Khadijah binti Khuwailid: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika |
Wadaihangit (bicara | kontrib) melengkapi halaman dengan foto dan infobox #WPWP |
||
(46 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Istri-istriMuhammad}}{{Infobox orang}}
'''Khadijah binti Khuwailid''' ({{lang-ar|خَدِيجَة بِنْت خُوَيْلِد}}) merupakan [[Istri-istri Muhammad|istri]] pertama [[Nabi]] [[Muhammad]], dan merupakan satu-satunya istrinya yang tidak ia [[poligami]]. Sebelum menikahi Muhammad, Khadijah telah berhasil membangun bisnisnya sendiri dan menjadi wanita sukses. Dia disebut-sebut memiliki separuh dari keseluruhan [[Kafilah|kafilah-kafilah dagang]] yang berasal dari [[Quraisy]].<ref>Muhammad ibn Saad, ''Tabaqat'' vol. 8. Translated by Bewley, A. (1995). ''The Women of Madina'', p. 10. London: Ta-Ha Publishers.</ref> Dan Muhammad adalah salah satu yang bekerja sebagai pegawainya.<ref>{{Cite book|last=Ibn Ishaq|title=The Life Of Muhammad|year=2001|url=https://archive.org/details/lifeofmuhammadtr0000ibnh|isbn=0196360331|pages=[https://archive.org/details/lifeofmuhammadtr0000ibnh/page/82 82]|url-status=live}}</ref>
Pada suatu hari, Khadijah mengirim sahabatnya yaitu Nafisah untuk bertanya ke Muhammad yang saat itu belum menjadi Nabi apakah ia punya rencana untuk menikah.<ref>{{cite book|last=Lings|year=1983|title=Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources|url=https://archive.org/details/muhammadhislifeb0000ling|publisher=Inner Traditions Internationalist}}</ref> Maka Muhammad pun setuju untuk bertemu Khadijah, dan mereka menikah tidak lama berselang.<ref name="Guillaume">{{cite book|last=Guillaume|year=1955|title=The Life of Muhammad|publisher=Oxford}}</ref>
== Kelahiran & kehidupan keluarga ==▼
Selama 25 tahun sampai akhir hayatnya, Khadijah hidup bersama Muhammad. Pada bulan yang sama pasca kematian Khadijah, Muhammad menikahi [[Saudah binti Zam'ah|Saudah]],<ref>{{Cite book|last=Al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume39/page/n191/mode/2up|title=History of Al-Tabari, Vol. 39|pages=161|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume39/page/n191/mode/2up|title=History of Al-Tabari volume 39|pages=170|url-status=live}}</ref> dan mulai berpoligami dengan kemudian menikahi [[Aisyah]],<ref>{{Cite web|title=Sunan Ibn Majah 1877 - The Chapters on Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/ibnmajah:1877|website=sunnah.com|archive-url=https://perma-archives.org/warc/20210818040802/https://sunnah.com/ibnmajah:1877|archive-date=2021-08-18|access-date=2021-08-18|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1422d - The Book of Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1422d|website=sunnah.com|archive-url=https://perma-archives.org/warc/20210818040828/https://sunnah.com/muslim:1422d|archive-date=2021-08-18|access-date=2021-08-18|dead-url=no}}</ref> yang lalu dilanjutkan dengan perempuan-perempuan lain yang ia nikahi, hingga wafatnya ia di usia 63 tahun.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3536 - Virtues and Merits of the Prophet (pbuh) and his Companions - كتاب المناقب - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3536|website=sunnah.com|access-date=2021-07-27}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3903 - Merits of the Helpers in Madinah (Ansaar) - كتاب مناقب الأنصار - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3903|website=sunnah.com|access-date=2021-07-27}}</ref>
Khadijah berasal dari golongan pembesar [[Mekkah]]. Menikah dengan Nabi Muhammad, ketika berumur 40 tahun, manakala Nabi Muhammad berumur 25 tahun. Ada yang mengatakan usianya saat itu tidak sampai 40 tahun, hanya sedikit lebih tua dari Nabi Muhammad. Khadijah merupakan wanita kaya dan terkenal. Khadijah bisa hidup mewah dengan hartanya sendiri. Meskipun memiliki kekayaan melimpah, Khadijah merasa kesepian hidup menyendiri tanpa suami, karena suami pertama dan keduanya telah meninggal. Beberapa sumber menyangkal bahwa Khadijah pernah menikah sebelum bertemu Nabi Muhammad. Khadijah dikenal sebagai wanita suci di zamannya tatkala di antara lingkungannya sudah kotor. Dia, Khadijah r.ha betul-betul pilihan Tuhan yang dipersiapkan untuk menjadi istri Nabi Muhammad.<ref name=Qiblati>{{cite journal |author={{aut|Yaqut, Syaikh Muhammad}} |title=Pelajaran Berharga dari Kehidupan Khadijah |journal=Qiblati |volume=9 |issue=2 |year=Oktober 2014 |pages=73{{spaced ndash}}77 |issn=1907-0039}}</ref>▼
== Silsilah Keluarga ==
{{Silsilah Muhammad-Khadijah}}
▲== Kelahiran & kehidupan keluarga ==
▲Khadijah berasal dari golongan pembesar [[Mekkah]]. Menikah dengan Nabi Muhammad, ketika berumur 40 tahun, manakala Nabi Muhammad berumur 25 tahun. Ada yang mengatakan usianya saat itu tidak sampai 40 tahun, hanya sedikit lebih tua dari Nabi Muhammad. Khadijah merupakan wanita kaya dan terkenal. Khadijah bisa hidup mewah dengan hartanya sendiri. Meskipun memiliki kekayaan melimpah, Khadijah merasa kesepian hidup menyendiri tanpa suami, karena suami pertama dan keduanya telah meninggal. Beberapa sumber menyangkal bahwa Khadijah pernah menikah sebelum bertemu Nabi Muhammad. Khadijah dikenal sebagai wanita suci di zamannya tatkala di antara lingkungannya sudah kotor. Dia, Khadijah r.ha betul-betul pilihan Tuhan yang dipersiapkan untuk menjadi istri Nabi Muhammad.<ref name=
Pada suatu hari, saat pagi buta, dengan penuh kegembiraan ia pergi ke rumah sepupunya, yaitu [[Waraqah bin Naufal]]. Ia berkata,
=== Pernikahannya ===
Khadijah pulang ke rumahnya dengan perasaan yang luar biasa gembiranya. Belum pernah ia merasakan kegembiraan sedemikian hebat. Maka sejak itulah Khadijah senantiasa bersikap menunggu dari manakah gerangan kelak munculnya sang pemimpin itu.
Lamaran dari Khadijah kepada Rasulullah s.a.w . Muhammad Al-Amiin muncul di rumah Khadijah. Wanita usahawan itu Khadijah r.a. berkata: “Hai Al-Amiin, katakanlah apa keperluanmu!” (Suaranya ramah, bernada dermawan. Dengan sikap merendahkan diri
Muhammad SAW berbicara lurus, terus terang, meskipun agak malu-malu tetapi pasti. Muhammad SAW: “Kami sekeluarga memerlukan nafkah dari bagianku dalam rombongan niaga. Keluarga kami amat memerlukannya untuk mencarikan jodoh bagi anak saudaranya yang yatim piatu” (Kepalanya tertunduk, dan wanita hartawan itu memandangnya dengan penuh ketakjuban). Khadijah: ''Oh, itukah…. Muhammad, upah itu sedikit, tidak menghasilkan apa-apa bagimu untuk menutupi keperluan yang engkau maksudkan. Tetapi biarlah, nanti saya sendiri yang mencarikan calon isteri bagimu''. (Ia berhenti sejenak, meneliti). Kemudian meneruskan dengan tekanan suara memikat dan mengandung isyarat . Khadijah r.a: ''Aku hendak mengawinkanmu dengan seorang wanita bangsawan Arab. Orangnya baik, kaya, diinginkan oleh banyak raja-raja dan pembesar-pembesar Arab dan asing, tetapi ditolaknya.
''Kepadanyalah aku hendak membawamu''. khadijah (Khadijah tertunduk lalu melanjutkan): ''Tetapi sayang, ada aibnya…! Dia dahulu sudah pernah bersuami. Kalau engkau mau, maka dia akan menjadi pengkhidmat dan pengabdi kepadamu''. Pemuda Al-Amiin tidak menjawab. Mereka sama-sama terdiam, sama-sama terpaku dalam pemikirannya masing-masing. Yang satu memerlukan jawaban, yang lainnya tak tahu apa yang mau dijawab. Khadijah r.a tak dapat mengetahui apa yang terpendam di hati pemuda Bani Hasyim itu, pemuda yang terkenal dengan gelaran Al-Amiin (jujur). Pemuda Al-Amiin itupun mungkin belum mengetahui siapa kira-kira calon yang dimaksud oleh Khadijah r.a. Rasulullah SAW minta izin untuk pulang tanpa sesuatu keputusan yang ditinggalkan.
Ia menceritakan kepada Pamannya. Pemuda al-Amin berkata: ''Aku merasa amat tersinggung oleh kata-kata Khadijah. Seolah-olah dia memandang enteng dengan ucapannya ini dan itu “anu dan anu….'' Ia mengulangi apa yang dikatakan oleh perempuan kaya itu. ‘Atiqah juga marah mendengar berita itu. Dia seorang perempuan yang cepat naik darah kalau pihak yang dinilainya menyinggung kehormatan Bani Hasyim. Katanya: ''Muhammad, kalau benar demikian, aku akan mendatanginya''.
‘Atiqah tiba di rumah Khadijah r.a dan terus menegurnya: ''Khadijah, kalau kamu mempunyai harta kekayaan dan kebangsawan, maka kamipun memiliki kemuliaan dan kebangsawanan. Kenapa kamu menghina puteraku, anak saudaraku Muhammad?'' Khadijah r.a terkejut mendengarnya. Tak disangkanya bahwa kata-katanya itu akan dianggap penghinaan. Ia berdiri menyabarkan dan mendamaikan hati ‘Atiqah: Khadijah
Khadijah r.a berkata seolah-olah hendak mengatur siasat. Ia yakin Waraqah takkan keberatan karena dialah yang menafsirkan mimpinya akan bersuamikan seorang Nabi akhir zaman. ‘Atiqah pulang dengan perasaan tenang, puas. Pucuk dicinta ulam tiba. Ia segera menyampaikan berita gembira itu kepada saudara-saudaranya: Abu Thalib, Abu Lahab, Abbas dan Hamzah. Semua riang menyambut hasil pertemuan ‘Atiqah dengan Khadijah: ''itu bagus sekali'', kata Abu Thalib. ''Tapi kita harus bermusyawarah dengan Muhammad SAW lebih dulu.''
=== Khadijah yang baik dan cantik ===
Sebelum diajak bermusyawarah, maka terlebih dahulu ia pun telah menerima seorang perempuan bernama Nafisah, utusan Khadijah r.a yang datang untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Utusan peribadi Khadijah itu bertanya: Nafisah
Pemuda al-Amiin (Rasulullah Saw): ''Siapakah dia?'', tanya Muhammad (Saw).
Nafisah
Dan yang utama karena hatinya telah dibukakan Tuhan untuk mencintainya, telah ditakdirkan akan dijodohkan dengannya. Kalau dikatakan janda, biarlah! Ia memang janda umur empat puluh,
Waraqah berujar
Sambut Khadijah ra: ''Kalau ia tak berharta, maka aku cukup berharta. Aku tak memerlukan harta lelaki. Kuwakilkan kepadamu untuk menikahkan aku dengannya''.
Waraqah bin Naufal kembali mendatangi Abu Thalib memberitakan bahwa dari pihak keluarga perempuan sudah bulat mufakat dan merestui bakal pernikahan kedua mempelai. Lamaran diterima dengan persetujuan
Peristiwa pernikahan Muhammad (SAW) dengan Khadijah (r.a) berlangsung pada hari Jum’at, dua bulan sesudah kembali dari perjalanan niaga ke negeri Syam. Bertindak sebagai wali Khadijah r.a ialah pamannya bernama ‘Amir bin Asad. Waraqah bin Naufal membacakan khutbah pernikahan dengan fasih, disambut oleh Abu Thalib sebagai berikut: ''Alhamdu Lillaah, segala puji bagi Allah Yang menciptakan kita keturunan (Nabi) Ibrahim, benih (Nabi) Ismail, anak cucu Ma’ad, dari keturunan Mudhar. Begitupun kita memuji Allah SWT Yang menjadikan kita penjaga rumah-Nya, pengawal Tanah Haram-Nya yang aman sejahtera, dan menjadikan kita hakim terhadap sesama manusia.''
''Sesungguhnya anak saudaraku ini, Muhammad bin Abdullah, kalau akan ditimbang dengan laki-laki manapun juga, niscaya ia lebih berat dari mereka sekalian. Walaupun ia tidak berharta, namun harta benda itu adalah bayang-bayang yang akan hilang dan sesuatu yang akan cepat perginya. Akan tetapi Muhammad
''Demi Allah SWT, sesungguhnya aku mempunyai firasat tentang dirinya bahwa sesudah ini, yakni di saat-saat mendatang, ia akan memperolehi berita gembira (albasyaarah) serta pengalaman-pengalaman hebat. “Semoga Allah memberkati pernikahan ini''.
Penyambutan untuk memeriahkan majlis pernikahan itu sangat meriah di rumah mempelai perempuan. Puluhan anak-anak lelaki dan perempuan berdiri berbaris di pintu sebelah kanan di sepanjang lorong yang dilalui oleh mempelai lelaki, mengucapkan salam marhaban kepada mempelai dan menghamburkan harum-haruman kepada para tamu dan pengiring.
Selesai upacara dan tamu-tamu bubar, Khadijah (r.a) membuka isi hati kepada suaminya dengan ucapan: ''Hai Al-Amiin, bergembiralah! Semua harta kekayaan ini baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang terdiri dari bangunan-bangunan, rumah-rumah, barang-barang dagangan, hamba-hamba sahaya adalah menjadi milikmu. Engkau bebas membelanjakannya ke jalan mana yang engkau redhai !''<ref>https://kehidupannabimuhammadsaw.wordpress.com/2010/07/01/kisah-cinta-
Itulah sebagaimana Firman Allah SWT yang bermaksud: “Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kekayaan”. (Adh-Dhuhaa: 8)
Alangkah bahagianya kedua pasangan mulia itu, hidup sebagai suami isteri yang sekufu, sehaluan, serasi dan secita-cita.
=== Nafisah binti Munyah ===
Ketika Nabi Muhammad masih muda dan dikenal sebagai pemuda yang lurus dan jujur sehingga mendapat julukan [[Al-Amin]], telah diperkenankan untuk ikut menjualkan barang dagangan Khadijah. Hal yang lebih banyak menarik perhatian Khadijah adalah kemuliaan jiwa Nabi Muhammad. Khadijah lah yang lebih dahulu mengajukan permohonan untuk meminang Dia, yang pada saat itu [[bangsa Arab]] [[jahiliyah]] memiliki [[adat]], pantang bagi seorang [[wanita]] untuk meminang [[pria]] dan semua itu terjadi dengan adanya usaha orang ketiga, yaitu [[Nafisah Binti Munyah]], [['Atiqah]] dan peminangan dibuat melalui paman [[Muhammad]] (SAW) yaitu [[Abu Thalib]]. Keluarga terdekat Khadijah tidak menyetujui rencana pernikahan ini. Namun Khadijah sudah tertarik oleh kejujuran, kebersihan dan sifat-sifat istimewa dia ini, sehingga ia tidak memedulikan segala kritikan dan kecaman dari keluarga dan kerabatnya. Khadijah yang juga seorang yang cerdas, mengenai ketertarikannya kepada Nabi Muhammad mengatakan, ''Jika segala kenikmatan hidup diserahkan kepadaku, dunia dan kekuasaan para raja [[Persia]] dan [[Romawi]] diberikan kepadaku, tetapi aku tidak hidup bersamamu, maka semua itu bagiku tak lebih berharga daripada sebelah sayap seekor nyamuk''.
Sewaktu [[malaikat]] turun membawa [[wahyu]] kepada Muhammad maka Khadijah adalah orang pertama yang mengakui ke[[nabi]]an suaminya, dan [[wanita]] pertama yang memeluk [[Islam]]. Dia turut menenangkan hati Rasulullah, di kala kegalauan Nabi sewaktu wahyu pertama turun. Khadijah (r.ha) berkata, ''Tidak demikian,
=== Salam dari Tuhan-nya dan Jibril
Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari [[Abu Hurairah
Dalam banyak kegiatan peribadatan Nabi Muhammad, Khadijah pasti bersama dan membantunya, seperti menyediakan air untuk mengambil [[wudhu]]. Nabi Muhammad menyebut keistimewaan terpenting Khadijah dalam salah satu sabdanya, “Di saat semua orang mengusir dan menjauhiku, ia beriman kepadaku. Ketika semua orang mendustakan aku, ia meyakini kejujuranku. Sewaktu semua orang menyisihkanku, ia menyerahkan seluruh harta kekayaannya kepadaku.”
== Wafatnya ==
Khadijah telah hidup bersama-sama Nabi Muhammad selama
== Referensi ==
Baris 70 ⟶ 77:
* {{en}} [http://www.al-islam.org/masoom/bios/khadija.htm Khadija Daughter of Khuwaylid]
* {{en}} [http://www.jannah.org/sisters/khadija.html Marriage of Khadija]
* {{en}} [http://worldconnect.rootsweb.com/cgi-bin/igm.cgi?op=GET&db=rkwest&id=I111726 RootsWeb.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080323193121/http://worldconnect.rootsweb.com/cgi-bin/igm.cgi?op=GET&db=rkwest&id=I111726 |date=2008-03-23 }}
* {{en}} [http://www.islamawareness.net/Muhammed/ibn_kathir_wives.html The Wives of Prophet Muhammad by Ibn Kathir]
Baris 76 ⟶ 83:
{{sahabat nabi}}
{{lifetime|
[[Kategori:Kelahiran 555]]
|