Mira Lesmana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adriani Tiara (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Belanda-Indonesia menjadi Tokoh Indonesia keturunan Belanda
 
(28 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5:
|caption = Mira Lesmana saat wawancara dengan ''Narasi'', September 2020
|birth_date = {{birth date and age|1964|8|8}}
|birth_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|birth_name = Mira Lesmanawati
|othername =
|death_date =
|death_place =
|yearsactive = 19951980 - sekarang
|occupation = {{hlist|[[Produser]]|[[penulis lagu]]}}
|spouse = {{marriage|[[Mathias Muchus]]|1990}}
|partnerfamily = [[Indra Lesmana]] {{small|(adik)}} <br> [[Eva Celia]] {{small|(keponakan)}} <br> [[Lulu Antariksa]] {{small|(keponakan)}}
|children = 2<!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->
|children = {{plainlist|
* Galih Galinggis
* Kafka Keandre
}}
|parents = [[Jack Lesmana]] {{small|(ayah)}}<br> [[Nien Lesmana]] {{small|(ibu)}}
|alma_mater = [[Institut Kesenian Jakarta]]
|influences =
|influenced =
|website =
|agama = Islam
}}
 
'''Mira Lesmanawati''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|8|8|1964}}) adalah seorang produser [[filmproduser]] asal [[Indonesia]] dan termasuk [[sineas]] yang "menghidupkan kembali" perfilman Indonesia pada tahun [[2000-an]]. Ia adalah putri dari musikus jazz legendaris Indonesia, [[Jack Lesmana]] dan penyanyi senior Indonesia tahun 1960-an, [[Nien Lesmana]] sekaligus kakak dari musikus jazz Indonesia, [[JackIndra Lesmana]].
 
== Karier ==
Lulusan [[Institut Kesenian Jakarta]] yang dikenal sebagai produser bertangan dingin ini memulai kariernya di perusahaan periklanan. Pada tahun [[1996]] dia mendirikan [[Miles Productions]], yang kemudian memproduksi beberapa film-film sukses seperti ''[[Ada Apa Dengan Cinta]]'' dan ''[[Petualangan Sherina]]'' serta ''[[Laskar Pelangi (film)|Laskar Pelangi]]''. Dalam karya-karyanya, Mira kerap berpartner dengan sahabatnya, sutradara [[Riri Riza]]. Mira adalah kakak kandung dari musisi [[Indra Lesmana]], dan menikah dengan aktor [[Mathias Muchus]].
 
Baris 37 ⟶ 33:
Hobi membaca dan mendengarkan dongeng dari guru SD-nya. Kebiasaan ini yang membuatnya tertarik pada sastra dan tulisan. Cita-citanya semasa kecil adalah menjadi seorang ilmuwan atau detektif. Nilai-nilainya di sekolah membuatnya sering menjadi juara kelas semasa sekolah. Film besutan [[George Lucas]], ''[[Star Wars Episode IV: A New Hope]]'' (1977), mengubah arah cita-citanya. Ia terinspirasi untuk menjadi pembuat film setelah menonton film ini.{{sfn|Setiawan 2008, Mira Lesmana: Living}}
 
Di usia 16 tahun, Indra memintanya untuk membantu proses penulisan lirik lagu. Kolaborasi dengan melodi piano yang diciptakan Indra ternyata membuahkan hasil. Lagu pertama yang ditulis Mira ini berhasil mengantarkan Indra mendapatkan beasiswa di New South Wales Conservatorium of Music di [[Australia]]. Tahun 1979, Mira sekeluarga pindah ke Australia untuk menemani Indra yang sekolah di sana. Ketertarikan Mira pada film semakin bertambah ketika tinggal di [[Sydney]]. Sepulang sekolah, ia hampil selalu menonton film, entah itu di bioskop atau di rumah bersama orang tuanya. Meskipun belajar bahasa Inggris di Indonesia sebelumnya, Mira tetap saja merasa kesulitan dengan aksen Australia di waktu-waktu awal kedatangannya. Hobi nonton filmnya secara tidak langsung berguna untuk membantunya belajar bahasa Inggris, selain dari buku cerita.<ref>{{cite web |url=https://www.kenangan.com/biografi/mira-lesmana |title=Mira Lesmana - Biografi, Profil |website=Kenangan.com |accessdate=7 Februari 2021 |archive-date=2021-01-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210123224505/https://www.kenangan.com/biografi/mira-lesmana |dead-url=yes }}</ref>
[[Berkas:Mira lesmana scroundbites 2007.jpg|jmpl|ka|175px|Mira pada tahun 2007.]]
Di usia 16 tahun, Indra memintanya untuk membantu proses penulisan lirik lagu. Kolaborasi dengan melodi piano yang diciptakan Indra ternyata membuahkan hasil. Lagu pertama yang ditulis Mira ini berhasil mengantarkan Indra mendapatkan beasiswa di New South Wales Conservatorium of Music di [[Australia]]. Tahun 1979, Mira sekeluarga pindah ke Australia untuk menemani Indra yang sekolah di sana. Ketertarikan Mira pada film semakin bertambah ketika tinggal di [[Sydney]]. Sepulang sekolah, ia hampil selalu menonton film, entah itu di bioskop atau di rumah bersama orang tuanya. Meskipun belajar bahasa Inggris di Indonesia sebelumnya, Mira tetap saja merasa kesulitan dengan aksen Australia di waktu-waktu awal kedatangannya. Hobi nonton filmnya secara tidak langsung berguna untuk membantunya belajar bahasa Inggris, selain dari buku cerita.<ref>{{cite web |url=https://www.kenangan.com/biografi/mira-lesmana |title=Mira Lesmana - Biografi, Profil |website=Kenangan.com |accessdate=7 Februari 2021}}</ref>
 
Dari sekadar menonton film untuk hiburan, lama-lama rasa ingin tahunya berkembang. Ibu dua anak ini jadi tertarik untuk mengetahui proses dan tokoh dibalik pembuatan sebuah film. Lulus SMA dari Australia International Independent School, ia memutuskan untuk lanjut studi ke sekolah film di Australia. Tapi niat tersebut urung dilaksanakan karena bertepatan dengan lulusnya Indra dari beasiswa pendidikan musiknya yang berarti harus kembali ke Indonesia.{{sfn|Setiawan 2008, Mira Lesmana: Living}}
 
Ia memutuskan untuk kuliah di [[Institut Kesenian Jakarta]] (IKJ) mengambil jurusan Penyutradaraan dipada tahun 1983. Dua tahun membekali diri dengan ilmu sutradara film, ia memutuskan untuk langsung praktik dengan terjun ke dunia periklanan.{{sfn|Setiawan 2008, Mira Lesmana: Living}}
 
== Karier ==
Baris 58 ⟶ 53:
 
[[Berkas:Mira Lesmana and Riri Riza.jpg|jmpl|kiri|Mira Lesmana (kiri) dengan rekannya sutradara dan produser [[Riri Riza]] pada tahun 2013.]]
Mira memproduseri ''[[Gie]]'', sebuah film biografi aktivis [[Soe Hok Gie]], pada tahun 2005.{{sfn|Siregar 2011, Mira Lesmana: The Fighter}} Tahun berikutnya Mira menjadi anggota pendiri [[Masyarakat Film Indonesia]] ({{lang|id|Masyarakat Film Indonesia}}), yang berusaha untuk mengubah undang-undang sensor di Indonesia.{{sfn|Setiawan 2008, Mira Lesmana: Living}} Petisi kelompok itu akhirnya tidak berhasil.{{sfn|Siregar 2011, Mira Lesmana: The Fighter}} Juga pada tahun 2006 ia memproduseri film ''[[Garasi (film)|Garasi]]'', sebuah film yang dibintangi oleh Aries Budiman, Ayu Ratna, dan [[Fedi Nuril]]. Para pemain bersatu kembali untuk membentuk band Garasi pada tahun 2007, yang merupakan salah satu aksi pertama yang ditandatangani oleh perusahaan rekaman baru Lesmana, Miles Music. Tahun itu pula ia memproduseri ''[[3 Hari Untukuntuk Selamanya]]''; lagu tema film ini diproduksi oleh [[Float]], band lain di Miles Music.{{sfn|The Jakarta Post 2008, Mira follows in family}}
 
Pada 2008 Mira memproduseri film ''[[Laskar Pelangi (film)|Laskar Pelangi]]'', sebuah adaptasi dari novel tahun 2007 karya [[Andrea Hirata]] dengan [[Laskar Pelangi|judul yang sama]].{{sfn|The Jakarta Post 2010, Mira creates 20 songs}} Pada tahun yang sama ia terus menekan undang-undang sensor film baru, yang berakhir dengan pemerintah mengeluarkan undang-undang baru pada tahun 2009.{{sfn|Siregar 2011, Mira Lesmana: The Fighter}} Tahun berikutnya dia memproduseri ''Sang Pemimpi'', sekuel ''Laskar Pelangi'' berdasarkan novel dengan judul sama.{{sfn|The Jakarta Post 2009, 'The Dreamer' brings}} Pada tahun 2010 Mira menulis dua puluh lagu untuk adaptasi panggung musikal ''Laskar Pelangi'', sebuah proyek yang juga melibatkan [[Erwin Gutawa]], [[Jay Subiyakto]], dan Hartandi.{{sfn|The Jakarta Post 2010, Mira creates 20 songs}}
 
''[[Atambua 39° Celsius]]'', sebuah film tentang pengungsi yang tinggal di [[Atambua]], mulai syuting pada tahun 2012.{{sfn|Siregar 2012, Ordinary People the Stars of New Film Set in NTT Village}} Film ini sebagian didanai melalui pendanaan kerumunan dan ditayangkan perdana di [[Festival Film Internasional Tokyo]].{{sfn|ANTARA News 2012, 'Atambua 39 Derajat Celcius' Tokyo International Film Festival}} Tahun berikutnya, ia merilis film ''Sokola Rimba'' yang memenangkan [[Piala Maya]] kategori Film Terbaik.<ref>{{Cite news|url=http://www.gatra.com/entertainmen/film-1/44296-sokola-rimba-raih-film-terpilih-piala-maya-2013.html|title=Gatranews - ''Sokola Rimba'' Raih Film Terpilih Piala Maya 2013|access-date=23 Maret 2017|language=en-gb|archive-date=2016-12-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20161229080844/http://www.gatra.com/entertainmen/film-1/44296-sokola-rimba-raih-film-terpilih-piala-maya-2013.html|dead-url=yes}}</ref>
 
[[Berkas:Minister of Education and Culture of Indonesia, Nadiem Makarim with Mira Lesmana announcing winner on 2019 Indonesian Film Festival.jpg|jmpl|300px|Mira (kanan) bersama [[Menteri Pendidikan dan Kebudayaan]] [[Nadiem Makarim]] pada [[Festival Film Indonesia 2019]].]]
Produksi Mira yang paling mahal sejak 2017 hingga saat ini adalah ''[[Pendekar Tongkat Emas]]'' (2014), film seni bela diri yang disutradarai oleh [[Ifa Isfansyah]]. Dibintangi oleh Eva Celia, [[Nicholas Saputra]], dan [[Reza Rahadian]], film ini diperkirakan memiliki anggaran sebesar 25 miliar rupiah.<ref>{{Cite web|url=http://movienthusiast.com/budget-pendekar-tongkat-emas-telan-angka-fantastis/|title=Budget "Pendekar Tongkat Emas" Telan Angka Fantastis! {{!}} Movienthusiast.com|website=movienthusiast.com|access-date=23 Maret 2017|archive-date=2017-09-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20170906211243/http://movienthusiast.com/budget-pendekar-tongkat-emas-telan-angka-fantastis/|dead-url=yes}}</ref>
 
Pada 2016, Mira memproduseri ''[[Ada Apa Dengan Cinta? 2|Ada Apa dengan Cinta? 2]]'', sekuel film ''Ada Apa dengan Cinta''. Seperti pendahulunya, film ini menjadi hit dengan penonton, dan per Juni 2016 telah ditonton lebih dari 3,6 juta penonton.<ref>{{Cite news|url=http://www.tribunnews.com/seleb/2016/06/01/36-juta-penonton-antarkan-ada-apa-dengan-cinta-2-ke-puncak-box-office-indonesia|title=3,6 Juta Penonton Antarkan Ada Apa dengan Cinta 2? ke Puncak Box Office Indonesia|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|access-date=23 Maret 2017|first=Anita K|last=Wardhani|language=id|editor-last=Wardhani|editor-first=Anita K}}</ref> Juga dipada tahun yang sama, Mira merilis ''Athirah'', sebuah film yang terinspirasi dari kehidupan ibunda Wakil Presiden [[Jusuf Kalla]].<ref>{{Cite news|url=https://www.tempo.co/read/news/2016/08/23/109797967/athirah-kisah-ibunda-jk-diangkat-ke-novel-dan-film|title=Athirah, Kisah Ibunda JK Diangkat ke Novel dan Film|lastwork=[[Tempo.Co|work=Tempo Newsco]]|access-date=23 Maret 2017|language=id}}{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Film ini memenangkan [[Piala Citra]] [[Festival Film Indonesia 2016]] dan Piala Maya untuk Film Terbaik dan telah diputar di beberapa festival film internasional dengan ulasan positif.<ref>{{Cite news|url=https://www.tempo.co/read/news/2016/11/07/111818200/ffi-2016-athirah-boyong-enam-piala-citra|title=FFI 2016, 'Athirah' Boyong Enam Piala Citra|lastwork=[[Tempo.Co|work=Tempo Newsco]]|access-date=23 Maret 2017|language=id}}{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{Cite news|url=http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20161219085004-220-180606/dominasi-athirah-dan-daftar-pemenang-piala-maya-2016/|title=Dominasi 'Athirah' dan Daftar Pemenang Piala Maya 2016|work=[[CNN Indonesia]]|access-date=23 Maret 2017|first=Agniya|last=Khoiri}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://www.thejakartapost.com/life/2017/02/16/athirah-wins-award-at-french-film-festival.html|title=‘Athirah’ wins award at French film festival|last=Post|first=The Jakarta|work=The Jakarta Post|access-date=23 Maret 2017|language=en}}</ref>
 
Film-film lain yang diproduseri Mira antara lain ''[[Kulari ke Pantai]]'' (2018), ''[[Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga]]'' (2018) yang merupakan sekuel dari film ''Ada Apa dengan Cinta? 2'', ''[[Bebas]]'' (2019) yang merupakan adaptasi dari film [[Korea Selatan]] berjudul ''[[Sunny]]'', dan ''[[Humba Dreams]]'' (2019) yang mengisahkan tentang perjalanan seorang mahasiswa perfilman Jakarta yang pulang ke kampung halamannya di [[Sumba]], [[Nusa Tenggara Barat]] untuk mewujudkan mimpinya. Film ''Humba Dreams'' meraih 6 nominasi dalam [[Festival Film Indonesia 2020]] dan berhasil meraih Piala Citra untuk [[Penata Musik Terbaik Festival Film Indonesia|Penata Musik Terbaik]] ([[Aksan Sjuman]]).<ref>{{cite web |url=https://twitter.com/festivalfilmid/status/1335217416570171393 |title=Piala Citra Festival Film Indonesia 2020 kategori Penata Musik Terbaik diberikan kepada "Aksan Sjuman" dalam film "Humba Dreams"... |website=Festival Film Indonesia on Twitter |date=5 Desember 2020 |accessdate=7 Februari 2021}}</ref>
Baris 74 ⟶ 69:
 
* ''Ceh Kucak Gayo'' (1995) (''co-producer'')
* ''[[Kuldesak (film)|Kuldesak]] '' (1998) (penulis, produser, dan sutradara)
* ''[[Petualangan Sherina]]'' (2000) (produser)
* ''[[Ada Apa Dengan Cinta?]]'' (2002) (produser dan penulis cerita)
* ''[[Eliana, Eliana]]'' (2002) (''co-producer'')
* ''[[Rumah Ketujuh]]'' (2003) (produser)
Baris 82 ⟶ 77:
* ''[[Gie]]'' (2005) (produser)
* ''[[Garasi (film)|Garasi]]'' (2006) (produser)
* ''[[Takut: Faces of Fear]]'' (2008) (produser segmen: Titisan Naya)
* ''[[Drupadi (film)|Drupadi]]'' (2008) (produser)
* ''[[Laskar Pelangi (film)|Laskar Pelangi]]'' (2008) (produser)
* ''[[Babi Buta yang Ingin Terbang]]'' (2008) (produser pendamping)
* ''[[Sang Pemimpi (film)|Sang Pemimpi]]'' (2009) (produser)
* ''[[Atambua 39° Celsius]]'' (2012) (produser)
* ''[[Sokola Rimba]]'' (2013) (produser)
* ''[[Pendekar Tongkat Emas]]'' (2014) (produser dan penulis)
* ''[[Ada Apa dengan Cinta? 2014]]'' (2014) (sutradara)
* ''[[Ada Apa dengan Cinta? 2]]'' (2016) (produser dan penulis)
* ''[[Athirah (film)|Athirah]]'' (2016) (produser)
* ''[[Kulari ke Pantai]]'' (2018) (produser dan penulis)
* ''[[Kado (film)|Kado]]'' (2018) (produser)
* ''[[Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga]]'' (2018) (produser)
* ''[[Bebas (film)|Bebas]]'' (2019) (produser dan penulis)
* ''[[Humba Dreams]]'' (2019) (produser)
* ''[[Paranoia (film 2021)|Paranoia]]'' (2021) (produser)
* ''[[Petualangan Sherina 2]]'' (2023) (produser)
 
== Penghargaan dan Nominasi ==
{| class="wikitable"
|+
!Tahun
!Penghargaan
!Kategori
!Karya yang dinominasikan
!Hasil
|-
| rowspan="2" |2002
| rowspan="2" |[[Festival Film Bandung 2002|Festival Film Bandung]]
|Film Terpuji
| rowspan="3" |''[[Ada Apa Dengan Cinta?]]''
|{{Won}}
|-
|Skenario Terpuji
|{{Won}}
|-
|2004
| rowspan="2" |[[Festival Film Indonesia]]
| rowspan="2" |[[Film Cerita Panjang Terbaik Festival Film Indonesia|Film Cerita Panjang Terbaik]]
|{{Nom}}
|-
|2005
|''[[Gie]]''
|{{Won}}
|-
|2009
|[[Penghargaan Film Asia|Asian Film Awards]]
|AFA Trophy (Best Film)
|''[[Laskar Pelangi (film)|Laskar Pelangi]]''
|{{Nom}}
|-
| rowspan="2" |2010
|[[Festival Internacional de Cine para la Infancia y la Juventud]]
|Tambores de Hojalata (Best Film by the Spanish Youth Jury)
| rowspan="2" |''[[Sang Pemimpi (film)|Sang Pemimpi]]''
|{{Won}}
|-
|[[Festival Film Internasional Singapura|Singapore International Film Festival]]
|Film Pilihan NETPAC (NETPAC Critics Award)
|{{Won}}
|-
|2015
|[[Festival Film Bandung 2015|Festival Film Bandung]]
|Film Terpuji
|''[[Pendekar Tongkat Emas]]''
|{{Nom}}
|-
|2016
|[[Festival Film Indonesia 2016|Festival Film Indonesia]]
|[[Film Cerita Panjang Terbaik Festival Film Indonesia|Film Cerita Panjang Terbaik]]
|''[[Athirah (film)|Athirah]]''
|{{Won}}
|-
|2017
|[[Indonesian Box Office Movie Awards 2017|Indonesian Box Office Movie Awards]]
|Film Box Office Terbaik
|''[[Ada Apa dengan Cinta? 2]]''
|{{Nom}}
|-
|2018
| rowspan="2" |[[Festival Film Indonesia]]
|[[Penulis Skenario Asli Terbaik Festival Film Indonesia|Penulis Skenario Asli Terbaik]]
|''[[Kulari ke Pantai]]''
|{{Nom}}
|-
|2019
|[[Penulis Skenario Adaptasi Terbaik Festival Film Indonesia|Penulis Skenario Adaptasi Terbaik]]
|''[[Bebas (film)|Bebas]]''
|{{Nom}}
|-
| rowspan="2" |2020
|[[Piala Maya 2019|Piala Maya]]
|Film Independen Non-Bioskop Reguler Terpilih
| rowspan="2" |''[[Humba Dreams]]''
|{{Won}}
|-
| rowspan="2" |[[Festival Film Indonesia]]
| rowspan="2" |[[Film Cerita Panjang Terbaik Festival Film Indonesia|Film Cerita Panjang Terbaik]]
|{{Nom}}
|-
|2021
|''[[Paranoia (film 2021)|Paranoia]]''
|{{Nom}}
|}
 
== Referensi ==
Baris 102 ⟶ 189:
;Daftar pustaka
{{refbegin|colwidth=30em}}
*{{Cite news|title=Mira, Muchus, dan Rumah yang Hangat
*{{cite news
|work=[[Kompas.com]]
|title=Mira, Muchus, dan Rumah yang Hangat
|work=Kompas
|last=Ivvaty
|first=Susi
Baris 259 ⟶ 345:
|url-status=dead
}}
*{{Cite news|title='Atambua 39 Derajat Celsius' tayang perdana di Tokyo
*{{cite news
|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]
|title='Atambua 39 Derajat Celsius' tayang perdana di Tokyo
|work=ANTARA News
|date=22 September 2012
|url=http://www.antaranews.com/berita/334691/atambua-39-derajat-celcius-tayang-perdana-di-tokyo
Baris 293 ⟶ 378:
[[Kategori:Alumni Institut Kesenian Jakarta]]
[[Kategori:Produser film Indonesia]]
[[Kategori:Eropa-Tokoh Indonesia keturunan Belanda]]
[[Kategori:Belanda-Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Madura]]