Charles Sanders Peirce: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Saiful Arvandy (bicara | kontrib)
Wadaihangit (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(6 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox orang}}
'''Charles Sanders Peirce''' (1839–1914) adalah tokoh yang mempelopori pemikiran tentang [[pragmatisme]].<ref>{{Cite book|last=Soelaiman|first=Darwis A.|date=2019|url=https://repository.bbg.ac.id/bitstream/778/1/Filsafat_Ilmu_Pengetahuan_Perspektif_Barat_dan_Islam.pdf|title=Filsafat Ilmu Pengetahuan: Perspektif Barat dan Islam|location=Banda Aceh|publisher=Penerbit Bandar Publishing|isbn=978-623-7499-37-4|editor-last=Putra|editor-first=Rahmad Syah|pages=107|url-status=live}}</ref> Ia juga merupakan seorang ahli [[logika]] yang mengenalkan kembali [[semiotika]] sebagai bagian dari [[linguistik]].<ref>{{Cite book|last=Asriningsari, A., dan Umaya, N. M.|date=2010|url=http://eprints.upgris.ac.id/311/1/buku%20semiotika.pdf|title=Semiotika: Teori dan Aplikasi pada Karya Sastra|location=Semarang|publisher=UPGRIS Press|isbn=978-602-804-712-8|pages=27|url-status=live}}</ref> Selain pragmatisme dan semiotika, Peirce mempelajari banyak bidang [[ilmu]] antara lain [[sastra]], [[kriminologi]] dan [[agama]]. Pemikiran-pemikiran Peirce mulai memberikan pengaruh kepada para pemikir lainnya pada abad ke-20, khususnya periode tahun 1930-an. Di [[Amerika (disambiguasi)|Amerika]], pemikiran Peirce disebarluaskan oleh Charles W. Morris. Pemikirannya juga disebarluaskan di [[Eropa]] oleh Max Bense.<ref>{{Cite book|last=Budiwirman|date=2018|url=http://repository.unp.ac.id/20889/1/Songket%20Minangkabau%20Sebagai%20Kajian%20ok.pdf|title=Songket Minangkabau Sebagai Kajian Seni Rupa|location=Padang|publisher=CV. Berkah Prima|isbn=978-602-5994-04-3|pages=86-87|url-status=live}}</ref> Pemikiran pragmatisme Peirce juga dikembangan oleh para filsuf Amerika lainnya, yaitu [[William James]], [[John Dewey]], George Hobart Mead, dan Clarence Irving Lewis.<ref>{{Cite book|last=Thabrani|first=Abdul Muis|date=2015|url=http://digilib.iain-jember.ac.id/424/1/9.%20Buku%3B%20Filsafat%20Dalam%20Pendidikan.pdf|title=Filsafat dalam Pendidikan|location=Jember|publisher=IAIN Jember Press|isbn=978-602-414-018-2|editor-last=Rafik|editor-first=Ainur|pages=41-42|url-status=live|access-date=2021-12-30|archive-date=2021-12-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20211214102100/http://digilib.iain-jember.ac.id/424/1/9.%20Buku;%20Filsafat%20Dalam%20Pendidikan.pdf|dead-url=yes}}</ref>
 
== Riwayat hidup ==
Charles Sanders Peirce dilahirkan di [[Cambridge]], [[Massachusetts]] pada tahun 1839. Ayahnya bernama Benjamin Peirce yang bekerja sebagai profesor matematika dan astronomi di Universitas Harvard. Minat belajar dan cara berpikir dari Peirce dipengaruhi oleh ayahnya. Pada tahun 1885, Peirce kuliah di Universitas Harvard dan menamatkannya pada tahun 1889. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya dan memperoleh gelar magister di bidang seni pada tahun 1862. Kemudian pada tahun 1983, ia kembali memperoleh gelar sarjana di bidang kimia. Peirce memperoleh pekerjaan di United State National Geodetic Survey sejak tahun 1861 dan bekerja di tempat yang sama selama 30 tahun. Semasa hidupnya, ia banyak melakukan percobaan dan menghadiri banyak seminar.<ref>{{Cite journal|last=Andriani|first=Fera|date=2017|title=Pragmatisme: Menepis Keraguan, Memantapkan Keyakinan|url=https://core.ac.uk/download/pdf/231325736.pdf|journal=Syaikhuna: Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam|volume=8|issue=2|pages=244}}</ref> Peirce hidup di masa ketika terjadinya [[Perang Saudara Amerika]], hingga tahun pertama dimulainya [[Perang Dunia I]]. Ia wafat pada tahun 1914.<ref>{{Cite journal|last=Ilmi|first=Mochammad Miftachul|date=2019|title=Konsep Al-Dīn dalam Alquran: Telaah Semiosis Perspektif Charles Sanders Peirce|url=https://www.researchgate.net/publication/342939486_KONSEP_AL-DIN_DALAM_ALQURAN_TELAAH_SEMIOSIS_PERSPEKTIF_CHARLES_SANDERS_PEIRCE/fulltext/5f0e6d48a6fdcc3ed70817b9/KONSEP-AL-DIN-DALAM-ALQURAN-TELAAH-SEMIOSIS-PERSPEKTIF-CHARLES-SANDERS-PEIRCE.pdf|journal=Al-Bayan: Studi Al-Qur‘an dan Tafsir|volume=4|issue=1|pages=31}}</ref>
 
== Pemikiran ==
Baris 14 ⟶ 15:
Pada awal periode 1870-an, Peirce mengemukakan gagasannya mengenai pragmatisme. Ia mengungkapkannya pada pertemuan sebuah kelompok filsafat bernama Metaphysical Club. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan nonformal yang diselenggarakan di [[Cambridge, Massachusetts]]. Peirce mencatata hasil diskusi dari pertemuan tersebut dan kemudian mengubahanya menjadi dua buah artikel berjudul ''The Fixation of Belief'' dan ''How to Make Our Ideas Clear.'' Kedua artikel ini kemudian dipublikasikan pada majalah bernama Popular Science Monthly pada tahun yang berbeda. ''The Fixation of Belief'' dipublikasikan pada tahun 1877, sedangkan ''How to Make Our Ideas Clear'' dipublikasikan pada tahun 1878.<ref>{{Cite book|last=Idris|first=Saifullah|date=2014|url=https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/1296/1/isi%20demokrasi%20dan%20pendidikan.pdf|title=Demokrasi dan Filsafat Pendidikan: Akar Filosofis dan Implikasinya dalam Pengembangan Filsafat Pendidikan|location=Banda Aceh|publisher=Ar-Raniry Press|isbn=978-979-3717-51-7|editor-last=Muluk|editor-first=Safrul|pages=36-37|url-status=live}}</ref>
 
Peirce menguraikan pemikirannya tentang pragmatisme di dalam ''How to Make Our Ideas Clear''. Ia berpendapat bahwa manusia mustahil untuk memperoleh pengetahuan teoretis yang sifatnya benar. Kebenaran dari pengetahuan itu hanya dapat diperoleh melalui penyelidikan dengan praktik langsung dalam [[kehidupan]]. Penjelasan mengenai gagasan-gagasan hanya dapat dilakukan melalui analisis fungsional.<ref>{{Cite book|last=Aburaera, S., Muhadar, dan Maskun|date=2017|url=https://jdih.situbondokab.go.id/barang/buku/Filsafat%20Hukum%20Teori%20%20Praktik%20by%20Prof.%20Dr.%20Sukarno%20Aburaera,%20S.H.,%20Prof.%20Dr.%20Muhadar,%20S.H.,%20M.Si.,%20Maskun,%20S.H.,%20LL.M.%20(z-lib.org).pdf|title=Filsafat Hukum: Teori dan Praktik|location=Jakarta|publisher=Kencana|isbn=978-602-9413-94-6|pages=135|url-status=live}}</ref>
 
Peirce membagi kebenaran menjadi dua, yaitu kebenaran transedental dan kebenaran kompleks. Kebenaran transendental merupakan kebenaran yang telah ada pada sesuatu hal secara alami. Sedangkan kebenaran kompleks merupakan kebenaran yang berada di dalam suatu pernyataan. Kebenaran kompleks terbagi lagi menjadi kebenaran etis dan kebenaran logis. Kebenaran etis merupakan merupakan pernyataan yang selaras dengan keyakinan yang dimiliki oleh pembuat pernyataan. Sedangkan kebenaran logis merupakan pernyataan yang sesuai dengan [[definisi]] dari suatu [[kenyataan]].<ref>{{Cite book|date=2016|url=https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/1257/1/Buku%202%20Pengembangan%20Kurikulum-OKE%20PDF.pdf|title=Pengembangan Kurikulum: Analisis Filosofis dan Implikasinya dalam Kurikulum 2013|location=Banda Aceh|publisher=FTK Ar-Raniry Press|isbn=978-602-60401-6-9|editor-last=Saifullah|pages=5-6|url-status=live}}</ref>
 
=== Semiotika ===
Dalam pandangan Peirce, [[semiotika]] merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang bersifat empiris.<ref>{{Cite book|last=Rakhmawati|first=Yuliana|date=2019|url=httphttps://komunikasiwww.trunojoyoresearchgate.ac.idnet/wpprofile/Yuliana-contentRakhmawati/uploadspublication/2019337331281_Buku_Ajar_Metode_Penelitian_Komunikasi/07links/Metode_Penelitian_Komunikasi_Yuliana5dd2a322a6fdcc7e138bb018/Buku-Ajar-Metode-Penelitian-Komunikasi.pdf|title=Buku Ajar Metode Penelitian Komunikasi|location=Surabaya|publisher=CV. Putra Media Nusantara|isbn=978-602-1187-61-6|pages=51|url-status=live}}</ref> Peirce menciptakan teori umum untuk tanda-tanda khususnya yang berkaitan dengan fungsi tanda-tanda secara umum. Peirce berpendapat bahwa tanda-tanda linguistik merupakan sesuatu yang penting tetapi tidak menjadi satu-satunya jenis tanda. Sifat dari tanda-tanda umum juga berlaku bagi tanda-tanda linguistik. Tetapi hal yang berlaku bagi tanda linguistik belum tentu berlaku bagi tanda umum. Ia mengembangkan ilmu tentang tanda yang bersifat umum sehingga dapat diterapkan pada segala macam tanda. Tujuannya itu dilakukan menyusun konsep-konsep baru yang dilengkapi dengan kosakata baru yang dibuatnya sendiri. Salah satu usulannya ialah penggunaan nama "semiotika" sebagai nama bagi ilmu yang membahas mengenai tanda-tanda umum yang diciptakannya.<ref>{{Cite book|last=Indra Tjahyadi, Sri Andayani, Hosnol Wafa|date=2020|url=http://repository.upm.ac.id/1589/1/Pengantar%20dan%20metode%20penelitian%20budaya%20indra%20tjahyadi.pdf|title=Pengantar Teori dan Metode Penelitian Budaya|location=Lamongan|publisher=Pagan Press|isbn=978-623-6910-06-1|editor-last=Sutrisno, A., dan Hidayati, N.|pages=64-65|url-status=live}}</ref>
 
Dalam semiotika, Peirce menganggap [[logika]] dan semiotika sebagai bidang ilmu yang sama-sama penting. Baginya, kedua ilmu ini merupakan [[sinonim]] satu sama lain. Pierce meyakini bahwa manusia hanya dapat berpikir melalui tanda-tanda karena penalaran dilakukan melalui tanda-tanda. Ia menjadikan logika sebagai dasar semiotika. Peirce menganggap semiotika dapat diterapkan ke dalam segala macam tanda.<ref>{{Cite book|last=Sahid|first=Nur|url=http://digilib.isi.ac.id/1276/1/Semiotika%20OK.pdf|title=Semiotika untuk Teater, Tari, Wayang Purwa dan Film|location=Semarang|publisher=Gigih Pustaka Mandiri|isbn=978-602-1220-09-2|pages=3|url-status=live}}</ref> Konsep tanda yang dikembangkan diberi nama tradik yang meliputi tanda, objek acuan dan tanda baru di dalam pikiran penerima.<ref>{{Cite book|last=Fauziah|first=Andi Neneng Nur|date=2020|url=https://repository.unibos.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/27/Naskah%20Menyuarakan%20Pergolakan%20Pemikiran.pdf?sequence=1&isAllowed=y|title=Menyuarakan Pergolakan Pemikiran: Analisis Puisi dalam Antologi Melipat Jarak Karya Sapardi Joko Damono (Kajian Semiotik C.S. Peirce)|location=Bogor|publisher=Azkiya Publishing|isbn=978-623-6744-37-6|editor-last=Muhammadiah, M., dan Kodir, A.|pages=16|url-status=live}}</ref> Bentuk dari tanda harus ditetapkan sesuai konvensi. Suatu simbol menandakan bahwa tanda dapat dibedakan menjadi simbol ikonik, indeksikal atau simbolis. Ketiga fungsi ini juga dapat dimiliki sekaligus oleh suatu tanda di saat yang bersamaan. Keberadaan satu aspek pada tanda tidak menghilangkan aspek lain yang memiliki kemungkinan untuk ada pada tanda tersebut.<ref>{{Cite book|last=Framanik, N. A., dkk.|date=2020|url=http://sisdam.univpancasila.ac.id/uploads/repository/lampiran/DokumenLampiran-25082020142830.pdf|title=Teori-Teori Komunikator|location=Serang|publisher=Desanta Muliavisitama|isbn=978-623-7019-732|editor-last=Rozi|editor-first=Achmad|pages=20|url-status=live}}</ref>
 
Pierce mengartikan tanda sebagai segala sesuatu yang ada pada [[individu]] yang dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu yang lain pada beberapa kapasitas tertentu. Ia kemudian mengartikan makna tanda sebagai cara untuk mengemukakan sesuatu. Tanda dapat memiliki makna jika diperantarai oleh alat penafsiran yaitu tanda baru yang timbul dalam pikiran si penerima tanda. Tanda baru ini merupakan hasil pengembangan dari tanda asli. Tanda asli dan tanda baru ini dihubungkan menggunakan suatu acuan berupa hal yang ditandai. Pola hubungan antara tanda asli dan tanatanda baru berbentuk representasi.<ref>{{Cite book|last=Hamidah|date=2017|url=http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2334/1/Filsafat%20Bahasa-Naila%20Pustaka-2017-442%20hlm-Full.pdf|title=Filsafat Pembelajaran Bahasa: Perspektif Strukturalisme dan Pragmatisme|location=Bantul|publisher=Naila Pustaka|isbn=978-602-1290-43-9|editor-last=Rosyidi|editor-first=Abdul Wahab|pages=31-32|url-status=live}}</ref>
 
== Tokoh yang dipengaruhi ==
 
=== Charles W. Morris ===
Charles W. Morris adalah tokoh pemikir yang memperkenalkan istilah [[pragmatik]] di bidang linguistik untuk mengkaji tentang asal-usul penggunaan bahasa. Morris merupakan pemikir dari [[Amerika Serikat]] yang menganut [[behaviorisme]]. Morris mengembangkan semiotika dengan membaginya menjadi tiga jenis, yaitu sintaksis, semantik dan pragmatik. Ia berpendapat bahwa pragmatik merupakan studi tentang hubungan antartanda yang memerlukan [[tafsiran]]. Sumber inspirasi bagi pemikiran-pemikirannya mengenai semiotika berasal dari [[John Locke]] dan [[Charles Sanders Peirce]] yang juga merupakan pemikir semiotika.<ref>{{Cite book|last=Marwiah|date=2020|url=https://library.unismuh.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/NGFmZmE1Yjg3NWQyMzZmNTk0NjkwODkzYTc0NjBkNDY1NzNkNzdjNg==.pdf|title=Kajian Tindak Tutur: Studi Kasus pada Istri Komunitas TNI|location=Makassar|publisher=LPP Unismuh Makassar|isbn=978-623-7349-17-4|pages=37-38|url-status=live}}</ref> Pemikiran Peirce yang diterima dan digunakan oleh Morris adalah yang berkaitan dengan teori tanda yang melibatkan pemakai tanda secara langsung. Morris menggunakannya untuk penelitian-penelitian yang berkaitan dengan konsep dasar behaviorisme.<ref>{{Cite book|last=Trabaut|first=Jürgen|date=1996|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/2486/1/Dasar-Dasar%20Semiotik.pdf|title=Dasar-Dasar Semiotik:|location=Jakarta|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa|isbn=979-459-646-9|pages=43|translator-last=Pattinasarany|translator-first=Sally|trans-title=Elemente der Semiotik|url-status=live}}</ref>
 
== Referensi ==