Khadijah binti Khuwailid: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Wadaihangit (bicara | kontrib) melengkapi halaman dengan foto dan infobox #WPWP |
||
(30 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Istri-istriMuhammad}}{{Infobox orang}}
'''Khadijah binti Khuwailid''' ({{lang-ar|خَدِيجَة بِنْت خُوَيْلِد}}) merupakan [[Istri-istri Muhammad|istri]] pertama [[Nabi]] [[Muhammad]], dan merupakan satu-satunya istrinya yang tidak ia [[poligami]]. Sebelum menikahi Muhammad, Khadijah telah berhasil membangun bisnisnya sendiri dan menjadi wanita sukses. Dia disebut-sebut memiliki separuh dari keseluruhan [[Kafilah|kafilah-kafilah dagang]] yang berasal dari [[Quraisy]].<ref>Muhammad ibn Saad, ''Tabaqat'' vol. 8. Translated by Bewley, A. (1995). ''The Women of Madina'', p. 10. London: Ta-Ha Publishers.</ref> Dan Muhammad adalah salah satu yang bekerja sebagai pegawainya.<ref>{{Cite book|last=Ibn Ishaq|title=The Life Of Muhammad|year=2001|url=https://archive.org/details/lifeofmuhammadtr0000ibnh|isbn=0196360331|pages=[https://archive.org/details/lifeofmuhammadtr0000ibnh/page/82 82]|url-status=live}}</ref>
Pada suatu hari, Khadijah mengirim sahabatnya yaitu Nafisah untuk bertanya ke Muhammad yang saat itu belum menjadi Nabi apakah ia punya rencana untuk menikah.<ref>{{cite book|last=Lings|year=1983|title=Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources|url=https://archive.org/details/muhammadhislifeb0000ling|publisher=Inner Traditions Internationalist}}</ref> Maka Muhammad pun setuju untuk bertemu Khadijah, dan mereka menikah tidak lama berselang.<ref name="Guillaume">{{cite book|last=Guillaume|year=1955|title=The Life of Muhammad|publisher=Oxford}}</ref>
== Kelahiran & kehidupan keluarga ==▼
Selama 25 tahun sampai akhir hayatnya, Khadijah hidup bersama Muhammad. Pada bulan yang sama pasca kematian Khadijah, Muhammad menikahi [[Saudah binti Zam'ah|Saudah]],<ref>{{Cite book|last=Al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume39/page/n191/mode/2up|title=History of Al-Tabari, Vol. 39|pages=161|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume39/page/n191/mode/2up|title=History of Al-Tabari volume 39|pages=170|url-status=live}}</ref> dan mulai berpoligami dengan kemudian menikahi [[Aisyah]],<ref>{{Cite web|title=Sunan Ibn Majah 1877 - The Chapters on Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/ibnmajah:1877|website=sunnah.com|archive-url=https://perma-archives.org/warc/20210818040802/https://sunnah.com/ibnmajah:1877|archive-date=2021-08-18|access-date=2021-08-18|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1422d - The Book of Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1422d|website=sunnah.com|archive-url=https://perma-archives.org/warc/20210818040828/https://sunnah.com/muslim:1422d|archive-date=2021-08-18|access-date=2021-08-18|dead-url=no}}</ref> yang lalu dilanjutkan dengan perempuan-perempuan lain yang ia nikahi, hingga wafatnya ia di usia 63 tahun.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3536 - Virtues and Merits of the Prophet (pbuh) and his Companions - كتاب المناقب - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3536|website=sunnah.com|access-date=2021-07-27}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3903 - Merits of the Helpers in Madinah (Ansaar) - كتاب مناقب الأنصار - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3903|website=sunnah.com|access-date=2021-07-27}}</ref>
Khadijah berasal dari golongan pembesar [[Mekkah]]. Menikah dengan Nabi Muhammad, ketika berumur 40 tahun, manakala Nabi Muhammad berumur 25 tahun. Ada yang mengatakan usianya saat itu tidak sampai 40 tahun, hanya sedikit lebih tua dari Nabi Muhammad. Khadijah merupakan wanita kaya dan terkenal. Khadijah bisa hidup mewah dengan hartanya sendiri. Meskipun memiliki kekayaan melimpah, Khadijah merasa kesepian hidup menyendiri tanpa suami, karena suami pertama dan keduanya telah meninggal. Beberapa sumber menyangkal bahwa Khadijah pernah menikah sebelum bertemu Nabi Muhammad. Khadijah dikenal sebagai wanita suci di zamannya tatkala di antara lingkungannya sudah kotor. Dia, Khadijah r.ha betul-betul pilihan Tuhan yang dipersiapkan untuk menjadi istri Nabi Muhammad.<ref name=Qiblati>{{cite journal |author={{aut|Yaqut, Syaikh Muhammad}} |title=Pelajaran Berharga dari Kehidupan Khadijah |journal=Qiblati |volume=9 |issue=2 |year=Oktober 2014 |pages=73{{spaced ndash}}77 |issn=1907-0039}}</ref>▼
Pada suatu hari, saat pagi buta, dengan penuh kegembiraan ia pergi ke rumah sepupunya, yaitu [[Waraqah bin Naufal]]. Ia berkata, “Tapada malam aku bermimpi sangat menakjubkan. Aku melihat [[matahari]] berputar-putar di atas kota [[Mekkah]], lalu turun ke arah [[bumi]]. Ia semakin mendekat dan semakin mendekat. Aku terus memperhatikannya untuk melihat ke mana ia turun. Ternyata ia turun dan memasuki rumahku. [[Cahaya]]nya yang sangat agung itu membuatku tertegun. Lalu aku terbangun dari tidurku". Waraqah mengatakan, “Aku sampaikan berita gembira kepadamu, bahwa seorang lelaki agung dan mulia akan datang meminangmu. Ia memiliki kedudukan penting dan kemasyhuran yang semakin hari semakin meningkat". Tak lama kemudian Khadijah ditakdirkan menjadi isteri Nabi Muhammad.▼
== Silsilah Keluarga ==
Baris 13 ⟶ 11:
{{Silsilah Muhammad-Khadijah}}
▲== Kelahiran & kehidupan keluarga ==
== Pernikahannya ==▼
▲Khadijah berasal dari golongan pembesar [[Mekkah]]. Menikah dengan Nabi Muhammad, ketika berumur 40 tahun, manakala Nabi Muhammad berumur 25 tahun. Ada yang mengatakan usianya saat itu tidak sampai 40 tahun, hanya sedikit lebih tua dari Nabi Muhammad. Khadijah merupakan wanita kaya dan terkenal. Khadijah bisa hidup mewah dengan hartanya sendiri. Meskipun memiliki kekayaan melimpah, Khadijah merasa kesepian hidup menyendiri tanpa suami, karena suami pertama dan keduanya telah meninggal. Beberapa sumber menyangkal bahwa Khadijah pernah menikah sebelum bertemu Nabi Muhammad. Khadijah dikenal sebagai wanita suci di zamannya tatkala di antara lingkungannya sudah kotor. Dia, Khadijah r.ha betul-betul pilihan Tuhan yang dipersiapkan untuk menjadi istri Nabi Muhammad.<ref name=
▲Pada suatu hari, saat pagi buta, dengan penuh kegembiraan ia pergi ke rumah sepupunya, yaitu [[Waraqah bin Naufal]]. Ia berkata,
▲=== Pernikahannya ===
Khadijah pulang ke rumahnya dengan perasaan yang luar biasa gembiranya. Belum pernah ia merasakan kegembiraan sedemikian hebat. Maka sejak itulah Khadijah senantiasa bersikap menunggu dari manakah gerangan kelak munculnya sang pemimpin itu.
Lamaran dari Khadijah kepada Rasulullah s.a.w . Muhammad Al-Amiin muncul di rumah Khadijah. Wanita usahawan itu Khadijah r.a. berkata: “Hai Al-Amiin, katakanlah apa keperluanmu!” (Suaranya ramah, bernada dermawan. Dengan sikap merendahkan diri tetapi tahu harga dirinya)
Baris 27 ⟶ 30:
Khadijah r.a berkata seolah-olah hendak mengatur siasat. Ia yakin Waraqah takkan keberatan karena dialah yang menafsirkan mimpinya akan bersuamikan seorang Nabi akhir zaman. ‘Atiqah pulang dengan perasaan tenang, puas. Pucuk dicinta ulam tiba. Ia segera menyampaikan berita gembira itu kepada saudara-saudaranya: Abu Thalib, Abu Lahab, Abbas dan Hamzah. Semua riang menyambut hasil pertemuan ‘Atiqah dengan Khadijah: ''itu bagus sekali'', kata Abu Thalib. ''Tapi kita harus bermusyawarah dengan Muhammad SAW lebih dulu.''
=== Khadijah yang baik dan cantik ===
Sebelum diajak bermusyawarah, maka terlebih dahulu ia pun telah menerima seorang perempuan bernama Nafisah, utusan Khadijah r.a yang datang untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Utusan peribadi Khadijah itu bertanya: Nafisah: ''Muhammad, kenapa engkau masih belum berfikir mencari isteri?'' Muhammad SAW menjawab: ''Hasrat ada, tetapi kesanggupan belum ada.'' Nafisah: ''Bagaimana kalau seandainya ada yang hendak menyediakan nafkah? Lalu engkau mendapat seorang isteri yang baik, cantik, berharta, berbangsa dan sekufu pula denganmu, apakah engkau akan menolaknya?''
Baris 37 ⟶ 40:
Waraqah berujar:''Benar katamu, Khadijah, hanya saja ia tak berharta''.
Sambut Khadijah ra: ''Kalau ia tak berharta, maka aku cukup berharta. Aku tak memerlukan harta lelaki. Kuwakilkan kepadamu untuk menikahkan aku dengannya''.
Waraqah bin Naufal kembali mendatangi Abu Thalib memberitakan bahwa dari pihak keluarga perempuan sudah bulat mufakat dan merestui bakal pernikahan kedua mempelai. Lamaran diterima dengan persetujuan
Peristiwa pernikahan Muhammad (SAW) dengan Khadijah (r.a) berlangsung pada hari Jum’at, dua bulan sesudah kembali dari perjalanan niaga ke negeri Syam. Bertindak sebagai wali Khadijah r.a ialah pamannya bernama ‘Amir bin Asad. Waraqah bin Naufal membacakan khutbah pernikahan dengan fasih, disambut oleh Abu Thalib sebagai berikut: ''Alhamdu Lillaah, segala puji bagi Allah Yang menciptakan kita keturunan (Nabi) Ibrahim, benih (Nabi) Ismail, anak cucu Ma’ad, dari keturunan Mudhar. Begitupun kita memuji Allah SWT Yang menjadikan kita penjaga rumah-Nya, pengawal Tanah Haram-Nya yang aman sejahtera, dan menjadikan kita hakim terhadap sesama manusia.''
''Sesungguhnya anak saudaraku ini, Muhammad bin Abdullah, kalau akan ditimbang dengan laki-laki manapun juga, niscaya ia lebih berat dari mereka sekalian. Walaupun ia tidak berharta, namun harta benda itu adalah bayang-bayang yang akan hilang dan sesuatu yang akan cepat perginya. Akan tetapi Muhammad, tuan-tuan sudah mengenalinya siapa dia. Dia telah melamar Khadijah binti Khuwailid. Dia akan memberikan
''Demi Allah SWT, sesungguhnya aku mempunyai firasat tentang dirinya bahwa sesudah ini, yakni di saat-saat mendatang, ia akan memperolehi berita gembira (albasyaarah) serta pengalaman-pengalaman hebat. “Semoga Allah memberkati pernikahan ini''.
Baris 52 ⟶ 55:
Alangkah bahagianya kedua pasangan mulia itu, hidup sebagai suami isteri yang sekufu, sehaluan, serasi dan secita-cita.
=== Nafisah binti Munyah ===
Ketika Nabi Muhammad masih muda dan dikenal sebagai pemuda yang lurus dan jujur sehingga mendapat julukan [[Al-Amin]], telah diperkenankan untuk ikut menjualkan barang dagangan Khadijah. Hal yang lebih banyak menarik perhatian Khadijah adalah kemuliaan jiwa Nabi Muhammad. Khadijah lah yang lebih dahulu mengajukan permohonan untuk meminang Dia, yang pada saat itu [[bangsa Arab]] [[jahiliyah]] memiliki [[adat]], pantang bagi seorang [[wanita]] untuk meminang [[pria]] dan semua itu terjadi dengan adanya usaha orang ketiga, yaitu [[Nafisah Binti Munyah]], [['Atiqah]] dan peminangan dibuat melalui paman [[Muhammad]] (SAW) yaitu [[Abu Thalib]]. Keluarga terdekat Khadijah tidak menyetujui rencana pernikahan ini. Namun Khadijah sudah tertarik oleh kejujuran, kebersihan dan sifat-sifat istimewa dia ini, sehingga ia tidak memedulikan segala kritikan dan kecaman dari keluarga dan kerabatnya. Khadijah yang juga seorang yang cerdas, mengenai ketertarikannya kepada Nabi Muhammad mengatakan, ''Jika segala kenikmatan hidup diserahkan kepadaku, dunia dan kekuasaan para raja [[Persia]] dan [[Romawi]] diberikan kepadaku, tetapi aku tidak hidup bersamamu, maka semua itu bagiku tak lebih berharga daripada sebelah sayap seekor nyamuk''.
Sewaktu [[malaikat]] turun membawa [[wahyu]] kepada Muhammad maka Khadijah adalah orang pertama yang mengakui ke[[nabi]]an suaminya, dan [[wanita]] pertama yang memeluk [[Islam]]. Dia turut menenangkan hati Rasulullah, di kala kegalauan Nabi sewaktu wahyu pertama turun. Khadijah (r.ha) berkata, ''Tidak demikian, tetapi bergembiralah. Maka demi Allah, Allah takkan Mencelakakan engkau selamanya; engkau suka menyambungkan tali silaturahim, dan selalu jujur dalam bicara, meringankan derita orang lain, menyantuni orang tak mampu, menjamu tamu, dan menolong orang lain untuk mendapatkan haknya''.<ref>Hadits riwayat Bukhari no.4572</ref> Sepanjang hidupnya bersama Nabi, Khadijah begitu setia menyertainya dalam setiap peristiwa suka dan duka. Setiap kali suaminya ke Gua Hira’, ia pasti menyiapkan semua perbekalan dan keperluannya. Seandainya Nabi Muhammad agak lama tidak pulang, Khadijah akan melihat untuk memastikan keselamatan suaminya. Sekiranya Nabi Muhammad khusyuk bermunajat, Khadijah tinggal di rumah dengan sabar sehingga Beliaau pulang. Apabila suaminya mengadu kesusahan serta berada dalam keadaan gelisah, dia coba sekuat mungkin untuk mententram dan menghiburkan, sehingga suaminya benar-benar merasai tenang. Setiap ancaman dan penganiayaan dihadapi bersama. Allah mengkaruniakannya 6 orang anak, yaitu [[Qasim bin Muhammad|Qasim]], [[Abd-Allah bin Muhammad|Abdullah]], [[Zainab binti Muhammad|Zainab]], [[Ruqayyah binti Muhammad|Ruqaiah]],[[Ummu Kultsum binti Muhammad|Ummi Kultsum]], dan [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]].
=== Salam dari Tuhan-nya dan Jibril
Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari [[Abu Hurairah
Dalam banyak kegiatan peribadatan Nabi Muhammad, Khadijah pasti bersama dan membantunya, seperti menyediakan air untuk mengambil [[wudhu]]. Nabi Muhammad menyebut keistimewaan terpenting Khadijah dalam salah satu sabdanya, “Di saat semua orang mengusir dan menjauhiku, ia beriman kepadaku. Ketika semua orang mendustakan aku, ia meyakini kejujuranku. Sewaktu semua orang menyisihkanku, ia menyerahkan seluruh harta kekayaannya kepadaku.”
Baris 64 ⟶ 67:
== Wafatnya ==
Khadijah telah hidup bersama-sama Nabi Muhammad selama
== Referensi ==
Baris 74 ⟶ 77:
* {{en}} [http://www.al-islam.org/masoom/bios/khadija.htm Khadija Daughter of Khuwaylid]
* {{en}} [http://www.jannah.org/sisters/khadija.html Marriage of Khadija]
* {{en}} [http://worldconnect.rootsweb.com/cgi-bin/igm.cgi?op=GET&db=rkwest&id=I111726 RootsWeb.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080323193121/http://worldconnect.rootsweb.com/cgi-bin/igm.cgi?op=GET&db=rkwest&id=I111726 |date=2008-03-23 }}
* {{en}} [http://www.islamawareness.net/Muhammed/ibn_kathir_wives.html The Wives of Prophet Muhammad by Ibn Kathir]
|