Ekspedisi Tentara Republik Indonesia ke Sulawesi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pembuatan halaman baru |
→Konferensi Paccekke: Menambahkan link ke Abubakar Lambogo |
||
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Yatim|Oktober 2022}}
'''Ekspedisi Tentara Republik Indonesia ke Sulawesi''' merupakan sebuah [[ekspedisi]] militer yang dilakukan oleh [[Tentara Republik Indonesia]] (TRI) atas mandat dari panglima besar [[Soedirman|Jenderal Sudirman]] untuk menyusup ke [[Sulawesi]] dan membentuk satu kekuatan divisi Tentara Republik Indonesia (TRI) di Sulawesi.
Baris 12 ⟶ 14:
== Ekspedisi ==
Ekspedisi TRIPS yang pertama baru dapat dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 1946 di bawah pimpinan Kapten Muhammadong bersama anggotanya sebanyak 62 orang. Mereka berangkat dari [[Kabupaten Situbondo|Situbondo]] menggunakan perahu [[pinisi]], namun rombongan tersebut disergap oleh patroli Belanda di perairan [[Bali]], kemudian ditangkap dan dipenjarakan di [[Kota Surabaya|Surabaya]].<ref>Sarita Pawiloy, DKK. 1987. ''Arus Revolusi 45 di Sulawesi Selatan''. Ujung Pandang: Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Provinsi Sulawesi Selatan.</ref>
Ekspedisi TRIPS yang kedua dilakukan pada awal bulan 1946 di bawah pimpinan M. Tahir Daeng Tompo. Pasukan ini berhasil mendarat di [[Suppa, Pinrang|Suppa]], [[Kabupaten Pinrang|Pinrang]]. Ekspedisi TRIPS yang ketiga dibawah pimpinan Letnan Abdul Latif berhasil mendarat di Sulawesi pada awal bulan Desember 1946. Ketika itu operasi [[Pembantaian Westerling|pembantaian]] [[Raymond Westerling|Westerling]] baru dimulai di Sulawesi Selatan. Kebetulan Letnan Latif terserang penyakit [[disentri]], segera setelah mendarat, berusaha ke [[Kota Makassar|Makassar]] untuk berobat, akhirnya pimpinan ekspedisi Abdul Latif tertangkap oleh pasukan Westerling di Makassar.<ref>Sarita Pawiloy, DKK. 1987. ''Arus Revolusi 45 di Sulawesi Selatan''. Ujung Pandang: Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Provinsi Sulawesi Selatan.</ref>
Bersamaan dengan datangnya ekspedisi ketiga, rombongan Andi Manyulei mendarat di Suppa, kemudian terus ke [[Maiwa, Enrekang|Maiwa]], [[Kabupaten Enrekang|Enrekang]]. Beberapa pasukan Andi Manyulei kemudian bergabung ke dalam Laskar Hariamu Indonesia (HI) di bawah pimpinan Andi Sose. Pasukan ekspedisi pimpinan A. Latif (Letnan TRI) mendarat di Sabangpura kemudian akan menuju ke markas Andi Selle di [[Alitta, Mattiro Bulu, Pinrang|Alitta]], Pinrang, namun kedatangannya digerebek oleh tentara KNIL sehingga terjadi kontak senjata. Beberapa anggota ekspedisi gugur termasuk dua perwira, Letnan Said dan Letnan Murtala. Sementara pasukan Letnan Latif yang selamat bergabung dengan pasukan di Suppa.
Pasukan ekspedisi Kelompok Komando yang di bawah pimpinan Mayor Andi Mattalatta mendarat di Pulau Panikiang pada tanggal 26 Desember 1946, keesokan harinya baru menyeberang ke Garongkong, [[Kabupaten Barru|Barru]], selanjutnya menuju markas TRIPS di Salessoe, [[Soppeng Riaja, Barru|Soppeng Riaja]]. Rombongan Komando kedua di bawah pimpinan Kapten Andi Sarifin mendarat di Wiringtasi.<ref>Sarita Pawiloy, DKK. 1987. ''Arus Revolusi 45 di Sulawesi Selatan''. Ujung Pandang: Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Provinsi Sulawesi Selatan.</ref>
Pasukan KNIL kemudian memperketat patroli di lokasi pendaratan. Pada tanggal 7 Januari 1947, KNIL berhasil menemukan markas TRIPS di Salessoe sehingga terjadi baku tembak antara pejuang dan KNIL. Pada pertempuran tersebut Andi Sarifin gugur, karena pimpinan rombongan gugur, maka jabatan dipegang oleh Andi Sapada. Pada pertengahan Januari 1947, rombongan Komando yang ketiga di bawah pimpinan Mayor M. Saleh Lahade tiba di Suppa.<ref>Sritimuryati. Juni 2011. ''Konferensi Paccekke dan Pengaruhnya Terhadap Intensitas Perjuangan''. WALASUJI. Vol. 2, No. 1.</ref><ref>Sarita Pawiloy, DKK. 1987. ''Arus Revolusi 45 di Sulawesi Selatan''. Ujung Pandang: Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Provinsi Sulawesi Selatan.</ref>
Baris 25 ⟶ 27:
Setelah seluruh pasukan ekspedisi tiba di Sulawesi, dengan segera direncanakanlah pertemuan semua badan perjuangan di daerah Sulawesi Selatan, berdasarkan isi mandat yang diberikan Panglima Besar Sudirman. Diadakanlah konferensi di [[Paccekke, Soppeng Riaja, Barru|Paccekke]], Barru, pertemuan dilangsungkan dari tanggal 20 hingga 22 Januari 1947. Pimpinan utama Konferensi Paccekke ialah Andi Mattalatta dan dibantu oleh M. Saleh Lahade.
Adapun badan perjuangan dan kelaskaran yang sempat hadir pada konferensi tersebut antara lain KRIS Muda Mandar dipimpin oleh Andi Parenrengi, BPRI Suppa oleh Andi Selle, BPRI Enrekang oleh Andi [[Abubakar Lambogo]], BP Ganggawa oleh Rachmansyah, GAPIS Soppeng oleh M. Idris Palunggeng, KRIS oleh Andi Cabambang, Harimau Indonesia oleh Muhammad Syah, Banteng Makassar oleh Daeng Bonto. Konferensi dilaksanakan di salah satu [[rumah panggung]] yang cukup besar. Jumlah peserta Konferensi Paccekke sebanyak 43 orang, pasukan yang tiba di Paccekke dan di sekitar tempat dilaksanakannya konferensi ada sekitar 700 orang.<ref>Rasyid, Darwas. 1990. ''Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Daerah TK. II Kabupaten Barru''. Ujung Pandang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Ujung Pandang.</ref>
Pada tanggal 21 Januari 1947, disepakati untuk membentuk kekuatan satu divisi (Divisi Hasanuddin) dengan [[dislokasi]] masing-masing satu [[resimen]] di sekitar Makassar, [[Kota Parepare|Parepare]], [[Kota Palopo|Palopo]], dan satu resimen lagi dipersiapkan di [[Sulawesi Tenggara]].<ref>Sritimuryati. Juni 2011. ''Konferensi Paccekke dan Pengaruhnya Terhadap Intensitas Perjuangan''. WALASUJI. Vol. 2, No. 1.</ref> Dengan terlaksananya Konferensi Paccekke ini nantinya sangat berpengaruh besar dalam perkembangan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang lebih terorganisir.<ref>Abduh, Muhammad. DKK. 1981. ''Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme Dan Kolonialisme Di Sulawesi Selatan''. Ujung Pandang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional.</ref>
Baris 32 ⟶ 34:
<references />
[[Kategori:Ekspedisi militer Indonesia]]
|