitar kerajaan-kerajaan Afrika. Dengan ikatan pernikahan, Nzinga menarik kekuatan militer Imbangala dan mengajarkan taktik dan ilmu sihir Imbangala pada para pengikutnya. Namun, hubungan sejarah Nzingan yang kosong dalam Imbangala membuat hubungan antara keduanya menjadi tidak stabil dan memburuk<ref>{{Cite book|title=The Journal of African History|last=Miller|first=Joseph C.|date=1975|publisher=Cambridge University Press|isbn=|location=|pages=207-209|url-status=live}}</ref>. Karena hubungan yang dijalinnya tidak berhasil, Nzinga kembali ke Martamba. Hingga akhir 1640 ia membangun kerajaan Martamba hingga menjadi salah satu kerajaan terkuat di Afrika. Untuk mempertahankan kekuasaannya, ia mengembangkan wilayahnya ke daerah jajahan Portugal dengan menahan jalur perdagangan ke Martamba dan menyerang Hari A Kiluanje. Kekuasaan daerah Luanda kembali ke tangan Nzinga dan wilayah kekuasaannya bertambah besar.
Nzinga meninggal pada 17 Desember 1663 sebagai Katolik di wilayahnya. Ia meminta untuk dimakamkan dengan cara katolik dan dengan itu berakhir pula kepemimpinannya.<ref>Masioni, Pat; Serbin, Sylvia; Joubeaud, Edouard; Balducci, Adrianna (2014). ''Njinga Mbandi: The Queen of Ndongo and Matamba''. UNESDOC Digital Library. hlm. 38. [[International Standard Book Number|ISBN]] [[Istimewa:Sumber buku/978-92-3-200026-2|978-92-3-200026-2]].</ref>
== Referensi ==
<references />
[[Kategori:Ratu yang berkuasa di Afrika]]
[[Kategori:Monarki Matamban dan Ndongo]]
[[Kategori:Perempuan Afrika]]
[[Kategori:Wanita pemimpin]]
|