Sunan Kalijaga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Raden Salman (bicara | kontrib)
Penghapusan data, yang belum terkonfirmasi oleh manuskrip tua
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(21 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{vlindungi}}
{{Infobox religious biography
| honorific-prefix =Asy-Syaikh
| name = Raden Said <br>
( Sunan Kalijaga )
| image = Sunan Kalijaga BW.png
Baris 22 ⟶ 23:
}}
{{collapsible list|title=Pernikahan dengan Dewi Sarokah :
|1. Ratu Pembayun <br> (Istri dari [[Sultan Trenggana]], dan Ibu dari [[Sunan Prawoto]] serta [[Ratu Kalinyamat]])
|2. Nyai Ageng Panenggak <br> (Istri Kyai Ageng Panenggak/Kyai Ageng Pakar/Pangeran Hadikusumo/Panembahan Agung bin Kyai Ageng Ngerang II/Kyai bodo ing Pajang Sumare Sela butuh sragen) Nyai Ageng Panenggak Ibu dari Panembahan Pangulu).
|3. [[Sunan Hadi]] <br> Berputra Pangeran Jayaprana (Sumare Kota Gede Yogyakarta) <br> Berputra Sunan Adilangu <br> Berputra Panembahan Seda Kepuh <br> Berputra Panembahan Natapraja ing Kadilangu.
|4. Raden Abdurrahman
|5. Raden Ayu Panengah /<br> Nyai(Istri dari [[Ki Ageng Ngerang ke 3 (III)]], <br>dan (Ibu dari [[Ki Panjawi]])
}}
| father = Raden Ahmad Sahur / Raden Arya Mlayakusuma / Tumenggung Wilwatikta
{{collapsible list|title=Pernikahan dengan Syarifah Zainab :
|1. Nyai Ratu Mandoko <br> (Ibu dari [[Sultan Adiwijaya]])
}}
| father = Raden Ahmad Sahur / Raden Arya Mlayakusuma / Tumenggung Wilwatikta
| mother = [[Dewi Nawang Arum]]
| spouse =
Baris 37 ⟶ 35:
| Dewi Sarah Binti [[Maulana Ishaq]]
| Dewi Sarokah Binti [[Sunan Gunung Jati]]
| Syarifah Zainab binti [[Syaikh Siti Jenar]]
}}
}}
Baris 47 ⟶ 44:
 
Oleh karena itulah, beliau menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah.
 
Sunan Kalijaga adalah salah satu wali songo yang penuh dengan ide-ide kreatif dalam berdakwah, salah satunya dengan media wayang kulit. Kesenian wayang kulit yang awalnya berisi kisah-kisah Hindu, diganti oleh Sunan Kalijaga menjadi kisah-kisah yang berisikan ajaran Islam. Salah satu contohnya yaitu Jamus Kalimasada, sebagaimana dijelaskan Siti Wahidoh dalam ''Buku Intisari Sejarah Kebudayaan Islam''.
 
Pada masa itu, ketika hendak mengadakan pentas atau pagelaran wayang, Sunan Kalijaga memberi wejangan atau nasihat keislaman kepada para penonton. Berikutnya, mereka diajak mengucap dua kalimat syahadat. Dengan demikian, mereka telah menyatakan diri masuk Islam sembari lambat laun belajar mengenai ibadah-ibadah Islam.
 
Sunan Kalijaga pun dapat memikat hati masyarakat Jawa khususnya Jawa Tengah hingga Islam cepat menyebar. Sunan Kalijaga berhasil melakukan dakwah tanpa tekanan dan paksaan.
 
[[Metode dakwah]] tersebut sangat efektif. Sebagian besar [[adipati]] di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga; di antaranya adalah adipati [[Pandanaran]], [[Kartasura]], [[Kebumen]], [[Banyumas]], serta [[Pajang]].Makamnya berada di [[Kadilangu]], [[Demak]].
 
Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan [[Majapahit]] (berakhir [[1478]]), [[Kesultanan Demak]], [[Kesultanan Cirebon]] dan [[Kesultanan Banten|Banten]], bahkan juga [[Kerajaan Pajang]] yang lahir pada [[1546]] serta awal kehadiran [[Kerajaan Mataram]] dibawah pimpinan [[Panembahan Senopati]].
 
== Silsilah ==
'''Sunan Kalijaga''' merupakan anggota dewan Wali Songo yang masih keturunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
 
== Rekam Jejak ==
Baris 78:
# Raden Abdurrahman.
# Raden Ayu Penengah (Ibu dari [[Ki Panjawi]].
 
Selain itu, Sunan Kalijaga juga menikah dengan Syarifah Zainab putri [[Syekh Siti Jenar]] Dan memperoleh seorang putri bernama Nyai Ratu Mandoko (Ibu dari [[Sultan Hadiwijaya]]).
 
=== Penerus Dakwah ===