Sunan Kalijaga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Raden Salman (bicara | kontrib)
Penghapusan data, yang belum terkonfirmasi oleh manuskrip tua
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(27 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{vlindungi}}
{{Infobox religious biography
| honorific-prefix =AsAsy-SyekhSyaikh
| name = Raden Said <br>
( Sunan Kalijaga )
| image = Sunan Kalijaga BW.png
Baris 9 ⟶ 10:
| denomination = [[Sunni]]
| known_for = [[Wali Songo]]
| predecessor = [[SyekhSyaikh Subakir]]
| successor =[[Sunan Muria]]
| birth_name = Said
Baris 22 ⟶ 23:
}}
{{collapsible list|title=Pernikahan dengan Dewi Sarokah :
|1. Ratu Pembayun <br> (Istri dari [[Sultan Trenggana]], dan Ibu dari [[Sunan Prawoto]] serta [[Ratu Kalinyamat]])
|2. Nyai Ageng Panenggak <br> (Istri Kyai Ageng Panenggak/Kyai Ageng Pakar/Pangeran Hadikusumo/Panembahan Agung bin Kyai Ageng Ngerang II/Kyai bodo ing Pajang Sumare Sela butuh sragen) Nyai Ageng Panenggak Ibu dari Panembahan Pangulu).
|3. [[Sunan Hadi]] <br> Berputra Pangeran Jayaprana (Sumare Kota Gede Yogyakarta) <br> Berputra Sunan Adilangu <br> Berputra Panembahan Seda Kepuh <br> Berputra Panembahan Natapraja ing Kadilangu.
|4. Raden Abdurrahman
|5. Raden Ayu Panengah /<br> Nyai(Istri dari [[Ki Ageng Ngerang ke 3 (III)]], <br>dan (Ibu dari [[Ki Panjawi]])
}}
#| father = Tumenggung Wilwatikta
{{collapsible list|title=Pernikahan dengan Syarifah Zaenab :
|1. Nyai Ratu Mandoko <br> (Ibu dari [[Sultan Adiwijaya]])
}}
| father = Raden Ahmad Sahur / Raden Arya Mlayakusuma / Tumenggung Wilwatikta
| mother = [[Dewi Nawang Arum]]
| spouse =
Baris 37 ⟶ 35:
| Dewi Sarah Binti [[Maulana Ishaq]]
| Dewi Sarokah Binti [[Sunan Gunung Jati]]
| Syarifah Zaenab binti [[Syekh Siti Jenar]]
}}
}}
Baris 48 ⟶ 45:
Oleh karena itulah, beliau menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah.
 
Sunan Kalijaga adalah salah satu wali songo yang penuh dengan ide-ide kreatif dalam berdakwah, salah satunya dengan media wayang kulit. Kesenian wayang kulit yang awalnya berisi kisah-kisah Hindu, diganti oleh Sunan Kalijaga menjadi kisah-kisah yang berisikan ajaran Islam. Salah satu contohnya yaitu Jamus Kalimasada, sebagaimana dijelaskan Siti Wahidoh dalam ''Buku Intisari Sejarah Kebudayaan Islam''.
[[Metode dakwah]] tersebut sangat efektif. Sebagian besar [[adipati]] di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga; di antaranya adalah adipati [[Pandanaran]], [[Kartasura]], [[Kebumen]], [[Banyumas]], serta [[Pajang]].Makamnya berada di [[Kadilangu]], [[Demak]].
 
Pada masa itu, ketika hendak mengadakan pentas atau pagelaran wayang, Sunan Kalijaga memberi wejangan atau nasihat keislaman kepada para penonton. Berikutnya, mereka diajak mengucap dua kalimat syahadat. Dengan demikian, mereka telah menyatakan diri masuk Islam sembari lambat laun belajar mengenai ibadah-ibadah Islam.
Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan [[Majapahit]] (berakhir [[1478]]), [[Kesultanan Demak]], [[Kesultanan Cirebon]] dan [[Kesultanan Banten|Banten]], bahkan juga [[Kerajaan Pajang]] yang lahir pada [[1546]] serta awal kehadiran [[Kerajaan Mataram]] dibawah pimpinan [[Panembahan Senopati]].
 
Sunan Kalijaga pun dapat memikat hati masyarakat Jawa khususnya Jawa Tengah hingga Islam cepat menyebar. Sunan Kalijaga berhasil melakukan dakwah tanpa tekanan dan paksaan.
== Silsilah ==
'''Sunan Kalijaga''' merupakan anggota dewan Wali Songo yang masih keturunan [[Aria Wiraraja |Rakryan Mantri Arya Wiraraja Makapramuka]] Sesuai Penetapan Pejabat [[Majapahit]] Surat Keputusan Raja di [[Prasasti Kudadu]] halaman II no 7 hari Sabtu legi tanggal 52 bulan bhadrapada tahun 1216 saka/1294 masehi), Pendapat ini didasarkan pada catatan historis [[Babad Tuban]] dan data keluarga besar keturunan Sunan Kalijaga.
 
[[Metode dakwah]] tersebut sangat efektif. Sebagian besar [[adipati]] di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga; di antaranya adalah adipati [[Pandanaran]], [[Kartasura]], [[Kebumen]], [[Banyumas]], serta [[Pajang]].Makamnya berada di [[Kadilangu]], [[Demak]].
Di dalam babad tersebut diceritakan, [[Aria Teja]] alias [[Tumenggung Wilwatikta]] berhasil mengislamkan [[Adipati Tuban]], [[Aria Dikara]], dan mengawini putrinya. Dari perkawinan tersebut Aria Teja kemudian memiliki putra bernama Aria Wilatikta. Catatan Babad Tuban ini diperkuat juga dengan catatan masyhur [[penulis]] dan bendahara [[Portugis]] [[Tome Pires]] (1468 - 1540).
 
Menurut catatan Tome Pires, penguasa Tuban pada tahun 1400 M adalah cucu dari peguasa Islam pertama di Tuban yakni Aria Wilakita, dan Sunan Kalijaga atau Raden Mas Said adalah putra Aria Wilatikta.
 
Silsilah Raden Sahid atau Sunan Kalijaga menurut Naskah Pustoko Darah Agung Rangkaiannya sebagai berikut :
 
# [[Abdul Muthalib]]
# [[Abbas bin Abdul-Muththalib]]
# [[Abdullah bin Abbas]] berputra
# [[Ali bin Abdullah bin Abbas|Sayyid Abdul Azhar/ Abdullah Al Akbar / Syekh Abdul 'Wahid' Qurnayn Al baghdadi]]
# Syaikh Wais / Waqid Arumni
# Syaikh Mudzakir Arumni
# Syaikh Abdullah
# Syaikh Kharmia / kharmis (Kurames)
# Syaikh Mubarak
# Syaikh Abdullah
# Syaikh Ma'ruf / Madhra'uf
# Syaikh Arifin
# Syaikh Hasanuddin
# Syaikh Jamal
# Syaikh Ahmad
# Syaikh Abdullah
# Syaikh Abbas
# Syaikh Abdullah
# Syaikh Kurames / Khoromis (Ulama di Mekah)
# Syekh Abdur Rahman ( Arya Teja )
# Raden Ahmad Sahur ( Aria Wilatikta )
# Raden Mas Sahid ([[Sunan Kalijaga]])
 
Berikut Nasab lengkapnya menurut Kitab Tarikh Aulia dari KH Bisri Mustofa <ref>https://jurnalnu.com/index.php/as/article/download/267/128</ref><ref>https://www.scribd.com/document/412157659/Silsilah-Wali-Songo-Berdasar-Kitab-Tarikh-Al-Auliya-Karya-KH-Mustofa-Bisri</ref> dan Kitab Syamsu Dzahirah<ref>https://www.laduni.id/kitab/post/read/692/kitab-syamsu-dzahirah</ref>:
# [[Muhammad|Rasulullah SAW.]]
# [[Fatimah az-Zahra|Fatimah Az-Zahra]]
# [[Husain bin Ali]]
# [[Ali bin Husain|Ali Zainal Abidin]]
# [[Muhammad al-Baqir]]
# [[Ja'far ash-Shadiq|Ja’far ash-Shadiq]]
# [[Ali bin Ja'far|Ali Al Uraidhi]]
# [[Muhammad an-Naqib]]
# [[Isa ar-Rumi]]
# [[Ahmad al-Muhajir]]
# Sayyid Muhammad
# Sayyid Alwi
# Ali Khali’ Qasam
# [[Muhammad Shahib Mirbath]]
# [[Muhammad al-Faqih Muqaddam]]
# [[Abdul Malik bin Alwi]]
# Sayyid Abdullah Azmatkhan
# Husein Jalaluddin Al Bukhori
# Ahmad Al Kabir
# Jalaluddin Husein
# Ali Nuruddin
# Syech Subakir
# Tumenggung Wilwatikta
# Aria Wilwatikta
# Sunan Kalijaga alias Raden Said
 
Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan [[Majapahit]] (berakhir [[1478]]), [[Kesultanan Demak]], [[Kesultanan Cirebon]] dan [[Kesultanan Banten|Banten]], bahkan juga [[Kerajaan Pajang]] yang lahir pada [[1546]] serta awal kehadiran [[Kerajaan Mataram]] dibawah pimpinan [[Panembahan Senopati]].
 
== Rekam Jejak ==
Baris 162 ⟶ 78:
# Raden Abdurrahman.
# Raden Ayu Penengah (Ibu dari [[Ki Panjawi]].
 
Selain itu, Sunan Kalijaga juga menikah dengan Syarifah Zainab putri [[Syekh Siti Jenar]] Dan memperoleh seorang putri bernama Nyai Ratu Mandoko (Ibu dari [[Sultan Hadiwijaya]]).
 
=== Penerus Dakwah ===