Pieter Frederik Dahler: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k tidy up, replaced: aktifis → aktivis |
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Belanda-Indonesia menjadi Tokoh Indonesia keturunan Belanda |
||
(13 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 12:
'''Pieter Frederik "Frits" Dahler''' ({{lahirmati|[[Kota Semarang|Semarang]]|21|2|1883|[[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]|7|6|1948}}) merupakan salah satu politisi dan aktivis [[orang Indo|Indo]] (Eurasia) yang berusaha menjalin kerjasama antara komunitas Indo-Eropa dengan masyarakat pribumi Hindia Belanda (sekarang: Indonesia). Setelah Perang Dunia II, namanya diganti menjadi '''Amir Dachlan'''.
Bersama dengan [[Ernest Douwes Dekker|E.F.E. Douwes Dekker]], ia merupakan politisi kuat pendukung ikatan antara Indo-Eropa dan Indonesia di kolonial [[Hindia Belanda]] dan pada masa awal
==
[[Berkas:Makam Pieter Frederik Dahler.jpg|jmpl|Makam Dahler di Pemakaman RS Bethesda, Mrican, Yogyakarta.]]
=== Keluarga ===
Ia menikahi Eleonora Helena Emilie Maijer (3 November 1884 – 5 Maret 1916), putri dari Wilhelm Friedrich Maijer dan Wilhelmina Adriana Noordhoorn. Mereka memiliki setidaknya satu putra yang bernama Rudolf Antoine Dahler, (16 Juli 1914 – 3 Juni 1992). Setelah kematian istri pertamanya, ia menikahi istri keduanya Pauline Françoise Wattiez dan memiliki setidaknya satu putri, Sophie Faubel-Dahler, yang menikah dengan Frederik Faubel, dan seorang putra bernama L.A. (Loet) Dahler.
===
Setelah kemerdekaan Indonesia, Dahler berpindah agama dari [[Kekristenan|Kristen]] ke Islam dan mengubah namanya menjadi Amir Dachlan. Meski demikian, menjelang kematiannya, ia meminta secara pribadi untuk dikuburkan di pemakaman Kristen di kawasan Mrican. Max Rooyackers, seorang mahasiswa [[Universitas Sanata Dharma]], menyimpulkan bahwa keislaman Dahler hanya simbolis semata dan dimaksudkan sebagai wujud asimilasi dan ungkapan rasa nasionalisme. Menurut Max, hingga akhir hayatnya, Dahler tetap memeluk agama Kristen.<ref>{{Cite journal|last=Rooyackers|first=Max|date=2022|title=Makna Islam Bagi Orang Indo-Eropa Nasionalis Pada Awal Masa Kemerdekaan Indonesia|url=https://e-journal.usd.ac.id/index.php/BandarMaulana/article/view/5802|journal=Bandar Maulana: Jurnal Sejarah Kebudayaan|volume=27|issue=1|pages=1-11|doi=10.24071/jbm.v27i1.5802|issn=3024-8671}}</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
== Daftar pustaka ==
* Meijer, Hans ''In Indië geworteld. De 20ste eeuw.'' (Publisher: Bert Bakker, Amsterdam, 2004) P.67, 180, 217-218, 220, 222, 225, 227-228, 232-235, 242, 265, 380 ISBN 90-351-2617-3
* Touwen-Bouwsma, E. ''“Japanese minority policy; The Eurasians on Java and the dilemma of ethnic loyalty.”'' in Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 152, no.4. ‘Japan, Indonesia and the WarMyths and realities.’ (Publisher: KITLV, Leiden, 1996) [http://www.kitlv-journals.nl/index.php/btlv/article/viewFile/1771/2532]
Baris 28 ⟶ 36:
{{lifetime|1883|1948|Dahler, Pieter Frederik}}
{{Anggota BPUPKI}}
[[Kategori:Anggota BPUPKI]]
[[Kategori:Orang Indo]]
[[Kategori:Eropa-Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Indonesia keturunan Belanda]]
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]]
[[Kategori:Tokoh yang berpindah agama dari Kristen ke Islam]]
|