Pengguna:FelixJL111/Test4: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '<!--{{pp-semi-indef|small=yes}}--> {{Infobox airport | name = Bandar Udara Internasional<br />Sultan Hasanuddin | nativename = <small>{{lang|en|Sultan Hasanu...'
 
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext pranala ke halaman disambiguasi
 
(147 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Refimprove}}[[Berkas:Cobek ulekan.jpg|jmpl|ka|300px|Cobek dan ulekan dapur]]
<!--{{pp-semi-indef|small=yes}}-->
{{Infobox airport
| name = Bandar Udara Internasional<br />Sultan Hasanuddin
| nativename = <small>{{lang|en|Sultan Hasanuddin<br />International Airport}}</small>
| nativename-a =
| nativename-r =
| image-width = 250
| image2-width = 250
| image =SultanHasanuddinAirport.png
| image2 = Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin.jpg
| caption2 =
| IATA = UPG
| ICAO = WAAA
| WMO = 97180
| type = Publik
| owner = [[Pemerintah Indonesia]]
| operator = [[Angkasa Pura|PT. Angkasa Pura I]]
| city-served = [[Makassar]]
| location = [[Kabupaten Maros]], [[Sulawesi Selatan]], [[Indonesia]]
| hub = <div>
* [[Lion Air]]
* [[Wings Air]]
</div>
| elevation-f = 47
| elevation-m = 14
| coordinates = {{Coord|5|03|42|S|119|33|15|E|region:ID_type:airport_source:dewiki}}
| website = http://www.hasanuddin-airport.co.id
| image_map = LocationSulawesi.svg
| image_map_caption = [[Sulawesi]] daerah di Indonesia
| pushpin_map = Indonesia Makassar#Indonesia Sulawesi#Indonesia#Southeast Asia
| pushpin_label = UPG
| pushpin_map_caption = Lokasi di [[Makassar]]##Lokasi di [[Sulawesi]]##Lokasi di [[Indonesia]]##Lokasi di [[Asia Tenggara]]
| metric-rwy = Yes
| r1-number = 13/31
| r1-length-m = 2500
| r1-length-f = 8202
| r1-surface = [[Aspal]]
| r2-number = 03/21
| r2-length-m = 3100
| r2-length-f = 11482
| r2-surface = [[Aspal]]
| stat-year = 2018
| stat1-header = Penumpang
| stat1-data = 13,537,770 ({{increase}} 13.0%)
| stat2-header = Pergerakan Kargo
| stat2-data =
| stat3-header = Pergerakan Pesawat
| stat3-data =
| footnotes = Sumber: [[Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia]]
}}
 
'''Lumpang dan alu''' adalah seperangkat [[alat]] sederhana yang digunakan untuk menumbuk, menggiling, melumat, menggerus, dan menghaluskan bahan atau zat tertentu hingga menjadi [[Bubuk (bahan)|bubuk]] atau [[Pasta (bahan)|pasta]]. Bahan atau zat tersebut dapat berupa [[Padat|padatan]] kering atau basah (mengandung air atau [[cairan]] lainnya).
'''Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin''' ({{lang-en|Sultan Hasanuddin International Airport}}) {{airport codes|UPG|WAAA}}, adalah [[bandar udara]] yang melayani [[penerbangan domestik]] dan [[internasional]] untuk daerah [[Kota Makassar|Makassar]] dan sekitarnya. Bandara ini terletak sekitar 20 km dari pusat [[Kota Makassar]], [[Sulawesi Selatan]], dan dapat diakses baik menggunakan [[jalan tol]] maupun [[jalan raya]]. Bandara ini mempunyai dua [[landasan pacu]] berbahan [[aspal]]. Landasan pacu pertama (''landasan pacu 13/31'') berukuran {{val|3100|x|45|ul=m}} sedangkan yang kedua (''landasan pacu 03/21'') berukuran {{val|2500|x|45|u=m}} . Bandara ini adalah "pintu penghubung" antara [[Indonesia]] bagian [[barat]] dan bagian [[timur]], dilihat dari [[pesawat|pesawat-pesawat]] domestik dari bandara-bandara barat yang melakukan ''transit'' untuk menuju ke bandara-bandara timur. Nama dari bandara ini diambil dari tokoh [[pahlawan nasional Indonesia]], [[Sultan Hasanuddin]], yang berperang melawan [[VOC]] pada abad ke-17. Bandara ini dioperasikan oleh [[Angkasa Pura I|PT. Angkasa Pura I]].
 
Lumpang merupakan [[Alat|perkakas]] berupa wadah cekung atau berlekuk, mirip seperti [[mangkuk]] atau [[pot]]. Lumpang dapat terbuat dari bahan [[Kayu|kayu keras]], [[Batu|batuan]], [[logam]], atau [[keramik]]. Beberapa istilah lain sering digunakan untuk menyebut lumpang yang digunakan untuk menghaluskan bahan khusus tertentu. '''[[Lumpang]]''' dalam artian khusus berbentuk seperti pot, terbuat dari kayu keras atau batu, menggunakan alu panjang dan berat, serta digunakan untuk menumbuk biji-biji [[serealia]], seperti [[padi]], [[gandum]], dan [[jali]]. Lumpang berbentuk kayu panjang yang memiliki cekungan dalam dan mampu menampung lebih banyak biji-biji serealia disebut '''[[lesung]]'''. Sementara itu, lumpang berbentuk seperti pot kecil atau piring berlekuk, berbahan batu kasar, menggunakan alu kecil, dan digunakan untuk melumat [[bumbu dapur]], [[rempah-rempah]], [[jamu]], atau [[obat|obat-obatan]] disebut '''cobek'''. Lumpang mirip cobek yang berbahan keramik dan biasanya digunakan di dalam [[laboratorium]] untuk menggerus [[Zat kimia|zat-zat kimia]] disebut '''mortar'''.
== Sejarah ==
[[Berkas:Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.jpg|jmpl|ki|250px|Bagian depan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin]]
[[Berkas:Makassar_airport4.jpg|jmpl|ki|250px|Travelator di ruang keberangkatan]]
[[Berkas:Makassar_airport5.jpg|jmpl|ki|250px|Layar informasi penerbangan]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Vliegtuigen van Skyways International en de KLM op het vliegveld van Makassar TMnr 10029499.jpg|jmpl|ki|250px|Pesawat DC-3 milik maskapai penerbangan Skyways International di bandar udara Makassar (tahun 1948)]]
 
'''Cobek dan ulekan''' adalah sepasang alat yang telah digunakan sejak [[Zaman Batu|zaman purbakala]] untuk menumbuk, menggiling, melumat, mengulek, dan mencampur bahan-bahan tertentu (misalnya [[bumbu dapur]], [[rempah-rempah]], [[jamu]], atau [[obat|obat-obatan]]). Istilah '''cobek''' merujuk kepada sejenis [[mangkuk]] sebagai alas untuk kegiatan menumbuk atau mengulek, sementara '''ulekan''' merujuk kepada benda tumpul memanjang seperti pentungan yang dapat digenggam tangan untuk menumbuk atau mengulek suatu bahan. Baik cobek ataupun ulekan biasanya dibuat dari bahan yang keras, misalnya kayu keras, batu, keramik, atau logam.
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin pertama kali dibangun pada tahun [[1935]] oleh [[Pemerintah]] [[Hindia Belanda]]. [[Terminal bandara]] tersebut, yang saat ini merupakan lokasi dari terminal lama Bandara Sultan Hasanuddin yang sudah tidak beroperasi, terletak sekitar {{val|22|u=km}} di sebelah utara [[kota Makassar]]. Bandara ini pada awalnya menggunakan konstruksi lapangan terbang berbahan rumput, dengan landasan rumput tunggal yang berukuran {{val|1600|x|45|u=m}} dengan nomor ''08/26''. Bandara ini diresmikan pada tanggal [[27 September]] [[1937]] dengan nama '''Lapangan Terbang Kadieng''' ({{lang-nl|Kadieng Vliegveld}}).<ref name="ganti-nama">{{cite news|url=https://travel.detik.com/travel-news/d-4424605/tahu-nggak-bandara-sultan-hasanuddin-pernah-ganti-nama-empat-kali|title=Tahu Nggak? Bandara Sultan Hasanuddin Pernah Ganti Nama Empat Kali|last=Setiawan|first=Robi|date={{date|2019-2-12}}|work=detikTravel|location=Jakarta|access-date={{date|2019-11-7}}}}</ref> Peresmian tersebut ditandai dengan dibukanya rute penerbangan komersial Surabaya–Makassar, menggunakan [[pesawat]] berjenis [[Douglas Aircraft Company|Douglas]] D2/F6 yang dimiliki oleh perusahaan penerbangan Hindia Belanda, [[KNILM]] (''Koninklijk Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij'').<ref name=sej1 /><ref name=sej2 /><ref name=sej3>{{cite web |url=https://www.indoplaces.com/mod.php?mod=indonesia&op=view_region&regid=214 |title=Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar |author=<!--tak disebutkan--> |date={{date|8-3-2011}} |website=Bandara Online |publisher= |access-date={{date|2019-11-7}} |quote=}}</ref>
 
Cobek dan ulekan telah lama digunakan sebagai alat dapur dalam proses [[masak|masak-memasak]] hingga kini.
Pada tahun [[1942]] di [[masa pendudukan Jepang]], pemerintah saat itu meningkatkan landasan tersebut menggunakan tenaga dari [[tahanan perang]] [[Romusha]]. Mereka memperbaiki konstruksi landasan tersebut menjadi berbahan beton dan memperluas landasan pacu hingga berukuran {{val|1600|x|45|u=m}}. Sementara itu, nama bandara ini juga diubah menjadi '''Lapangan Terbang Mandai''' ({{lang-ja|マンダイ飛行場}}; {{lang-nl|Mandai Vliegveld}}).<ref name="ganti-nama" /><ref name=sej1 /><ref name=sej2 /><ref name=sej3 />
 
== Nama dan istilah ==
Pada tahun [[1945]] setelah pendudukan [[Jepang]], [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|pihak sekutu]] di Indonesia yang dipimpin oleh [[Belanda]] membangun ulang landasan baru, menggantikan landasan sebelumnya, dengan konstruksi ''onderlaag'' berukuran {{val|1745|x|45|u=m}} dan bernomor 13/31, dengan mengerahkan 4000 orang bekas tahanan perang Romusha.<ref name="sej1">{{cite web |url=https://bandaraonline.com/airport/profil-bandara-internasional-sultan/ |title=Profil Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar |author=<!--tak disebutkan--> |date={{date|3-4-2011}} |website=Bandara Online |publisher= |access-date={{date|2019-11-7}} |quote=}}</ref><ref name=sej2 /><ref name=sej3 />
Dalam [[Bahasa Inggris]], cobek dan ulekan disebut ''mortar and pestle''. Cobek dan ulekan dikenal dalam berbagai nama di Indonesia.
Dalam [[Bahasa Sunda]], Cobek lebih dikenal dengan sebutan ''coét'' atau ''cowét''; dalam [[Bahasa Jawa]] disebut ''cowék'' atau ''coék''. Sementara ulekan dalam Bahasa Sunda disebut ''mutu'', sementara dalam Bahasa Jawa disebut [https://id.wiktionary.org/wiki/ulek ''ulêkan'' ]
 
== Fungsi ==
Pada tahun [[1950]], bandara ini diambil alih oleh [[Pemerintah Indonesia]] di bawah pengelolaan [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia|Jawatan Pekerjaan Umum]] Seksi Lapangan Terbang. Pada masa tersebut bandara ini telah menjadi salah satu bandara tersibuk karena menghubungkan [[Indonesia]] bagian barat dan timur. [[1955|Lima tahun setelahnya]], pengelolaan kembali mengalami pengalihan dan dipegang oleh [[Direktorat Jenderal Perhubungan Udara|Jawatan Penerbangan Sipil]] (saat ini bernama [[Direktorat Jenderal Perhubungan Udara]]). Pada tahun ini pula, landasan pacu 13/31 kembali diperpanjang hingga menjadi {{val|2345|x|45|u=m}}. Nama bandara ini pun kembali diubah menjadi '''Pelabuhan Udara Mandai'''.<ref name="ganti-nama" /><ref name=sej2>{{cite web |url=https://www.bagooli.com/sejarah-bandara-sultan-hasanuddin-dulu-dan-sekarang/ |title=Sejarah Bandara Sultan Hasanuddin Dulu dan Sekarang |first=M. Ibrahim |last=Quraisy |date={{date|28-3-2017}} |website=Bagooli |publisher=Media Buzzer Group |access-date={{date|2019-11-7}} |quote=}}</ref><ref name=sej3 />
[[Berkas:Iga Penyet.JPG|jmpl|Cobek juga bisa digunakan untuk menyajikan masakan.]]
Di [[Indonesia]], cobek dan ulekan adalah alat yang penting dalam kegiatan masak-memasak rumah tangga. Sebagai contoh, cobek dan ulekan adalah alat penting untuk mengulek dan melumat [[bumbu dapur]], dan membuat masakan khusus, seperti [[sambal|sambal ulek]] atau sambal terasi, menghaluskan dan mencampur bumbu [[gado-gado]], dan menyajikan ayam penyet atau iga penyet.
 
== Bentuk dan ukuran ==
Memasuki tahun [[1980]], landasan pacu 13/31 diperpanjang menjadi {{val|2500|x|45|u=m}} dan nama bandara ini diganti menjadi '''Pelabuhan Udara Hasanuddin''',<ref name="ganti-nama" />. Mulai saat itu, nama [[Sultan Hasanuddin]] terus dipakai sebagai nama bandara tersebut hingga hari ini. [[1981|Setahun kemudian]], bandara ini mulai difungsikan sebagai pelabuhan udara untuk melakukan embarkasi dan disembarkasi [[Haji|jemaah haji]] ke [[Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah|Jeddah]].<ref>{{cite web |url=https://tni-au.mil.id/terbentuknya-lanud-hasanuddin/ |title=Terbentuknya Lanud Hasanuddin |author=<!--tak disebutkan--> |date={{date|25-1-2010}} |website=TNI Angkatan Udara |publisher= Dinas Penerangan TNI-AU |access-date={{date|2019-11-7}} |quote=}}</ref> Dan [[1985|empat tahun setelah itu]], bandara ini kembali berganti nama menjadi '''Bandar Udara Hasanuddin'''.<ref name=sej3 />
[[Berkas:Sambal cobek.JPG|jmpl|ka|Cobek kecil untuk menyajikan [[sambal|sambal terasi]].]]
Bentuk dan ukuran cobek dan ulekan beraneka ragam sesuai kebutuhan penggunanya. Cobek kecil (diameter 8-13 cm) biasanya untuk penyajian sambal secara perseorangan di rumah makan, sementara yang berukuran sedang (diameter 15-20 cm) untuk penggunaan rumah tangga. Sementara cobek berukuran besar (diameter 30-40 cm) dan agak datar biasanya digunakan oleh penjual [[gado-gado]] atau warung makan yang menyajikan hidangan [[sambal]] yang dibuat dalam jumlah besar.
 
Tingkat kecekungan cobek dapat berbeda-beda, ada yang dalam menyerupai mangkuk atau lumpang, ada pula yang datar. Ulekan pun memiliki bentuk yang berbeda-beda, paling lazim adalah bulat panjang dangan cara menggenggam seperti menggenggam pistol. Akan tetapi ada pula ulekan yang berbentuk bulat sesuai genggaman tangan untuk menumbuk, ada pula yang berbentuk silinder untuk menggiling. Cobek dan ulekan yang unik ini biasanya digunakan untuk membuat [[jamu]].
Mulai tanggal [[3 Maret]] [[1987]], pengelolaan bandara dipindahkan dari pemerintah melalui [[Direktorat Jenderal Perhubungan Udara|Direktorat Jenderal Transportasi Udara]] ke [[Angkasa Pura I|Perum Angkasa Pura I]] yang merupakan salah satu [[Badan Usaha Milik Negara]] (BUMN), berdasarkan ''PP No. 1/1987'' yang dikeluarkan [[9 Januari]] 1987.<ref>{{cite web|title= Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1987|url=http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/1987/pp1-1987.pdf}}</ref> Enam tahun setelahnya, tepatnya pada tanggal [[1 Januari]] [[1993]] nama perusahaan pengelola diubah menjadi [[Angkasa Pura I|PT Angkasa Pura I (Persero)]].
 
== Bahan ==
Pada tanggal [[3 Oktober]] [[1994]], Menteri Perhubungan mengeluarkan ''Kepmenhub No. KM 61/1994''.<ref>{{cite web|title= Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 61 Tahun 1994|url=http://hubud.dephub.go.id/files/km/1994/KM%2061.pdf}}</ref> Melalui keputusan tersebut, bandara ini secara bertahap berganti nama menjadi '''Bandara Udara Internasional Hasanuddin''',<ref name=sej2 /> dan berganti status sebagai [[bandara internasional]].<ref name=sej3 /> Meskipun begitu, bandara ini secara teknis sudah melayani penerbangan internasional sejak ditetapkan sebagai bandara embarkasi jemaah haji pada tahun 1981. Pada tanggal [[7 Januari]] [[1995]], pengoperasian Bandara Internasional Hasanuddin sebagai bandara internasional diresmikan oleh [[Daftar Gubernur Sulawesi Selatan|Gubernur Sulawesi Selatan]] saat itu, [[Zainal Basri Palaguna]]. Sebagai penanda, penerbangan internasional dengan rute Makassar–[[KLIA|Kuala Lumpur]] dibuka pada tanggal [[28 Maret]] 1995 oleh maskapai [[Malaysia Airlines|Malaysia Airline System]] (MAS), disusul oleh penerbangan dengan rute Makassar–[[Bandar Udara Internasional Changi Singapura|Singapura]] oleh maskapai [[Silk Air]].
Baik cobek ataupun ulekan biasanya dibuat dari bahan yang keras, misalnya kayu keras, batu, keramik, atau logam (kuningan atau baja antikarat). Di Indonesia biasanya bahan yang lazim digunakan adalah batu alam, batu kali, atau batu [[andesit]] (batu vulkanik gunung berapi). Beberapa daerah di Indonesia adalah sentra pengrajin cobek dan ulekan batu, salah satunya adalah daerah [[Muntilan]], [[Kabupaten Magelang]], [[Jawa Tengah]], dekat Candi [[Borobudur]].
 
Cobek dan ulekan keramik juga lazim digunakan apoteker untuk melumat dan mencampur bahan obat-obatan dalam kegiatan [[farmasi]].
Hal yang mengejutkan terjadi selama beberapa waktu, yaitu dari tanggal [[28 Oktober]] [[2006]] hingga [[25 Juli]] [[2008]], di mana hampir tidak ada rute internasional kecuali penerbangan [[haji]] menuju [[Jeddah]] setelah penerbangan rute internasional terakhir, [[Makassar]]–[[Singapura]] ditutup [[Garuda Indonesia]] karena merugi.<ref name=sej2 /> Sebelumnya, Silk Air dan [[Malaysia Airlines]] telah terlebih dahulu menutup rute penerbangan internasional mereka ke bandara ini.<ref name="tutup">[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0610/13/daerah/3023458.htm "Pelayanan Bandara Hasanuddin Dikeluhkan"], ''[[KOMPAS]]'', 13 Oktober 2006</ref><ref name="garuda">[http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/sumatera/2006/10/06/brk,20061006-85529,id.html "Garuda Tutup Rute Makassar-Singapura"], ''[[TEMPO|TEMPO Interaktif]]'', 6 Oktober 2006</ref> [[Air Asia]] membuka kembali rute Makassar–[[Kuala Lumpur]] mulai [[25 Juli]] [[2008]], disusul oleh Garuda Indonesia yang membuka kembali penerbangan langsung Makassar–Singapura mulai tanggal [[1 Juni]] [[2011]].
 
== Sejarah ==
Mulai tahun [[2004]] hingga [[2008]], terjadi proses perluasan dan pengembangan bandara, termasuk pembangunan terminal penumpang yang baru. Pada tanggal [[20 Agustus]] [[2008]] terminal baru tersebut diresmikan dan dibuka secara umum, menggantikan terminal lama yang kemudian diberikan ke [[TNI Angkatan Udara]]. Terminal baru tersebut berkapasitas 7 juta penumpang per tahun, dengan [[apron]] (lapangan parkir pesawat) baru yang berkapasitas tujuh pesawat berbadan lebar, [[landasan pacu]] kedua yang baru, serta [[landasan gelinding]] (''taxiway'') baru.<ref name="baru-metro">[http://www.metrotvnews.com/new/berita.asp?id=63861 "Bandara Baru Hasanuddin Dioperasikan"], ''Metro TV'', 4 Agustus 2008</ref> Pengoperasian terminal baru dimulai pada tanggal [[4 Agustus]] 2008, dengan hanya menggunakan satu landasan pacu karena landasan pacu baru masih sedang dalam tahap pembangunan saat itu. Tambahan pula, nama bandara ini kembali diperbarui menjadi '''Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin''', dengan penambahan kata "Sultan" yang bermaksud untuk memperjelas tokoh pahlawan yang digunakan sebagai nama bandara ini.<ref name=ganti-nama /> Pada tahun [[2010]], landasan pacu baru yang berukuran {{val|3100|x|45|u=m}} dengan nomor 03/21 itu diresmikan dan dioperasikan. Hal ini membuat Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sebagai salah satu dari sedikit bandara dengan jumlah landasan pacu lebih dari satu.
[[Berkas:Marble bowls obsidian ECI NAMA N4778 080724.jpg|jmpl|ka|Artefak arkeologi dari Yunani, beraneka bentuk cobek dan ulekan.]]
Cobek dan ulekan tertua telah digunakan manusia sejak kurun 35,000 tahun SM.<ref>K. Wright, The Origins and development of ground stone assemblages in Late Pleistocene Southwest Asia, Paleorient, Vol. 17/1, 1991 http://www.persee.fr/web/revues/home/prescript/article/paleo_0153-9345_1991_num_17_1_4537</ref> Alat ini adalah salah satu alat tertua yang digunakan manusia sejak [[zaman batu]]. Beberapa temuan arkeologi menunjukkan benda-benda batu yang digunakan sebagai alat untuk menumbuk. Sebagai contoh, artefak batu yang ditemukan di Yunani dari kurun 3200 sampai 2800 SM, menunjukkan alat untuk mengekstraksi atau menumbuk zat pigmen pewarna yang diambil dari batu-batuan.
 
Benda lain yang mirip cobek dan ulekan, atau bekerja sesuai prinsip yang sama, adalah [[lesung]] atau [[lumpang]] dan [[alu]]. Akan tetapi lesung dan alu berukuran lebih besar, biasanya memanjang, dan digunakan untuk menumbuk [[padi]].
Pada tanggal [[14 Agustus|14]]-[[15 Agustus]] [[2016]] dini hari, gedung terminal lama bandara ini [[kebakaran|terbakar]] dan menghanguskan seluruh bangunan. Tidak ada korban jiwa dari insiden ini. Penyebab kebakaran sampai saat ini masih belum diketahui.<ref>{{cite news|url=https://ekonomi.bisnis.com/read/20160816/98/575689/kebakaran-di-terminal-lama-bandara-makassar-masih-misterius|title=Kebakaran di Terminal Lama Bandara Makassar Masih Misterius|last=Amri|first=Amri N. |date={{date|16-8-2019}}|work=Warta Ekonomi|location=Makassar|access-date={{date|2019-11-9}}}}</ref>
 
==Terminal Lihat juga ==
* [[Alu]]
Sebelumnya, bandara ini memiliki terminal lama yang terletak di utara terminal saat ini. Terminal tersebut kemudian tidak difungsikan sama sekali, lalu diberikan ke [[TNI Angkatan Udara]], dan akhirnya hanya dijadikan gudang penyimpanan. Pada tahun 2016, terminal lama tersebut terbakar habis, dan sampai saat ini masih dibiarkan terbengkalai.
* [[Lesung]]
 
* [[Lumpang]]
Hingga saat ini, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin hanya memiliki satu terminal yang beroperasi secara penuh. Terminal ini dibuka pada tahun 2008. Terminal ini memiliki kapasitas maksimum 7 juta penumpang, dan enam [[garbarata]]. Terminal ini berukuran lima kali lebih besar dari terminal lama. Terminal ini merupakan terminal bandara pertama di Indonesia yang dirancang dengan gaya [[arsitektur]] berteknologi tinggi.
 
Saat ini, sedang dilaksanakan proyek perluasan terminal bandara yang rencananya akan rampung pada tahun awal tahun [[2021]] sebelum memasuki musim [[mudik]] [[Idul Fitri]] 2021.<ref>{{cite news|url=https://www.wartaekonomi.co.id/read254924/angkasa-pura-i-terus-komitmen-kembangkan-bandara-untuk-wujudkan-konektivitas-udara.html|title=Angkasa Pura I Terus Komitmen Kembangkan Bandara untuk Wujudkan Konektivitas Udara|last=Ismoyo|first=Bambang |date={{date|4-11-2019}}|work=Warta Ekonomi|location=Jakarta|access-date={{date|2019-11-9}}}}</ref><ref>{{cite news|url=https://www.beritasatu.com/ekonomi/583492/angkasa-pura-i-kembangkan-empat-bandara|title=Angkasa Pura I Kembangkan Empat Bandara|last=Desfika|first=Thresa S.|date={{date|4-11-2019}}|work=Berita Satu|location=Jakarta|access-date={{date|2019-11-9}}}}</ref>
 
== Maskapai dan tujuan penerbangan ==
===Penumpang sipil===
{{airport-dest-list
|[[AirAsia]]| [[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur—Internasional]]
|[[Airfast Indonesia]]| [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno–Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Juanda|Surabaya]], [[Bandar Udara Mozes Kilangin|Timika]]
|[[Aviastar (Indonesia)|Aviastar]]| [[Bandar Udara Andi Jemma|Masamba]], [[Bandar Udara Bua|Palopo]], [[Bandar Udara H. Aroeppala|Selayar]], [[Bandar Udara Pongtiku|Tana Toraja]]
|[[Batik Air]]| [[Bandar Udara Pattimura|Ambon]], [[Bandar Udara Jalaluddin|Gorontalo]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Sentani|Jayapura]], [[Bandar Udara Internasional King Abdulaziz|Jeddah]], [[Bandar Udara Haluoleo|Kendari]], [[Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir|Luwuk]], [[Bandar Udara Tampa Padang|Mamuju]], [[Bandar Udara Rendani|Manokwari]], [[Bandar Udara Internasional Mopah|Merauke]], [[Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie|Palu]], [[Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto|Samarinda]], [[Bandar Udara Domine Eduard Osok|Sorong]], [[Bandar Udara Internasional Juanda|Surabaya]], [[Bandar Udara Sultan Babullah|Ternate]], [[Bandar Udara Mozes Kilangin|Timika]]
|[[Citilink]]| [[Bandar Udara Pattimura|Ambon]], [[Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman|Balikpapan]], [[Bandar Udara Internasional Frans Kaisiepo|Biak]], [[Bandar Udara Internasional Ngurah Rai|Denpasar/Bali]], [[Bandar Udara Jalaluddin|Gorontalo]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Sentani|Jayapura]], [[Bandar Udara Internasional King Abdulaziz|Jeddah]], [[Bandar Udara Haluoleo|Kendari]], [[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur–Internasional]], [[Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi|Manado]], [[Bandar Udara Rendani|Manokwari]], [[Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie|Palu]], [[Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto|Samarinda]], [[Bandar Udara Domine Eduard Osok|Sorong]], [[Bandar Udara Internasional Juanda|Surabaya]], [[Bandar Udara Sultan Babullah|Ternate]], [[Bandar Udara Mozes Kilangin|Timika]], [[Bandar Udara Internasional Adisutjipto|Yogyakarta–Adisutjipto]]
|[[Flynas]]| '''Charter:''' [[Bandar Udara Internasional King Abdulaziz|Jeddah]]
|[[Garuda Indonesia]]| [[Bandar Udara Pattimura|Ambon]], [[Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman|Balikpapan]], [[Bandar Udara Betoambari|Bau—Bau]], [[Bandar Udara Internasional Frans Kaisiepo|Biak]], [[Bandar Udara Internasional Ngurah Rai|Denpasar/Bali]], [[Bandar Udara Jalaluddin|Gorontalo]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Sentani|Jayapura]], [[Bandar Udara Haluoleo|Kendari]], [[Bandar Udara Internasional El Tari|Kupang]], [[Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir|Luwuk]], [[Bandar Udara Tampa Padang|Mamuju]], [[Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi|Manado]], [[Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid|Mataram—Lombok]], [[Bandar Udara Palopo Lagaligo|Palopo]], [[Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie|Palu]], [[Bandar Udara Sugimanuru|Raha]], [[Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto|Samarinda]], [[Bandar Udara Internasional Ahmad Yani|Semarang]], [[Bandar Udara Domine Eduard Osok|Sorong]], [[Bandar Udara Internasional Juanda|Surabaya]], [[Bandar Udara Sultan Babullah|Ternate]], [[Bandar Udara Mozes Kilangin|Timika]], [[Bandar Udara Internasional Adisutjipto|Yogyakarta–Adisutjipto]] <br> '''Musiman:''' [[Bandar Udara Internasional King Abdulaziz|Jeddah]]<ref group=Note>Transit di [[Bandar Udara Internasional Kualanamu|Medan]]</ref>
|[[Gatari Air Service]]| [[Bandar Udara Pongtiku|Tana Toraja]]
|{{nowrap|[[Indonesia Air Transport]]}}| [[Bandar Udara Soroako|Soroako]]
|[[Lion Air]]| [[Bandar Udara Pattimura|Ambon]], [[Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman|Balikpapan]], [[Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor|Banjarmasin]], [[Bandar Udara Internasional Ngurah Rai|Denpasar/Bali]], [[Bandar Udara Jalaluddin|Gorontalo]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Sentani|Jayapura]], [[Bandar Udara Haluoleo|Kendari]], [[Bandar Udara Internasional Kertajati|Kertajati]], [[Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi|Manado]], [[Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid|Mataram—Lombok]], [[Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie|Palu]], [[Bandar Udara Internasional Supadio|Pontianak]], [[Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto|Samarinda]], [[Bandar Udara Internasional Juanda|Surabaya]], [[Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah|Tanjung Pinang]], [[Bandar Udara Internasional Juwata|Tarakan]], [[Bandar Udara Internasional Adisutjipto|Yogyakarta–Adisutjipto]], [[Bandar Udara Internasional Yogyakarta Baru|Yogyakarta—Internasional]] <br> '''Musiman:''' [[Bandar Udara Internasional King Abdulaziz|Jeddah]], [[Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz|Madinah]]
|[[Malaysia Airlines]]|[[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur–Internasional]]
|[[NAM Air]]| [[Bandar Udara Internasional El Tari|Kupang]]
|[[Saudia]]| '''Musiman:''' [[Bandar Udara Internasional King Abdulaziz|Jeddah]], [[Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz|Madinah]]
|[[Scoot]]| [[Bandar Udara Changi Singapura|Singapura]]
|[[Sriwijaya Air]]| [[Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman|Balikpapan]], [[Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor|Banjarmasin]], [[Bandar Udara Internasional Frans Kaisiepo|Biak]], [[Bandar Udara Internasional Ngurah Rai|Denpasar/Bali]], [[Bandar Udara Jalaluddin|Gorontalo]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Sentani|Jayapura]], [[Bandar Udara Haluoleo|Kendari]], [[Bandar Udara Karel Sadsuitubun|Langgur]], [[Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir|Luwuk]], [[Bandar Udara Tampa Padang|Mamuju]], [[Bandar Udara Rendani|Manokwari]], [[Bandar Udara Internasional Mopah|Merauke]], [[Bandar Udara Internasional Ahmad Yani|Semarang]], [[Bandar Udara Domine Eduard Osok|Sorong]], [[Bandar Udara Internasional Juanda|Surabaya]], [[Bandar Udara Sultan Babullah|Ternate]], [[Bandar Udara Mozes Kilangin|Timika]], [[Bandar Udara Kuabang|Tobelo–Kao]], [[Bandar Udara Internasional Adisutjipto|Yogyakarta–Adisutjipto]]
|[[Susi Air]]| [[Bandar Udara Andi Jemma|Masamba]], [[Bandar Udara Lagaligo|Palopo]], [[Bandar Udara Pongtiku|Tana Toraja]]
|[[TransNusa]]| [[Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman|Balikpapan]], [[Bandar Udara Haluoleo|Kendari]], [[Bandar Udara Sangia Nibandera|Kolaka]], [[Bandar Udara Komodo|Labuan Bajo]], [[Bandar Udara Frans Xavier Seda|Maumere]], [[Bandar Udara Maleo|Morowali]], [[Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie|Palu]], [[Bandar Udara H. Aroeppala|Selayar]]
|[[Wings Air]]| [[Bandar Udara Batu Licin|Batulicin]], [[Bandar Udara Betoambari|Bau—Bau]], [[Bandar Udara Sultan Muhammad Salahudin|Bima]], [[Bandar Udara Wolter Monginsidi|Kendari]], [[Bandar Udara Sangia Nibandera|Kolaka]], [[Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir|Luwuk]], [[Bandar Udara Tampa Padang|Mamuju]], [[Bandar Udara Frans Xavier Seda|Maumere]], [[Bandar Udara Maleo|Morowali]], [[Bandar Udara Tjilik Riwut|Palangkaraya]], [[Bandar Udara Palopo Lagaligo|Palopo]], [[Bandar Udara Kasiguncu|Poso]], [[Bandar Udara Sugimanuru|Raha]], [[Bandar Udara H. Aroeppala|Selayar]], [[Bandar Udara Matahora|Wangi—Wangi]]}}
 
;Catatan
{{reflist|group=Note}}
 
== Pangkalan Udara TNI AU Sultan Hasanuddin ==
{{Infobox military unit
| unit_name = Pangkalan Udara TNI-AU Sultan Hasanuddin
| image = [[Berkas:Lanud.png|200px]]
| caption = Lambang Lanud
| start_date =
| country = {{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
| allegiance =
| branch = [[Berkas:Lambang TNI AU.png|25px]] [[TNI Angkatan Udara]]
| type = [[Pangkalan Udara Militer]]
| role =
| size =
| command_structure = [[Komando Operasi Angkatan Udara II]]
| garrison =
| garrison_label =
| nickname =
| patron =
| motto = "Prayatna Kerta Gegana"
| colors =
| colors_label =
| march =
| mascot =
| equipment =
| equipment_label =
| battles =
| anniversaries =
| decorations =
| battle_honours =
| battle_honours_label =
| disbanded =
| flying_hours =
| website = [http://www.tni-au.mil.id www.tni-au.mil.id]
}}
 
== Lihat pula ==
* [[Daftar bandar udara di Indonesia]]
* [[Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia]]
 
== Referensi ==
Baris 152 ⟶ 43:
 
== Pranala luar ==
{{commons category|Mortars (tools)}}
{{Commonscat|Hasanuddin Airport|Bandar Udara Hasanuddin}}
* {{id}} [http://wwwcobekbatu.hasanuddin-airport.co.idcom/ Pengrajin cobek Situsdan webulekan resmiMuntilan]
* [http://munthu.com/ Pengrajin batu Merapi (batu andesit) Muntilan]
* {{id}} [http://www.angkasapura1.co.id/indo/ujungp_spek.htm Spesifikasi bandara]
* [http://www.sunlight.co.id/artikel/detil/924691/cara-membersihkan-dan-menyimpan-cobek-batu Cara membersihkan dan menyimpan cobek batu]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://www.tribun-timur.com/read/artikel/67520]
{{Authority control}}
 
{{Bandar Udara di Indonesia}}
{{garbarata}}
 
<!--[[Kategori:BandarAlat udara di Sulawesi Selatan|Sultan Hasanuddinlaboratorium]]
[[Kategori:Alat memasak]]
[[Kategori:Bandar udara internasional di Indonesia|Sultan Hasanudin]]-->
[[Kategori:Peralatan dapur Indonesia]]