Pangeran Purbaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Makescience (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(13 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Pangeran Purubaya
== Pangeran Purbaya dari Mataram ==
Baris 16:
Pangeran Purbaya hidup sampai zaman pemerintahan [[Amangkurat I]] putra [[Sultan Agung]]. Ia hampir saja menjadi korban ketika [[Amangkurat I]] menumpas tokoh-tokoh senior yang tidak sesuai dengan kebijakan politiknya. Untungnya, Purbaya saat itu mendapat perlindungan dari [[ibu suri]] (janda [[Sultan Agung]]).
Purbaya meninggal dunia bulan [[Oktober]] [[1676]] saat ikut serta menghadapi pemberontakan [[Trunajaya]]. [[Amangkurat I]] mengirim pasukan besar yang dipimpin [[Adipati Anom]], putranya, untuk menghancurkan desa Demung (dekat Besuki) yang merupakan markas orang-orang [[Makasar]] sekutu [[Trunajaya]]. Perang besar terjadi di desa Gogodog. Pangeran Purbaya yang sudah lanjut usia gugur akibat dikeroyok orang-orang [[Makasar]] dan [[Suku Madura|Madura]].
== Pangeran Purbaya dari Banten ==
Pangeran Purbaya yang kedua adalah putra [[Sultan Ageng Tirtayasa]] raja [[Banten]] ([[1651]]-[[1683]]). Ia mendukung perjuangan ayahnya dalam perang melawan [[VOC]] tahun [[1656]].
Pangeran Purbaya juga diangkat menjadi [[putra mahkota]] baru karena [[Sultan Haji]] (putra mahkota
== Pangeran Purbaya dari Kartasura ==
Pangeran Purbaya yang ketiga adalah putra [[Pakubuwana I]] raja [[Kartasura]] ([[1705]]-[[1719]]).
Sepeninggal sang ayah, Pangeran Purbaya dan Pangeran Blitar berselisih dengan kakak mereka, yaitu [[Amangkurat IV]] (raja baru). [[Amangkurat IV]] mencabut hak dan kekayaan kedua adiknya itu. Pangeran Purbaya masih bisa bersabar,
Perang saudara pun meletus tahun [[1719]]. Perang ini terkenal dengan nama [[Perang Suksesi Jawa Kedua]]. Pangeran Purbaya akhirnya bergabung dengan kelompok Pangeran Blitar. Mereka membangun kembali istana lama [[Mataram]] di kota [[Karta]], dengan nama Kartasekar. Pangeran Blitar mengangkat diri sebagai raja bergelar Sultan, sedangkan Pangeran Purbaya sebagai penasihat bergelar Panembahan.
Baris 41 ⟶ 33:
Panembahan Purbaya dihukum buang ke [[Batavia]]. Ia memiliki putri yang menjadi istri [[Pakubuwana II]] putra [[Amangkurat IV]]. Dari perkawinan itu lahir [[Pakubuwana III]] raja [[Surakarta]] yang memerintah tahun [[1732]]-[[1788]].
== Referensi ==
{{reflist}}
== Kepustakaan ==
Baris 46 ⟶ 41:
* ''Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647''. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
* M.C. Ricklefs. 1991. ''Sejarah Indonesia Modern'' (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
*
* Purwadi. 2007. ''Sejarah Raja-Raja Jawa''. Yogyakarta: Media Ilmu
|